Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBIAKAN TANAMAN

ACARA 1

PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN


(CUTTAGE)

MOH ALI WAFA


131510501230
GOLONGAN C / KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam membudidayakan dan memperbanyak jenis tanaman banyak cara
yang bisa kita lakukan, salah satunya dengan cara persilangan. Suatu keturunan
dari sebuah hasil persilangan allogame akan mengalami segregasi. Salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai adalah pemanfaatan varietas
unggul. Peningkatan luas lahan memerlukan ketersedian bibit yang terus menerus.
Selain itu, penggunaan satu varietas atau genotipe yang homogen dalam satu
luasan yang besar dan berdekatan akan menimbulkan masalah yang besar dan
dampak yang luas, seperti serangan hama dan penyakit.
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan
peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan
tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat
menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya
dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan
berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun
bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga
kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman
yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana
akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada
keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh,
dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih
besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam
perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah.
Masalah yang dihadapi oleh pemulia tanaman singkong terjadi setelah
varietas unggul yang baru dirakit melalui pemuliaan atau dari introduksi telah
dirilis pemerintah, tidak serta merta dapat diperoleh petani singkong dengan
mudah dan dalam jumlah banyak. Hal ini karena terbatasnya jumlah bibit yang
dapat disebar atau didistribusikan dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan stek, yaitu zat
pengatur tumbuh auksin yang biasa digunakan untuk merangsang perakaran stek
batang. Auksin sintetis komersil yang sering digunakan untuk merangsang
pertumbuhan dan perakaran stek batang ialah asam indol butirat untuk terus
ditingkatkan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai masalah dalam aspek budidaya
terutama dalam penyediaan bibit berkualitas.
Penggunaan stek mini pada perbanyakan tanaman telah dilakukan dengan
menggunakan stek dengan jumlah buku 5, 10 dan 15 per steknya Akan tetapi stek
yang dihasilkan per batang indukan singkong tanaman untuk kebutuhan
perbanyakan bibit, yang hanya menggunakan 1 sampai 3 buku per
steknya,dikombinasikan dengan aplikasi asam indol butirat untuk membantu
inisiasi akar.

1.2 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan mempelajari cara cara penyetekan
2.Untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam keberhasilan pembentukan
sistem perakaran pada stek batanag.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masing-


