Anda di halaman 1dari 2

https://www.ilmukimia.org/2015/08/teori-hibridisasi-orbital.

html

HIBRIDISASI

Hibridisasi adalah peristiwa pembentukan orbital hibrida ( orbital gabungan ) yang dilakukan
oleh suatu atom pusat. Orbital hibrida adalah beberapa orbital ( dalam suatu atom ) yang
tingkat energinya berbeda bergabung membentuk orbital baru dengan tingkat energi yang
sama guna membentuk ikatan kovalen. Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik,
biasanya digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O.
Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.

Hibridisasi sp3

Atom karbon memiliki dua orbital (2s dan 2p) untuk membentuk ikatan, artinya jika bereaksi
dengan hidrogen maka akan terbentuk dua ikatan C-H. Faktanya, atom karbon membentuk
empat ikatan C-H dan menghasilkan molekul metana dengan bentuk bangun ruang
tetrahedron. Linus Pauling (1931) menjelaskan secara matematis bagaimana orbital s dan tiga
orbital p berkombinasi atau terhibridisasi membentuk empat orbital atom yang ekuivalen
dengan bentuk tetrahedral. Orbital yang berbentuk tetrahedral disebut dengan hibridisasi sp3.
Angka tiga menyatakan berapa banyak tipe orbital atom yang berkombinasi, bukan menyatakan
jumlah elektron yang mengisi orbital. Atom karbon memiliki konfigurasi ground-state 1s2 2s2
2px1 2py1. pada kulit terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s, dan dua elektron tak
perpasangan dalam orbital 2p:

Hibridisasi sp2

Ketika kita membentuk orbital hibridisasi sp3 untuk menjelaskan ikatan dalam metana, pertama
kali yang dilakukan adalah mempromosikan satu elektron dari orbital 2s ke excited state
menghasilkan empat elektron tak berpasangan. Hibridisasi sp2 terjadi jika satu elektron
tereksitasi ke orbital p. Akibatnya, atom karbon yang terhibridisasi sp2 hanya dapat
membentuk tiga ikatan sigma dan satu ikatan pi. Ikatan pi terjadi sebagai akibat dari tumpang
tindih elektron pada orbital 2p-2p.

Hibridisasi sp

Atom karbon memiliki kemampuan membentuk tiga macam ikatan, yaitu ikatan tunggal,
rangkap dua dan rangkap tiga. Asetilena, C2H2, contoh paling sederhana dari ikatan karbon-
karbon rangkap tiga. Di samping dapat berkombinasi dengan dua atau tiga orbital p, hibrida
orbital 2s juga dapat berkombinasi dengan satu orbital p.

Konsep hibridisasi berhasil meramal struktur molekul senyawa kovalen bila atom pusat
berikatan tunggal dengan substituent (atom) yang sama. Jika tidak demikian, akan terjadi
penyimpangan yaitu bila :

Atom pusat mempunyai pasangan electron bebas seperti NHTerdapat ikatan rangkap antara ion
pusat dengan atom lain seperti HCN Atom-atom yang terikat pada atom pusat berbeda
keelektronegatifannya seperti H2CClF Atom-atom yang terikat pada atom pusat berbeda
ukurannya seperti H3CCl dan H2CClF

Ikatan Rangkap Terkonjugasi

Ikatan rangkap yang berselang-seling dengan ikatan tunggal atau senyawa organik yang atom-
atomnya secara kovalen berikatan tunggal dan ganda secara bergantian merupakan ikatan
rangkap terkonjugasi dimana elektron-elektronnya berperanserta secara serempak
mempengaruhi satu sama lain membentuk daerah delokalisasi elektron. Elektron-elektron pada
daerah delokalisasi tersebut bukanlah milik salah satu atom, melainkan milik keseluruhan
sistem konjugasi ini. Sistem delokalisasi elektron akan meningkatkan stabilitas dan menurunkan
energy molekul secara keseluruhan.

Ikatan antar C-O lebih stabil daripada ikatan antar C-C karena pada ikatan C-O afinitas dari
atom O lebih besar dan memiliki jumlah elektron yang banyak juga jari-jari atom O kecil
sehingga daya tariknya terhadap elektron besar sehingga elektron yang ditangkap sukar dilepas.
Hal ini berbeda pada ikatan C-C yang memiliki jumlah electron yang sama .

Isomer cis-trans terjadi bila tiap-tiap atom C yang berikatan rangkap mengikat gugus atom
berbeda. Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu bentuk cis (jika gugus-
gugus sejenis terletak pada sisi yang sama) dan bentuk trans (jika gugus-gugus sejenis terletak
berseberangan).

Anda mungkin juga menyukai