Anda di halaman 1dari 14

TEORI ASAM BASA

MAKALAH

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar

Asisten Lab

Novia Nelza, M.Si

OLEH :

 CUAN PARASIAN SINAGA ( 2202027 )


 DIAZ RISDUAN HUTAPEA ( 2202033 )
 JOSHUA CHRISTOPER ( 2202044 )
 KIKI FATRIA ( 2202047 )

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2022

1
ABSTRAK

Teori Arrhenius, Asam dan basa merupakan suatu yang tidak asing dalam kehidupan
sehari-hari. Asam dan basa ini juga merupakan materi yang wajib dipelajari bagi
mahasiswa Teknik lingkungan. asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidrogen (atau ion hidronium, (H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+). Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.
Dari teori Bronsted Lowry mengemukakan bahwa, asam adalah zat yang
mendonorkan proton (H+ ) pada zat lain. Sedangkan, Basa merupakan zat yang dapat
menerima proton (H+ ) dari zat lain.
Teori lewis mengemukakan, asam adalah zat yang menerima pasangan elektron.
Sedangkan basa adalah zat yang menyumbangkan atau mendonasikan pasangan
elektron. Transpor elektron tersebut membuat asam dan basa bereaksi, sehingga
menghasilkan ikatan kovalen koordinat.
Kata Kunci: Asam dan Basa

2
ABSTRACT

The Arrhenius theory, acids and bases are familiar in everyday life. Acids and bases are
also mandatory material for environmental engineering students. an acid is a substance
which in water can produce hydrogen ions (or hydronium ions, (H3O+) thereby
increasing the concentration of hydronium ions (H3O+). A base is a substance which in
water can produce hydroxide ions thereby increasing the concentration of hydroxide
ions.
From Bronsted Lowry's theory suggests that, acids are substances that donate
protons (H+) to other substances. Meanwhile, a base is a substance that can accept a
proton (H+) from another substance.
The Lewis theory states that an acid is a substance that accepts an electron
pair. While a base is a substance that donates or donates electron pairs. The electron
transport causes acids and bases to react, resulting in a coordinate covalent bond.
Keywords: Acids and Bases

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas pada mata kuliah Kimia Dasar .
Terima kasih kepada Ibu Asisten Lab yang telah membantu dan teman – teman
yang telah memberikan saran dan kritikannya guna menyempurnakan makalah ini.
Harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat untuk para
mahasiswa, pembaca serta penulis. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis nantikan guna penulisan-penulisan laporan berikutnya. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, November 2022

Kelompok 2

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................
A. Teori Asam Basa........................................................................................2
B. Sifat Asam Basa dari Suatu Sampel...........................................................4
C. Kekuatan Asam Basa..................................................................................5
D. Asam dan Basa dalam Kehidupan..............................................................7
BAB III PENUTUP ..............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

5
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan suatu yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari yang termasuk kedalam
contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri dan lain
sebagainya.
Asam dan basa ini juga merupakan materi yang wajib dipelajari bagi mahasiswa
Teknik lingkungan. Dalam pembelajarannya diberikan tugas dari dosen kepada
mahasiswanya yang berupa makalah mengenai asam dan basa.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi kewajiban dan amanah yang
diberikan dosen kepada mahasiswanya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana teori asam maupun basa berdasarkan prinsip Arrhenius
BronstedLowry dan Lewis?
2. Bagaimana sifat asam dan basa dari suatu sampel?
3. Bagaimana cara menentukan pH asam maupun basa?
4. Apa saja contoh asam basa dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana teori asam maupun basa berdasarkan prinsip
Arrhenius Bronsted-Lowry dan Lewis
2. Untuk mengetahui bagaimana sifat asam dan basa dari suatu sampel
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan pH asam maupun basa
4. Untuk mengetahui apa saja contoh asam basa dalam kehidupan sehari-hari

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Asam Basa

Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara
keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan
asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanva
terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya
dari asamasam halida, HCI. HBr, dan HI.

Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus
(asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti "penghasil/pembentuk asam". Setelah
unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam - asam
halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier
tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry
Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen Setelah itu pada tahun
1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan
landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam

Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa,
maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
Adapun teori asam basa sebagai berikut:

1. Teori Asam-Basa Arrhenius


Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+).

Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

Reaksi Keseluruhan :

7
Secara umum:

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air. fasa gas dan fasa padatan dimanatidakada H+ dan OH-.

2. Teori BrΦnsted dan Lowry

Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan


kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan
teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.

asam: zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain basa:
zatyang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCI dan NH, dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam basa, yakni

HCI(g)+ NH3(g) → NH4CI(s)

simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam. Menurut teori BrΦnsted
dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih
mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, bila suatu zat mudah merima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.

Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.

HCl + H2O → Cl + H O

3
+

asam1 + basa 2 → basa konjugat 1 + asam konjugat 2

Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
pindah dari asam tersebut. Asam koniugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk
ketika satu proton ditambahkan ke basa tersebut.

Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCI dan Cl- adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan
konjugat, dan pasangan HCI dan CI- juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.

Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO 3 2– dan H2O,
yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya
membentuk pasangan asam basa konjugat.

8
H2O + CO3 2– → OH– + HCO3–

Asam 1 + basa 2 → basa konjugat 1 + asam konjugat 2

3. Teori Lewis
Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan pereaksi asam dan basa.
Hal tersebut dapat diaunakan dalam menentukan pH.
Menurut Lewis, asam adalah zat yang menerima pasangan elektron. Sedangkan
basa adalah zat yang menyumbangkan atau mendonasikan pasangan elektron. Transpor
elektron tersebut membuat asam dan basa bereaksi, sehingga menghasilkan ikatan
kovalen koordinat. Teori Lewis memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Memiliki persamaan dengan teori Bronsted dan Lowry, yaitu dapat menjelaskan sifa
asam basa dalam pelarut lain maupun tidak punya pelarut.
b. Teori asam basa Lewis mampu menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion yang
punya pasangan elektron bebas atau yang dapat menerima pasangan elektron bebas,
semisal pada pembentukan senyawa kompleks.
c. Menjelaskan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang mengandung
atom nitrogen dan memiliki pasangan elektron bebas.

B. Sifat Asam Basa dari Suatu Sampel


Adapun sifat asam basa sebagai berikut:
1. Sifat Asam
 Berasa masam. Rasa asam hanya dapat diketahui melalui uji organoleptik
(dicicipi). Jadi, uji ini hanya berlaku pada makanan yang memiliki sifat asam
lemah. Uji ini tidak boleh diterapkan pada bahan-bahan kimia di laboratorium.
 Asam dapat merusak berbagai benda logam dan nonlogam. Sifat asam apabila
mengenai jaringan tubuh mengakibatkan kerusakan. Sifat korosif hanya dimiliki
oleh asam dalam bentuk larutannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ion
hidrogen (H+). Semakin kuat jenis asamnya, semakin mudah terurai membentuk
ion hidrogen (H+) sehingga semakin bersifat korosif.
 Dapat terurai dalam air menjadi ion positif hidrogen dan ion negatif sisa asam.
 Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
 Bereaksi dengan logam. Reaksi antara asam dengan logam menghasilkan .
garam dan gas H2.
 Bereaksi dengan karbonat. Reaksi antara asam dengan karbonat menghasilkan
garam, air, dan gas C02.
 Bereaksi dengan basa. Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam dan
air.

2. Sifat Basa

9
 Berasa pahit. Rasa pahit pada basa seperti rasa pahit pada sabun. Sabun dibuat
dari basa kuat (NaOH dengan minyak).
 Jika mengenai kulit akan terasa licin. Kulit dapat larut dalam basa kuat. Hal ini
dapat terjadi ketika tangan direndam dalam air sabun atau detergen. Setelah
direndam kulit tangan akan berkerutdan licin.
 Bersifat kaustik. Senyawa basa dapat merusak kulit atau bersifat kaustik.
 Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
 Dapat terionisasi dalam air menjadi ion positif logam dan ion negatif hidroksil
 Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air
 Bereaksi dengan garam menghasilkan garam dan basa

C. Kekuatan Asam Basa


Pada dasarnya skala atau tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada
konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan
tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan
penulisan, seorang kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH
untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H+ dan secara matematika diungkapkan dengan persamaan :

1. Derajat Keasaman (pH)

Untuk air murni pada temperatur 25 °C :


[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa

10
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

2. Asam Kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
asamnya dengan melihat valensinya.

3. Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,
α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung
dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat
keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan
rumus:

Keterangan :
Ka = ketetapan ionisasi asam lemah
Ma = konsentrasi larutan asam

4. Basa Kuat

Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari
konsentrasi basanya.

5. Basa lemah

Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya,
α ≠1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung
dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung
dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

11
Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

D. Asam dan Basa dalam Kehidupan

Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling
penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat
digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik,
obat-obatan, pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4)
digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa
fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk.
Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka
bakar pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang
dilarutkan dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya
berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk
rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa
yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut
soda kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air.
Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak
berwarna dengan bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran
pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta
bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asam dalam pelajaran kimia adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan PH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut
basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam terbagi atas
dua maca yaitu asam kuat dan asam lemah. Asam mempunyai rasa asam dan bersifat
korosif.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam
air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Seperti hal-nya asam, basa juga terbagi dua
macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa mempunyai rasa pahit dan merusak kulit,
terasa licin seperti sabun bila terkena kulit. Dan dapat menetralkan asam.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam.
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/kekuatan-asam-dan-basa/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/konsep -ph-poh-
danpkw/
http://www.smkn1bandung.com/modul/adaptip/adaptif_kimia/larutan_asam_dan_basa.pdf

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/sifat -sifat-asam-
basadan-garam/

14

Anda mungkin juga menyukai