LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Kelompok 1
JURUSAN KIMIA
2019
2
warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik ekivalen. Titrasi asam
basa pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir titrasi. Titik
akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen titrasi, yaitu kondisi
pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Perbedaan
antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan
titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan
indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan
titrasinya kecil.
Larutan HCl
3
- Ditambahkan 2 tetes indikator MO pada erlenmeyer
- Dititrasi dengan HCl hingga berubah warna
- Dicatat volume HCl yang diperlukan
- Diulangi sekali lagi
- Dihitung
Hasil
Larutan NaOH
Hasil
4
Hasil
Hasil
Cuka Perdagangan
Hasil
5
1.5 Hasil Pengamatan
1. Standarisasi Larutan Baku HCl
Dicatat volume HCl yang diperlukan 10,9 ml, 10,8 ml, 10,7 ml
11 ml, 11 ml, 11 ml
Diulangi sekali lagi
10,6 ml, 10,6 ml, 10,7 ml
= 0,093 N
6
Diisi buret dengan larutan NaOH Larutan tidak berwarna
10 mL x 0,093 N = 9,63mLxNNaOH
= 0,097 N
7
Dititrasi dengan HCl 0,1 M hingga
Larutan berwarna ungu sangat muda
warna merah pp hampir hilang
Dicatat volume HCl yang diperlukan
8,9 ml, 9,4 ml, 9,15 ml
sebagai a ml
Ditambahkan 2 tetes indicator MO
dan dilanjutkan titrasi sampai terjadi
Larutan berwarna jingga
perubahan warna dari kuning menjadi
merah muda
8
Dicatat volume HCl yang diperlukan
8,3 ml, 9 ml, 11,1 ml
pada saat terjadi perubahan warna
9
1.6 Analisis Data
1. Standarisasi Larutan Baku HCl
Dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah tersebut, maka titik
akhir titrasi akan mudah teramati. Pada percobaan ini, natrium
tetraborat merupakan larutan standar primer dan HCl merupakan
larutan standar sekunder. Hal ini disebabkan karena:
10
Volume HCl yang dibutuhkan
Volume
Kelompok 2 Kelompok 4 Kelompok 6
HCl
1 2 3 1 2 3 1 2 3
NHCl =
= 0,093 N
11
Standarisasi larutan NaOH dilakukan dengan cara tidak langsung.
Biasanya standarisasi larutan NaOH digunakan larutan baku asam
oksalat (H2C2O4). Pada percobaan kali ini menggunakan larutan HCl
yang sebelumnya telah distandarisasi. HCl disini bertindak sebagai
titran yang konsentrasinya telah diketahui. Sedangkan NaOH
bertindak sebagai analit yang akan dicari nilai konsentrasinya. Reaksi
yang terjadi adalah
1 2 3 1 2 3 1 2 3
12
Setelah dihitung volume NaOH rata-rata yang diperlukan,
selanjutnya dihitung konsentrasi NaOH dengan menggunkana
konsentrasi HCl yang telah distandarisasi sebelumnya menggunakan
natrium tetraborat. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
NNaOH =
= 0,097 N
13
Kemudian dilanjutkan dengan penambahan metil orange yang
bertujuan untuk mengetahui kadar Na2CO3 dalam larutan. Hal ini
dikarenakan indikator metil orange dapat merubah warna pada kisaran
pH dalam suasana asam, yakni antara pH 3,4 - 4,4. Pada saat
penambahan indikator, larutan berubah warna dari yang semula
berwarna ungu muda menjadi berwarna jingga. Kemudian larutan
dititrasi dengan HCl. Penambahan HCl berlanjut menyebabkan
NaHCO3 bereaksi dengan H2CO3 yang merupakan asam hipotesis
yang tidak stabil dan akan segera terurai menjadi CO2 dan H2O
Volume (PP)
Volume HCl yang dibutuhkan
NaOH+Na2CO3
Volume (MO)
Volume HCl yang dibutuhkan
NaOH+Na2CO3
10 mL 8,1 mL 8,5 mL 8 mL
Kelompok 3
14
Kelompok 5
Rata – rata :
Kelompok 3
Kelompok 5
Rata-rata
15
Bila diketahui bahwa dalam campuran larutan NaOH dan Na2CO3
memiliki komposisi masing-masing adalah 1 g dan 7,225 g. Maka
dapat diketahui persen kesalahan dalam melakukan titrasi tersebut
sebagai berikut.
16
Selanjutnya, proses titrasi asam basa dengan menambahkan larutan
HCl 0,1 M sampai larutan yang semula berwarna kuning berubah
menjadi warna oranye. Warna jingga merupakan titik akhir titrasi.
Dari percobaan diperoleh berbagai data volume HCl yang diperlukan
hingga terjadi perubahan warna, yaitu 12 mL, 9 mL, 11,1 mL, 12,6
mL, 9,7 mL dan 8,3 mL. Sehingga volume rata-ratanya sebagai
berikut.
