Anda di halaman 1dari 22

FORMULASI OBAT KUMUR (GARGARISMA/GARGLE)

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Teti indawati, MS,. Apt

Disusun Oleh :

Lidiana Sulfi 21334006

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Formulasi Obat
Kumur/Gargle tepat waktu.

Makalah Formulasi Obat Kumur/Gargle disusun guna memenuhi tugas dosen


pada Teknologi Sediaan Semisolid dan Liquid di Institut Sains dan Teknologi Nasional.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Obat Kumur/Gargle.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Teti


Indrawati, MS.Apt selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................6
2.1 Definisi Obat Kumur..........................................................................................................6
2.2 Sejarah Gargarisma............................................................................................................6
2.3 Jenis-jenis Gargarisma.......................................................................................................7
2.4 Tujuan Penggunaan Gargarisma........................................................................................8
2.5 Formula dan Bahan Gargarisma........................................................................................8
2.6 Syarat-syarat Bahan Gargarisma........................................................................................8
BAB III......................................................................................................................................10
PEMBAHASAN........................................................................................................................10
3.1 Karakteristik Gargarisma/Gargle.....................................................................................10
3.2 Rancangan Formulasi.......................................................................................................10
3.3 Monografi Bahan.............................................................................................................11
3.4 Alat dan Bahan.................................................................................................................12
3.5 Perhitungan......................................................................................................................13
3.6 Penimbangan....................................................................................................................14
3.7 Permasalahan...................................................................................................................14
3.8 Cara Pembuatan...............................................................................................................14
3.9 Evaluasi Mutu..................................................................................................................15
3.10 Rancangan Kemasan......................................................................................................16
3.11 Pembahasan....................................................................................................................19
BAB IV......................................................................................................................................20
KESIMPULAN..........................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................20
4.2 Saran.................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak
dikeluhkan oleh masyarakat karena dapat mengganggu aktivitas seharihari. Masalah mulut
yang sering muncul adalah bau mulut, infeksi mulut, dan sariawan (Putri dkk., 2018; Rachma,
2010). Sariawan atau dengan istilah lain, yaitu apthae atau cancer sores, merupakan suatu lesi
ulserasi yang terjadi secara kambuhan pada mukosa mulut (Sulistiani dkk., 2017). Prevalensi
kejadian sariawan pada populasi umum sebesar 20% (Noviana dkk., 2018). Berdasarkan jenis
kelamin sariawan lebih sering terjadi pada perempuan, yaitu dengan prevalensi sebesar 55,4%
dibandingkan laki-laki dengan prevalensi sebesar 44,6% (Sulistiani dkk, 2017). Sariawan
merupakan penyakit yang yang disebabkan oleh adanya infeksi yang paling sering disebabkan
oleh jamur Candida albicans (Erawati dkk., 2013).
Jamur ini adalah salah satu jamur yang bersifat patogen jika jumlahnya berlebihan.
Pencegahan timbulnya mikroorganisme dapat dilakukan dengan memberikan antijamur yang
dikemas dalam bentuk sediaan obat kumur (Handayani dkk., 2017). Obat kumur merupakan
sediaan larutan yang diencerkan, untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan
infeksi (Lukas, 2012). Penggunaan sediaan ini sangat efektif karena memiliki kemampuan
menjangkau tempat yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi (Kono dkk., 2018). Salah satu
keuntungan obat kumur yaitu, praktis dan mudah dibawa kemana, selain itu sediaan
bermanfaat, untuk menyegarkan mulut, menghilangkan bau mulut sampai mengurangi
pembentukan plak atau karies pada gigi (Anastasia & Tandah, 2017).
Obat kumur merupakan suatu larutan air yang digunakan sebagai pembersih untuk
meningkatkan kesehatan rongga mulut, estetika, dan kesegaran nafas (Power dan Sakaguchi,
2006). Mouthwash dapat digunakan juga sebagai agen anti-inflamasi dan analgesik topikal
(Farah et al., 2009). Menurut Widodo (1980) obat kumur digunakan karena kemampuannya
sangat efektif menjangkau tempat yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi dan dapat
mencegah pembentukan plak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik sediaan Obat Kumur/Gargle/Gargarisma ?


2. Bagaimana rancangan sediaan Obat Kumur/Gargle/Gargarisma ?
3. Bagaimana rancangan evaluasi sediaan Obat Kumur/Gargle/Gargarisma ?
4. Bagaimana kemasan sediaan Obat Kumur/Gargle/Gargarisma (etiket, leaflet kemasan
sekunder dan tersier)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui karakteristik obat kumur


2. Mengetahui uji evaluasi obat kumur

1.4 Manfaat

1. Bagi pembaca

Dapat menambah wawasan pembaca tentang manfaat dari tanaman

trandisional khususnya daun salam dan daun mint

2. Bagi penulis

a. Dapat Menambah pengetahuan tentang pembuatan obat kumur

b. Sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan

c. Dapat digunakan sebagai referensi dalam mengajar materi yang

berhubungan dengan sediaan semi solid


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obat Kumur

Obat kumur (Gargarisma/Gargle) menurut Fornas Edisi II adalah sediaan berupa


larutan, umumya larutan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan,
dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.

Menurut Becker (1990), Obat Kumur adalah larutan yang biasanya mengandung bahan
penyegar nafas, astrigen, demulsen, atau surfaktan atau antibakteri untuk menyegarkan
dan pembersihan saluran pernapasan yang pemakaiannya dengan berkumur.

Tujuan utama penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan agar obat yang terkandung
di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak
dimaksudkan agar obat itu menjadi pelindung selaput lendir. karena itu obat berupa
minyak yang memerlukan zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai untuk
dijadikan obat kumur.

2.2 Sejarah Gargarisma

Bukti antroplogi mengenai resep untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas
pada budaya Mesir kuno,Cina,Yunani,dan Romawi. Orang Mesir kuno menggunakan
air,madu, dan berbagai rempah-rempah. Urin dipopulerkan orang Yunani kuno sebagai
obat kumur, hal ini dikuatkan oleh Pedanius Dioscorides(sekitar 40-90 AD) dalam
pharmacopeia-nya. Orang romawi kuno juga memakai urin, sampai ditemukan bahwa urin
orang romawi tidak cukup fit bagi mereka, sehingga harus mengimpor urin Portugis
dengan harga selangit. Obat Kumur Alkohol digunakan dalam obat kumur sebagai pelarut
dari beberapa senyawa kimia, seperti eucalyptol, mentol, metilsalisilat dan timol.
Sebenarnya, alcohol dalam obat kumur tersebut tidak membunuh bakteri tetapi hanya
digunakan sebagai pembawa minyak esensial, yang merupakan bahan aktif dalam
formula. Alkohol justru dapat menyebabkan halitosis (bau mulut) karena, alcohol
menyebabkan mulut menjadi lebih kering, produksi saliva dalam rongga mulut menurun.
Hal ini menyebabkan bakteri gram negative yang terdapat pada rongga mulut lebih mudah
berkembang biak. Bakteri ini akan bereaksi dengan sisa-sisa makanan secara anaerobic.

Hasil dari reaksi ini, salah satunya adalah gashydrogen sulfide yang memiliki bau tidak
sedap. Sebuah penelitian dilakukan kepada orang-orang yang berjumlah lebih dari 3200
orang oleh tim Universitas Melbourne dan telah menemukan bahwa obat kumur
meningkatkan risiko kanker mulut hingga 9 kali lipat pada perokok dan 5 kali lipat pada
peminum. Peningkatan ini terjadi pada produk yang menggunakan etanol.

2.3 Jenis-jenis Gargarisma

Berdasarkan komposisinya, Saragin dan Gershon (1972) menggolongkan obat kumur


dalam berbagai jenis,yaitu;

a. Obat kumur untuk kosmetik; terdiri atas air (dan biasanya alcohol), flavor, dan zat
pewarna. Biasanya mengandung surfaktan dengan tujuan meningkatkan kelarutan
minyak atsiri.

b. Obat kumur yang mempunyai tujuan utama untuk menghilangkan bakteri yang
biasanya terdapat dalam jumlah besar dalam saluran nafas. Komponen antiseptic dari
obat kumur ini memegang peranan utama untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Obat kumur yang bersifat sebagai astringent, dengan maksud memberi efek langsung
pada mukosa mulut, juga mengurangi flokulasi dan presipitasi protein ludah sehingga
dapat dihilangkan secara mekanis.

d. Obat kumur yang pekat yang penggunaannya perlu diencerkan terlebih dahulu.

e. Obat kumur yang didapar, aktifitasnya tergantung pada pH larutan. Pada suasana alkali
dapat mengurangi mucinous deposit dengan dispersidari protein.

f. Obat kumur untuk deodorant, tergantung dari aktifitas antibakteri, atau mekanisme lain
untuk mendapatkan efek tersebut.
g. Obat kumur untuk terapeutik, diformulasikan untuk meringankan infeksi, mencegah
karies gigi dan untuk meringankan kondisi patologis pada mulut,gigi atau tenggorokan.

Salah satu bahan yang sering digunakan sebagai obat kumur adalah zincklorida. Zink
klorida adalah zat hygroskopik mudah larut dalam air dan spiritus.Larutan yang encer
biasanya keruh, karena terbentuk HCl dan zinkoksiklorida, tetapi dengan penambahan
sedikit HCl atau zat yang bereaksi asam akan jernih kembali.Asam salisilat dapat juga
melarutkan kembali zink oksiklorida, asal saja kadar ZnCl tidak melebihi 4%.

Umumnya garam – garam Zn jangan dicampur dengan tannin, zat lainnya. Alkali
karbonat, borax, sapones alkali fosfat. Melarutkan zink klorida sebaiknya dengan air
banyak. Bila tidak akan timbul endapan setelah disaring.

2.4 Tujuan Penggunaan Gargarisma

Obat kumur atau gargarisma digunakan untuk tujuan yang nonsistemik. Gargarisma
digunakan sebagai pencegah infeksi pada tenggorokan dengan tujuan agar obat yang
terkandung di dalamnya dapat langsung mengenai selaput lendir yang terdapat di
sepanjang tenggorokan. Obat ini tidak ditujukan sebagai pelindung selaput lendir itu
sendiri, maka bentuk suspensi dan obat yang bersifat lendir tidak cocok digunakan
sebagai obat kumur. Menurut Saragin dan Gershon (1972), secara garis besar, obat kumur
dalam penggunaanya dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Sebagai kosmetik, hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau menghilangkan bau


mulut.

b. Sebagai terapeutik, untuk perawatan penyakit pada mukosa atau gingiva, pencegahan
karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernafasan.

c. Sebagai kosmetik dan terapeutik

2.5 Formula dan Bahan Gargarisma

Formula suatu gargarisma pada umumnya terdiri dari:

a. zat berkhasiat
b. zat penyedap rasa dan bau
c. zat pembawa

Untuk memberikan warna menarik kedalam suatu formula gargarisma biasanya


ditambahkan suatu pewarna. Warna yang umum digunakan adalah warna kuning, merah,
hijau. Sebagai pewarna biasanya disesuaikan dengan aroma yang digunakan.Zat
berkhasiat yang digunakan antara lain; fenol, kalium permanganat, povidone iodida,
timol, eucalyptol, hexatidine, metilsalisilat, menthol, chlorhexidinegloconat,
benzalcolonium clorida, cetyltyridiniumclorida, hidrogen peroksida, domiphen bromide,
dan kadang kadang fluoride, enzim dan kalsium. Zat-zat yang berkhasiat adsrtingen
misalnya (kalium klorat, sengklorida,tawas) atau zat-zat yang bersifat anti jamur
(misalnya asam salisilat, gentian violet). Bahan-bahan pada obat kumur antara lain; air,
pemanis, seperti sorbitol dan natrium sakarin, dan alkohol (sekitar 20 %). Obat- obat
kumur bermerek biasanya mengandung pengawet seperti natrium benzoat untuk
mempertahankan kesegaran setelah sekali dibuka.

2.6 Syarat-syarat Bahan Gargarisma

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh obat kumur antara lain:
a) Membasmi kuman yang menyebabkan gangguan kesehatan gigi dan mulut.
b) Tidak menyebabkan iritasic.
c) Tidak mengubah indera perasad.
d) Tidak mengganggu keseimbangan flora mulute.
e) Meningkatkan resistensi mikrobaf.
f) Tidak menimbulkan noda pada gigi
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Gargarisma/Gargle

Karakteristik obat kumur yang ideal yaitu (Mitsui, 1997) :


1. Membasmi kuman yang menyebabkan gangguan kesehatan mulut dan gigi
2. Tidak menyebabkan iritasi
3. Tidak mengubah indera perasa
4. Tidak menganggu keseimbangan flora mulut
5. Tidak meningkatkan resistensi mikroba
6. Tidak menimbulkan noda pada gigi
Pada dasarnya, di luar fungsi penyegar, obat kumur juga berfungsi :
1. Mencegah terjadinya pengumpulan plak.
2. Mencegah terjadinya gingivitis, mencegah dan mengobati sariawan.
3. Mengobati candidiasis (pada obat kumur yang mengandung Klorheksidin).
4. Membantu penyembuhan gusi setelah operasi oral.
5. Menghilangkan sakit akibat tumbuhnya gigi.
6. Mencegah atau mengurangi sakit akibat inflamasi.

3.2 Rancangan Formulasi


Zinci Chloridi Gargarisma
Gargarisma Seng klorida
Komposisi Tiap 300 ml mengandung :
Zinci Chloridum 1g
Acidum Salicylicum 300 mg
3.3
Alumini Kalii Sulfat 1g
Oleum Menthae II gtt
Aqua Dest ad 300 ml
Monografi Bahan

a) Zinci Chloridum (Zinci Klorida ZnCl2)


Pemerian : serbuk hablur atau granul hablur, putih atau hampir putih. Dapat juga
berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. Sangat mudah
mencair. Larut ( 1 dalam  10) bereaksi  asam terhadap lakmus.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam
gliserin. Larutan dalam air atau larutan dalam etanol biasanya agak
kerih, tetapi kekeruhan hilang  jika ditambahkan sedikit asam klorida.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Khasiat  : keratolitikum, antifungi.

b) Acidum Salicylicum (Asam Salisilat) C7H6O3


Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C7H6O3,dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus putih,
rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintesis warna putih
dan tidak berbau. Jika di buat dari metil salisilat alami dapat berwarna
kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol.
Kalarutan : sukar larut dalam air dan dalam benzene, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
kloroform.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

c) Aluminii Kalii Sulfas (Aluminium Kalium Sulfat / Tawas)


Aluminium kalium sulfas mengandung tidak berkurang dari 99,0%dan tidak lebih dari
100,5% AlK (SO4)2 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : hablur kasar tidak berwarna, pecahan hablur atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa agak manis dan kelat. Larutan bereaksi asam terhadap
lakmus.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, mudah
larut meskipun lambat dalam gliserin, tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : adstringen

d) Oleum Menthae (Minyak Permen)


Minyak permen adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian di
atas tanah tanaman berbunga mentha piperita linne (familia labiatae) yang segar,
dimurnikan dengan cara destilasi dan tidak di dementolisasi sebagian ataupun
keseluruhan. Mengandung tidak kurang dari 5,0% ester di hitung sebagai mentil asetat (
C12H22O2) dan tidak kurang dari 50,0% mentol total (C10H20O) sebagai menthol
bebas dan sebagai ester.
Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat menusuk,
rasa pedas di ikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.
Kelarutan : dalam etanol 70% satu bagian volume dilarutkan dalam 3 bagian
volume etanol 70%, tidak terjadi opalesensi.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari cahaya
Khasiat : zat tambahan; karminativum

e) Aqua destillata (Air suling)


Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

3.4 Alat dan Bahan

 Alat 9. Sudip
1. Timbangan Analitik 10. Gelas Ukur 100 ml
2. Sendok Timbangan  Bahan
3. Labu erlenmayer 250ml 1. ZnCl2
4. pH meter digital/ pH meter kertas 2. Asam Salisilat
5. Kertas Perkamen 3. Kalii Sulfat/ Tawas
6. Kertas Saring 4. Oleum Menthae Pip
7. Botol 120 ml 5. Aquadest
8. Mortir dan Stemper
3.5 Perhitungan

Zinci Chloridi Gargarisma


Gargarisma Seng klorida
No Fungsi Nama Bahan Dosis Perhitungan
1 Adstingen Zinci Chloridum 1g x 100/ 300 ml
= 0,33 g
2 Anti jamur Acidum Salicylicum 300 mg x 100/ 300 ml
= 0,1 g
Etanol (96%) untuk melarutkan Acid Salicylic ad tepat larut + 10 ml air untuk
memudahkan memasukkan ke botol.
3 Adstingen Alumini Kalii Sulfat 1g x 100/ 300 ml
= 0,33 g
Aqua untuk melarutkan Aluminis = 10 ml
4 Zat penyedap rasa Oleum Menthae II gtt
dan bau
1 tetes OMP bobotnya 19mg, sedangkan dalam tiap gram AMP ada 1 mg minyak.
menghitung berapa mg OMP yang dibutuhkan dan mengambil AMP yang sesuai
banyaknya dalam gram (Van Duin hal.101)
5 Zat penyedap rasa Aqua Menthae pip 10,07 mg x 1 g = 10,07 mg ~
dan bau 10 ml
6 Zat tambahan AquaDest 100 ml - (0,33 + 0,1 +
ad 0,33+ 10)
= 89,24 ml
Untuk Melarutkan Zinci Chloride

Aqua Menthae Piperitae (PH V hal.69)


Kocok Satu bagian minyak permin Dengan kuat-kuat ……………………….1
Sembilan puluh sembilan bagian kuku..99
Tambahkan, sesudah didinginkan. Dengan mengocok bagian demi bagian.
Sembilan ratus bagian air………………………………. 900
Zat cair yang sedikit keruh
3.6 Penimbangan

No Nama Bahan Penimbangan


1 Zinci Chloridum 0,33 g
2 Acidum Salicylicum 0,1 g
3 Alumini Kalii Sulfat 0,33 g
4 Aqua Menthae Pip 10 ml
5 AquaDest 89,24 ml

3.7 Permasalahan

Permasalahan Penyelesaian Masalah


Pembuatan larutan dengan bahan yang Melarutkan Zinci Chloridum harus dengan
perlu penanganan secara khusus pada cara semua air yang tersedia lalu disaring agar
melarutkannya (Acid Salicylic & Zinci tidak mengendap Zinc Oxychloridum
(Acid Salicylic & Zinci Chlorid) (IMO hal.114) Acid Salicylic dilarutkan
menggunakan etanol.
Obat berupa minyak yang memerlukan zat Oleum Menthae Pip diganti dengan Aqua
pensuspensi dan obat yang bersifat lendir menthae pip agar terdispersi
tidak sesuai untuk dijadikan obat kumur
(Ol. Menth. Pip) (FI III Menth. Pip) (FI III
hal.11)
Zn mudah berinteraksi dengan O2 sehingga Zn dilarutkan dengan air sekaligus
mudah menggumpal

3.8 Cara Pembuatan

1) Disetarakan Timbangan, dikalibrasi botol 100 ml


2) Ditimbang Asam Salisilat sebanyak 100 mg dan ditetesi etanol ad tepat larut
kemudian ditambahkan aqua sebanyak 10 ml untuk memudahkan pemindahan Acid
Salicylic ke botol
3) Ditimbang Aluminis sebanyak 330 mg
4) Ditimbang Zinci Chloride sebanyak 330 mg, dilarutkan dengan seluruh air yang
tersisa, di kocok ad larut dimasukkan ke dalam botol
5) Ditimbang Aqua menthae pip sebanyak, dimasukkan ke dalam botol Kocok ad larut
dan homogen
6) Beri etiket biru

3.9 Evaluasi Mutu

1. Uji Organoleptik

Atau uji indra atau uji sensori merupakan cara pengujian denganmenggunakan
indra manusia sebagai alat utama untuk mengukur daya penerimaanterhadap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peran penting dalam aplikasi mutu. Pengujian
organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,kemunduran mutu dan kerusakan
lainnya dari produk.

2. Uji pH

Agar dapat diketahui pH dari sediaan yang dibuat untuk stabilitas pH


selanjutnyasediaan dapat dipertahankan pada suatu rentang pH tertentu. Pengukuran pH
dilakukandengan menggunakan kertas universal.

3. Uji Efek Mikrobiologi dan Toksisitas

Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan enzim maupun mikroorganisme


lainnya dengan mereaksikan sampel terhadap mediator yang dipilih, kemudian diamati
pada mikroskop.

4. Uji Viskositas
Digunakan viskometer yang sudah bersih, pipetkan cairan ke dalam viskometer
dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai
melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu
mulai penghitungan. Dicatat hasil, dan lakukan penghitungan dengan rumus.
Diusahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan yang tidak
berisi cairan (Anief, 1993)

5. Uji Stabilitas Suhu kamar dan 40


Uji dilakukan dengan menyimpan sediaan produk di suhu ruangan dengan interval
waktu 1 tahun di cek secara berkala setiap sebulan sekali, sedangkan uji suhu 40
dilakukan pada produk sediaan yang disimpan di dalam oven dengan suhu 40. di cek
secara berkala dengan interval waktu 3bln.

6. Uji Berat Jenis

Berat jenis diuji dengan menggunakan piknometer. Piknometer diisi dengan air
sampai penuh lalu renam dengan air es suhu kurang lebih 200 C dibawah suhu
percobaan lalu piknometer ditutup pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu naik sampai
suhu percobaan lalu piknometer ditutup. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai
suhu kamar, air yang menepel diusap lalu timbang dengan sesama kemudian lihat
dalam tabel kerapan air dan suhu percobaan untuk menghitung volume air.