masing spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek.
Seperti, di proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang
pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek
dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin. Keberhasilan budaya stek
tergantung pada jumlah nutrisi zat yang mengandung dan kondisi kepada mereka
ketika menanam - baik disiapkan, dilonggarkan, subur, tanah baik aerasi dan
kelembaban yang cukup. Akar stek hasil dari dasar-dasar akar, yang merupakan
grup dari Sel-sel meristematik terlokalisasi di titik kontak dari sinar medula
dengan kambium. Dasar-dasar akar terbentuk lama sumbu menembak, dengan
kepadatan yang lebih tinggi di dasar tunas, dekat dengan tunas ketiak. (Nina. et
all. 2011 )
Yang memperoleh lebih besar jumlah akar di stek delima dalam hal stek
kayu keras dibandingkan dengan stek setengah keras kayu dalam perjanjian
dengan temuan terlihat dari hasil yang diberikan dalam tabel IBA yang jauh lebih
efektif untuk merangsang rooting dalam dua set stek di delima dibandingkan
dengan NAA. The keunggulan IBA dapat dijelaskan pada analogi Pearse. (Sharma
N et all. 2009)
Persentase perakaran terbesar, jumlah akar, panjang, dan bobot segar dan
kering dipamerkan dengan stek basal diobati dengan 24 mM IBA. Investigasi
hubungan antara pembentukan akar yang "Royalty" naik stek menunjukkan
bahwa, IBA pembentukan akar diinduksi dalam stek mawar berkorelasi dengan
dalam konsentrasi etilen berkerut. Konsentrasi etilen endogen berkorelasi secara
signifikan dengan jumlah akar terbentuk pada stek. Kompatibilitas tergantung
pada keberadaan faktor tertentu atau tidak adanya faktor di kedua batang bawah
dan keturunan. Kemungkinan beragam mekanisme kontrol genetik sederhana efek
threshold dinaikkan. Namun, perbedaan yang signifikan antara klon dalam status
kompatibilitas kelompok menyarankan bahwa faktor-faktor lain mungkin terlibat
Auxin bisa efektif untuk perakaran stek dalam konsentrasi tertentu, tergantung
pada tanaman dan kultivar (Izadi, Z dan Zarei, H. 2014 )
perbanyakan vegetatif melalui perakaran stek batang dianggap signifikansi
strategis Stek berakar tanaman fisiologis dewasa sudah berbuah pada fase dikenal
untuk pengobatan dini mereka dalam produksi. Stek Selanjutnya perakaran
menginduksi pertumbuhan pengerdilan kebiasaan di pohon dengan kanopi yang
lebih luas resultan yang meningkatkan pemangkasan dan panen, dua penting
perlengkapan agronomi dalam perbaikan pohon buah. Terakhir vegetatif propagasi
dengan memperbaiki genotipe. (Owuor. at all 2009.)
Masalah selanjutnya adalah setelah varietas unggul yang baru dirakit
melalui pemuliaan atau dari introduksi dapat dirilis pemerintah, tidak serta merta
dapat tanman dengan mudah dan dalam jumlah banyak. Hal ini disebabkan
terbatasnya jumlah bibit yang dapatdisebar atau didistribusikan dalam waktu
relatif singkat, karena dari satu tanaman singkong hanya diperoleh sekitar 10 stek
saja setelah tanaman berumur 10 bulan atau lebihDengan demikian diperlukan
suatu teknik perbanyakan vegetatif yang secara cepat dapat memenuhi kebutuhan
petani untuk skala yang luas dan dalam jumlah yang banyak yang pada akhirnya
keunggulan varietas baru tersebut dapat cepat budidayakan (Ardian, dkk. 2012).
Hasil pembiakan vegetatif seragam karena berasal dari satu individu yang
sama Perbanyakan vegetatif pada nenas dapat menggunakan tunas anakan, tunas
batang, slip, mahkota dan stek batang metode perbanyakan yang ada, perbanyakan
stek batang merupakan alternatif untuk mendapatkan bibit yang seragam. (Hadiati,
S. 2011).
Pertumbuhan panjang akar dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor
genetik dan faktor jumlah daun. Faktor genetik berperan dalam mengkoordinasi
gen yang membangun sistem perakaran, sedangkan faktor jumlah daun
bertanggung jawab dalam meningkatkan perkembangan akar, karena daun
merupakan tempat sintesis makanan (fotosintesis), dan selanjutnya makanan akan
ditranslokasikan menuju akar untuk perkembangan akar. (Crowder. 2007
Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
stek, yaitu zat pengatur tumbuh auksin yang biasa digunakan untuk merangsang
perakaran stek batang. Auksin sintetis komersil yang sering digunakan untuk
merangsang pertumbuhan dan perakaran stek batang ialah asam indol butirat.
Penggunaan auksin dengan konsentrasi tinggi dan metode celup cepat merupakan
metode yang paling populer, karena paling ekonomis. Dengan jumlah bahan yang
terbatas, dapat diterapkan secara langsung ke daerah basal stek yang merupakan
daerah inisiasi akar adventif.(Ardian, 2013).
Perbanyakan jarak dengan stek batang yang ditanam secara vertikal sudah
umum digunakan., dari stek tersebut hanya akan menghasilkan satu tanaman baru.
Dilihat dari keadaan diatas, maka untuk memperoleh bibit dalam jumlah besar
akan membutuhkan induk tanaman yang banyak pula. Hal ini sangat tidak efektif,
sehingga diperlukan suatu metode penanaman stek yang baru, yakni penanaman
secara horizonta.(Pamungkas. dkk. 2009 ). Salah satu cara untuk mengatasi
kendala produksi bibit singkong ditingkat pemulia dan produsen bibit yaitu
melalui pembiakan vegetatif konvensional, dengan cara memperpendek panjang
stek dan penggunaan zat pengatur tumbuh untuk merangsang perakaran stek.(
Mangoendidjojo. 2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum pembiakan tanaman acara pembiakan vegetatif
dengan cara stek pada hari rabu 24 September 2014 mulai pukul 12.00 WIB
sampai selesai, bertempat di Lab Pembiakan Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Alat
1. Tanah
2. Gelas air mineral
3. Pisau tajam
4. Sprayer
5. Kantong kresek
3.2.2 Bahan
1. Tanaman yang akan di stek
2. Media pasir steril
3. Kompos

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Stek Batang
1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.
2. Mencampur media tanam pasir : kompos : tanah perbandingan 1 : 1 : 1
3. Memasukkan media tanam ke dalam gelas mineral dengan volume 2/3 bagian
dari dasar gelas mineral.
4. Memilih bahan stek dengan perlakuan pemotongan bagian batang yang agak
muda dengan kemiringan 45 dan 180 ukurna 10cm
5. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air menggunakan hand
sprayer.
3.3.2 Stek Daun
1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.
2. Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa komposisi sebagai
berikut : a. Mencampur Pasir : Kompos : Tanah perbandingan 1 : 1 : 1
b. Mencampur Kompos : Tanah perbandingan 2 : 1
3. Memasukkan media tanam ke dalam gelas mineral dengan volume 2/3 bagian
dari dasar gelas mineral.
4. Memilih bahan stek dengan perlakuan pemotongan bagian daun dengan
kemiringan 180.
5. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air menggunakan hand
sprayer.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel Pembiakan Vegetatif dengan Cara Stek (Cuttage)
Ulangan / Parameter Pengamatan
Bahan Tanam Perlakuan Jumlah akar Panjang akar (cm)
kelompok
1 0 0
2 0 0
Dipotong 3 0 0
180 4 0 0
5 7 1
6 0 0
Batang
1 0 0
2 0 0
3 0 0
Dipotong 45
4 2 1
5 0 0
6 0 0
1 33 3,1
Media pasir : 2 23 2,6
3 24 2,5
kompos :
4 11 3,6
tanah (1:1:1) 5 15 2,5
6 37 4,2
Daun
1 14 3
Media 2 0 0
3 25 4,5
kompos :
4 34 4,5
tanah (2:1) 5 22 2
6 33 4,2
4.2 Pembahasan
Perbanyakan tanaman secara stek seperti stek daun, batang dan umbi
banyak dilakukan orang karena caranya sangat sederhana, tidak memerlukan
teknik yang rumit. Penyetekan adalah cara pembiakan tanaman dengan
menggunakan bagianbagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana
apabila ditanam pada kondisi yang menguntungkan stek akan berkembang
menjadi suatu tanaman yang sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon
induk dimana stek vegetatif diambil (Ardian, 2013). Stek dapat dibedakan
berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan stek, yaitu stek akar,
stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan sebagainya. Stek yang
dilakukan pada bagian atas tanaman seperti stek pucuk, stek batang dan lain-lain,
bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaran baru. Sementara
stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman seperti stek akar bertujuan untuk
mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman. Sementara stek daun
bertujuan untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman.
(Mangoendidjojo, W. 2005)
akar adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap dan
menyalurkan air, nutrisi dan mineral untuk memperkokoh dan mendukung
tanaman serta tempat menyimpan makanan. Keragaman bentuk dan struktur akar
sering terkait dengan fungsinya. Berdasarkan fungsinya dikenal beberapa akar
antara lain akar penyimpanan, akar sukulen, akar udara (aerial), pneumetofor
(akar udara pada mangroove), akar panjat, akar pembelit, akar tunjang dan lain-
lain. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Terbentuknya akar
adventif adalah dasar dari perbanyakan secara vegetatif sebab akar adventif adalah
akar yang berkembang bukan dari hipokotil. Akar adventif dapat muncul pada
bagian tanaman selain batang seperti dari tangkai, potongan daun bahkan dari
potongan akar. menyatakan bahwa pembentukan akar adventif dapat terjadi dalam
dua tahap yaitu pertama adalah inisiasi yang dicirikan atas pembelahan sel dan
diferensiasi sel-sel tertentu kedalam bakal akar dan tahap kedua adalah
pertumbuhan bakal akar yang memanjang di pembelahan dan pemanjangan sel.
1. Stek Daun
Ada beberapa tanaman yang dapat diperbanyak melalui daun misalnya tanaman
hias seperti : begonia, violess, cocor bebek maupun lidah mertua. Daun
yang cukup tua dipilih dan dipotong sebagai bahan stek. Stek daun inilah
yang akan disemaikan. Urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
1) Siapkan wadah atau media seperti yang dipergunakan pada persemaian biji.
2) Daun tanaman yang akan distek dipotong kecil-kecil, atau pertulangan
