Anda di halaman 1dari 11

BAHASA INGGRIS KIMIA

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MIPA

(Elfrida Ginting S.Si, M.Sc, Ph.D)

Nama Mahasiswa :
 ELSA HASRI NOVENSA SITUMORANG (4233131016)
 MARTA SARI (4233331004)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat-Nya, juga kepada Ibu Elfrida Ginting S.Si, M.Sc, Ph.D selaku Dosen
Bahasa Inggris Kimia di UNIMED yang telah memberi kesempatan untuk meriview
buku, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa
Inggris Kimia “Critical Book Riview”. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 01 oktober 2023


Kelompok 2

Dartar isi :

Kata Pengantar………………………………………………………. 1

Daftar Isi ……………………………………………………………..2

Bab I. Identitas Buku 1

-Nama Penulis…………………………………………………..3
-Tahun Terbit…………………………………………………...3
-Jumlah Halaman……………………………………………….3

Identitas Buku 2
-Nama Penulis…………………………………………………..3
-Tahun Terbit…………………………………………………...3
-Jumlah Halaman……………………………………………….3

Bab II. Isi Buku

 Isi Buku Judul 1


- Teori Asam Basa

Bab III. Pembahasan

 Kelebihan buku…………………………………………………19
 Kekurangan buku……………………………………………….19

Bab IV. Penutup

 Kesimpulan …………………………………………………….20
 Saran ……………………………………………………………20

Daftar Pustaka
BAB 1

IDENTITAS BUKU 1

Judul Buku : Principles of Modern Chemistry


Nama Penulis : David W. Oxtoby, H. Pat Gillis, Laurie J. Butler
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 1.271 Hal
Penerbit : Cengage Learning

IDENTITAS BUKU 2

Judul Buku :
Nama Penulis :
Tahun Terbit :
Jumlah Halaman :
Penerbit :
BAB II

ISI BUKU

 Buku 1
asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O1) di atas nilai yang ditemukan dalam
dan basa adalah zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidroksida (OH2) di atas nilainya
dalam air murni. Terlepas dari definisi yang diutarakan dengan hati-hati ini, adalah hal yang
umum untuk menggambarkan asam sebagai zat yang terdisosiasi untuk memberikan
proton (yang setelah terhidrasi menjadi ion hidronium) dan basa sebagai zat yang
berdisosiasi untuk menghasilkan ion hidroksida. Jika disosiasi selesai, kita
dapat dengan mudah menghitung konsentrasi ion hidronium dan hidroksida dalam
larutan dan kemudian menghitung hasil reaksi netralisasi asam-basa, dan
titrasi asam-basa, dengan metode stoikiometri dalam larutan. Namun pengalaman
menunjukkan bahwa banyak reaksi asam-basa yang tidak berlangsung hingga selesai. Jadi,
untuk memprediksi
jumlah (atau konsentrasi) produknya, kita harus menggunakan ide dan metode
kesetimbangan kimia yang dikembangkan.

-Teori Asam Basa


Teori Asam Basa Arrhenius
Kimiawan asal Swedia bernama Svante Arrhenius merupakan pencetus pertama teori asam
basa. Arrhenius mencetuskan teori asam basa pada tahun 1884. Dalam penelitiannya itu,
Arrhenius menjelaskan bahwa ketika asam yang merupakan suatu zat, kemudian
dimasukkan ke dalam air akan menghasilkan suatu ion hydronium atau H+. Asam itu juga
disebut dengan kovalen polar yang bisa larut ketika dicampurkan dengan air. Asam yang
menghasilkan ion hidroksida sempurna disebut dengan asam kuat, sementara asam yang
tidak sempurna dalam proses ionisasinya sehingga menghasilkan ion hidroksida yang kecil
disebut dengan asam lemah.
Arrhenius kemudian mendefinisikan basa sebagai suatu zat mampu menghasilkan ion
hidroksida (OH-) saat dicampurkan ke dalam air. Namun, meskipun juga larut ke dalam air,
basa ini berbeda dengan asam karena ion yang dihasilkan berbeda.Contohnya, asam
arrhenius adalah asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan semua
senyawa yang menghasilkan ion hidrogen dalam air.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori Arrhenius menyatakan bahwa
asam adalah senyawa yang bisa menghasilkan ion hidroksida atau H+ ketika dilarutkan di
dalam air. Sementara basa menghasilkan ion hidroksil atau OH-.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry


Teori asam basa versi Bronsted-Lowry ini pertama kali dicetuskan pada 1923 oleh ahli
kimia asal Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia asal Inggris, T.M Lowry.

