Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-
buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa
yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan
basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius,
teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami dan
diteliti dalam larutan. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat
atau lebih. Larutan dapat berupa larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan
penghasil dan pendukung suatu larutan. Asam dan Basa merupakan dua
golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari.
Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah,
sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna
biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau
basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah
penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda atau
pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-
masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain,
misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa masam,
sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat
membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain.
Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam
aktif, sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu

1
gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada
di piring.
Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-
nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan
basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Dalam kehidupan
sehari hari, senyawa asam dan basa dapat dengan mudah kita temukan.
Mulai dari makanan, minuman dan beberapa produk rumah tangga yang
mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah
tangga.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan
sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion
logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami
polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation).
Sedangkan ion logam (kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi
suatu anion dalam suatu ikatan. Penggolongan ini penting dilakukan untuk
memudahkan pemahaman mengenai pengertian dari suatu asam atau basa
yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang keras dan lunak juga
dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa
tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau interaksi yang bersifat
kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini sebagai tugas dalam mata
kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu memahami segala
aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Bagaimana reaksi dari asam dan basa?

2
5. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
7. Apa saja aplikasi asam basa dalam kehdupan sehari-hari?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui definisi asam basa
2. Untuk mengetahui teori yang mendukung asam basa
3. Untuk mengetahui indikator asam basa
4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi pada asam dan basa
5. Untuk mengetahui sifat sifat asam dan basa
6. Untuk mengetahui jenis-jenis asam basa
7. Untuk mengetahui aplikasi asam basa dalam kehidupan sehari -
hari.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi asam basa


Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier
secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya
akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak
mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani
yaitu oxus (asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti penghasil/pembentuk
asam. Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan
oksigen dalam asam asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun
1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris
pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang
bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini,
mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam. Basa dapat
dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua
zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin Acetum yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu
zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah
senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa
adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa
kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut.

4
Beberapa Contoh Basa dan Reaksi Ionisasinya
Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi Valensi
NaOH Natrium hidroksida NaOH Na+ + OH- 1
Ca(OH)2 Kalsium Ca(OH)2 Ca2+ + 2
hidroksida 2OH-
Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2 Ba2+ + 2
2OH-
Al(OH)3 Aluminium Al(OH)3 Al3+ + 3
hidroksida 3OH-
KOH Kalium hidroksida KOH K+ + OH- 1
Sr(OH)2 Stronsium Sr(OH)2 Sr2+ + 2
hidroksida 2OH-

2.2 Teori Asam Basa


Ada beberapa teori asam basa sebagai berikut :

2.2.1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)


Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada
larutan berair (aqueous solution).
Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan
berair.
contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O H+ + Cl- + H2O
Basa adalah spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O NH4+ + OH-
Secara umum :
Asam + Basa Garam + Air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga
tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana
tidak ada H+ dan OH-.

5
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu
menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig
menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada
molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation
dan anion.
Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung
hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk
membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen dan asam basa
polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa
adalah satu.
1. asam lemah monovalen
Contohnya : asam asetat
CH3COOH H+ + CH3COO-
2. basa lemah monovalen
Contohnya : natrium hidroksida
NH4OH NH4+ + OH-
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau
basa adalah lebih dari satu. Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan
tiap tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4 H+ + HSO4-
HSO4- H+ + SO42-

6
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah,
basa konjugasinya makin kuat.
Ka x Kb = Kw

2.2.2. Teori Asam Basa Brnsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)


Teori asam basa Brnsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam ke
basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
Asam kuat: basa konjugasi lemah
Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl + H2O H3O+ + Cl-
Asam1 basa1 asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya
sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam
konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry
H2PO4- HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan
sebagai reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) NH4Cl(s),
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Brnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam
maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan
sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah
menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton pindah dari asam tersebut.

7
Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl adalah sebuah proton,
dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini
disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl juga disebut
sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted Lowry yaitu konsep
yang telah disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak
terbatas hanya pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas
menjelaskan dan menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut
air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan
menggunakan pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s).
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted Lowry yaitu teori
Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan
suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari
yang bersifat asam ke yang bersifat basa.

2.2.3. Teori Asam Basa Lewis (Lewis)


Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan elektron (contohnya :
pada ikatan kovalen koordinasi) dan semua asam basa Arrhenius adalah asam basa
Lewis.
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak
mempunyai pelarut.

8
Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki
sifat basa dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau
pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada proses pembentukan
senyawa komplek.
Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan
suatu senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam
DNA dan RNA didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana
memiliki PEB atau pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis
memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8
ion atau oktet.

2.2.4. Asam Basa Lux-Flood


Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori asam
basa oksigen yang diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun
1939, kemudian dikembangkan oleh Hkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih
digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia modern dan elektrokimia
lelehan garam. Konsep teori asam basa Lux-Flood ditinjau berdasarkan ion oksida
(O2-). Konsep ini digunakan untuk menerangkan sistem non proton yang tidak
dapat dijelaskan dengan definisi asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini biasanya
digunakan untuk meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi
dan proses pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam yaitu
senyawa-senyawa yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan senyawa yang
bersifat basa yaitu senyawa-senyawa yang menjadi pendonor ion oksida. Contoh
reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2 (pasir) yang terjadi pada suhu tinggi.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(s)
Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai persamaan
berikut:
SO3(g) + H2O(l0 H2SO4(aq)
SiO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)

9
Adapun kelebihan teori asam basa lux-flood yaitu karakterisasi oksida
logam dan non logam menggunakan sistem ini bermanfaat dalam industri
pembuatan logam.
Sedangkan kelemahan teori Lux-Flood yaitu teori ini terbatas hanya pada
senyawa-senyawa yang memiliki ion oksida saja. Teori ini tidak dapat
menjelaskan sifat kebasaan dan keasaman suatu senyawa yang tidak memiliki ion
oksida di dalamnya.

2.2.5. Asam Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)


Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya.
Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan
pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang
disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). R.G Pearson awal tahun 1960
mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa
lunak (soft) atau keras (hard). Asam basa lunak adalah asam basa yang elektron-
elektron valensinya mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan asam basa
keras adalah asam basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau yang elektron
atau elektron valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain asam basa lunak
mempunyai sifat terpolarisasi tinggi dan asam basa keras mempunyai sifat
terpolarisasi rendah. Konsep ini kemudian dikenal dengan nama HSAB yang
singkatan dari hard soft acids and base (asam basa keras lemah) atau yang biasa
dikenal sebagai asam basa pearson.
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan memiliki ukuran
kecil merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya ligan-ligan dengan
atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasi akibat pengaruh ion dari luar
merupakan basa lemah (misalnya : S2O32-, I-). Sedangkan ion-ion logam yang
berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron terluar tidak mudah dipengaruhi
oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam keras (contohnya : H+,
Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar, bermuatan kecil atau nol,
elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam
asam lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam basa keras dan lunak,
terdapat juga ligan dan ion logam yang tidak termasuk pada golongan keras

10
ataupun lunak, yaitu golongan intermediet. Di bawah ini adalah tabel ligan dan
ion logam yang tergolong asam basa keras, lunak, dan intermediet.
a. Syarat-Syarat Asam-Basa Keras (Hard):
a) Jari-jari atom kecil
b) Bilangan oksidasinya tinggi
c) Polaritasnya rendah
d) Elektronegatifitasnya tinggi
b. Syarat-Syarat Asam-Basa Lunak (Soft) :
a) Jari-jari atom
b) Bilangan oksidasinya rendah
c) Polaritasnya tinggi
d) Ekektronegatifitasnya rendah
Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan
1. Asam keras cenderung berikatan dengan basa keras
2. Asam lunak cenderung berikatan dengan basa lunak
3. Interaksi asam-basa keras cenderung bersifat elektrostatik
4. Interaksi asam-basa lunak cenderung bersifat kovalen.

2.2.6. Teori Asam Basa Sistem Pelarut


Asam basa sistem basa sistem pelarut dikembangkan oleh Cady Esley.
Berdasarkan teori ini, yaitu
asam sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut
tertentu dapat meningkatkan konsentrasi kation karakteristik dari pelarut
tersebut.
Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl
bertindak sebagia asam sistem pelarut karena dalam NH3, cairan NH4Cl
teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+ inilah yang disebut kation
karakteristik pelarut (KKP).
Sedangkan basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila dilarutkan
dalam pelarut tertentu dapat meningkatkan anion karakteristik plarut
tersebut.

11
Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl disebut
anion karakteristik pelarut (AKP). Karena dalam campuran NaCl terurai
menjadi Na+ dan Cl-. Cl- inilah yang disebut AKP.
Kelebihan dari teori ini adalah sifat keasaman dan kebasaan suatu senyawa
dapat ditingkatkan karakteristiknya.
Kelemahan dari teori ini adalah tidak semua pelarut dapat atau mampu
meningkatkan karakteristik sifat keasaman ataupun kebasaan suatu
senyawa.

2.2.7. Teori Asam Basa Asam Usanovich


Usanovich merupakan seorang ahli kimia Rusia. Teori Asam Basa Asam
Usanovich tidak diakui oleh dunia atau bisa dibilang bukan teorinya. Hal ini
disebabkan teori yang diungkapkan tersebut merupakan gabungan dari semua
teori asam basa yang pernah diungkapkan ahli-ahli kimia yang lain.
Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak membatasi
keasaman suatu senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, tetapi lebih
umum dari teori asam basa Lewis. Teori Usanovich dapat diringkas:
Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk
kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa
menghasilkan garam.
Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron)
untuk bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan
garam .
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya
dan konsep redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-
basa.

2.3 Identifikasi Asam Basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa senyawa asam - basa dapat diidentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda

12
jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah
kertas lakmus, indikator asam basa dan indikator alami.

2.3.1 Mengidentifikasi asam basa dengan kertas lakmus


Senyawa asam basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus ketika bereaksi dengan
larutan. Ada dua macam kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru.Ketika dicelupkan dalam larutan asam dan larutan basa, kertas
lakmus merah dan lakmus biru akan menghasilkan perubahan warna yang
berbeda. Larutan yang bersifat asam adalah air jeruk dan larutan cuka, sedangkan
larutan yang bersifat basa adalah air sabun dan larutan soda kue.
Kertas lakmus merah yang dicelupkan dalam larutan asam tidak akan
berubah warna, jika kertas tersebut dicelupkan pada larutan basa akan berubah
warna menjadi biru. Sebaliknya, jika kertas lakmus biru yang dicelupkan
kelarutan asam, lakmus akan berubah menjadi merah. Adapaun jika dicelupkan
kelarutan basa, warnanya tetap biru.

2.3.2 Mengidentifikasi asam basa dengan indikator asam basa


Selain kertas lakmus, kita juga dapat menggunakan indikator asam basa
untuk membedakan asam dan basa. Indikator asam basa adalah zat kimia yang
mempunyai warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Sifat itulah yang
menyebabkan indikator asam basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat
asam dan basa. Ada beberapa jenis indikator asam basa diantaranya fenolftalein,
metil orange, bromotimul biru, metil ungu, bromokresol ungu, fenol merah,
timolftalein dan metil orange. Jika kita meneteskan larutan asam basa kedalam
larutan tersebut, kita akan melihat perubahan warna larutan indikator. Perhatikan
tabel berikut:

Indikator asam - basa Warna yang dihasilkan


Larutan asam Larutan basa
fenolftalein Bening Merah muda

13
Metil oranye Merah Kuning
Bromotimol biru Kuning Biru
Metil ungu Ungu Hijau
Bromokresol ungu Kuning Ungu
Fenol merah Kuning Merah
Timolftalien Bening Biru
Metil oranye Merah Kuning

Trayek Perubahan Warna Indikator Asam Basa


Batas batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna
disebut trayek perubahan warna indikator tersebut.

Indikator Perubahan Warna dengan Rentang pH


Meningkatnya pH
Asam Pikrat Tidak berwarna - kuning 0,1 0,8
Tanol Biru Kuning 0,2 2,8
2,6 Dinitro Feno Tidak berwarna Kuning Merah 2,0 4,0
Metil Kuning Kuning 2,9 4,0
Brompenol Biru Kuning Biru 3,0 4,6
Metil Orange Merah Kuning 3,7 4,4
Bromkesol Hijau Kuning Biru 3,8 5,4
Nietyl Merah Merah Kuning 4,2 6,8
Litmus Merah Biru 5,0 8,0
Metil Ungu Ungu Hijau 4,8 5,4
P. Nitropenol Tidak berwarna - Kuning 5,6 7,6
Bromkesol Ungu Kuning Ungu 5,2 6,8
Bromtimol Biru Kuning Biru 6,0 7,6
Netral Merah Merah Kuning 6,8 8,0
Kenol Merah Kuning Biru 6,8 8,4
p-a-Noftalfttalein Kuning Biru 7,0 9,0
Tinolftalein Tidak berwarna Biru kuning 9,3 10,6

14
Alizarin Kuning R Violet 10,1 12,0
Fenolfttalein Tidak berwarna -Merah 8,0 9,6

2.3.3 Mengidentifikasi AsamBasa dengan indikator alami


Selain indikator buatan, kamu juga dapat mengidentifikasi senyawa asam
dan basa menggunakan indikator alami. Indikator tersebut dapat dibuat dari
bumbu dapur, bunga dan buah buahan.

2.4 Reaksi- Reaksi Asam dan Basa


2.4 1 Reaksi Penetralan
Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi
penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
Contoh :
Asam + Basa Garam + Air
HnA + B(OH)m BnAm + H2O

2.4.2 Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa


Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi dengan air
membentuk asam.
CO2 + H2O H2CO3
SO2 + H2O H2SO3
SO3 + H2O H2SO4
N2O5 + H2O 2 HNO3
P2O5 + H2O 2 H3PO4
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan
menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH
K2O + H2O ---> 2 KOH

15
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O
Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O

2.4.3 Reaksi yang menghasilkan Endapan


Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada dua
cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung nilai
perbandingan Ksp dengan Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap
tidak diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-
(aq).
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s).

2.4.4 Reaksi yang Menghasilkan Gas


a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)
Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi segera
terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g).
b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai
menjadi H2O(l) dan NH3(g).
c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S
FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S

2.4.5 Reaksi Logam dengan Asam Kuat


Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen
Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)

16
Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)

2.5 Sifat- Sifat Asam dan Basa


Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau senyawa
berupa asam atau basa yaitu:

2.5.1. Sifat Asam


Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus
(+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai
berikut:
Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)
Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit
(terutama jika asam pekat)
Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula
merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain,
kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian
mau coba? Dio kayanya semangat nih)
Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik
(dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)
Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah

2.5.2. Sifat Basa


Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda
minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara
umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa
lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan
elektrolit)

17
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak

2.6. Jenis- Jenis Asam dan Basa


2.6.1. Jenis- Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:
Asam sulfat (H2SO4)
Asam klorida (HCl)
Asam nitrat (HNO3)
Asam bromida (HBr)
Asam iodida (HI)
Asam klorat (HClO4)

b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan
dalam air.
Contoh asam lemah:
Asam askorbat
Asam karbonat
Asam sitrat
Asam etanoat
Asam laktat
Asam fosfat

2.6.2. Jenis- Jenis Basa


Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan
Basa Lemah
a. Basa Kuat yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure
pembentuk basa tersebut.

18
Contoh basa kuat:
Litium hidroksida (LiOH)
Natrium hidroksida (NaOH)
Kalium hidroksida (KOH)
Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
Rubidium hidroksida (RbOH)
Barium hidroksida (Ba(OH)2)
Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

b. Basa Lemah yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
ammonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air
untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99%
amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan
ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak
mengion seluruhnya, 1, (0 < < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH-
tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya
basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :
gas amoniak (NH3)
besi hidroksida (Fe(OH)2)
Hydroksilamine (NH2OH)
Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
Ammonia hydroksida (NH4OH)
Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

19
2.7 Aplikasi Asam Basa dalam kehidupan sehari-hari
Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang
paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan
asam klorida. Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli.
Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak,
pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk pembuatan asam
lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen.
Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah
pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak
dan pupuk. Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat
mengakibatkan luka bakar pada kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas
yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap HCl dan ion-ionnya yang
terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa
produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan
sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang
umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang
mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak.
Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang sangat menyengat,
sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup.
Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam
nitrat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta :


Erlangga.

Petrucci, Ralph H. (1997). Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Respati. (1992). Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Jakarta : Rineka Cipta.

Sunarya, Yayan. (2012). Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung : ITB

21

Anda mungkin juga menyukai