Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM PENGAYAAN

KD ASAM BASAH

Nama : Kenisa Dwi Ramandhani


Kelas : XI MIPA 1
Mapel : KIMIA
Bab 1

LARUTAN ASAM BASA

Teori Asam Basa

1.Arhenius

• Asam dinyatakan sebagai senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat membebaskan ion hidrogen.

Contoh: HBr (aq) → H+ (aq) + Br- (aq).

• Basa didefinisikan sebagai senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat membebaskan ion
hidroksida.

Contoh: KOH (aq) → K+ (aq) + OH- (aq).

2. Bronsted-Lowry

Menurut teori Bronsted-Lowry, asam dan basa hanya dapat dilarutkan dalam air (asam sebagai donor
proton dan basa sebagai akseptor proton).

Contoh: NH3 (g) + BF3 (g) → NH3BF3 (g)

NH3 sebagai basa karena kelebihan 2 elektron (elektron valensi N = 5, digunakan 3 untuk berikatan
dengan H sehingga tersisa 2) dan BF3 sebagai asam.

3. Lewis

• Asam adalah spesi atau zat akseptor pasangan elektron

• Basa adalah spesi atau zat donor pasangan elektron

Contoh: NH3 (aq) + H2O (aq) → NH4+ (aq) + OH– (aq)

NH4+ sebagai asam karena kelebihan H+ dan NH3 sebagai basa

H2O sebagai asam karena kelebihan H+ dan OH- sebagai basa

Sifat Asam dan Basa

Asam dan Basa memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda


Tetapan Larutan Asam Basa

1.pH

• pH = -log [H+]

pH<7 = semakin kecil nilai pH,Semakin asam

• pH=7 = netral

pH>7 = semakin besar nilai pH, semakin basa

2.pOH

• pOH = -log [OH-]

pOH<7 = semakin kecil nilai pOH, semakin basa

• pOH=7 = netral

pOH>7 = semakin besar nilai pOH, semakin asam.

Cara membuat Larutan Asam dan Basa

• Membuat Larutan Asam

Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan asam.Oksida asam adalah oksida yang
berasal dari unsur nonlogam dengan oksigen, misalnya CO 2 SO2, P2O5, Cl2O7. Contoh reaksi yang
menghasilkan larutan asam:

• Membuat Larutan Basa


Larutan basa dapat dibentuk dengan mereaksikan oksida basa dengan air. Oksida basa adalah oksida
yang berasal dari unsur logam dengan oksigen, misalnya Na 2O, CaO, Fe2O3. Contoh reaksi yang
menghasilkan larutan basa:

Klasifikasi Asam dan Basa

1. Asam Kuat dan Basa Kuat

•Asam kuat adalah senyawa asam yang mudah melepaskan ion H + dalam air dan mengalami disosiasi
total dalam larutannya. Contoh asam kuat yaitu HCl, HNO 3, H2SO4, dan HCIO4.

•Basa kuat adalah senyawa basa yang mudah melepaskan ion OH - dalam air dan mengalami disosiasi
total dalam larutannya. Contoh basa kuat yaitu NaOH, KOH, dan Ba(OH) 2.

2. Asam Lemah dan Basa Lemah

•Asam lemah adalah senyawa asam yang sulit melepaskan ion H + dalam air dan mengalami disosiasi
sebagian dalam larutannya. Contoh asam lemah yaitu H 3PO4, H2SO3, HNO2, dan CH3COOH.

•Basa lemah adalah senyawa basa yang sulit melepaskan ion OH - dalam air dan mengalami disosiasi
sebagian dalam larutannya. Contoh basa lemah yaitu NaHCO 3 dan NH4OH.

Rumus pH Asam Kuat dan Basa Kuat

1. Asam Kuat

Asam kuat adalah zat yang dalam air terionisasi sempurna dan melepaskan ion H +.Karena terionisasi
sempurna (α = 1). Contoh asam kuat adalah HCl.

Rumus perhitungan pH untuk asam kuat adalah:


2. Basa Kuat

Basa kuat adalah zat yang dalam air terionisasi sempurna dan melepaskan ion OH - .Karena terionisasi
sempurna (α = 1).Contoh basa kuat adalah NaOH.

Rumus perhitungan pH untuk Basa Kuat adalah:

Rumus pH Asam Lemah dan Basa Lemah

1. Asam Lemah

Asam lemah adalah zat yang dalam air terionisasi sebagian dan melepaskan ion H + r.Karena terionisasi
sebagian (0 < α < 1). Contoh asam lemah adalah CH 3COOH.

Rumus perhitungan pH untuk Asam Lemah adalah :


2.Basa Lemah

Basa lemah adalah zat yang dalam air terionisasi sebagian dan melepaskan ion OH -.Karena terionisasi
sebagian (0 < α < 1). Contoh basa lemah adalah NH 4OH.

Rumus perhitungan pH untuk Basa Lemah adalah:

Macam-macam pH

1. Kertas Lakmus

Terdapat dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.Pada larutan asam, kertas
lakmus selalu berwarna merah, sedangkan dalam larutan basa, kertas lakmus selalu berwarna biru.
2. Indikator Alami

Beberapa jenis tanaman dapat dijadikan sebagai indikator alami, contohnya kol ungu, kulit manggis,
bunga sepatu, bunga bougenvile, pacar air, dan kunyit. Syarat dapat atau tidaknya suatu tanaman untuk
dijadikan sebagai indikator alami adalah terjadinya perubahan warna apabila ekstraknya diteteskan
pada larutan asam atau basa.

3. Indikator Buatan

Indikator ini di buat di laboratorium dengan alat dan beberapa bahan kimia. Dua macam indikator
Buatan yang biasa di gunakan untuk pH larutan yaitu indikator kertas dan larutan. Pada indikator kertas,
jika bersifat asam kertas akan berwarna merah.Jika bersifat basa kertas akan berwarna biru.
4. Larutan Indikator

Larutan indikator merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat asam
basa suatu senyawa.Indikator yang sering digunakan pada laboratorium adalah larutan indikator
fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo), dan juga bromtimol blue (BTB).

5.. pH meter

pH meter dapat digunakan sebagai alat pengukur pH suatu larutan dengan cepat dan akurat. pH meter
mempunyai elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam larutan asam basa yang akan diukur nilai pH-nya.

6. Indikator Universal

Indikator universal merupakan indikator yang tediri atas bebagai macam indikator dengan warna yang
berbeda untuk setiap nilai pH antara 1 – 14.Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada yang
berbentuk kertas.Cara menggunakan indikator universal adalah dengan mencelupkan kertas indikator
universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan indikator universal pada
larutan yang deteksi.
Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan saat kita ingin menentukan kemolaran atau
konsentrasi suatu asam atau basa dengan menggunakan konsep penetralan asam-basa.

Alat dan Bahan dalam Proses Titrasi Asam Basa

a. Titran (Titer)

Titran adalah zat yang digunakan untuk mentitrasi. Titran ini merupakan larutan standar yang telah
diketahui secara pasti konsentrasinya, misalnya asam kuat atau basa kuat.

b. Buret

Buret adalah alat laboratorium berupa kaca berbentuk silinder dengan bagian bawah mengerucut. Buret
memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian bawahnya. Sumbatan keran ini berfungsi untuk
menjaga agar cairan yang diisikan ke dalam buret dapat menetes secara presisi sesuai kehendak pelaku
eksperimen.

c. Titrasi
Titrat adalah larutan sampel yang akan dianalisis atau ditentukan konsentrasinya.Pada titrasi asam basa,
posisi titrat terletak pada labu erlenmeyer.

d. Labu Erlenmeyer

Labu erlenmeyer adalah alat laboratorium berupa gelas kaca dengan ujung kepala dan leher yang kecil
kemudian melebar terus hingga bagian bawahnya.Bagian kepala dan lehernya yang kecil berfungsi untuk
mengurangi resiko cairan kimia tumpah atau menyiprat ke luar.

e. Indikator Kimia

Indikator kimia adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kapan suatu sampel (titrat) telah habis
bereaksi.

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat

Titrasi asam kuat oleh basa kuat, artinya:

Titran (larutan standar pada buret) → basa kuat

Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → asam kuat

2. Titrasi Basa Kuat oleh Asam Kuat

Titrasi basa kuat oleh asam kuat, artinya:

Titran (larutan standar pada buret) → asam kuat


Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → basa kuat

3. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat

Titrasi asam lemah oleh basa kuat, artinya:

Titran (larutan standar pada buret) → basa kuat

Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → asam lemah


4. Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat

Titrasi basa lemah oleh asam kuat, artinya:

Titran (larutan standar pada buret) → asam kuat

Titrat (larutan sampel pada labu erlenmeyer) → basa lemah


Bab 2

LARUTAN PENYANGGA

1. Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu
terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan
kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah secara siknifikan walaupun pada larutan
tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.

2.Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa lemah, dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ ataupun ion OH-.

A. Larutan penyangga Asam

Larutan penyangga asam merupakan campuran asam lemah dengan garamnya (basa
konjugasi), contohnya larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-. Dalam
larutan tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq)

Prinsip kerja larutan penyangga asam sebagai berikut :

1) Pada Penambahan Asam

Pada penambahan asam, ion H+ dari asam akan menambah konsentrasi H+ .Artinya, ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH₃COO- membentuk molekul CH₃COOH. Dengan kata
lain, asam yang ditambahkan akan dinetralisasi oleh komponen basa konjugasi (CH3COO -).

CH₃COO-(aq) + H+(aq) ⇄ CH₃COOH (aq)

2) Pada Penambahan Basa


Selain itu, penambahan basa juga menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH 3COOH).
Berkurangnya komponen asam inilah yang menyebabkan reaksi bergeser ke kanan. Basa yang
akan ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH dan membentuk Ion CH3COO- dan
air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) ⇄ CH3COO-(aq) + H2O(l)

3) Pengenceran

Pada penambahan air (pengenceran), derajat ionisasi asam lemah CH₃COOH akan bertambah
besar, yang berarti jumlah ion H+ dari ionisasi CH₃COOH juga bertambah. Akan tetapi, karena
volume larutan juga bertambah, pengaruh penambahan konsentrasi H + menjadi tidak berarti.
Dengan demikian, nilai pH larutan tidak mengalami perubahan.

B. Larutan penyangga Basa

Pada campuran basa lemah dan garamnya (asam konjugasi) contohnya pada NH 3 dan NH4+ yang
mengalami kesetimbangan. akan terbentuk larutan penyangga yang bersifat basa. Dalam
larutan tersebut, terdapat kesetimbangan kimia:

NH4OH(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)

Prinsip kerja larutan penyangga basa sebagai berikut :

1. Pada Penambahan Asam

Bila yang ditambahkan suatu asam, maka Ion H+ dari asam akan mengikat Ion OH-.Hal itu dapat
menyebabkan keseimbangan dan akan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi Ion OH - dapat
dipertahankan.

2) Pada penambahan basa

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka keseimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) & air.

3) Pengenceran

Pada penambahan air (pengenceran), derajat ionisasi basa lemah akan bertambah besar, yang
berarti jumlah OH- dari ionisasi NH₃ bertambah. Akan tetapi, karena volume larutan juga
bertambah, pengaruh penambahan konsentrasi OH- menjadi tidak berarti. Dengan demikian,
nilai pH larutan tidak mengalami perubahan.

3. Jenis Larutan penyangga


Berikut ini jenis-jenis larutan penyangga :

a. Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga bersifat asam apabila terdiri dari campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya . Contohnya adalah CH3COOH dengan CH3COONa atau CH3COO- .

b. Larutan Penyangga Basa

Larutan penyangga bersifat basa apabila terdiri

dari campuran basa lemah dengan asam konjugasinya ,contohnya adalah NH 4OH dengan NH4+
atau NH4Cl.

2. Perhitungan pH

1. Perhitungan pH Larutan Penyangga

a. Larutan penyangga Asam

Perumusan larutan penyangga yang bersifat asam adalah sebagai berikut:

B. Larutan penyangga Basa

Perumusan larutan penyangga yang bersifat basa adalah sebagai berikut:

Bab 3

HIDROLISIS GARAM
1. Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis.Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya penguraian. Jadi
hidrolisis adalah reaksi penguraian garam dalam air, yang membentuk ion positif dan ion negatif. Ion-ion
tersebut akan bereaksi dengan air membentuk asam (H 3O+) dan basa (OH-) asalnya.

Jenis-jenis Hidrolisis Garam

Larutan garam di dalam air ada yang bersifat asam, basa dan netral. sifat asam basa atau netral dari
garam tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara ion garam dengan air. Didalam air garam akan
terionisasi dan apabila ion yang terbentuk tersebut bereaksi dengan air maka terjadi reaksi
hidrolisis.Beberapa kemungkinan reaksi hidrolisis yang dapat terjadi adalah :

a. Kation yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H +, menyebabkan
konsentrasi ion H+ lebih besar daripada konsentrasi ion OH - sehingga larutan bersifat asam

b. Anion yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH - menyebabkan
konsentrasi ion H+ lebih kecil dari pada konsentrasi ion OH - sehingga larutan bersifat basa

c. Kation maupun anion yang berasal dari garam tidak bereaksi dengan air sehingga konsentrasi ion H +
dan ion OH- di dalam air tidak berubah dan larutan bersifat netral.

4 jenis Garam

a. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan anion
yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH - yang
menyebabkan larutan bersifat basa.

Contoh : CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)

Ion CH3COO- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan

CH3COO-(aq) + H2O ⇄ CH3COOH(aq) + OH-(aq)

b. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan kation
yang berasal dari basa lemah. Kation tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion H + yang
menyebabkan larutan bersifat asam.

Contoh : NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan

NH4+(aq) + H2O ⇄ NH3 (aq) + H3O+(aq)


c. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan terionisasi dan kedua ion
garam tersebut bereaksi dengan air.

Contoh : NH4CN(aq)→ NH4+ + CN-(aq)

Ion NH4+ bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan

NH4+(aq) + H2O(l) ⇄ NH4OH(aq) + H+(aq)

Ion CN- bereaksi dengan air membentuk reaksi kesetimbangan

CN- (aq) + H2O(l) ⇄ HCN(aq) + OH-(aq)

d. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Ion-ion yang dihasilkan dari garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak ada bereaksi
dengan air. Contoh : NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl- (aq)

Cara menghitung nilai pH

• pH Larutan Garam

A. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat

Garam dari asam kuat dan basa kuat misalnya garam natrium klorida (NaCl). Oleh karenanya garam yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi dengan air atau tidak terhidrolisis harga H dan o h
dalam air tidak berubah dengan adanya garam sehingga PH sekali tidak berubah dan sama dengan PH air
murni pH = 7 larutan ini bersifat netral

B. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat

Garam dari asam lemah dan basa kuat contohnya garam natrium asetat (CH 3COONa). contoh lain garam
ini adalah NaCN dan Na2CO3.Garam jenis ini yang terhidrolisis hanya anion dari asam lemahnya.

C. Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah

Garam dari asam kuat dan basa lemah contohnya garam amonium klorida (NH 4Cl). Garam ini terionisasi
di dalam air menurut persamaan reaksi berikut:

NH4Cl(aq)⇄ NH4+(aq) + Cl-(aq)


Air akan terionisasi menurut reaksi berikut.

H2O(ℓ)⇄ H+(aq) + OH- (aq)

D. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

Garam dari asam lemah dan basa lemah contohnya garam amonium sianida (NH 4CN). NH4Cl terionisasi
di dalam air menurut reaksi berikut.

NH4CN(aq)⟶ NH4CN+ + CN- (aq)

Air akan terionisasi menurut reaksi berikut.

H2O(ℓ) ⇄ H+ (aq)+ OH- (aq)

Bab 4

KELARUTAN dan HASIL KALI KELARUTAN

A. KELARUTAN (S)

Kelarutan (solubility) adalah jumlah Maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.Satuan
kelarutan umumnya di nyatakan dalam Gram L-1 atau molL-1 (M)

Contoh:

• Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 x 10-2 M

• Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,7 x 10 -10 M

Berdasarkan sifat kelarutannya kondisi garam dibedakan menjadi tiga kondisi, yaitu sebagai berikut.
1. Kondisi tidak jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata suatu garam belum melampaui
kelarutannya, sehingga masih bisa larut.

