Anda di halaman 1dari 4

Pengertian menurut para ahli

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu cara guru untuk memenuhi kebutuhan setiap
peserta didik. Pembelajaran ini peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai
dengan kemampuan, apa yang disukai dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka
tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee. 2010; Fox
& Hoffman, 2011; Tomlison, 2007)

CONTOH KERAGAMAN ANAK DI KELAS

1. Kesiapan Belajar
2. Minat Belajar
3. Profil Belajar

KESIAPAN BELAJAR

Kesiapan disini adalah sejauhmana kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan awal apa yang sudah
dimiliki oleh peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dibahas. Guru perlu
bertanya, apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga mereka dapat berhasil dalam
pembelajarannya.

MINAT BELAJAR

Minat belajar adalah dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang dapat
membuatnya tertarik dan senang. upaya guru BK yang harus di lakukan dalam meningkatkan
minat : 1. Mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar peserta didik. 2. Menyediakan
sarana dan prasarana dalam pengembangan minat. 3. Memberikan kesempatan kepada anak
untuk mengembangan kreativitas.

PROFIL BELAJAR

Profil belajar adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara
natural dan efisien. Dimana peserta didik bisa menemukan gaya belajar sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Disini guru hanya bisa memfasilitasi apa saja kebutuhan gaya
belajarnya misalnya gaya belajar visual (melalui materi yang berupa gambar, menampilkan
diagram, power point, catatan, peta, graphic organize), auditori: belajar dengan mendengar
(misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat
saat berdiskusi, mendengarkan musik); kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya
bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on) dan kecerdasan majemuk (multiple
intelligences): visual spasial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, verbal
linguistik, naturalis, logic-matematika.

TEORI PEMBELAJARAN DIFERENSIASI

1. Teori Sistem Ekologi


Perkembangan anak dipengaruhi oleh interaksi dalam lingkungan social dimana anak
tinggal, baik di lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat.

2. Teori Multiple Intelligences


Multiple intelligences atau kecerdasan majemuk adalah kemampuan seseorang untuk
memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam, antara
lain kecerdasan berbahasa, kecerdasan mengolah angka, kecerdasan bidang ruang dan
gambar, kecerdasan kinestetik, kecerdasan memahami dan membuat melodi, irama,
nada, vibrasi suara, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis.

3. Teori Zone Of Proximal Development (ZPD)


ZPD merupakan jarak antara level potensi perkembangan yang ditentukan melalui
pemecahan masalah secara mandiri dan level potensi perkembangan yang ditentukan
melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang lain atau dengan teman sebaya yang
lebih mampu.
4. Teori Learning Modalities
Teori learning modalities berkaitan dengan modal yang dimiliki peserta didik dari
pengalaman yang dimiliki diantara kinestetik, audio, dan visual.

Bagaimana kaitan antara materi Pembelajaran berdiferensiasi dengan pemikiran filosofis Ki


Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya
positif?
Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Kodrat atau potensi setiap anak atau murid berbeda satu dengan yang
lainnya dan tugas guru adalah menuntun kodrat tersebut dan bukan mengubahnya. Oleh
karena itu, pembelajaran yang dilakukan harus menghargai perbedaan dan
memerdekakan murid tumbuh dan berkembang dan belajar sesuai keinginan dan
kemampuan mereka yang dalam proses belajarnya dilengkapi dengan dukungan oleh
pengajar sesuai kebutuhan masing-masing murid secara individu. Dalam hal ini tugas
pengajar lebih dititikberatkan pada pemberian perhatian terhadap minat, bakat dan
kemampuan murid serta memberikan dukungan yang diperlukan tanpa mengurangi
keinginan murid untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan menyadari keberagaman
dan keunikan pada setiap individu, maka guru harus mengajar mereka secara
berdiferensiasi. Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara ini merupakan dasar dari
penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
Salah satu peran guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan murid, yaitu
membantu para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi
murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah. Agar kepemimpinan
murid ini dapat tercapai, perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk
mengakomodir kebutuhan belajar individu yang berbeda. Jika kebutuhan belajar murid
terpenuhi, maka pembelajaran tersebut memunculkan motivasi. Murid yang termotivasi
belajar akan mampu mencapai prestasi belajar yang maksimal, sehingga visi dan misi
sekolah terwujudnya murid-murid yang memiliki profil pelajar pancasila akan
terwujud. Penanaman profil pelajar pancasila nantinya akan diintegrasikan dalam
kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan di kelas-kelas maupun beberapa
pembiasaan yang dilakukan secara protokoler di sekolah. Pembelajaran diferensiasi
akan secara maksimal dapat diterapkan di sekolah maupun di kelas jika didukung
dengan penerapan budaya positif.

Anda mungkin juga menyukai