Bronsted-Lowry mengungkap bahwa asam dan basa terdiri dari berbagai macam larutan.
Keduanya menjelaskan bahwa asam merupakan suatu zat yang bisa menghasilkan atau
mendonorkan ion H+ (donor proton), sementara basa adalah zat yang menerima H+
(akseptor proton). Kemudian setelah transfer proton dilakukan, maka benda yang dilarutkan
di suatu larutan yang mengandung zat yang berbeda bisa diketahui sifat dari asam basanya.
Selain itu, penjelasan dari Bronsted-Lowry juga menjawab alasan mengapa HCl yang bisa
larut di air. Hal itu disebabkan karena HCl berperan sebagai asam sedangkan air menjadi
senyawa basa.
Bronsted-Lowry juga mencetuskan istilah asam basa konjugasi yang merupakan suatu
senyawa yang berada di bagian kanan atau reaksi yang mendapat tambahan dari satu atom
hidrogen dari reaktan. Sementara basa konjugasi adalah senyawa pada bagian kanan yang
kehilangan satu atom hidrogen pada reaksinya. Contohnya, adalah air. Di dalam larutan
basa, air akan bersifat asam dan mengeluarkan ion positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan
asam, air akan bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).
Dapat disimpulkan bahwa teori menurut Bronsted-Lowry ini merupakan bentuk
pengembangan dari teori Arrhenius yang lebih sempurna. Bronsted-Lowry menjelaskan
bahwa asam adalah suatu senyawa yang memberikan atau mendonorkan proton terhadap
senyawa lainnya, sementara basa merupakan senyawa penerima proton yang disebut
dengan akseptor proton.

Teori Asam Basa Menurut Lewis


Teori asam basa Lewis ini dicetuskan oleh ahli kimia dari UC Berkeley, Gilbert Newton
Lewis, pada tahun 1923. Lewis menawarkan adanya teori alternatif yang lebih mudah untuk
menjelaskan asam dan basa.Alhasil, Lewis memberikan penjelasan yang lebih luas lagi
terkait dengan asam basa.Lewis memiliki opini bahwa asam dan basa adalah suatu senyawa
yang mempunyai senyawa dan juga ikatan. Lebih lanjut, Lewis mengatakan bahwa asam
merupakan suatu akseptor pasangan dari elektron. Contoh dari asam menurut Lewis adalah
BF3, AlF3, serta SO3. Sedangkan basa menurut Lewis adalah molekul yang mampu
memberikan pasangan elektron bebas, seperti Cl- dan ROH. Teori dari Lewis ini diklaim
menjadi teori yang memiliki kelebihan untuk mencari tahu reaksi dari asam-basa yang ada
di dalam benda padat, gas, serta medium pelarut lainnya. Teori dari Lewis ini berbeda dari
argumen Bronsted-Lowry karena menurut teorinya tidak melibatkan pengiriman dan
penerimaan proton.Selain itu, keunggulan dari teori Lewis adalah bisa menjelaskan sifat
asam basa dalam molekul atau ion yang menerima pasangan elektron atau memiliki elektron
bebas. Terakhir, teori asam basa juga mampu menjelaskan sifat basa dari zat organik yang
memiliki pasangan elektron bebas dan mengandung atom nitrogen.
Kesimpulan Teori Asam Basa Lewis
Dapat disimpulkan bahwa menurut Gilbert Newton Lewis asam adalah suatu molekul yang
bisa menerima pasangan elektronnya. Sedangkan basa adalah molekul yang memberikan
pasangan elektronnya. Dibandingkan dengan teori asam basa lainnya, teori menurut Lewis
ini memiliki keunggulan yang lebih banyak, seperti mampu menjelaskan sifat asam dan basa
di dalam pelarut air, selain air, dan bahkan tanpa pelarut apapun.
Kekuatan Asam dan Basa
Asam diklasifikasikan menjadi kuat atau lemah, tergantung pada luasnya terionisasi
dalam larutan. Dalam asam lemah transfer ion hidrogen ke air tidak dilanjutkan sampai
selesai. Asam lemah seperti asam asetat juga elektrolit lemah; larutan berairnya tidak
menghantarkan listrik dan juga asam kuat dengan konsentrasi yang sama karena ion yang
ada lebih sedikit. Lemah asam menunjukkan nilai sifat koligatif yang lebih kecil
dibandingkan asam kuat. Teori Brønsted – Lowry membantu menetapkan skala kuantitatif
asam kekuatan. Ionisasi asam (disimbolkan dengan “HA”) dalam larutan air dapat ditulis
sebagai:

di mana Ka adalah konstanta ionisasi asam dalam air dan memiliki nilai numerik 6,17 ×
10210 pada 25°C. Tabel 15.2 memberikan nilai Ka, dan kuantitas berguna pKa 5 2log10 Ka,
untuk sejumlah asam penting.

Kekuatan suatu basa berbanding terbalik dengan kekuatan konjugatnya asam; semakin
lemah asamnya, semakin kuat basa konjugasinya, dan sebaliknya.
Hubungan umum antara Kb suatu basa dan Ka asam konjugatnya menunjukkan bahwa Kb
tidak perlu ditabulasikan secara terpisah dari Ka, karena dua berhubungan melalui

Struktur molekul dan kekuatan asam

Indikator
Indikator asam-basa adalah pewarna larut yang perubahan warnanya lebih merata
rentang pH yang sempit. Indikator tipikalnya adalah asam organik lemah yang mempunyai a
berbeda warna dari basa konjugasinya. Lakmus berubah dari merah menjadi biru karena
bentuk asamnya diubah menjadi basa. Indikator yang baik sangat kuat warna yang hanya
perlu ditambahkan beberapa tetes larutan indikator encer solusi yang sedang dipelajari.
Memiliki konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah hampir tidak berpengaruh pada
pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan pengaruh asam dan basa lain yang
ada dalam larutan. Jika bentuk asam suatu indikator direpresentasikan sebagai HIn dan
konjugatnya bentuk basa sebagai In2, kesetimbangan asam-basanya adalah:
BAB III PEMBAHASAN

-KELEBIHAN BUKU 1

- Tampilan buku yang digunakan penulis menarik perhatian pembaca


- Sistematika yang ditulis oleh penulis materi tersusun rapi mulai dari daftar isi hingga
daftar pustaka
- Penulis dalam menyajikan buku ini selalu disertai dengan sumber, jadi setiap teori
ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber yang jelas
- Buku ini memaparkan mengenai seluk beluk pengelolaan pengajaran dengan baik,
sehingga baik untuk buku pegangan mahasiswa ataupun siswa
- Dalam penyajian, penulis menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran
huruf yang sesuai

- KELEBIHAN BUKU 2

- KEKURANGAN BUKU 1
- Bahasanya terlalu kaku da nada istilah yang sangat asing sehingga sulit untuk
dipahami, ada beberapa kata yang dalam penyusunannya kurang enak dibaca
sehingga menjadikan pembaca harus mengulang kembali membaca untuk bisa
memahaminya
- Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak dijelaskan.
Misalnya ketika ada pendapat dari orang luar Indonesia yang disitu menggunakan
bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat para pengkonsumsi buku ini
mayoritas adalah orang Indonesia
- Buku ini terlalu monoton pada tulisan sehingga membuat pembaca merasa bosan

- KEKURANGAN BUKU 2

BAB IV PENUTUPAN
- KESIMPULAN

Berdasarkan buku ini dapat disimpulkan bahwa Larutan asam kuat mampu
menghantarkan listrik, sedangkan asam lemah sebaliknya. Semakin lemah
konjugasi dari asam semakin kuat konjugasi dari basa. Lakmus berubah dari
merah menjadi biru karena bentuk asamnya diubah menjadi basa.

-SARAN

Untuk dapat membedakan mana basa dan asam baik kuat maupun lemah dapat
dilihat dari nilai kekuatan asam dan basa maupun dihapalkan melalui nama
senyawa.

Dengan demikian Critical Book Riview yang dapat penulis sampaikan. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan critical book reepot ini masih terdapat banyak
kesalahan. Akhir kata, Penulis mengucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai