Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum

FARMASETIKA DASAR
" SERBUK TABUR "

OLEH

NAMA : FADELIA EKA PRATIWI DJAMALUDIN


NIM : 821319004
KELAS : A-D3 FARMASI 2019
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : NABILA BASALAMAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Lembar Pengesahan
FARMASETIKA DASAR
“SERBUK TABUR”

OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : D – D3 Farmasi 2019
1. FREDERICK BONGSO (821319033)
2. FADELIA E. P. DJAMALUDIN (821319004)
3. FITRIA N. M. RIFAI (821319010)
4. SYAHRA A. EFRUAN (821319101)
5. RAHMAWATY A. DAI (821319110)

Nilai
Gorontalo, November 2020
Mengetahui,
Asisten

NABILA BASALAMAH
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada Orang tua, teman-teman, kakak-kakak asisten dan dosen
pembimbing yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Serbuk Tabur” yang
merupakan tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa.
Dalam laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan memberi manfaat bagi pembaca. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Gorontalo, November 2020

Kelompok I

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................... 1
1.2.1 Maksud Percobaan...................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Percobaan....................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 3
2.1 Dasar Teori.................................................................................. 3
2.2 Uraian Bahan...............................................................................6
BAB 3 METODE PRAKTIKUM......................................................... 9
3.1 Waktu danTempat Pelaksanaan..................................................9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................9
3.2.1 Alat..............................................................................................9
3.2.2 Bahan .........................................................................................9
3.3 Prosedur Kerja ........................................................................... 9
3.4. Deskripsi Resep..........................................................................
3.4.1 Resep..........................................................................................
3.4.2 Narasi Resep...............................................................................
3.4.3 Narasi Resep Perkata..................................................................
3.4.4 NarasiResepBahasa Latin...........................................................
3.4.5 Narasi Resep Bahasa Indonesia..................................................
3.5. PerhitunganBahan......................................................................
3.6. PerhitunganDosis........................................................................
3.7. KekuranganResep.......................................................................
3.8 IndikasiObat...............................................................................
3.9 Kontra Indikasi...........................................................................
3.10 PenyampaianInformasi...............................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................10
4.1 Hasil............................................................................................10
4.3 Pembahasan.................................................................................11
BAB 5 PENUTUP.................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan................................................................................. 13
5.2 Saran........................................................................................... 13
5.2.1 Saran Kepada Jurusan................................................................ 13
5.2.2 Saran Kepada Laboratorium....................................................... 13
5.2.3 Saran Kepada Asisten................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran
homogen dua atau lebih bahan obat yang telah dihaluskan, dan ditujukan untuk
pemakaian luar. Penggunaan obat dalam bentuk serbuk sangat dibutuhkan oleh
masyarakat terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah atau sulit
meminum obat baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah
infeksi pada luka di permukaan kulit.

Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihasilkan dan ditujukan untuk pemakaian oral (melalui mulut) atau untuk
pemakaian luar serbuk tabur yang mencegah infeksi pada luka permukaan kulit.

Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara


merata pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang
terdiri dari bahan padat yang kering. Serbuk dapat pula di buat dari bahan obat
tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah.Serbuk yang terbuat dari
bahan kimia ada yang kasar, cukup kasar, halus dan sangat halus.
Kekurangan serbuk bentuk sediaan adalah keengganan pasien meminum
obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan untuk menjaga agar serbuk
tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk dapat dengan mudah
mencair atau susah menyeragamkan dosis. Pembuatan sediaan serbuk sangat
penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan kefarmasian
khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.
Serbuk terbagi atas dua, yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan tak terbagi
(pulvis). Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis. Sedangkan, Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam
bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan
pengemas lain yang cocok.
Serbuk tabur dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan penggunaan pada kulit.Serbuk mempunyai perubahan yang
luas sehingga serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut dalam bentuk
sediaan yang dipadatkan.
Dalam praktikum ini kami membuat serbuk bedak tabur dari bahan Asam
Salisilat, Menthol, Talkum, dan ZnO. Dengan kandungan didalam Asam salisilat
yang berkhasiat sebagai analgetikum , ZnO berkhasiat sebagai antiseptik lokal,
dan kandungan Menthol .
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Agar kita dapat melakukan praktikum farmasetika dengan baik
dan mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang sediaan berupa serbuk
tabur atau pulvis, khususnya cara pembuatan dan pengemasannya.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini diantaranya :
1. Agar mahasiswa dapat membaca dan memahami resep.
2. Agar mahasiswa dapat menimbang bahan obat dengan benar.
3. Agar mahasiswa dapat meracik sediaan serbuk tabur.
1.2.3 Manfaat
1. Mahasiswa diharapkan mampu untuk membaca dan memahami resep
2. Mahasiswa diharapkan mampu meninbang bahan obat dengan benar.
3. Mahasiswa diharapkan mampu untuk meracik bedak tabur untuk
pemakaian luar dan mengetahui cara penggunaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi. Jalur yang paling efektif pemakaian obat (secara oral,
rectal, parental dan topical) harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang
dosis- dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status
penyakitnya.Untuk membantu pemakaian alat melalui jalur- jalur pilihannyqa
telah diformulasikan dan disiapkan bentuk sediaan yang sesuai salah satunya
seperti serbuk (Syamsuni, 2006).
Menurut Farmakope III, serbuk adalah campuran homogeny dua atau lebih
obat yang diserbukkan. Sedangkan menurut Farmakope IV, serbuk adalah
campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau pemakaian luar.Beentuk serbuk mempunyai luas permukaan
yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada
bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet dan pil. Obat yang terlalu besar
volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat
dalam bentuk serbuk (Syamsuni, 2006).
Adapun keuntungan menggunakan serbuk ialah sebagai campuran bahan
obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepatdan lebih stabil daripada cairan, serta
meberikan disolusi yang lebih cepat. Namun serbuk juga memiliki kerugian yaitu
kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak atau terurai dengan adanya
kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta
peracikannya cukup lama (Ansel, 1989).
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut (Himawati, 2012) :
1. Kering, tidak boleh menggumpal atau mengandung air
2. Halus, harus bebas dari butiran- butiran kasar.
3. Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan- bahan
yang sama dan dalam perbandingan yang sama pula.
4. Memenuhi uji keseragaman bobot ( seragam dalam bobot) atau keseragaman
kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk
terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotika dan psikotropika.

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor.Jika
derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat
melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor,
berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk
22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya
dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak nomor 60. Nomor pengayak
menunjukkan jumlah- jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang
kawat (Anief, 2007).
Derajat halus serbuk :
- Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
- Serbuk kasar adalah (10/40)
- Serbuk agak kasar adalah (22/60)
- Serbuk agak halus adalah (44/85)
- Serbuk halus adalah (85)
- Serbuk sangat halus adalah (120)
- Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)
Tabel nomor pengayak

Nomor Lebar Diameter Perbandingan kira- Penyimpan


pengayak nominal nominal kira jumlah luas gan rata-
lubang kawat (mm) lubang terhadap rata
(mm) luas pengayak (%) maksimum
lubang (%)
5 3,35 1,73 43 3,2
8 2,00 1,175 40 3,3
10 1,68 0,860 44 3,3
22 0,710 0,445 38 3,9
25 0,600 0,416 35 4,2
30 0,500 0,347 35 4,4
36 0,420 0,286 35 4,5
44 0,355 0,222 38 4,8
60 0,250 0,173 35 5,2
85 0,180 0,119 36 5,6
100 0,150 0,104 35 6,3
120 0,125 0,087 35 6,5
150 0,105 0,064 39 7,0
170 0,090 0,059 36 7,3
200 0,075 0,052 35 8,1
300 0,053 0,032 39 9,1
Cara mencampur bahan obat untuk serbuk (Syamsuni, 2006) :

1. Trituration, mencampurkan bahan obat dalam mortar dengan stamper


2. Spatulation, mencampur bahan obat langsung diatas kertas.
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup.
4. Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang
dilengkapi dengan bola logam sebagai penggiling kemudian di goyang-
goyangkan.
Secara umum serbuk terbagi atas dua macam, yaitu serbuk terbagi
(pulveres) dan serbuk tak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi (pulveres) merupakan
serbuk terbagi yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
mebggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum (Dirjen POM,
1979). Sedangkan pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan
untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Dirjen POM, 1995).
Menurut Anief (2007), dalam pembuatan serbuk tabur terdapat
penanganan- penanganan khusus terhadap bahan yang mengandung :
1. Adeps lanae, Vasselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan
zat tersebut dalam eter dan aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk
sampai ether dan aceton menguap, setelah itu ditambah bahan lainnya.
2. Acid salicyl dan mentol ditetesi alkohol 90% karena bersikap higroskopis
artinya mudah berikatan dengan udara.
3. Parrafinum liquidum dan oleum ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya
talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk, sambal yang melekat
pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film dan diaduk.
4. Ichtyol diencerkan dulu dengan eter cum spritus lalu dikeringkan dengan talk,
yaitu sambal duduk dibiarkan eter cum spritusnya menguap lalu ditambahkan
sisa talk dan serbuk lainnya, sambal yang melekat pada dinding mortir dilepas
dengan spatel atau dengan kertas film.
5. Talcum ditambahkan terakhir pada campuran serbuk yang telah di gerus.
6. Minyak- minyak eteris dan formaldehyde solution dicampur terakhir dengan
cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran
serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.
Menurut Moh. Anief (2007), aturan pembuatan serbuk tabur adalah
sebagai berikut :

1.Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan nomor
100.
2.Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan nomor
44.
3.Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dan
dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.
2. 2. Uraian Bahan

1. Acid Salicyl ( Dirjen POM, 1995)

Nama zat aktif : Acidium salicykum


Struktur kimia :
Berat molekul : 137,14 h=gram/mol
Rumus molekul : C78H7NO4
Pemerian : serbuk hablur, putih, hamper tidak berbau
Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalam etanol
95% P dan dalam kloroform P da eter P, mudah
larut dalam larutan alkali
Khasiat : Analgetikum
Penyimpanan : Dalam wadah tetrutup baik, terlindung dari cahaya
2. Talkum (Dirjen POM, 1979 dan Pubchem)

Nama resmi :TALKUM


Nama lain : Talk
Rumus molekul : H8Mg3 (SiO3)4
Berat molekul : 379,265 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat


pada kulit bebas dari butiran, warna putih atau
serbuk hablur kelabu
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Khasiat : Antifungi (antijamur)
Kegunaan : Zat aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. ZnO (Dirjen POM, 1979)

Nama zat aktif : Zinc oxydum


Struktur kimia :
Berat molekul : 81,38 gram/mol
Rumus molekul : ZnO
Pemerian : Serbuk amorf, sangat haluss putih atau
putih kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa, lamban laun menguap
karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol 95%, larut dalam asam mineral
encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat : Antiseptikum lokal
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum Farmasetika Dasar dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 08
November 2020 bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas
Negeri Gorontalo. Waktu pelaksanaan mulai pukul 08:00 – 10:00 WITA.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang kami gunakan pada praktikum kali ini adalah lumpang
dan alu, Neraca analitik, Pipet, Sendok tanduk, Sudip, kertas perkamen dan wadah
serbuk.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktikum kali ini adalah
Alkohol 70%, asam salisilat, kertas perkamen, menthol, talk, tisu, dan Zno.
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanDibersihkan alat yang akan
digunakan dengan menggunakan alkohol 70%
2. Disiapkan wadah untuk masing-masing bahan
3. Ditimbang semua bahan Asam salisilat 2%, menthol 1%, Zno 20%, Talk
30%.
4. Dimasukkan bahan ke dalam lumpang dan digerus searah jarum jam untuk
bahan atau zat aktif asam salisilat terlebih dahulu dimasukkan kedalam
lumpang lalu ditetesi alkohol 70% sebanyak kurang lebih 3 tetes kemudian
digerus sampai homogen
5. Dikemas dan diberi etiket
3.4 Deskripsi Resep
3.4.1 Resep
Jl. Abdul Rahmann Wahid
SIP NO : 446/KES-FM/1069/X/2019
APOTEK Dels.Pineapple
Tlp. 012356879. Kota Gorontalo

R/ Acid salicyl 2%

Menthol 1%

ZnO 20%

Talk ad 30

M.f Pulv da in dim

S. u. e

Pro : An. Koko

3.4.2 Narasi Resep


Pada tanggal 08 November 2020, Kiba dengan umur 13 tahun berobat ke
Apotek Dels.Pineapple. Anak Koko diperiksa oleh dokter, Setelah diperiksa
kesehatannya anak Koko diberikan selembar Resep untuk ditebus di Apotek.
Resep tersebut terdapat asam salisilat, menthol,ZnO dan talcum. Resep berupa
sediaan serbuk tabur.
3.4.2.1 Narasi resep perkata (Syamsuni, 2006)
SINGKATAN NAMA LATIN ARTI
R/ Recipe ambillah
Mg miligramma miligram
m.f Misce fac campur, buat
pulv. Pulveres serbuk bagi
Dtd Da tales doses berikan sekian takaran
no. Nomero sebanyak
X Decem sepuluh
ʃ Signa tandai
t.d.d Ter de die 3 kali sehari
I Unus satu
3.4.2.2 Narasi resep dalam bahasa dalam latin
Recipe Amoxicillin 250 miligramma, misce fac pulvis da tales doses
nomero decem signa ter de die unus pulveres. Paracetamol 250 miligramma,
Methylprednisolone duo miligramma, misce fac pulveres da tales doses nomero
quinque signa ter de die unus pulveres.
3.4.2.3 Narasi resep dalam Bahasa Indonesia
Ambillah Amoxicillin 250 miligram, campur dan buatlah serbuk, berikan
sekian takaran sebanyak sepuluh tandai tiga kali sehari satu serbuk bagi.
Paracetamol 250 miligram, Methylprednisolone dua milligram, campur dan
buatlah serbuk bagi berikan sesuai takaran sebanyak lima, tandai tiga kali sehari 1
serbuk bagi
3.3.3 Perhitungan Bahan
2
Asam Salisilat = x 15=0,3 gram
100
1
Menthol = x 15=0,15 gram
100
20
ZnO = x 15=3 gram
100
Talkum = 15−( 0,3+0,15+3 )
= 15−3,45
= 11,55 gram
Total Bobot Bahan = 15 gram
3.4.4 Perhitungan Dosis
-
3.4.5 Kekurangan Resep
Menurut Syamsuni (2006), Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap,
jika resep tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakannya kepada
dokter penulis resep tersebut. Resep yang lengkap memuat hal-hal :
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan ;
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio)
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio)
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Subsciptio)
7. Tanda seru dan / atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimalnya.
Pada resep yang diberikan tidak tercantum nama, alamat, dan nomor izin
praktik dokter ; juga tanggal ditulisnya resep ; dan tanda tangan dari penulis resep.

3.4.6 Indikasi Obat


Acid Salicyl dapat mengatasi berbagai masalah kulit, khususnya kondisi -
kondisi yang disebabkan oleh penebalan dan pengerasan lapisan kulit. Misalnya,
kutil, mata ikan, psoriasis, kulit bersisik, infeksi kuku, dan kapalan (Lee dan Kim,
2003). Sedangkan menurut Muhammad et al (2016), asam salisilat telah lama
dikenal dengan khasiat utamanya sebagai bahan keratolitik. Hingga saat ini asam
salisilat masih digunakan dalam terapi veruka, kalus, psoriasis, dermatitis
seboroik pada kulit kepala, dan iktiosis. Penggunaannya semakin berkembang
sebagai bahan peeling dalam terapi penuaan kulit, melasma, hiperpegmentasi
pasca inflamasi, dan akne
ZnO dapat mengobati dan mencegah ruam di kulit akibat popok dan iritasi
kulit ringan lainnya (contoh, luka bakar, teriris,tergores). Bekerja dengan cara
membentuk pelindung ada kulit untuk melindungi dari iritasi/kelembapan (Lee
dan Kim, 2003). Dan Talk untuk bedak badan yang dapat menyerap keringat 26%
(Lee dan Kim, 2003).
3.4.7 Kontra Indikasi
Acid Salicyl atau asam salisilat dengan konsentrasi di atas 6% juga
dikontraindikasikan pada pasien diabetes, pasien dengan gangguan sirkulasi
perifer, serta pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal. Penggunaan asam
salisilat dapat mengakibatkan terjadinya ulkus, terutama penggunaan pada tangan
atau kaki.
ZnO atau Zinc Oxide tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi
reaksi alergi. Sedangkan untuk talcum tidak memiliki kontra indikasi dengan
bahan lain.
3.4.8 Penyampaian Informasi
Asam salisilat digunakan untuk mengobati masalah pada kulit seperti
psoriasis, kutil, mata ikan dan kapalan. Obat ini digunakan pada kulit saja, dan
tidak boleh bersentuhan dengan mata, selaput lendir (hidung), mulut, daerah
anogenital (selangkangan) atau kulit yang pecah. Asam salisilat bekerja dengan
cara meningkatkan kelembapan pada kulit dan membantu menghilangkan zat yang
menyebabkan sel-sel kulit saling menempel, sehingga membuatnya lebih mudah
untuk mengelupas sel-sel kulit Siswanono (2000). Asam salisilat memiliki efek
analgetik tetapi jarang digunakan secara oral karena toksisitasnya relatif tinggi,
sehingga yang lebih sering digunakan adalah senyawa turunannya. Turunan asam
salisilat diperoleh dengan mengubah struktur melalui pengubahan gugus
karboksil, substitusi pada gugus hidroksil, modifikasi pada gugus karboksil dan
hidroksil, serta memasukkan gugus hidoksil atau gugus- gugus lain pada cincin
aromatik, tujuan dari modifikasi asam salisilat adalah meningkatkan aktivitas
analgesiknya dan mengurangi efek toksiknya. Asam asetil salisilat atau yang lebih
dikenal dengan aspirin merupakan salah satu turunan dari asam salisilat. Asam
asetil salisilat adalah obat yang paling sering digunakan untuk meredakan nyeri
ringan sampai sedang yang sebabnya beragam, tetapi tidak efektif untuk
menghilangkan nyeri organ dalam (visceralpain), seperti infarktus miokardium
atau kolik batu ginjal atau empedu (Darsono,2002). Asam salisilat memiliki efek
samping berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko tukak lambung dan
perdarahan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tablet yang tidak
larut, penyerapan non-ionisasi oleh lambung dan hambatan produksi
prostaglandin yang protektif. Asam salisilat jika digunakan dalam dosis besar
dapat mengiritasi mukosa lambung karena hilangnya efek perlindungan dari
prostasiklin (PgI2) terhadap mukosa lambung, yang sintesisnya turut dihalangi
oleh blokade siklooksidase (Randjelovic et al., 2015).
Salicyl talk ini merupakan bedak anti gatal yang mengandung asam
salisilat dan talk. Bedak ini digunakan untuk menghilangkan gatal yang
disebabkan oleh biang keringat dan gangguan kulit lainnya kategori kulit yang
ditaburkan setiap habis mandi.Untuk penyimpanannya disimpan pada tempat
terlindung dari cahaya panas Cranswick (2000).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Gambar 4.1 Serbuk tak terbagi


(Pulvis)

4.2 Pembahasan
Serbuk adalah bagian halus dan sediaan , himpunan produk yang kasar atau suatu
produk dengan ukuran partikel menengah. Serbuk dibuat dari bahan obat tumbuh-
tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua atau
lebih unsur kimia murni yang dibuat serbukdalam perbandingan tertentu, serbuk
mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara pada campuran bahan
padat atau mungkin seluruhnya terdiri dari bahan padat yang kering (Ansel,1989).
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pada serbuk
tabur,serbuk tabur atau pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis.Pada pembuatan serbuk tabur,bahan yang
kami gunakan adalah asam salisilat, menthol, ZnO dan talkum.
Yang pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada
praktikum serbuk tabur. Kemuduian dibersihkan alat yang akan digunakan dengan
alkohol 70% karena alcohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, dan alcohol juga mengandung antiseptik dan
desinfektan. (Noviansari dkk, 2013).
Karena anti septik bertujuan untuk menghambat atau merusak
mikroorganisme di permukaan suatu jaringan hidup sehingga dapat mencegah
infeksi sedangkan dinsefektan yaitu mengeliminasi atau membunuh bentuk-
bentuk vegetative dari sebagian besar organisme yang berbahaya dan pathogen,
tetapi tidak di tunjukan untuk membunuh semua mikroba (joseph 1865).
Dalam praktikum kali ini kita membuat serbuk tabur pada resep, pertama
kita siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Bahan-bahan yang digunakan
ditimbang menggunakan neraca analtik. Bahan-bahan yang akan di timbang yaitu:
acid salicyl 0,3 gram, menthol sebanyak 0,15 gram, Zno sebanyak 3 gram, dan
talkum sebnyak 11,55 gram.
Setelah semua bahan sudah ditimbang, kemudian dimasukan bahan atau
zat aktif acid salicyl terlebih dahulu kedalam lumpang dengan memberi perlakuan
khsusya itu diteteskan alkohol 70% sebanyak 3 tetes. Dan digerus setelah itu
masukan kembali bahan-bahan yang lainyadan di gerus searah jarum jam Ini
dilakukan denagan tujuan agar Acid salicyl yang sebelumnya berbentuk Kristal-
kristal tercampur hingga homogen.
Kemudian masukan kedalam ayakan dan diayak sampai serbuk sudah
benar-benar habis kemudian dimasukan serbuk kedalam wadah yang sudah
disiapkan dan kemudian ditutup rapat dan diberi etiket yang berwarna biru sebagai
tanda bedak tabur tersebut untuk pemakain luar.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Umumnya harus lewat ayakan 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka ( 1 mesh = dalam setiap panjang 1
inchi ada 100 lubang ).
Cara pembuatan serbuk tabur, yang pertama menyiapkan alat dan bahan,
yang kedua membersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%, ketiga
menyiapkan wadah untuk masing-masing bahan, keempat menimbang semua
bahan Acid Salicyl 0,3 g, ZnO 3 g, Menthol 0,15 g dan talcum 11,55 g, kelima
memasukkan bahan kedalam lumpang dan gerus searah jarum jam untuk
bahan/zat aktif acid salicyl dimasukkan terlebih dahulu kedalam lumpang lalu
ditetesi alkohol 70% sebanyak kurang lebih 3 tetes kemudian gerus sampai
homogen, keenam mengayak bahan yang mengandung lemak terlebih dahulu
sebelum di masukkan kedalam lumpang dengan nomor ayakan 44, ketujuh
menggerus semua bahan searah jarum jam hingga homogen, kedelapan mengayak
semua bahan yang telah homogen dengan nomor ayakan 44, setelah itu
memasukkan serbuk ke dalam wadah dan beri etiket biru dan copy resep .
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Jurusan
Diharapkan agar dapat melengkapi fasilitisnya berupa alat-alat dan bahan-
bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
5.2.2 Untuk Asisten
Diharapkan agar kerja sama antara asisten dengan praktikan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi wawasan tentang serbuk. Asisten dan
praktikan diharapkan tidak ada missed communication selama proses praktikum
agar hubungan asisten dan praktikan diharapkan selalu terjaga keharmonisannya
agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.
5.2.3 Untuk Praktikan
Praktikan diharapkan dipraktikum selanjutnya bisa melaksanakan praktikum
lebih baik lagi dan tidak membuatkan kesalahan dalam menimbang bahan obat
yang diminta.Selain itu, berhati-hatilah dalam mencampur obat dan juga didalam
praktikum keseriusan diutamakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 1987. Ilmu Meracik Obat .Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Ansel. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Dirjen POM.1979. Farmakope indonesia Edisi ketiga. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke- IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC
Tjitrosoepomo, H.S. 1989. Botani Umum. Yogyakarta : UGM Press
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Alat dan Bahan

1. Alat

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Sebagai pengalas untuk


meletakkan sediaan
Lap Halus

2. Untuk menggerus obat


dalam bentuk padatan
Lumpang dan Alu
seperti tablet

3. Untuk menimbang sampel

Neraca Analitik

4. Untuk mengambil aqudest

Pipet
5. Untuk mengambil serbuk

Sendok tanduk

6. Untuk mengambil obat


yang di dalam mortar
Sudip

7. Untuk meletakan sampel

Wadah Serbuk

2. Bahan

No. Nama Bahan Gambar Fungsi

1. Untuk membersihkan alat


yang akan digunakan
Alkohol

2. Sebagai zat aktif

Asam Salisilat
3. Untuk meletakan sampel

Kertas perkamen

3. Sebagai zat aktif

Talk

4. Untuk membersihkan alat


yang akan digunakan
Tisu

5. Sebagai zat aktif

ZnO
Lampiran 2 : Diagram Alir

Paracetamol dan Gliseril guaikolat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Dibersihkan alat yang digunakan dengan menggunakan
alkohol 70%
Disiapkan wadah untuk masing-masing bahan
Ditimbang semua bahan Asam salisilat 2%, menthol 1%,
Zno 20%, Talk 30%.
Dimasukkan bahan ke dalam lumpang dan digerus searah
jarum jam untuk bahan atau zat aktif asam salisilat terlebih
dahulu dimasukkan kedalam lumpang lalu ditetesi alkohol
70% sebanyak kurang lebih 3 tetes kemudian digerus
sampai homogen
Dikemas dan diberi etiket

Pulveres
(Serbuk Bagi)
Lampiran 3 : Skema Kerja

Di timbang semua Dibersihkan alat Di masukan Asam


bahan yang akan di dengan salisilat kedalam
gunakan menggunakan lumpang lalu
alkohol 70% teteskan alkohol

Kemudian di Lalu digerus Lalu digelus


masukan talk lalu kembali kemudian sampai halus
di gerus kembali di masukan zno setelah itu
sampai semua masukan masukan
bahan tercampur mentol
homogen
Di ayak semua Dimasukan
bahan yang tadi kedalam wadah lalu
sudah di gerus di beri etiket

Anda mungkin juga menyukai