Abstrak: Masyarakat masih menganggap bahwa nilai inteligensi individu selalu diukur melalui
kemampuan dalam menyelesaikan masalah matematis dengan mengesampingkan bahwa
terdapat kemajemukan inteligensi yang dimiliki manusia yang dibawanya sejak lahir. Disinilah
metode pembelajaran memegang peranan penting. Dalam prosesnya, pembelajaran sudah
seharusnya memiliki pola dan unsur pengelolaan tata bahasa, logika, penyelesaian masalah
hingga hubungan sosial melalui interaksi dan diskusi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
pemilihan metode pembelajaran berbasis kecerdasan ganda sangat tepat menjadi faktor
penentu keberhasilan proses belajar siswa.
Pendahuluan
Hasil Kajian
a. Kecerdasan verbal/bahasa
Kecerdasan ini bertanggungjawab terhadap semua hal tentang bahasa. Puisi,
humor, tata bahasa, berpikir simbolik adalah ekspresi dari kecerdasan ini. Adapun
cara mengembangkan kecerdasan linguistik bagi peserta didik, maupun guru dengan
melakukan kegiatan pembelajaran diantaranya permainan kata-kata, diskusi
kelompok, sandiwara/pertunjukan, tim debat, curah gagasan, telling story, teka teki
silang dan menulis jurnal.
b. Kecerdasan logika/matematika
Kecerdasan ini sering disebut berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan
induktif. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengembangkan kecerdasan matematika-logis diantaranya adalah menggunakan
sistem tanya jawab, pemecahan problem/masalah, mengkonstruksi model-model dari
berbagai konsep kunci, eksperimen, dan menghadirkan permainan yang
menggunakan strategi dan logika.
c. Kecerdasan visual/ruang
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan indera pandang dan berimajinasi,
misalnya seni rupa, navigasi, kemampuan pandang ruang, arsitektur, dll. Model
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan
dimensi ruang ini adalah dengan cara membangun lingkungan belajar, presentasi
bergambar, permainan kartu, memperbanyak visual baik secara konvensional
maupun dengan teknologi.
d. Kecerdasan tubuh/gerak tubuh (kinestetik)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan dalam mengendalikan tubuh untuk
menyatakan perasaan. Menari, permainan olahraga, pantomim, mengetik merupakan
salah satu bentuk ekspresi dari kecerdasan ini. Pelaksanaan proses pembelajaran
yang dilakukan pada kecerdasan kinestetik yaitu dengan mendayagunakan fisik
secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dan disertai juga dilakukannya
pelatihan melalui gerakan-gerakan, menggunakan permainan peran dan juga secara
simulasi
e. Kecerdasan musical/ritmik
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan manusia untuk mengenali dan
menggunakan ritme dan anada, serta kepekaan terhadap bunyi- bunyi di sekitarnya.
Untuk mengembangkan kecerdasan musical guru dapat melakukan pembelajaran di
antaranya: mengemas materi pelajaran dalam format berirama yang dapat
dinyanyikan, menghafal perkalian dengan menyanyikan dalam irama lagu tertentu
dan guru juga bisa mengubah lirik lagu untuk mengajarkan konsep melalui salam
berirama, deklamasi, menyanti bersama, tepuk bernada dan bila mungkin, orchestra
kaleng bekas dan latihan membedakan bunyi dan suara disekitar.
f. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi
baik verbal maupun non-verbal dengan orang lain. Pengembangan kecerdasan
interpersonal dalam kegiatan belajar dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan
belajar secara kelompok, beri waktu luang untuk siswa dapat berinteraksi antar
sesamanya. Metodologi yang dapat dilakukan adalah dengan problem solving
melalui interaksi dengan orang lain seperti memberikan tugas yang harus
diselesaikan secara berpasangan maupun kelompok serta bermain bersama namun
tetap dalam pengawasan pendidik.
g. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan ini mengendalikan pemahaman terhadap aspek internal diri seperti,
perasaan, proses berpikir, refleksi diri, intuisi, dan spiritual. Kecerdasan intrapribadi
dirangsang melalui tugas, kepercayaan dan pengakuan dengan cara memberi tugas
yang harus dikerjakan sendiri, dipercaya untuk berkreasi dan mencari solusi dan
didorong untuk mandiri. Dorongan tumbuhnya kecerdasan intrapribadi harus disertai
dengan sifat positif para pengajar dalam menilai setiap individu. Pujian yang tulus,
sikap tidak mencela, dukungan yang positif, menghragai pilihan, serta kemauan
mendengarkan cerita dan pendapat merupakan stimulasi kecerdasan intrapribadi.
h. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis merupakan keahlian diri manusia dalam mengenali dan
mengelompokan spesies flora dan fauna terhadap lingkungan sekitar. Orang yang
memiliki kecerdasan ini memiliki sesuatu kepekaan pada fenomena/gejala alam.
Untuk mengembangkan dan memanfaatkan kecerdasan naturalis ini, guru dapat
melakukan pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekitar, belajar di
alam terbuka, mempelajari suatu materi pembelajaran dengan mengamati fenomena
alam atau mempelajari kejadian alam.
i. Kecerdasan spiritual
Kecerdasan spiritual banyak dimiliki oleh para rohaniawan. Kecerdasan ini
berkaitan dengan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya. Kecerdasan
ini dapat dikembangkan pada setiap orang melalui pendidikan agama, kontempelasi
kepercayaan, dan refleksi teologis.
j. Kecerdasan eksistensial
Kecerdasan ini banyak dijumpai pada para filsuf. Mereka mampu menyadari dan
mengahayati dengan benar keberadaan dirinya di dunia ini dan apa tujuan hidupnya.
Melalui kontempelasi dan refleksi diri kecerdasan ini dapat berkembang.
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Raharjo, Andreas Teguh. 2010. Hubungan Antara Multiple Intelligence dengan Prestasi
belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 10 Malang. Jurnal Psikologi Vol 5 No. 2