PERCOBAAN II
PENENTUAN Ka ASAM ASETAT
DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menentukan titik ekuivalen asam asetat berdasarkan titrasi asam
basa.
2. Mahasiswa mampu menentukan Ka dari asam asetat berdasarkan kurva titrasi.
Asam asetat mengandung tidak kurang dari 32,5% dan tidak lebih dari 33,5% C2H4O2
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, tajam.
Kelarutan : larut dalam air dengan etanol (95%) P dan dengan gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat dan Penggunaan: Zat tambahan.
(Farmakope Indonesia Edisi ke-III (1979) halaman 41)
NATRII HYDROXYDUM
Natrium Hidroksida
NaOH BM 40,00
Natrium hidroksida mengandung tidak kurang dari 96,5% alkali jumlah dihitung sebagai
NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras,
rapuh, dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh,
basah.Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan Penggunaan: Zat tambahan.
(Farmakope Indonesia edisi ke-III (1979) halaman 412)
V. CARA KERJA
Dihidupkan dan standarisasi alat pH meter dengan dua jenis larutan buffer
(Larutan buffer pH 4 dan pH 7).
pH Asam Lemah
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
12
10
8
pH
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
mL NaOH
12
10
8
pH
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
mL NaOH
12
10
8
pH
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
mL NaOH
Gambar 3. Kurva Titrasi Replikasi 3
Jadi, Titik ekuivalen dari titrasi replikasi 1 adalah pada pH 9,24 dengan penambahan NaOH
sebanyak 3 mL
Perhitungan penentuan nilai Ka
Replikasi 1:
pH = 9,08
pH = -log H+
9,08 = -logH+
H+ = -log 10-9,08
Ka = [H+]2
M asam
= [10-9,08]2
0,1 M
= [10-18,16]
10-1
Ka = 10-17,16
Replikasi 2:
pH = 9,03
pH = -log H+
9,03 = -logH+
H+ = -log 10-9,03
Ka = [H+]2
M asam
= [10-9,03]2
0,1 M
= [10-18,06]
10-1
Ka = 10-17,06
Replikasi 3:
pH = 9,24
pH = -log H+
9,24 = -logH+
H+ = -log 10-9,24
Ka = [H+]2
M asam
= [10-9,24]2
0,1 M
= [10-18,48]
10-1
Ka = 10-17,48
VII. KESIMPULAN
Dari pembahasan kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penentuan konstanta disosiasi asam monoprotik dapat dilakukan dengan
menggunakan metode titrasi potensiometri.
2. Metode potensiometri sangat berguna untuk menentukan titik ekuivalen suatu titrasi
secara instrumen sebagai pengganti indikator visual
3. Pada replikasi 1. Didapatkan titik ekuivalennya pada pH 9,08 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3 mL dan didapatkan Ka sebesar Ka = 10-17,16.
4. Pada replikasi 2. Didapatkan titik ekuivalennya pada pH 9,03 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3 mL dan didapatkan Ka sebesar Ka = 10-17,06.
5. Pada replikasi 3. Didapatkan titik ekuivalennya pada pH 9,24 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3 mL dan didapatkan Ka sebesar Ka = 10-17,48.
6. Rata-rata nilai Ka dari ketiga replikasi tersebut sebesar Ka = 6,3 x 10-17
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins, Peter, and Loretta Jones. 2005. Chemical Principles: The Quest for Insight. 3rd
ed. New York: W. H. Freeman and Company.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia. edisi ke-III: Jakarta
3. Keenan. 1990. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta .
4. Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
5. Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : Kalman Media Pustaka.