3.10 Rancangan Kemasan

Golongan Obat

Obat Bebas Terbatas


Peringatan

Etiket
Apotek ISTN
Jln. Moch Kahfi II Jakarta 12630 (021-
7270567)
APA : Lidiana Sulfi, S.Farm., Apt.
SIPA : 21334006
No : Tgl :

Untuk Pemakaian Luar!


KOCOK DAHULU
Brosur :

Kemasan Primer :
Kemasan Tersier :
3.11 Pembahasan

Karakteristik Sediaan obat kumur/gargle adalah sediaan berupa larutan, umumya


larutan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. dimaksudkan untuk
digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. larutan sendiri
adalah campuran homogeny dari molekul, atom atapun ion dari dua zat atau lebih.

Rancangan sediaan obat kumur/gargle itu sendiri mengutip formula dari formularium
nasional edisi kedua tahun 1978 hal 304. dimana menjelaskan gargarima dari bahan aktif
atau berkhasiat seng klorida atau zinci klorida, dengan zat penyedap atau pemanis oleum
menthae, dan disertai asam salisilat sebagai antifungi. sediaan yang tersedia untuk
300ml, dikarenakan rancangan formula ini untuk uji skala laboratorium maka,
permintaan formula 100ml. permasalahan yang terjadi dalam rancangan formula ini
adalah, tidak terdispersinya oleum methae kek larutan obat kumur. maka diganti dengan
aqua menthae. Dalam pembuatan gargarisma ZnCl semua bahan obat larut dengan
sempurna dalam pelarut. Namun yang harus diperhatikan disini adalah dalam melarutkan
tawas/ Aluminii Kalii Sulfas sebaiknya dengan air panas atau air mendidih sesuai dengan
kelarutannya dalam FI.III. sangat mudah larut dalam air mendidih, jadi untuk 0,3 gram
dibutuhkan minimal kurang dari 0,3ml air mendidih. Zink klorida adalah zat higroskopik
yang mudah larut dalam udara dan spiritus. Larutan yang encer biasanya keruh, karena
terbentuk HCl dan zinkoksiklorida, tetapi dengan penambahan sedikit HCl atau zat yang
membahas asam akan jernih kembali. Asam salisilat juga dapat melarutkan kembali
zinkoksiklorida, asal saja kadar ZnCl tidak melebihi 4%. garam Umum-garam Zn jangan
dicampur dengan tanin, zat samak lainnya. Melarutkan zinkklorida sebaiknya dengan air
banyak. Bila tidak akan timbul endapan setelah mengendap.

Rancangan evaluasi sediaan yang dilakukan pada larutan obat kumur/gargle yaitu
meliputi Uji Organoleptic, Uji Mikrobiologi, Uji Stabilitas suhu 40 dan suhu kamar, uji
pH, Uji Viskositas, Uji Berat Jenis.
Kemasan sediaan obat kumur/gargle terdiri dari kemasan primer berupa botol cokelat
120 ml dan kemasan tersier berupa kotak persegi panjang.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Sediaan obat kumur/gargle adalah sediaan berupa larutan, umumya larutan


pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. larutan sendiri adalah
campuran homogeny dari molekul, atom atapun ion dari dua zat atau lebih.

Rancangan sediaan obat kumur/gargle itu sendiri mengutip formula dari formularium
nasional edisi kedua tahun 1978 hal 304.Rancangan evaluasi sediaan yang dilakukan
pada larutan obat kumur/gargle yaitu meliputi Uji Organoleptic, Uji Mikrobiologi, Uji
Stabilitas suhu 40 dan suhu kamar, uji pH, Uji Viskositas, Uji Berat Jenis.

Kemasan sediaan obat kumur/gargle terdiri dari kemasan primer berupa botol cokelat
120 ml dan kemasan tersier berupa kotak persegi panjang.

- Kemasan sekunder yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kemasan lain/
melindungi kemasan primer. Contoh : kotak karton untuk wadah kapsul dalam blister

- Kemasan tersier yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder,
digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Contoh obat yang sudah dibungkus
kemasan primer dalam kemasan sekunder, dimasukan ke dalam kardus

4.2 Saran
1. Kehati-hatian dalam menggunakan alat sangat diperlukan dalam pengerjaan Resep
karena sebagian besar alat terbuat dari kaca.selain itu pada pembuatan simplisia ini
kita banyak bekerja dengan api.
2. Dalam pengerjaan obat harus steril karena dapat mempengaruhi stabilitas suatu obat

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta : Universitas
Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995). Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakart :
Depkes RI.
Anonim. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai