Anda di halaman 1dari 20

Asam dan Basa

Oleh :
Prodi Sarjana Terapan
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Kelas 1B

Nama Anggota kelompok 11 :


Dhea Amanda Putri (P07134220049)
Made Adi Wiadnyana (P07134220054)
Michelle Zevanya Kristiana (P07134220064)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena dapat menyelesaikan tugas paper berjudul “Asam dan Basa” . Adapun
paper ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar
Laboratorium Medik. Dalam penyusunan makalah ini, penulis sangat bersyukur
karena banyak mendapat bantuan,bimbingan,dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:

1. Nur Habibah, S.Si., M.Sc, selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Pengantar
Laboratorium Medik yang telah membimbing kami selama perkuliahan.
2. Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed, selaku Tim Dosen yang telah
membimbing kami selama perkuliahan.

Kami mengakui bahwa kami hanyalah manusia yang jauh dari kata sempurna
karena memiliki keterbatasan tertentu. Begitu juga dalam penyusunan paper ini, tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna. Tetapi kami telah meyelesaikan
paper ini semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami.
Maka dari itu, kami menerima setiap saran dan kritik yang akan diberikan
pembaca, agar kami dapat menyusun paper yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Dengan menyelesaikan paper ini, penulis mengharapkan banyak manfaat
yang dipetik dan diambil di dalam karya ini

Denpasar, 14 September 2020

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

Halaman Depan…………………………………….………………………..…….…i
Kata Pengantar……………………………………….…………………………........ii
Daftar Isi……...…………………….…………………………………………….….iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………...……………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………...1
1.4 Manfaat penelitian…………………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Asam dan Basa……………………………………………..3
2.2 Indikator Asam dan Basa………………………………….…………………
2.3 Sifat- Sifat Asam Basa dan Perhitungan pH………………………….……….4
2.4 Reaksi Asam dan Basa…………………………………………………….….5
2.5 Jenis-Jenis Asam dan Basa……………………………………………………

BAB 3 PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………..…………………………………..…10
4.2 Saran………………………………………………………………………..10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa asam dan basa merupakan suatu kelompok elektrolit yang sering
ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menjelaskan
mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya
yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-
Flood. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Asam dengan bahasa latin acentum yang berarti cuka dapat ditemui di alam
seperti, asam sitrat dalam buah jeruk. Asam secara umum merupakan senyawa yang
jika dilarutkan dalam air dapat mengasilkan larutan dengan pH < 7. Asam juga dapat
memberi proton atau ion H+ kepada zat lainnya, atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang
berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun dan deterjen. Basa jika
dilarutkan dapat menghasilkan larutan dengan pH >7 dan dapat memberi anion atau
ion OH‫־‬.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa asam dan basa yaitu dengan menggunakan indikator lakmus dan indikator
phenolphthalein. Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna
merah ataupun tetap berwarna merah sebaliknya, senyawa basa dapat mengubah
lakmus merah menjadi berwarna biru ataupun tetap berwarna biru. Senyawa asam
juga dapat digolongkan berdasarkan sifat keras dan lunaknya, penggolongan ini
penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman interaksi yang terjadi antara
senyawa tersebut

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana teori-teori yang menjelaskan konsep asam dan basa ?
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam dan basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam dan basa ?

4
4. Bagaimana indikator asam dan basa ?
5. Bagaimana sifat-sifat asam dan basa ?
6. Bagaimana reaksi asam dan basa ?
7. Bagaimana peranan asam dan basa dalam kehidupan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengantar Laboratorium Medik
2. Untuk memahami teori-teori asam dan basa
3. Untuk menambah wawasan dan penegetahuan terkait materi asam dan basa
4. Dapat membedakan antara asam dengan basa
5. Mengetahui peranan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan mampu mengedukasi dan memberi pemahaman terkait materi
konsep asam dan basa dan peranannya di kehidupan bagi pembacanya, baik
dikalangan umum maupun di kalangan mahasiswa.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori Asam dan Basa


2.1.1 Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada larutan berair
(aqueous solution).Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam
larutan berair contohnya HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3. Basa adalah
spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair contohnya NaOH, KOH,
Ba(OH)2, Ca(OH)2
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak
dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+
dan OH-. Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan
bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam,
sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.

2.1.2 Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)


Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton. Asam
adalah spesies pemberi (donor) proton dan basa adalah spesies penerima (akseptor)
proton. Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam ke
basa dan membentuk asam dan basa konjugasi. Asam konjugasi memiliki atom H
lebih banyak daripada basa konjugasinya sedangkan basa konjugasi memiliki muatan
negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah
asam basa bronsted lowry
H2PO4- à HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam basa, yaitu:

6
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai
asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima
proton, zat ini akan berperan sebagai basa.

2.1.3 Teori Asam Basa Lewis (Lewis)


Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron. Asam
adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron, contohnya H+, kation logam
(Fe3+, Al3+) Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron, contohnya
OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa
dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut dan
mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam molekul atau ion yang
memiliki PEB atau pasangan elektron bebas, mampu menerangkan dan menjelaskan
suatu senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA
didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana memiliki PEB atau pasangan
elektron bebas. Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis
memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion
atau oktet.

2.1.4 Asam Basa Lux-Flood


Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori asam basa
oksigen yang diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun 1939,
kemudian dikembangkan oleh Håkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih digunakan
sampai sekarang pada bidang geokimia modern dan elektrokimia lelehan garam.
Konsep teori asam basa Lux-Flood ditinjau berdasarkan ion oksida (O2-).
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam yaitu
senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan senyawa yang
bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi pendonor ion oksida.

7
Adapun kelebihan teori asam basa lux-flood yaitu karakterisasi oksida logam
dan non logam menggunakan sistem ini bermanfaat dalam industri pembuatan logam.
Sedangkan kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas hanya pada senyawa-
senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat menjelaskan sifat
kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak memiliki ion oksida di dalamnya.

2.2 Indikator Asam dan Basa

2.2.1 Indikator Kertas Lakmus

Senyawa asam basa dapat diindentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus


dengan cara mengamatinya pada perubahan warna dikertas lakmus pada saat bereaksi
dengan larutan. Pada larutan asam, kertas lakmus itu selalu berwarna merah,
sedangkan pada larutan basa, kertas lakmus tersebut selalu berwarna biru. Sehingga,
larutan asam tersebut akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan
larutan basa akan tersebut mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Pada larutan
yang netral warna kertas lakmus ini tidak menunjukkan suatu perubahan.

2.2.2 Indikator Alami

Beberapa merupakan jenis tanaman dan dapat dijadikan ialahsebagai indikator


alami, contohnya kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu, bunga bougenvile, pacar air,
serta juga kunyit

8
2.2.3 Larutan Indikator

Larutan indikator tersebut merupakan salah satu dari jenis indikator yang
dapat digunakan dalam mengetahui sifat asam basa sebuah senyawa. Indikator yang
sering digunakan pada laboratorium ialah :

1. larutan indikator fenolftalein (PP)


2. metil merah (mm),
3. metil jingga (mo), dan juga
4. bromtimol blue (BTB).

Indikator-indikator dibawah ini menunjukkan adanya perubahan warna larutan


pada rentang nilai pH tertentu.

2.2.4 pH meter

pH meter tersebut bisa digunakan ialah sebagai alat pengukur pH pada suatu
larutan dengan cepat dan akurat. pH meter ini memiliki elektroda yang dapat
dicelupkan kedalam sebuah larutan asam basa yang akan diukur nilai pH-nya. Nilai
pH tersebut dapat dengan mudah dilihat secara langsung dengan melalui angka yang
tertera pada layar digital alat pH meter itu sendiri.

9
2.2.5 Indikator Universal

Indikator universal ini merupakan indikator yang tediri dari bebagai macam
indikator dengan warna yang juga berbeda untuk tiap-tiap nilai pH antara 1 – 14.

2.3 Sifat- Sifat Asam Basa dan Perhitungan pH

2. 3.1 Sifat-Sifat Asam Basa

Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin acidus yang berarti mempunyai rasa
asam. Salah satu definisi asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam memiliki beberapa sifat yakni mempunyai
rasa asam yang dapat mengubah lakmus biru menjadi merah, bersifat korosif, dapat
melarutkan berbagai logam, dapat melarutkan batu kapur menghasilkan gas
karbondioksida. Secara umum asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa masam jika dicicipi (jangan menguji asam kuat dengan mencicipinya)
2. Derajat keasaman lebih kecildari 7 (pH < 7)
3. Terasa menyengat jika disentuh, terutama asam kuat

10
4. Reaksi dengan logam bersifat korosif (menyebabkan karat, dapat pula
merusak jaringan kulit / iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kayu
atau kertas jika konsentrasinya tinggi)
5. Merupakan larutan elektrolit sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa
adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH –).
Beberapa sifat basa yakni rasanya pahit, mengubah lakmus merah menjadi biru,
bereaksi dengan lemak membentuk sabun, menetralkan sifat asam. Secara umum basa
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Rasa pahit jika dicicipi


2. Dalam keadaan murni umumnya berupa Kristal padat
3. Tingkat keasaman lebih besar dari 7 (pH > 7)
4. Terasa licin di kulit (jangan menguji basa kuat dengan menyentuhnya)
5. Memiliki sifat kaustik yaitu merusak kulit jika kadar basanya tinggi
6. Dapat mengemulsi minyak
7. Merupakan elektrolit, larutannya dapat menghantarkan arus listrik

2. 3.2 Penghitungan pH

- Asam kuat

Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α =
1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.

[H+] = x . [HA] pH = - log [H+]

- Asam lemah

Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).

11
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+]
terlebih dahulu dengan rumus :

[H+] = √ Ka . [HA] atau [H+] = M x α , pH = - log [H+]

Ket : Ka = tetapan ionisasi asam lemah

[HA] = konsentrasi asam lemah

- Basa kuat

Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α =
1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai
pOH dari konsentrasi basanya.

[OH-] = x. [M(OH)] pOH = - log [OH-]

- Basa lemah

Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan
tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :

[OH-] = √Kb . [M(OH)] atau [OH-] = M x α

pOH = - log [OH-]

pH = 14 - pOH

2.4 Reaksi Asam dan basa


Pada bagian ini kita akan membahas berbagai jenis reaksi dalam larutan asam
basa, khusunya larutan elektrolit. Pembahasan terutama mengenai zat-zat apa saja
yang menjadi produk dari suatu reaksi, misalnya zat-zat apa yang terbentuk jika
magnesium direaksikan dengan asam klorida? Untuk menentukan jumlah zat yang

12
terlibat dalam suatu reaksi, harus didasarkan pada persamaan reaksi, ada berbagai
reaksi asam basa dalam larutan, antara lain sebagai berikut:

2.4.1 Reaksi Penetralan

Reaksi penetralan adalah reaksi yang dapat dihasilkan apabila terjadi reaksi antara
asam dengan basa

HCl + NaOH NaCl + H2O

Jika seandainya larutan asam dan basa dicampur , maka ion H + dari asam dan ion OH-
dari basa akan bergabung dan membentuk molekul air (H 2O), sedangkan anion dari
asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk senyawa garam. Hasil reaksi
antara asam dengan basa membentuk air (H2O) yang bersifat netral ,hal tersebut dapat
dikatakan sebagai reaksi penetralan.

Asam + basa garam + air

Contoh :

1. HCl + NaOH NaCl + H2O


2. H2SO4 + 2 NH4OH (NH4) 2 SO4 + 2 H2O
3. 2 CH3COOH + Ba(OH)2 (CH3COO)2Ba + 2H2O

Walaupun reaksi asam basa disebut reaksi penetralan ,tetapi hasil reaksi garam tidak
selalu berifat netral, melainkan tergantung pada kekuatan asam basa yang
membentuknya . jika larutan asam basa dicampur , maka ada tiga kemungkinan sifat
garam yang terbentuk yaitu :

1. AsamKuat + BasaKuat garam ( netral)


2. AsamKuat + BasaLemah garam ( asam)
3. AsamLemah + BasaKuat garam ( basa)

13
2.4.2 Reaksi Pembentukan Gas

1. Reaksi Pembentukan Gas Hidrogen

Sebagai contoh reaksi pembentukan gas hydrogen kita dapat mereaksikan


magnesium dengan asam klorida encer, ternyata magnesium larut disertai
terbentuknya gembung-gelembung gas. Gas itutidakberwarna, tidakberbau, ringan
dan mudah meletup, sifat–sifat ini menjunjukkan bahwa gas tersebut adalah gas
hydrogen. Jika larutan diuapkan ternyata meninggalkan Kristal berwarna putih, yaitu
magnesium klorida( MgCl2 ).

Jadi, dapat diketahui bahwa reaksi magnesium dengan asam klorida menghasilkan
MgCl2 dan gas H2. Persamaan reaksinya sebagai berikut :

Mg (s) + HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (q)

2. Reaksi Pembentukan Gas Karbon dioksida

Pembentukan gas karbon dioksida dapat dihasilkan dari reaksi antara garam-
garam karbonat dengan asam, dengan reaksi sebagai berikut :

CaCO3 + 2 HCl CaCl + H2O + CO2

2.4.3 Reaksi Pengendapan

Untuk mengetahui apakah suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak, kita
harus mengetahui kelarutan zat yang akan terjadi, berikut merupakan zat zat yang
sukar larut dan mudah larut.

1. Hampir semua jenis asam larut, kecuali H2S dan H2SiO3


2. Sebagian besar basa sukar larut, kecuali basa golongan IA, yaitu NaOH,
KOH, LiOH, RbOH, dan CsOH
3. Garamnitrat, asetat, klorat, dan perklorat mudah larut.

14
4. Garam klorida dan bromide mudah larut, kecuali AgCl, AgBr, PbBr 2, HgBr,
Agl, Pbl2, Hg2l2, dan Hgl2
5. Garam flourida mudah larut, kecuali MgF2, CaF2, SrF2,dan BaF2.
6. Golongan sulfide sukar larut, kecuali sulfide golongan IA, sulfide golongan
IIA , dan (NH4)2S.

Contoh reaksi pengendapan :

Nal + Pb(NO3)2 Pb2 (s) + 2NaNO3

Reaksi antara larutan timbal (II) nitrat Pb(NO3)2 dengan larutan natrium iodida (Nal)
membentuk endapan timbal (II) Iodida ( Pbl2).

2.4.4 Reaksi Oksidasi

1. Reaksi antara oksida basa dengan asam

Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air membentuk basa dengan
asam membentuk garam dan air. Oksida logam yang larut dalam air akan membentuk
basa, tetapi hanya oksida dari logam golongan alkali dan alkal tanah kecuali oksida
dari berilium tidak larut dalam air

Oksida basa + asam garam + air

Contoh :

CaO(s)+ H2O (I) Ca(OH)2 (aq)

2. Reaksi antara oksidasi asam dengan basa

Oksida asam adalah oksida unsur non logam yang dengan air membentuk
asam dan basa membentuk garam dan air.

Oksida basa + asam garam + air

Contoh :

CO2 (g)+Ca(OH)2 (aq) CaCO3(s) + H2O (l)

15
Persamaan Ion lengkap :

CO2 (g)+CA2+ (aq) + 2 OH-(aq) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

3. Reaksi logam dengan asam

Reaksi logam seng dengan larutan tembaga (II) Sulfat. Zn akan teroksidasi
menjadi Zn2+ yang selanjutnya bergabung dengan ion SO42- membentuk larutan ZnSO4
sedangkan ion CU2+ tereduksi menjadi logam Cu

Persamaanreaksi :

Zn (s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)

Persamaan ion lengkap :

Zn (s) +Cu2+(aq) + SO42- (aq) Zn2+ (aq) + SO42- (aq) + Cu(s)

Persamaan ion bersih :

Zn (s) + Cu2+ (aq) + ZN2+ (aq) + Cu (s)

2.5 Jenis-Jenis Asam dan Basa

Asam terbagi dua jenis yaitu Asam kuat dan Asam Lemah

1. Asam Kuat yaitu Asam yang terionisasi 100% dalam larutan


Contoh Asam Kuat :
- HCl (Asamklorida)
- HNO3 ( Asamnitrat)
- H2SO4 (Asamsulfat)
- HBr (Asambromida)
- HI (Asamiodida)

16
- HCIO4 (Asamperklorat)
2. Asam Lemah, yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat
dilarutkan dalam air
Contoh Asam Lemah :
- CH3COOH (Asamasetat)
- H2C6H606 (Asamaskorbat)
- C7H502H (AsamBenzoat)
- H2CO3 (AsamKarbonat)
- H3C6H507 (Asamsitrat)

Basa terbagi dua jenis yaitu Basa Kuat dan Basa Lemah

1. Basa Kuat yaitu basa yang terionisasi sempurna sesuai dengan unsur pembentuk
basa tersebut

ContohBasaKuat :
- LiOH (Litiumhidroksida)
- NaOH (Atrium hidroksida)
- KOH (Kaliumhidroksida)
- Ca(OH)2 (Kalsiumhidroksida)
- CsOH (Seciumhidroksida)
- Ba(OH)2 (Barium hidroksida)

2. Basa Lemah yaitu larutan basa yang tidak bisa berubah seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan.

Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Amonia tidak mengandung ion
hidroksida, tetapi ammonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion ammonium
dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung reversible, dan pada saat sekitar
99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan
ion hidroksida

Contoh basa lemah :


- Gas amoniak NH3

17
- Besi(II) hidroksida Fe(OH)2
- Hydroxylamine NH2OH
- Aluminium hydroxide Al(OH)3
- Iron (III) hydroxide Fe(OH)3

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 dan merupakan suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain atau yang disebut basa, dan dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas dua maca yaitu
asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga
terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan
merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit.

3.2 Saran

Dengan adanya penjelasan mengenai teori asam basa yang dikemukakan oleh
para ahli kimia, kita menjadi lebih mengetahui dan memahami apa dan mengapa
suatu zat atau senyawa dapat dikatakan sebagai asam maupun basa. Namun di
samping dari beberapa penjelasan teori asam basa ini kita sebagai mahasiswa/i
diharapkan tidak hanya menerima teori tersebut namun dapat dikaji kembali
diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan tentang asam basa baik melalui
buku-buku referensi kimia maupun lewat situs-situs web dan lebih baiknya lagi

18
apabila dapat dilakukan percobaan agar lebih memahami tentang asam basa karena
kegunaannya yang sangat besar bagi kehidupan kita sehingga perlu d dipahami dan
dikembangkan lagi agar nantinya menghasilkan kajian ilmu yang lebih luas dan
bermanfaat bagi makhluk hidup

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X Asam Basa. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/ Diakses pada tanggal 14
September 2020 pukul 13.00.
Kurniawan, Roiyan. 2020. Daftar Asam dan Basa Kuat dan Lemah.

https://roiyanali98.wordpress.com/2015/04/02/daftar-asam-dan-basa-kuat-dan
lemah / comment-page-1/ Diakses pada tanggal 14 September 2020 pukul
12.30

Qubra, Hadijatul. 2020.Reaksi Asam Basa. https:// www .google. co.id /amp

/s/www.siswapedia.com/reaksi-asam-basa/%3famp Diakses pada 13


September 2020 pukul 15.44

Ibeng, Parta.2020. Pengertian Indikator Asam Basa, Jenis dan Contohnya.


https :// pendidikan .co.id/ indikator - asam- basa/ Diaksespada 13 September
2020
Bitar. 2020. Pengertian Asam, Basa, Dan Garam.
https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/ Diaksespada 15
September 2020
Annesniwa. 2020.”Menghitung pH(Asamdan Basa).

19
http://annesniwa.blogspot.com/2014/05/menghitung-ph-asam-dan-basa.html?
m=1 Diaksespada 16 September 2020

20

Anda mungkin juga menyukai