Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Modul I : PENENTUAN RENTANG pH PERUBAHAN WARNA INDIKATOR

KP B

Senin,10 Agustus 2020

Nama Praktikan:

Winda Hanifah Vebiyanti 170120034

Dosen :

1. Dr. Dra. Tjandra Pantjajani, M.S.


2. Ardhina Deasy Rosita Dewi, S.TP.,M.Sc.

Asisten Dosen:
1. Felicia (170118009)
2. Jessica Nathania Liamri (170118055)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari fenomena perubahan warna indikator
2. Menentukan rentang pH perubahan warna indikator
II. DASAR TEORI
Menurut David Harvey (2000), Larutan indikator adalah larutan kimia
yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya
yang dapat berubah warna inilah, larutan indikator dapat digunakan
sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa (David Harvey,2000).
pH dapat berubah karena dipengaruhi oleh temperature, konsentrasi
senyawa. Untuk menentukan suatu larutan termasuk asam atau basa ,
dapat digunakan indikator asam basa. Menurut Fessenden, R. J.&
Fessenden, J.S. (1999) Indikator asam basa merupakan suatu senyawa
organik yang dapat berubah warna dengan berubahnya pH, biasa
digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan
asam dan basa (Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. ,1999). Menurut
Raymond, (1989) pH normal memiliki nilai 7 sementara bila memiliki
nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan
nilai pH < 7 menunnjukkan keasaman (Raymond, 1989). Menurut
Hardjono, (2005) Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hydrogen
sebagai ion positif. Sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang bila
dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
OH- sebagai ion negatif (Hardjono, 2005). Untuk mengetahui suatu
larutan bersifat basa atau asam maupun netral, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi Larutan dengan Kertas Lakmus, bahan alami (kulit
manggis, bunga sepatu, dll), indikator universal, larutan indikator dan
indikator asam basa juga dapat diukur dengan pH meter yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan.
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat yang dibutuhkan
- Labu erlenmeyer 100 ml 3 buah
- Gelas beaker 250ml
- Pipet tetes
- Labu ukur 250 ml dan 1000 ml
- Pipet volume 25 ml
- Buret 25 ml
- pH meter
- Botol timbang
-
B. Bahan bahan yang digunakan
- Larutan indikator PP (phenolphthalein)
- Larutan indikator MO (methyl orange)
- Larutan indikator BTB (bromothymol blue)
- Larutan HCl
- Larutan NaOH
IV. MSDS → Material Safety Data Sheet
1. HCl
- Wujud - Bahaya
- Aroma - Titik didih
- Warna - Titik leleh
2. NaOH
- Wujud - Titik leleh
- Aroma - Bahaya
- Titik didih
3. Phenolphthalein (PP)
- Wujud
- Bahaya
4. Methyl Orange (MO)
- Wujud
- Warna
- Titik lebur
- Bahaya
5. Bromothymol Blue (BTB)
- Wujud
- Warna
- Aroma
V. SKEMA KERJA
A. Pembuatan larutan HCl 0,01 ml

Ambil larutan HCl 0,1 N sebanyak 25 ml, encerkan dengan air


suling dalam gelas beaker 250 ml

25 ml HCl 0,1 N

↓ ← Aquades

Diencerkan hingga 250 ml


B. Pembuatan larutan NaOH 0,01 N

Timbang 0,4 gram NaOH, larutkan dalam air suling dalam gelas
beaker 250 ml.

0,4 gram NaOH

↓ ← Aquades

Dilarutkan hingga 250 ml


Masukkan larutan ke dalam labu ukur 1000 ml dan encerkan
sampai garis tanda / batas.

1000 ml
C. Penentuan rentang pH perubahan warna indikator
1. Masukkan 25 ml HCl 0,01 N ke dalam labu Erlenmeyer 100ml

25 ml HCl 0,01 N


2. Tambahkan 3 tetes larutan indikator PP. Amati warna yang
tampak
3. Ukur pH larutan dengan alat pH meter
4. Alirkan larutan NaOH 0,01 N tetes demi tets perlahan lahan
dari burat ke dalam larutan sambil dikocok sampai terjadi
perubahan warna pertama kali .
5. Ulangi percobaan dengan mengganti larutan yang ada pada
erlenmeyer denagn larutan NaOH 0,01 M dan yang ada pada
buret dengan HCl 0,01 N. Lakukan langkah seperti langkah
diatas. Tulis pH saat terjadi perubahan warna pertama kali.
6. Tentukan rentang pH dari perubahan warna indikator.
7. Ulangi percobaan dengan menggunakan indikator MO (methyl
orange) dan BTB (bromothylmol blue).
VI. DAFTAR PUSAKA

David Harvey, (2000).Modern Analytical Chemistry hal.289

Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. (1999). Kimia organik jilid 2.


Jakarta: Erlangga

Chang. Raymond. 1989. Kimia Dasar Konsep Inti. Erlangga: Jakarta

Hardjono,S.2005.Kimia Dasar.Yogyakarta : UGM

Anda mungkin juga menyukai