Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM BASA DENGAN

INDIKATOR ALAMI
Disusun Oleh :
Erviana Rizqiatul Aini

Kelas : XI MIPA 5
No. Absen : 11

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JOMBANG


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam berasal dari bahasalatin acetum yang
berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu.Asam dan basa
secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita senantiasaA dengan asam dan
basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian besarbersifat asam, sedangkan
pembersih yang kita gunakan (sabun, deterjen, dll) adalah basa enzim-enzim dan protein dalam
tubuh kita juga merupakan asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasamantanah
akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air jugaDapat
ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujanasam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa(yang belum
bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa cairan (larutan). Karena bentukinilah yang
mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yangkita konsumsi
sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuhdiencerkan juga
(direaksikan atau terkuat dengan air) agar lebih mudah diserap ataudigunakan.
Berdasarkan asam basa menurut ARRHENIUS, senyawa sifatasam dalam udara karena adanya
ion H +. suatu senyawa bersifat basa dalam udara karenaadanya ion OH-.

Untuk melihat apakah suatu senyawa yang mengandung ion H + atau ion H- dapat diuji
dengankertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus merah dan lakmus biru.
Adanyaion H + dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus (lakmus biru berubah menjadi
merahdan lakmus merah tetap berwarna merah). Adapun adanya ion OH- dalam larutan yaitu
dapatmembirukan kertas lakmus (lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru
tetapberwarna biru).

Pada tahun 1923 Ahli kimia bernama JN Broansted dan ahli kimia inggris bernama TN Lowry
mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi suatu zatpemberi proton
(proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor)disebut basa. Dari
defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas protonbentuk basa konjugasi dari asam
tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerimaproton akan membentuk asam
konjugasi dri basa tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, permasalahan yang akan dibahas
pada laporan ini adalah :

1) Warna apa yang ditampilkan oleh indikator alami kunyit, kulit buah naga, kembang turi,
dan bunga pacar ketika larut dalam larutan bersifat

a. Netral : .....

b. Asam : .....

c. Basa : .....

2) Dari pengamatan kelompokkan zat yang bersifat netral, asam dan basa

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang akan dicapai sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui perubahan warna pada indikator alami ketika dicampur dengan larutan
netral, asam atau basa

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep asam basa


Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun
1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan
ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ ) sebagai
satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-satunya
ion negatif.

Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan,


yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam
pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan T.
Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted dan
Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton
donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton (akseptor proton).
Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun
1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang
luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang
tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam
didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron.
Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.

2.2. Indikator asam basa


Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan
mencicipi rasanya. Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu.
Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan
indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam
kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat digunakan adalah kertas lakmus, indikator
asam-basa dan indikator alami.
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam
atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan
basa (Fessenden dan Fessenden, 1999).
Indikator alami dapat dibuat dari berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar
kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan berwarna dapat memberikan perubahan warna
yang jelas pada kondisi asam maupun basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang
dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada
suasana asam dan hijau pada suasana basa (Nuryanti, dkk., 2010).

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 . Waktu dan tempat penelitian


Percobaan dilakukan di Dusun Jabaran, Desa Kedungpari, Kecamatan Mojowarno,
Kabupaten Jombang pada hari Rabu, 10 Februari 2021.

3.2. Alat dan Bahan : - Gelas plastik 6 buah

- Sendok
- Kulit buah naga

- Air panas

- Cuka

- Air jeruk nipis

- Air sabun

- Air garam

- Air mineral

- Sitrun

- Pisau

3.3. Langkah-langkah :
1) Potong kecil" kulit buah naga yang akan digunakan, kemudian taruh didalam ember
dan beri air panas sekitar 250 ml.