daunnya dilukai seperti pada cocor bebek, begonia atau lidah mertua. Untuk
violces bagian yang diambil adalah helaian daun berserta tangkai.
3) Helaian daun yang kecil cukup diletakkan diatas tanah sedangkan untuk daun
violces yang bertangkai atau daun lidah mertua ditanam dengan
menancapkannya.
4) Khususnya daun bertangkai dapat ditanam di dalam air sebagai wadahnya
berupa botol atau gelas kaca/plastik, yang tembus pandang. Bila ingin lebih
praktis dapat memakai bekas botol atau gelas plastik kemasan air mineral.
Biasanya setelah 14 hari stek akan menumbuhkan akar, tanaman muda ini perlu
dirawat agar tumbuh cukup besar. Setelah perakaran dan pertumbuhan
batang maupun daunnya sudah cukup kuat tanaman dapat dipindahkan ke
wadah atau tempat pertumbuhan tanaman.
2. Stek Batang
Jenis tanaman sayuran dan buah-buahan jarang diperbanyak dengan cara
stek batang.
Urutan kerja persemaian stek batang adalah :
- Siapkan wadah dan media seperti yang digunakan untuk persemaian biji.
- Untuk tanaman yang berbatang lunak seperti di effen bachia, panjang batang
yang diambil sekitar 10 cm potongan dilakukan dibawah mata tunas, bukui /
kuncup.
-Untuk stek tanaman berbatang keras seperti bougenvile, bunga sepatu atau
mawar diambil batang yang diameternya kira-kira 1 cm. Batang ini dipotong
sepanjang 20 cm atau minimal mempunyai 2 mata tunas. Pemotongannya
dibawah mata tunas lakukan pula pemotongan pucuk batang yang masih
muda.
Cara menyemai stek batang :
a. Cabang pilihan dipotong sepanjang 10 15 cm.
b. Beberapa daun disisakan untuk merangsang pertumbuhan akar kalau dapat 2
lembar daun secara utuh atau 4 lembar daun yang dipotong dan ditinggalkan
separuhnya.
c. Pangkal batang stek dimasukkan kedalam bubuk / cairan perangsang tumbuh
akar.
d. Batang-batang setelah disemaikan dalam pot/kantong plastik lalu selubungi
plastik bening atau dapat juga pot itu dimasukkkan kedalam kotak kayu
yang bertutup kaca bening.
Langkah pembiakan dengan stek pucuk :
a. Pucuk tanaman sebagai bibit stek disisakan 2 lembar daunnya secara utuh
atau dapat juga 4 lembar daun tetapi dipotong.
b. Sisa batang dibawah pangkal dan dipotong, kemudian batang stek diolesi
bubuk zat perangsang pertumbuhan akar.
c. Batang stek ditancapkan ke dalam media, tetapi sebelumnya harus dibuatkan
lubang sebesar pensil lebih dulu.
d. Agar stek mendapatkan kelembaban yang cukup, pot dikerudungi kantong
plastik bening.
- Jenis stek batang yang bergetah misal : Karet, bagian bekas potongan ditaburi
serbuk arang kayu, kemudian diketok-ketok agar serbuk tidak berlebihan,
maksudnya pemberian serbuk ini adalah agar getah yang keluar terhisap oleh
serbuk tersebut sehingga mengurangi resiko pembusukan batang.
- Supaya akar muncul lebih cepat, pangkal batang diolesi dengan ZPT (Zat
Perangsang Tumbuh) seperti Rotone F atau Atonik dengan dosis sesuai
dengan petunjuk kemasan.
- Stek batang ditabcapkan kedalam media semai, kemudian media disekitarnya
ditekan agar batang dapat tertancap kuat dalam waktu 2 4 minggu kemudian
umumnya tanaman telah berakar, hal ini ditandai dengan tumbuhnya tunas
baru atau bila tanaman dicabut media akan terikut.
Berhasilnya pembiakan vegetatif dengan stek ditandai dengan munculnya
akar pada stek (Djamhuri et al, 1986). Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan stek dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
faktor dalam dan faktor luar (lingkungan) tanaman (Hartmann dan Kester, 1983).
Faktor Dalam.
a. Jenis Tanaman
Beberapa jenis pohon kehutanan dapat dibiakkan dengan metode stek,
baik itu dengan stek akar, stek batang, stek pucuk ataupun stek daun, tetapi
beberapa pohon justru tidak bisa dibiakkan dengan metode stek.
b. Bahan Stek
Bahan stek meliputi nutrisi yang terkandung dalam bahan stek,
ketersediaan air, kandungan hormon endogen dalam jaringan stek, tipe bahan stek,
kehadiran hama dan penyakit serta umur pohon induk dan umur bahan stek itu
sendiri
Faktor Luar (lingkungan).
a. Suhu
Kisaran suhu yang baik untuk pembentukan perakaran adalah 21-270 C.
Setiap jenis akan mempunyai suhu yang berbeda-beda dalam kisaran 21-270 C
untuk merangsang pembentukan primordia masing-masing jenis.
b. Media Perakaran
Jenis media yang digunakan untuk media perakaran akan sangat
mempengaruhi kemampuan stek untuk membentuk akar. Media perakaran
memiliki fungsi yaitu untuk menahan bahan stek agar tetap berada dalam
tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembababan yang dibutuhkan oleh stek
dan untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari stek.
c. Kelembapan
tempat untuk penyetekan lembab maka mempengaruhi pertumbuhan pada
stek yang terjadi.
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh ini efektif pada jumlah tertentu,
konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak dasar stek, dimana pembelahan sel
dan kalus akan berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar, sedangkan
pada konsentrasi dibawah optimum tidak efektif. Selain faktor dalam dan faktor
lingkungan, faktor yang mempengaruhi keberhasilan.
Untuk merangsang perakaran memakai Zat pengatur tumbuh yang
dipakai dalam penelitian ini adalah Rootone-F dengan bahan aktif auksin berupa
IBA,ABA dan IAA dengan konsentrasi yang berbeda-beda sehingga kita
mendapatkan konsentrasi yang tepat untuk induksi akar bibit. penyetekan cabang
atau batang utama dan pucuk dengan menggunakan Rootone-F untuk
menginduksi akar stek perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pertumbuhan bibit gmelina. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilaksanakan
penelitian mengenai Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek
Terhadap Induksi Akar Stek. Rootone-F merupakan hormon pemacu pertumbuhan
akar yang sudah umum digunakan. Rootone-F terdiri atas senyawa-senyawa yang
menjadi bahan aktifnya yaitu 1-naphtalene-acetamide (NAD) 0,067%, 2-methyl-
1-naphtaleneacetic acid (MNAA) 0,333%, 3-methyl-1-naphtalene-acetamide
(MNAD) 0,013%, indole-3-butiric acid (IBA) 0,051% serta tetramethyl-thiuram
disulfide (Thiram) 4%. Dengan memperhatikan komposisi bahan aktif yang ada
dalam Rootone-F tersebut maka Rootone-F tidak digolongkan dalam hormon
tetapi lebih tepat sebagai zat pengatur tumbuh karena kandungan Thiram yang
relatif tinggi dibandingkan bahan aktif lainnya.(Nura. 2005).
Dari hasil praktikum Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanda-tanda
munculnya akar, pada stek sehingga kebanyakan jumlah akar hanya 0. Stek batang
juga mengalami keberhasilan dengan jumlah akar mencapai 7 dengan panjang
akar hanya 1 cm, hal ini menimbulkan jika pada stek batang sangat tergantung
pada pemberian rooton f dan perawatan yang sangat baik. . Stek daun
menggunakan dua media yang berbeda, yaitu media pasir, kompos, tanah dengan
perbandingan 1:1:1 dan media kompos + tanah dengan perbandingan 2:1. Hasil
terbaik pada stek daun yaitu jumlah akar mencapai 33 dengan panjang akar
mencapai 4,2 cm. Keberhasilan stek daun sangat tinggi, karena hampir semua
kelompok menghasilkan kondisi akar yang baik, tetapi hal itu tidak berlaku pada
kelompok 2 yang menggunakan media tanah dan kompos. Stek daun yang
dilakukan pada kelompok 2 mengalami kegagalan dan besar kemungkinan karena
media dalam stek daun tidak terisi oksigen dan air yang cukup atau seimbang. Di
sebabkan oleh pada stek melati itu batang dari melati terlalu muda jadi tidak
cukup seleksi berhubung tidak ada lagi untuk pembuatan media maka terpaksa
meskipun muda di buat sebagai medi ternyata hasilnya gagal untuk menumbuh
kan akar pada batang, meskipun di berilarutan untuk merangsang pertumbuhan
akar tidak mempan akibat batang yang terlalu muda dan tidak siap di stek.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan
pemisahan,pemotongan beberapa bagian tanaman seperti :akar, batang, daun
dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar.
2. Manfaat penyetekan yaitu untuk memperoleh tanaman yang sama atau lebih
unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif
singkat.
3. Tanaman melati dan lidah mertua mati karena terlalu berongga sehingga
keadaan ini menyebabkan di dalam rongga tersebut terlalu banyak terisi udara
sehingga zat-zat hara dan mineral tidak dapat terserap optimal karena terlalu
banyak terisi udara di dalam rongganya.

