Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

PENENTUAN Ka ASAM ASETAT DENGAN METODE TITRASI ASAM BASA

Nama : Nisa Anggini

NIM : 199468

Kelas : I A

Kelompok : III

Dosen Pembimbing

Dian Kartikasari M.Farm., Apt

PRODI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2020
I. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu menentukan titik ekuivalen asam asetat berdasarkan titrasi asam basa.

2. Mahasiswa mampu menentukan Ka dari asam asetat berdasarkan kurva titrasi.

II. Dasar Teori


Titrasi asam basa merupakan contoh analisis volumetric yaitu suatu cara atau
metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat
gelas yang disebut buret. Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan penggmbaran
pH larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan gambar yang
diperoleh tersebut, disebut kurva pH atau kurva titrasi yang didalamnya terdapat kurva
ekuivalen yaitu titik dimana titrasi dihentikan (Ika, 2009).
Senyawa elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya. Asam dan basa
yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah. Antara molekul yang tidak
terion dengan ion-ionnya membentuk system kesetimbangan ion.
Salah satu contoh asam lemah adalah asam asetat. Dalam air asam asetat
membentuk kesetimbangan sebagai berikut :
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+

Ka = (CH3COO-) + (H+)

CH3COOH

Ka merupakan konstanta kesetimbangan asam,dapat ditentukan dengan mengukur


pH larutan setiap penambahan volume tertentu dari titran.Dari data yang diperoleh dibuat
kurva antara volume titran dengan pH larutan. Konstanta kesetimbangan (Ka) ditentukan
dengan melihat kurva yang memiliki kemiringan yang tajam (curam).

III. Alat dan Bahan

Alat : - pH meter/pH universal Bahan : - Asam Asetat 0,1 M 250 ml


- Erlemeyer - NaOH 0,1 M 550 ml
- Buret
- Pengaduk magnetik
- Hot plate
- Pipet ukur
IV. Monografi Bahan
- Asam Asetat (CH3COOH)
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk; rasa asam, tajam.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan
gliserol P.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
- Natrium Hidroksida (NaOH)
Pemerian : Bentuk batang,butiran,massa hablur atau keping, kering, keras,
rapuh dan menunjukkan susunan hablur;putih,mudah meleleh
basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

V. Cara Kerja

Alat dan Bahan


-Dipasang alat buret, tiang statif dan klem secara tepat.

-Diisi buret tersebut dengan larutan NaOH 0,1 M.

-Dihidupkan dan standarisasi alat pH meter dengan 2 jenis larutan buffer (larutan buffer
pH 4 dan pH 7)

-Diambil 20 ml asam asetat 0,1 M dan masukkan ke dalam erlemeyer.

-Dicelupkan elektroda pH meter ke dalam gelas kimia tersebut (ujungnya tak boleh
menyentuh batang pengaduk magnetik)

-Dihidupkan pengaduk magnetik.

-Dibuka kran buret secara perlahan-lahan sesuai dengan penambahan volume NaOH :
0,0.50,1.00,1.50,2.00,2.50,3.00,3.50,4.00,4.50,5.00 ml. dan catat pH larutan pada masing-
masing penambahan NaOH

-Apabila titrasi telah selesai, matikan pH meter. Bersihkan elektroda dan celupkan
elektroda ke dalam aquadest.

-Buat kurva titrasi : pH vs volume titran yang ditambahkan.

Ka Asam Lemah
VI. - Hasil
ml ml ml
NaOH pH NaOH pH NaOH pH
0 3,23 0 3,00 0 3,31
0,50 4,02 0,50 3,90 0,50 3,89
1,00 4,39 1,00 4,25 1,00 4,36
1,50 4,68 1,50 4,63 1,50 4,57
2,00 5,00 2,00 5,01 2,00 5,03
2,50 5,56 2,50 5,48 2,50 5,39
3,00 9,08 3,00 9,03 3,00 9,24
3,50 11,29 3,50 11,26 3,50 11,35
4,00 11,73 4,00 11,69 4,00 11,56
4,50 11,94 4,50 11,87 4,50 11,75
5,00 12,14 5,00 12,11 5,00 12,31

Dari hasil ketiga replikasi diatas dapat ditentukan titik ekuivalen,grafik dan Ka nya yaitu:

- Titik ekuivalen pada replikasi pertama yaitu pada pH 9,08 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3,00 ml.

pH
14

12

10

8 pH

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Grafik NaOH vs pH pada replikasi pertama

- Menentukan Ka Asam Asetat pada replikasi pertama

Titik ekuivalen pH replikasi pertama = 9,08


pH = -log[H +¿¿ ]

9,08 = -log[H +¿¿ ]

[H +¿¿ ] = 10−9,08

Ka = ¿¿¿

[C H 3COOH]

Ka = [10−9,08 ¿ ¿2

[10−1 ]

Ka = [10−18,16 ]

[10−1 ]

Ka = 10−17,16

- Titik ekuivalen pada replikasi kedua yaitu pada pH 9,03 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3,00 ml .
pH
14

12

10

8 pH

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Grafik NaOH vs pH pada replikasi kedua

- Menentukan Ka Asam Asetat pada replikasi kedua

Titik ekuivalen pH pada replikasi kedua = 9,03

pH = -log[H +¿¿ ]

9,03 = -log[H +¿¿ ]

[H +¿¿ ] = 10−9,03

Ka = ¿¿¿

[C H 3COOH]

Ka = [10−9,03 ¿ ¿2

[10−1 ]

Ka = [10−18,06 ]

[10−1 ]

Ka = 10−17,06

- Titik ekuivalen pada replikasi ketiga yaitu pada pH 9,24 dengan penambahan
NaOH sebanyak 3,00 ml.
pH
14

12

10

8 pH

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Grafik NaOH vs pH pada replikasi ketiga

- Menentukan Ka Asam Asetat pada replikasi ketiga

Titik ekuivalen pH pada replikasi ketiga = 9,24

pH = -log[H +¿¿ ]

9,24 = -log[H +¿¿ ]

[H +¿¿ ] = 10−9,24

Ka = ¿ ¿ ¿

[C H 3COOH]

Ka = [10−9,24 ¿ ¿ 2

[10−1 ]

Ka = [10−18,48 ]

[10−1 ]

Ka = 10−17,48

-Pembahasan

Titrasi asam basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam reaksi itu,
menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Reaksi netralisasi terjadi
antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa, dan membentuk air
yang bersifat netral. Pada praktikum ini menggunakan metode titrasi asam basa, yang
dilakukan sebanyak tiga kali replikasi yaitu titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida.

Percobaan pertama ialah pasang alat buret,tiang statif dan klem secara tepat,
kemudian isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M. Lalu dilakukan standarisasi alat pH
meter dengan 2 jenis larutan buffer (larutan buffer pH 4dan pH 7). Setelah itu ambil
Asam Asetat 0,1 M sebanyak 20 ml dan masukkan ke dalam erlemeyer. Lalu celupkan
elektroda pH meter ke dalam gelas kimia tersebut (ujungnya tak boleh menyentuh batang
pengaduk magnetik) dan hidupkan pengaduk magnetik. Kemudian buka kran buret secara
perlahan-lahan sesuai dengan penambahan volume NaOH, dan catat pH larutan pada
masing-masing penambahan NaOH. Apabila titrasi telah selesai, matikan pH meter dan
bersihkan elektroda dengan mencelupkannya ke dalam aquadest. Lalu buat kurva titrasi :
pHvs volume titran yang ditambahkan, lakukan sebanyak 3 kali dengan cara yang sama.
Didapatlah titik ekuivalen dari ketiga sampel yaitu pada replikasi pertama yaitu pada pH
9,08 dengan penambahan NaOH sebanyak 3,00 ml. Kemudian pada replikasi kedua yaitu
pada pH 9,03 dengan penambahan NaOH sebanyak 3,00 ml dan pada replikasi ketiga
yaitu pada pH 9,24 dengan penambahan NaOH sebanyak 3,00 ml. Lalu dibuat grafik pH
vs volume titran dan dari grafik menunjukkan bahwa terdapat kenaikan yang
tajam(curam) dan pada titik tajam (curam) inilah digunakan untuk menentukan Ka
(konstanta kesetimbangan) dari ketiga replikasi tersebut.

-Kesimpulan

1. Titik ekuivalen pada replikasi pertama yaitu pada pH 9,08 dengan penambahan NaOH
sebanyak 3,00 ml dan Ka = 10-17,16

2. Titik ekuivalen pada replikasi kedua yaitu pada pH 9,03 dengan penambahan NaOH
sebanyak 3,00 ml dan Ka = 10-17,06

3.Titik ekuivalen pada replikasi ketiga yaitu pada pH 9,24 dengan penambahan NaOH
sebanyak 3,00 ml dan Ka = 10-17,48

-Lampiran Perhitungan banyaknya NaOH

gr 1.000
M= x
Mr V
gr 1.000
0,1= x
40 500

0,1 = 0,05 gr

gr = 2 gram

-Daftar Pustaka

Azizah, utiya.2004. Laporan Asam dan Basa. Kemendikbud: Jakarta

Ika, Dani.2009.Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi asam
basa. Jurnal Neutrino. Vol. 1.

Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar;Yogyakarta.

Sujono.2003. Sistem Pengukur Molaritas Larutan dengan Metode Titrasi Asam Basa
Berbasis Komputer. Universitas Budi Luhur.

Anda mungkin juga menyukai