2) Ambil ekstrak kulit


buah naga dengan
menggunakan
sendok

3)Teteskan ekstrak ke dalam gelas yang berisi larutan (air, air cuka, air jeruk nipis, air
sabun, air sitrun, dan air garam dapur).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data hasil percobaan


Ekstrak Perubahan warna
air cuka air jeruk air biasa air sabun Sitrun air garam
nipis
kunyit kuning kuning orange Orange Kuning Kuning
cerah cerah kecoklatan

Kulit buah Pink muda Jingga Pink ke Ungu muda Pink muda Pink ke
naga unguan unguan

Kembang Merah Pink Abu abu Abu abu Pink Abu abu
turi muda gelap

Pacar Merah Orange Putih Putih Merah Merah


banyu kemerahan kurang kekuningan
cerah
Ekstrak Perubahan warna
Kembang Kuning Kuning Merah Merah Kuning Merah bening
kenikir bening tua tua muda bening

Pada praktikum kali ini membahas mengenai indikator asam basa dari bahan alami.
Indikator alami yang kami gunakan adalah ekstrak dari kunyit, kulit buah naga, kembang turi,
bunga pacar dan bunga kenikir untuk membuktikan bahwa bahan-bahan alami juga mampu
dijadikan indikator asam basa. Ketika kami mencampurkan indikator alami dengan larutan asam
atau basa, terjadi perubahan warna yang berbeda dari warna asli. Ini berarti terjadi pergeseran
kesetimbangan ketika ditambahkan atau dikurangi ion H+.

Berikut penjelasan mengenai perubahan warna pada larutan asam, basa dan netral :

Larutan cuka

Ketika larutan cuka dicampur dengan beberapa tetes ekstrak kunyit, kulit
buah naga, kembang turi, bunga pacar dan bunga kenikir berturut turut larutan
cuka akan berubah warna menjadi kuning bening, merah keunguan, merah muda,
merah terang dan jingga terang.

Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat asam.

Larutan perasan jeruk nipis

Ketika larutan hasil perasan jeruk nipis dicampur dengan beberapa tetes
ekstrak kunyit, kulit buah naga, kembang turi, bunga pacar dan bunga kenikir
berturut turut larutan jeruk nipis akan berubah warna menjadi kuning lemon,
merah fanta, merah muda terang, merah gelap dan jingga.

Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat asam.

Larutan sabun

Ketika larutan sabun dicampur dengan beberapa tetes ekstrak kunyit, kulit
buah naga, kembang turi, bunga pacar dan bunga kenikir berturut turut larutan
sabun akan berubah warna menjadi orange, ungu pucat, merah muda, hijau muda
dan merah kekuningan.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan cuka bersifat basa.

Larutan garam

Ketika larutan garam dicampur dengan beberapa tetes ekstrak kunyit, kulit
buah naga, kembang turi, bunga pacar dan bunga kenikir berturut turut larutan
garam akan berubah warna menjadi cream, merah anggur, merah muda salem,
hijau kehitaman dan merah.

Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.

Larutan air mineral

Ketika larutan air mineral dicampur dengan beberapa tetes ekstrak kunyit,
kulit buah naga, kembang turi, bunga pacar dan bunga kenikir berturut turut
larutan air akan berubah warna menjadi kuning terang, pink keunguan, merah
muda, ungu dan merah hati

Hal ini menunjukkan bahwa larutan garam bersifat netral.

BAB 5
PENUTUP DAN KESIMPULAN

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari percobaan ini adalah :

- Indikator alami dapat dibuat dengan cara mengambil ekstrak dari tanaman yang akan dijadikan
indikator asam basa, yakni kunyit, kulit buah naga, bunga kenikir, kembang turi, dan bunga
pacar.

- Warna yang dihasilkan oleh kunyit setelah dicampur oleh larutan asam adalah kuning bening,
sementara larutan asam berwarna orange dan larutan netral berwarna cream.

- Larutan yang bersifat asam adalah cuka dan sitrun, sementara larutan yang bersifat basa adalah
air sabun dan air perasan jeruk nipis, sedangkan larutan yang bersifat netral adalah air garam dan
air mineral.
Saran
Sebaiknya melakukan praktikum dengan hati hati, jangan sampai ada kejadian tak terduga yang
terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S, (1999), Kimia organik jilid 2. Jakarta

: Erlangga

Markinah, D, (2020), Praktikum Sains di Masa Pandemi: Membuat Indikator

Asam dan Basa dari Kertas Teh Celup, Tanoto foundation,

Muasyaroh, D, Aminah dan Sayyidah J.R, (2020), Buku Panduan Belajar Kimia

Untuk SMA/MA Kelas XI, MGMP Kimia MA Jawa Timur.

Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J, (2010), Indikator

Titrasi asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis),

Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.

LAMPIRAN
Gambar larutan setelah dicampur dengan ekstrak kulit buah naga.

Anda mungkin juga menyukai