Anda di halaman 1dari 10

Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida ( orbital gabungan ) yang dilakukan oleh

suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital ( dalam suatu atom ) yang tingkat
energinya berbeda bergabung membentuk orbital baru dengan tingkat energi yang sama guna
membentuk ikatan kovalen. Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya
digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O. Penjelasannya dimulai dari
bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.

Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu :

· Orbital yang bergabung harus mempunyai tingkat energi sama atau hampir sama

· Orbital hybrid yang terbentuk sama banyaknya dengan orbital yang bergabung.

· Dalam hibridisasi yang bergabung adalah orbital bukan electron

Pembentukan orbital hybrid melalui proses hibridisasi adalah sebagai berikut :

Ø Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat energinya
sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk.
Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan tereksitasi.

Ø Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan elektron lebih besar di daera orbital hybrid.

Ø Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga membentuk ikatan
kovalen atau kovalen koordinasi.

Atom Karbon

Hibridisasi sp3

Atom karbon memiliki dua orbital (2s dan 2p) untuk membentuk ikatan, artinya jika bereaksi dengan
hidrogen maka akan terbentuk dua ikatan C-H. Faktanya, atom karbon membentuk empat ikatan C-H
dan menghasilkan molekul metana dengan bentuk bangun ruang tetrahedron. Linus Pauling (1931)
menjelaskan secara matematis bagaimana orbital s dan tiga orbital pberkombinasi atau terhibridisasi
membentuk empat orbital atom yang ekuivalen dengan bentuk tetrahedral. Orbital yang berbentuk
tetrahedral disebut dengan hibridisasi sp3. Angka tiga menyatakan berapa banyak tipe orbital atom
yang berkombinasi, bukan menyatakan jumlah elektron yang mengisi orbital. Atom karbon memiliki
konfigurasi ground-state 1s2 2s2 2px1 2py1. pada kulit terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s,
dan dua elektron tak perpasangan dalam orbital 2p:
Gambar 1.1. Konfigurasi elektronik ground-state atom karbon

Dari konfigurasi di atas, maka atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan, contohnya CH2.
Pada kenyataannya, molekul CH2 sangat jarang ditemukan dan lebih banyak terbentuk molekul CH4.
Alternatifnya adalah, satu elektron pada orbital 2s dipromosikan ke orbital 2pz. Konfigurasi baru ini
memiliki satu elektron yang berada pada tingkat energi yang lebih tinggi dari ground-state.

Gambar 1.2. Konfigurasi elektron atom karbon yang mengalami eksitasi

Pada posisi tereksitasi, karbon memiliki empat elektron tak berpasangan dan dapat membentuk
empat ikatan dengan hidrogen. Ikatan yang terbentuk dengan H (pada CH4) jauh lebih stabil
dibandingkan ikatan C-H pada molekul CH2.

Hibridisasi sp2

Ketika kita membentuk orbital hibridisasi sp3 untuk menjelaskan ikatan dalam metana, pertama kali
yang dilakukan adalah mempromosikan satu elektron dari orbital 2s ke excited state menghasilkan
empat elektron tak berpasangan. Hibridisasi sp2 terjadi jika satu elektron tereksitasi ke orbital p.
Akibatnya, atom karbon yang terhibridisasi sp2 hanya dapat membentuk tiga ikatan sigma dan satu
ikatan pi. Ikatan pi terjadi sebagai akibat dari tumpang tindih elektron pada orbital 2p-2p.

Gambar 1.3. Konfigurasi elektron atom karbon yang terhibridisasi sp2

Dua atom karbon sp2 dapat saling membentuk ikatan yang kuat, mereka membentuk ikatan sigma
melalui overlap orbital sp2-sp2. Kombinasi ikatan sigma sp2-sp2dan ikatan pi 2p-2p menghasilkan
bentuk ikatan rangkap karbon-karbon. Bentuk bangun ruang dari ikatan atom karbon yang
terhibridisasi sp2adalah trigonal planar.
Hibridisasi sp

Atom karbon memiliki kemampuan membentuk tiga macam ikatan, yaitu ikatan tunggal, rangkap
dua dan rangkap tiga. Asetilena, C2H2, contoh paling sederhana dari ikatan karbon-karbon rangkap
tiga. Di samping dapat berkombinasi dengan dua atau tiga orbital p, hibrida orbital 2s juga dapat
berkombinasi dengan satu orbital p.

Gambar 1.4. Konfigurasi elektron atom karbon yang terhibridisasi sp

Konsep hibridisasi berhasil meramal struktur molekul senyawa kovalen bila atom pusat berikatan
tunggal dengan substituent (atom) yang sama. Jika tidak demikian, akan terjadi penyimpangan yaitu
bila :

1. Atom pusat mempunyai pasangan electron bebas seperti NH3

2. Terdapat ikatan rangkap antara ion pusat dengan atom lain seperti HCN

3. Atom-atom yang terikat pada atom pusat berbeda keelektronegatifannya seperti H2CClF

4. Atom-atom yang terikat pada atom pusat berbeda ukurannya seperti H3CCl dan H2CClF

Ikatan Rangkap Terkonjugasi

Ikatan rangkap yang berselang-seling dengan ikatan tunggal atau senyawa organik yang atom-
atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian merupakan ikatan rangkap
terkonjugasi dimana elektron-elektronnya berperanserta secara serempak mempengaruhi satu sama
lain membentuk daerah delokalisasi elektron. Elektron-elektron pada daerah delokalisasi tersebut
bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan sistem konjugasi ini. Sistem delokalisasi
elektron akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan energy molekul secara keseluruhan.

