Anda di halaman 1dari 3

Aisyah Arifatul Alya (4)

XI-MIPA 3

PRAKTIKUM KIMIA
MENGENALI SIFAT ASAM DAN BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI

I. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami zat asam dan basa yang terkandung di dalam indikator
alami.

II. LANDASAN TEORI


Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda
dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Beberapa jenis bunga
dengan warna mencolok dapat dijadikan sebagai indikator asam-basa.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang melarut dan mengion dalam air. Menghasilkan
proton H+ dan basa adalah zat yang melarut dan mengion dalam air menghasilkan ion
hidroksida OH-. Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah zat yang menghasilkan dan
mendonorkan proton (H+) pada zat lain dan basa adalah zat yang dapat menerima proton
(H+) dari zat lain. Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru. Lewis yang juga
mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah dasar yang
harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.
Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron dan basa adalah
zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron. Sifat-sifat asam antara lain korosif, yaitu
dapat merusak logam dan marmer, mempunyai rasa asam, dapat memerahkan kertas lakmus
biru, dapat menetralkan larutan basa, dengan pH < 7. Sedangkan sifat-sifat basa adalah
bersifat kaustik yaitu dapat merusak kulit, memiliki rasa pahit dan licin, dapat membirukan
kertas lakmus merah, dapat menetralkan larutan asam, dengan pH > 7.
Asam, basa, dan garam merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat
membantu kita untuk membedakannya. karena pada umumnya asam berasa masam dan basa
berasa agak pahit. Namun kita tidak boleh menguji sifat asam atau basa suatu larutan dengan
hanya mencicipinya saja, karena banyak diantara zat-zat kimia diantaranya bersifat racun
atau bersifat korosif.

1. Asam
 Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion H+. Berikut
adalah sifat-sifat asam:
• Terasa masam
• Terionisasi menghasilkan ion H+
• Memiliki rentang pH 0-6,9
• Merubah lakmus biru menjadi merah

2. Basa
Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion OH-. Sifat-sifat
basa diantaranya adalah:
• Terasa pahit dan licin. 
• Terionisasi menghasilkan ion OH-
• Memiliki rentang pH 7-14
• Membirukan lakmus merah
III. ALAT DAN BAHAN
• Kunyit
• Bunga Mawar
• Bawang Merah
• Cuka
• Deterjen
• Penyaring
• Wadah

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Giling beberapa helai mahkota bunga mawar dengan kira–kira 5 mL air dalam wadah.
2. Tempatkan kira-kira 1 mL air bunga ini masing-masing kedalam dua wadah kecil
yang berbeda. 
3. Kedalam cup yang pertama tambahkan larutan cuka (asam asetat) 
4. Kedalam cup yang kedua tambahkan larutan basa (deterjen).
5. Goyangkan cup, amati perubahan warnanya dan catat hasilnya.
6. Lakukan cara yang sama dengan bawang merah dan kunyit.

V. DATA PENGAMATAN

A. Sebelum ditambahkan larutan

B. Setelah ditambahkan larutan cuka dan detergen.

(Dari kiri ke kanan: Bunga mawar – Kunyit – Bawang merah)


VI. PEMBAHASAN
1. Bunga Mawar
Bunga mawar pada awalnya berwarna merah keunguan. Setelah diberikan larutan cuka
warnanya berubah menjadi merah muda, dan di wadah yang lainnya diberikan larutan
detergen kemudian warnanya berubah menjadi hijau cenderung kuning.
2. Kunyit
Pada dasarnya kunyit berwarna kuning. Ketika ditambahkan larutan cuka atau asam
asetat, kunyit tetap berwarna kuning cenderung jingga. Dan ketika ditambahkan dengan
larutan detergen, kunyit berubah menjadi merah tua (di foto terlihat seperti coklat).
3. Bawang Merah
Bawang merah mempunyai warna dasar ungu muda setelah ditambahkan larutan cuka
warnanya menjadi merah muda, berbeda jika ditambahkan larutan basa atau detergen
warnanya akan berubah menjadi kuning kehijauan.

VII. KESIMPULAN
Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu
zat-zat warna yang warnanya berbeda dalam larutan asam dan basa. Untuk mengidentifikasi
sifat dari asam dan basa dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, atau indikator
alami. Di praktikum kali ini yang digunakan adalah indikator alami.
Berbagai bahan tumbuhan yang berwarna, seperti daun mahkota bunga (kembang sepatu,
bougenville, mawar dan lain-lain), kunyit, kulit manggis dan kubis ungu juga dapat
digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak bahan-bahan ini dapat memberikan warna
yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
Asam adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion
hidrogen dan merupakan donor proton serta sebagai penerima pasangan elektron. Sedangkan
basa adalah senyawa yang bila dilarutan dalam air mengalami disosiasi membentuk ion
hidroksida dan merupakan akseptor proton serta sebagai pemberi pasangan elektron.

Anda mungkin juga menyukai