2. Kondisi tepat jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata suatu garam sama dengan kelarutannya,
sehingga zat tepat mengendap.

3. Kondisi lewat jenuh, artinya kondisi saat konsentrasi nyata garam melampaui kelarutannya, sehingga
zat yang mengendap lebih banyak daripada yang larut.

Besarnya kelarutan suatu zat di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

Jenis pelarut

• senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam senyawa polar

Misalnya Gula, NaCl, alkohol, dan semua asam

• senyawa non polar akan mudah larut dalam senyawa non polar.

Misalnya lemak mudah larut dalam minyak

Suhu

Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya di naikan. Adanya panas(kalor)
mengakibatkan semakin regangnya jarak antara molekul zat padat tersebut. Meregangnya jarak antara
molekul zat padat menjadikan kekuatan antar gaya molekul menjadi lemah.

Rumus untuk menghitung besar kelarutan

B. Hasil kali kelarutan (Ksp)

Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah suatu tetepan atas hasil kali konsentrasi ion-ion pangkat koefisien.
Konsentrasi larutan adalah hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl dan BaSO 4 jika dimasukkan dalam air murni lalu diaduk akan
terlarut.Sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan.

Dari kesetimbangan reaksi ion yang dihasilkan kemudian dapat diperoleh persamaan hasil kali kelarutan
(Ksp). Secara umum, cara mendapatakan Ksp pada garam diperoleh seperti bentuk berikut.

Contoh:

1. Agl Ag+ + l- ksp Agl = [Ag+] [l-]

2. PbCl2 Pb2+ + 2Cl- ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl-]2

Hubungan antara Kelarutan dan Ksp

Percampuran dari dua zat akan menghasilkan endapan atau belum dapat diketahui melalui
perbandingan hasil kali konsentrasi ion-ion yang dicampurkan (Qc) dengan Ksp. Ada tiga kondisi yang
dapat terjadi yaitu:

• Terjadi pengendapan: Qc > Ksp

•Tepat jenuh: Qc = Ksp

•Belum jenuh (tidak mengendap): Qc < Ksp

Rumus:

Bab 5

KOLOID
Sistem koloid merupakan campuran antara dua zat yang memiliki perbedaan fase dengan partikel
terdispersinya (terlarut) tersebar merata di dalam fase pendispersi (pelarut). Ukuran partikel koloid
berada di antara larutan dan suspensi, yaitu sekitar 1-100 nm.

Jenis-jenis Koloid

1. Aerosol

Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat atau cair dan medium
pendispersinya berupa gas.

•Contoh koloid jenis aerosol adalah minyak wangi (parfum), obat nyamuk semprot, dan cat semprot.

2. Sol

Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat, sedangkan medium
pendispersinya berupa zat cair atau zat padat.

• Contoh koloid jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol emas

• Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan hitam, dan paduan logam

3. Emulsi

Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan medium pendispersinya juga zat
cair.

• Contoh emulsi adalah kasen di dalam susu, kuning telur, santan, dan mayones.

4. Buih

Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas, sementara medium
pendispersinya berupa zat cair.

• Contoh koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih padat), dan batu apung (buih
padat).

5. Gel

Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair.

• Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silikat

Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas sinar/cahaya oleh partikel koloid.
2. Gerak Brown

Pengamatan itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah berada pada kondisi stasioner
(diam), melainkan akan bergerak dengan lintasan lurus dan arahnya tak menentu. Jika diamati melalui
mikroskop ultra, gerakan partikel koloid berbentuk zigzag. Pergerakan inilah yang disebut gerak Brown.
Contoh gerak brown bisa di lihat saat pertikel debu bergerak melewati cah jendela yang terkena sinar
matahari.

3. Adsoprsi

Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid.

Contohnya saat menjernihkan air menggunakan tawas.

4. Muatan Koloid

Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid
bermuatan negatif.

5. Koagulasi koloid

Koagulasi merupakan peristiwa menggumpalnya koloid membentuk endapan. Terjadinya koagulasi


dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, pengadukan, atau penambahan asam. Contoh koagulasi
adalah saat menambahkan sedikit senyawa asam ke dalam susu.

6. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi.