5.2 Saran
1. Perawatan secara maksimal pada masa petumbuhan tanaman perlu diperlukan
secara intensif agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. Untuk menghasilkan tanaman dengan perbanyakan stek yang baik sebaiknya
dilakukan dengan tahap per tahap dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, 2013. Perbanyakan Tanaman Melalui Stek batang Mini Tanaman


Singkong, Untuk Pemuliaan Tanaman dan Produsen Benih, Penelitian
Pertanian Terapan, 13 (1) : 24 32.

Ardian, Dkk. 2012. Pengaruh berbagai Konsentrasi Benzil adenin Dan Asam
Naftalen Asetat Pada Kultur In Vitro Singkong Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan, 12 (1) : 43-49.

Crowder. 2007. Genetika Tumbuhan, yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hadiati, S. 2011. Pengaruh Konsentrasi Bap Terhadap Pertumbuhan Stek Batang


Nanas Agrin, 15 (2) : 127 -132.

Izadi, Z and Zarei, H. 2014. Evaluation Of Progation Of Chinese Hibiscus


Trhorgh Stenting Method In Response To Different IBA Concentrations
And Rootstocks, Amirican of Plant Sciences, 5 : 1836 1841.

Mangoendidjojo, W. 2005. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman, Bandung:


Rajawali Pers.

Nina, C. Onica, E. Rosca, I. Dumitras, A. Clapa, D. dan Fira, A. 2011. The Biologi
Of The Propagagation Of Species, Plant Devolop, 18 : 17 26 .

Owuor, B. Musimi. Ocaidi. dan Asimwe. 2009.Vegetative Propagation of The


Large Sour Plum By Rooting f Plagiotropic, Arpn of Agrikultur and
Biological Science, 4 (1) :19 25.
Pamungkas, F, T. Dkk. 2009.Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Dalam
Supernataan Kultur Terhadap Pertumbuhan Stek Horisontal Batang Pagar,
Jurnal Sains, 17 (3): 131-140.

Sharm, N. Rpshan. A dan Dharminder, K. 2009. Standardization of Pomegranate


Propagation Through Cuttings Biological From An International Jurnal, 1
(1) : 75 80.

Anda mungkin juga menyukai