Ikatan antar C-O lebih stabil daripada ikatan antar C-C karena pada ikatan C-O afinitas dari atom O
lebih besar dan memiliki jumlah elektron yang banyak juga jari-jari atom O kecil sehingga daya
tariknya terhadap elektron besar sehingga elektron yang ditangkap sukar dilepas. Hal ini berbeda
pada ikatan C-C yang memiliki jumlah electron yang sama .

Isomer cis-trans terjadi bila tiap-tiap atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus atom berbeda.
Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu bentuk cis (jika gugus-gugus sejenis
terletak pada sisi yang sama) dan bentuk trans (jika gugus-gugus sejenis terletak berseberangan).
Benzena

Struktur Benzena

Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya, keenam
atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan
sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan
tunggal yang berselang seling, seperti diperlihatkan gambar di atas.

Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena
memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji
bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna
dari air bromin.

Struktur Resonansi Benzena:


Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal.
Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi adalah sebagai berikut:

Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi bukan struktur nyata dari suatu
senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan. Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan
dari semua struktur resonansinya. Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi benzena, sehingga
benzena lebih sering digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 dimensi Struktur Benzena

Gambar Molimod Struktur Benzena

SIFAT BENZENA

Sifat Fisik:

· Zat cair tidak berwarna

· Memiliki bau yang khas

· Mudah menguap

· Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air,


tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,

· seperti eter dan tetraklorometana

· Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius

· Titik didih : 80,1derajat Celsius

· Densitas : 0,88

Sifat Kimia:

· Bersifat kasinogenik (racun)

· Merupakan senyawa nonpolar

· Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga

· Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.

Hibridasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui penggabungan antarorbital. Senyawa kovalen
atau kovalen koordinasi. Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam
menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk
sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan
sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa
organik.
Hibridisasi tidak hanya menyangkut tingkat energi, tetapi juga bentuk orbital gambar.
Berdasarkan teori Hibridisasi, sebagai contoh C dengan 4 orbital hibrida sp3 (peletakan angka tiga
merupakan pangkat dari sp), dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang equivalen. Jadi, hibridisasi
adalah peleburan orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang
setingkat.

Contoh Berbagai Macam Hibridisasi

Jumlah orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital yang terlihat pada hibridasi itu.
Berbagai tipe hibridisasi disajikan dalam tabel berikut:
Namun Teori Hibridisasi berbeda dengan Teori domain elektron yang dapat digunakan untuk
meramalkan bentuk molekul, tetapi teori ini tidak dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
suatu molekul dapat berbentuk seperti itu.

Sebagai contoh, teori domain elektron meramalkan molekul metana (CH4) berbentuk tetrahedron
dengan 4 ikatan C-H yang ekuivalen dan fakta eksperimen juga sesuai dengan ramalan tersebut,
akan tetapi mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron?

Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom = 6) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.

Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom C hanya dapat membentuk 2 ikatan kovalen (ingat,
hanya elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk membentuk ikatan kovalen). Oleh karena
ternyata C membentuk 4 ikatan kovalen, dapat dianggap bahwa 1 elektron dari orbital 2s
dipromosikan ke orbital 2p, sehingga C mempunyai 4 elektron tunggal sebagai berikut.
Namun demikian, keempat elektron tersebut tidaklah ekuivalen dengan satu pada satu orbital 2s
dan tiga pada orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan penyebab C pada CH4 dapat membentuk
4 ikatan ekuivalen yang equivalen. Untuk menjelaskan hal ini, maka dikatakan bahwa ketika atom
karbon membentuk ikatan kovalen dengan H membentuk CH4, orbital 2s dan ketiga orbital 2p
mengalami hibridisasi membentuk 4 orbital yang setingkat. Orbital hibridanya ditandai dengan
sp3 (peletakan angka tiga merupakan pangkat dari sp) untuk menyatakan asalnya, yaitu satu orbital
s dan 3 orbital p.

Soal 1
Molekul mempunyai bentuk oktahedral. Jika diketahui nomor atom S = 16, bentuk orbital
hibrida adalah . . . .
A.
B.
C.
D.
E.

Pembahasan :
Molekul mempunyai bentuk oktahedral. Dalam molekul yang menjadi :
Atom pusat = S (nomor atom 16)
Konfigurasi S =

Atom S akan berikatan tunggal dengan F(nomor atom 9), karena jumlah elektron valensi F adalah 7
sehingga hanya membutuhkan satu buah elektron lagi agar stabil secara oktet.

Konfigurasi F =

Diagram Orbital :
Atom S berkewajiban untuk menyediakan enam buah orbital yang berisi elektron tidak berpasanan
agar bisa berikatan dengan enam bua atom F. Pada bentuk dasar seperti gambar diatas, atom S
hanya mempunyai dua orbital yang terisi elektron yang tidak berpasangan. Untuk menyediakan 4
orabital lagi, maka masing masing satu buah elektron pada sub kulit 3s dan 3p diseksitasi / promosi /
dipindahkan ke orbital 3d sehingga tercipta orbital baru (orbital hibrida) yang memiliki enam buah
elektron tidak berpasangan pada orbitalnya.

Agar lebih paham perhatikanlah gambar dibawah ini :


Orbital yang sudah berisi enam buah elektron menyendiri akan ditempai oleh enam buah
elektron dari atom F

Jawaban : E

Anda mungkin juga menyukai