7. Dialisis

Dialisis merupakan proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotornya. Dialisis ini dilakukan dengan
cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring.

8. Elektroforesis

Elektroforesis, yaitu metode untuk memisahkan partikel koloid bermuatan menggunakan arus listrik.

9. Koloid Liofil dan Liofob

Koloid liofil merupakan koloid yang mampu mengadsorpsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekitar koloid, contohnya agar-agar. Koloid liofob merupakan koloid yang tidak mengadsorpsi cairan,
dengan syarat cairan tersebut harus netral (tidak bermuatan).

Cara Pembuatan Koloid

1. Cara kondensasi
Cara kondensasi merupakan cara untuk membentuk koloid melalui proses penggumpalan partikel
larutan agar menjadi partikel koloid. Penggumpalan tersebut bisa dilakukan dengan metode berikut.

A. Reaksi Pengendapan

Reaksi pengendapan dilakukan dengan cara mencampurkan larutan elektrolit agar dihasilkan endapan,
contohnya sebagai berikut.

B. Reaksi Hidrolisis

Reaksi hidrolisis dilakukan dengan cara mencampurkan suatu zat dengan air, contohnya sebagai berikut.

C. Reaksi Redoks

Contoh nya sebagai berikut:

D. Reaksi Pergeseran

Contoh nya sebagai berikut:

E. Reaksi penggantian pelarut

Pembuatan koloid jenis ini bisa Quipperian lihat pada pembuatan gel kalsium asetat

2. Cara Dispersi

Cara dispersi kebalikan dari kondensasi, yaitu dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi agar
menjadi partikel koloid. Cara dispersi ini bisa dilakukan dengan beberapa metode berikut.

A. Cara Mekanik

Pembuatan koloid dengan cara mekanik dilakukan menggunakan penggilingan atau penggerusan
partikel suspensi.Contoh pembuatan partikel koloid dengan cara mekanik adalah sebagai berikut.

1) Gumpalan tawas yang sudah digiling akan membentuk koloid saat dicampurkan dengan air.
2) Karbon dihaluskan dengan penggiling koloid agar dihasilkan tinta

3) Belerang dan gula dihaluskan dalam penggiling koloid, sehingga dihasilkan sol belerang.

B. Cara Peptisas

Koloid bisa dibentuk melalui proses peptisasi, yaitu dengan menambahkan ion sejenis, sehingga
partikel endapan akan mengalami pemecahan oleh zat kimia. Adapun contoh peptisasi adalah sebagai
berikut.

1) Sol Fe(OH)3dipeptisasi oleh FeCl3.

2) Sol NiS dipeptisasi oleh H2S.

3) Karet dipeptisasi oleh bensin.

C. Cara Busur Bredia/Bredig

Cara busur bredia dilakukan dengan mencelupkan dua kawat logam yang dialiri arus listrik ke dalam
air. Dengan demikian, kawat tersebut akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.

D. Cara ultrasonik

Pada prinsipnya, cara ini hampir sama dengan cara mekanik, hanya saja proses penghancuran partikel
besarnya menggunakan gelombang ultrasonik.

Manfaat Koloid dalam Kehidupan

1. Koloid biasa digunakan dalam industri kosmetik untuk membuat foundation, sampo, pembersih
wajah, deodoran, dan pelembab badan.

2. Dalam industri tekstil, koloid biasa dimanfaatkan dalam bentuk sol untuk membuat warna pakaian.

3.Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam bentuk sol untuk membuat obat-obatan.

4. Dalam industri sabun, koloid dihasilkan dalam bentuk emulsi, contohnya sabun dan detergen.

5.Dalam industri makanan, koloid bisa ditemukan dalam kecap, saus, susu, mayones, dan mentega.

6. Elektroforesis bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA.


Contoh Soal

1. Larutan Asam Basa


2. Larutan Penyangga
Sebanyak 200 ml larutan penyangga mangandung NH 3 dan NH4Cl masing-masing 0,05 M.Tentukan pH
larutan tersebut

3. Hidrolisis Garam

4. Larutan dan Hasil Kali Kelarutan


5. Koloid

Tuliskan Contoh Reaksi Hidrolisis dalam pembuatan sistem Koloid

Anda mungkin juga menyukai