Anda di halaman 1dari 9

ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN 

INDIKATOR ALAMI

DISUSUN OLEH :
1. Ayu Wulandari (S)
2. Fatwa Meisyavana
3. M. Nugraha Gilard
4. Nazwa Cahaya Maulidha
5. Tafana Nazla Aripin
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asam dan basa merupakan zat, yang mudah serta cepat dipahami dan diteliti dalam larutan. Larutan
adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih. Larutan dapat berupa larutan non elektrolit.
Didalam larutan terkandung suatu zat (asam dan basa) yang merupakan penghasil dan pendukung suatu
larutan.
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam,
bersifat basa dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kitab isa
menentukan sifat suatu larutan. Yang pertama menggunakan indicator warna, yang akan menunjukkan
sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam
larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu
larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunkan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa
memiliki pH lebih dari 7, sedangkan netral pH nya 7. Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa asam dan
basa dapat dengan mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman dan beberapa produk rumah
tangga yang mengandung basa. Contohnya sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah tangga.

1.2 TUJUAN
Mengamati perubahan warna pada asam dan basa dengan indikator alami.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN ASAM DAN BASA

Istilah asam berasal dari kata latin acidus (asam), yang berkaitan dengan kata acer (tajam) dan
acetum (cuka). Cuka adalah larutan air dari asam asetat. Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari
Bahasa Arab al-qali, yaitu abu dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa garam dan padang
pasir. Sebelumnya, sumber kata dari basa adalah abu hasil pembakaran kayu.
Sifat yang berkaitan erat dengan asam adalah rasanya asam, rasa seperti ditusuk jarum apabila
terkena kulit, kemampuannya melarutkan sebagaian besar logam, dan kemampuannya melarutkan batu
kapur dan mineral karbonat lainnya. Basa memiliki rasa pahit dan licin, sifat dasar basa banyak
ditemukan pada sabun dan zat pembersih peralatan rumah tangga lainnya. Asam dan basa dapat saling
menetralkan dan membentuk senyawa yang disebut garam.
Beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang asam dan basa diantaranya Antoine Lavoisier
(17777) yang mengemukakan bahwa semua asam mengandung oksigen. Pada tahun 1810, Humphry
Davy mengemukakan bahwa unsur dalam asam bukan oksigen tetapi hidrogen, yang ditunjukkan oleh
asam hidroklorik yang mengandung hanya atom H dan Cl tanpa ada O.

2.2 TEORI ASAM-BASA ARRHENIUS

Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke
dalam air akan menghasilkan ion hydronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan
akan menjadi bersifat asam jika sudah larut di dalam air. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H=
disebut sebagai asam monoporik, atau berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap
molekulnya disebut asam diprotic atau berbasa dua.
Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion
OH-. Umumnya, basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH) di
dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH3) meskipun merupakan suatu senyawa kovalen, tetapi di dalam air
termasuk senyawa basa, sebab setelah dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH-.

2.3 TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY

Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry
mengembangkan definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor)
proton (ion H+).
Menurut konsep Bronsted dan Lowry :

 Asam adalah zat yang memiliki kecenderungan untuk menyumbangkan ion H+ pada zat lain.
 Basa adalah zat yang memiliki kecenderungan untuk menerima ion H+ dari zat lain adalah basa.

2.3 TEORI ASAM-BASA LEWIS


Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam-basa, sehingga
dikenal adanya asam lewis dan basa lewis. Asam lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elekron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan electron, sedangkan Basa lewis adalah
senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT

 Tabung Reaksi
 Tabung ukur
 Pipet
 Sendok
 Panci
 Mangkok
 Saringan
 Lumpang alu
 Gelas beaker

3.2 BAHAN

 Kunyit
 Bunga mawar
 Kol ungu
 Buah naga merah
 Air lemon
 Cuka
 Soda
 Air mineral
 Air sabun
 Air kapur
 Plastik

3.3 CARA KERJA

1. Bersihkan kunyit, kupas bagian kulitnya lalu parut setelah itu peras menggunakan
saringan hingga mengeluarkan air, tuangkan air ke plastic agar tidak tumpah.
2. Petik bunga mawar dari tangkainya, tumbuk menggunakan alat lumpang alu setelahnya
siram dengan air panas agar terlihat warnanya.
3. Kupas kulit kol menjadi beberapa bagian, masukan kulit kol kedalam panci yang terisi air
panas. Tunggu hingga warna kulit kol meluntur menjadi ungu, setelahnya tiriskan dan
masukan air nya kedalam plastic.
4. Peras buah lemon menggunakan alatnya, ambil air nya dan tuangkan kedalam plastic.
5. Bubuk soda dilarutkan kedalam air biasa dengan takaran yang diinginkan.
6. Masukan air kapur kedalam air biasa lalu aduk, setelahnya pisahkan ampasnya.
7. Siapkan alat yang diperlukan untuk praktikum.
8. Tambahkan ke dalam tabung reaksi pertama larutan cuka, tambahkan ke dalam tabung
reaksi kedua air lemon, tambahkan ke dalam tabung reaksi ketiga air sabun, tambahkan
ke dalam tabung reaksi keempat air kapur, tambahkan ke dalam tabung reaksi kelima
larutan soda, dan terakhir tambahkan ke dalam tabung reaksi keenam air mineral.
Masing-masing diisi dengan volume 5Ml
9. Teteskan indicator berupa kunyit ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan untuk
diuji menggunakan pipet tetes dengan volume 5Ml. Lalu aduk secara singkat.
10. Amati dan catatlah perubahan warna pada masing-masing larutan setelah ditambahkan
indikator.
11. Cuci tabung reaksi, sendok pengaduk, gelas ukur, yang telah digunakan dan keringkan
menggunakan tisu.
12. Selanjutnya lakukan langkah kerja Sembilan hingga kesebelas kembali untuk diuji coba
menggunakan indicator lain yaitu, ekstrak bunga mawar, ekstrak kol, dan ekstrak buah
naga.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

PERUBAHAN WARNA
NO PERLAKUAN
AWAL AKHIR
1 Cuka + Kunyit Bening + Kuning Kuning bening
2 Lemon + Kunyit Kekuningan + Kuning Kuning pudar
3 Air sabun + Kunyit Sedikit keruh + Kuning Kuning bening
4 Air kapur + Kunyit Putih + Kuning Kuning pudar
5 Soda + Kunyit Sedikit keruh + Kuning Kuning bening
6 Air mineral + Kunyit Bening + Kuning Kuning bening
7 Cuka + Bunga mawar Bening + Merah Pink bening
8 Lemon + Bunga mawar Kekuningan + Merah Pink pekat
9 Air sabun + Bunga mawar Sedikit keruh + Merah Hijau army
10 Air kapur + Bunga mawar Putih + Merah Putih kepink-an
11 Air soda + Bunga mawar Sedikit keruh + Merah Abu
12 Air mineral + Bunga mawar Bening + Merah Pink
13 Cuka + Kol Bening + Ungu Pink
14 Lemon + Kol Kekuningan + Ungu Peach
15 Air sabun + Kol Sedikit keruh + Ungu Hijau tosca
16 Air kapur + Kol Putih + Ungu Putih kepink-an
17 Soda + Kol Sedikit keruh + Ungu Biru
18 Air mineral + Kol Bening + Ungu Ungu
19 Cuka + Buah naga Bening + Pink fanta Pink
20 Lemon + Buah naga Kekuningan + Pink fanta Merah muda
21 Air sabun + Buah naga Sedikit keruh + Pink fanta Ungu
22 Air kapur + Buah naga Putih + Pink fanta Pink
23 Soda + Buah naga Sedikit keruh + Pink fanta Ungu
24 Air mineral + Buah naga Bening + Pink fanta Pink
4.2 PEMBAHASAN & KESIMPULAN

Praktikum pada percobaan menentukan larutan asam-basa menggunakan indicator alami yang
telah dilakukan pada hari Rabu 15 Februari 2023, pukul 09:29 – 11:59 WIB di Laboratorium Kimia SMA
Negeri 1 Batujajar, memiliki tujuan agar setelah melakukan percobaan siswa dapat mengetahui dan
mengklasifikasikan larutan yang termasuk asam dan larutan yang termasuk basa menggunakan indicator
alami dan mengetahui perubahan warna setelah ditambahkan indicator alami.

Indikator kunyit : Kunyit memiliki warna asli jingga yang kemudian akan berubah warna menjadi
kuning cerah apabila ditambahkan dalam larutan asam dan akan berubah warna jingga dalam larutan basa.

Indikator Bunga Mawar : Bunga mawar merah memiliki warna asli merah yang kemudian akan
berubah warna menjadi merah muda dalam larutan asam dan akan berubah warna menjadi hijau dalam
larutan basa

Indikator Kol Ungu : Kol memiliki warna asli ungu, trayek pH kol ungu berada pada pH 6,5-7,50
(Ungu-Biru), pH 10,50-12,00 (Hijau-Hijau kebiruan) dan pH 12,00-13,00 (Hijau kekuning-kuningan).

Indikator Buah Naga : Buah Naga memilikio warna asli pink magenta yang kemudian akan berubah
menjadi merah muda keunguan dalam larutan asam dan akan berubah menjadi ungu violet dalam larutan
basa.

Dalam praktikum ini terdapat beberapa sifat asam dan basa suatu zat dengan menggunakan
indicator alami. Salah satu sifat yang dapat disimpulkan pada praktikum ini bahwa larutan asam dapat
mengubah warna indicator alami menjadi lebih terang sedangkan larutan basa dapat mengubah indicator
alami cenderung lebih gelap.
DAFTAR PUSTAKA

Adapun daftar rujukan berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

Sudarmo, Unggul dan Mitayani, Nanik. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta: Erlangga, 2014.

https://www.coursehero.com/file/68117334/BAB-Idocx/

https://www.academia.edu/34506746/BAB_I_PENDAHULUAN_1_1_Latar_Belakang

https://www.scribd.com/document/379187949/Laporan-Praktikum-Kimia-Asam-Basa

https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/849-teori-asam-basa

Anda mungkin juga menyukai