17
indikator PP sebanyak 2 tetes. Selanjutnya dititrasi dengan larutan
NaOH yang telah distandarisasi sebelumnya dan telah diketahui
konsentrasinya, sehingga NaOH disini bertindak sebagai titran dan
asam asetat (CH3COOH) bertindak sebagai analit yang akan dicari
kadarnya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Larutan cuka dititrasi dengan larutan NaOH tetes demi tetes hingga
terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang menunjukkan titik
akhir titrasi. Warna merah muda disebabkan oleh konsentrasi OH- berlebih
yang menyebabkan suasana larutan menjadi basa dan menaikkan nilai pH
sehingga terjadi perubahan warna tadi dari tidak berwarna menjadi merah
muda. Kita tidak dapat menentukan kapan tercapainya titik ekivalen pada
titrasi asam kuat-basa kuat ini, karena titik ekivalen berada pada pH 7
sedangkan pada kondisi tersebut larutan masih tidak berwarna. Sehingga
hanya titik akhir titrasi yang dapat diamati. Setelah tercapai warna merah
muda maka dicatat volume NaOH yang diperlukan. Karena yang melakukan
percobaan ini ada 3 kelompok, maka didapat 3 data volume NaOH yang
diperlukan seperti tabel data di bawah ini.
18
NCH3COOH =
= 0,083 N
N1 = 50 x N2
= 50 x 0,083 N
= 4,15 N
Kadar = %
= %
= 23,7 %
% kesalahan =
= 5,2 %
Terdapat selisih antara kadar melalui percobaan dan kadar yang tertera
pada kemasan sebesar 1,3 %. Sehingga persen kesalahannya adalah
5,2%
19
1.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa konsentrasi larutan baku HCl dan NaOH adalah 0,093N dan
0,097N. Pada percobaan penetapan kadar NaOH dan Na 2CO3 dalam
soda perdagangan diperoleh kadar NaOH dan Na2CO3 berturut-turut
adalah 0,35% dan 8,08%, dengan persentase kesalahan sebesar 0,35%
dan 11,83%. Kemudian untuk penetapan ammonium dalam garam
ammonium diperoleh data kadar asam ammonium sebesar 0,226%
dengan persentase kesalahan sebesar 2,58%. Serta pada penentuan
kadar asam cuka dalam cuka perdagangan diperoleh kadar CH3COOH
adalah 23,7% dengan persentase kesalahan sebesar 5,2%
20
perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat
pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
21
4. Titrasi langsung adalah titrasi dimana zat yang akan kita tentukan
kadarnya secara langsung dapat dititrasi dengan larutan standar
hingga reaksi berlangsung secara sempurna.
Dalam percobaan standarisasi larutan NaOH dilakukan secara
tidak langsung. Standarisasi larutan NaOH dapat dilakukan secara
langsung dengan menggunakan larutan asam oksalat.
Caranya adalah dengan menimbang sebanyak 2,52 gram asam
oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) dengan menggunakan gelas arloji
dan neraca analitik. Dipindahkan asam oksalat dari kaca arloji ke
dalam gelas beker 100 mL dan ditambahkan 25-30 mL akuades
sambil diaduk hingga larut. Kemudia larutan asam oksalat
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades
hingga tepat tanda batas sambil dikocok hingga homogen. Diisi buret
dengan asam oksalat. Kemudian menimbang 0,4 gram NaOH dengan
kaca arloji dan dimasukkan dalam gelas beker 100 mL. Ditambahkan
25-30 mL akuades dan diaduk hingga larut. Dipindahkan ke labu
ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tepat tanda batas
sambil dikocok hingga homogeny. Dimasukkan 10 mL larutan NaOH
yang akan distandarisasi kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2-3
tetes indikator fenophtalein. Dititrasi Larutan NaOH dengan larutan
asam oksalat dari buret sampai terjadi perubahan warna. Persamaan
reaksi yang terjadi :
H2C2O4 (aq) + 2NaOH (aq) → Na2C2O4 (aq) + 2H2O (l)
5.
6. Titrasi langsung adalah titrasi dimana zat yang akan kita tentukan
kadarnya secara langsung dapat dititrasi dengan larutan standar
hingga reaksi berlangsung secara sempurna.
7. Karena campuran NaOH dan Na2CO3 ini memiliki 2 titik ekivalen,
sehingga untuk dapat mengetahui titik akhir titrasi digunakan dua
indikator. Penambahan indikator pp yang pertama berfungsi untuk
mengetahui kadar NaOH yang tergantung dalam larutan sampel
dimana diketahui jika PP akan berubah warna dari tidak bewarna
menjadi bewarna merah muda dalam kisaran pH pada suasana basa
22
yaitu 8,8-10. Sedangkan penambahan metil orange pada indikator ke
2 berfungsi untuk mengetahui kadar Na2CO3 dalam larutan sampel
karena indikator MO akan berubah warna menjadi larutan bewarna
kuning yang mempunyai kisaran pH asam yaitu 3,4,-4,4 .
LAMPIRAN
1. Standarisasi larutan baku HCL
24