TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari)
yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak
pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal
(Daldiyono, 1990).
Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air besar yang terus
menerus disertai keluarnya feses atau tinja yang kelebihan cairan, atau memiliki
kandungan air yang berlebih dari keadaan normal. Umumnya diare menyerang
balita dan anak-anak. Namun tidak jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare.
Jenis penyakit diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit perut. Ada
lima jenis klinis penyakit diare, antara lain:
1. Diare akut, bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang datang
tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare akut,
penderita akan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak
diberika makan dam minum.
2. Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari yang
disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit, maupun non infeksi.
3. Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar meningkat,
diare ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus,spesis yaitu infeksi
bakteri dalam darah, malnutrisi atau kurang gizi dan dehidrasi.
4. Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Dengan
bahaya utama adalah kekurangan gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam
usus tetapi menyebar hingga keluar usus.
5. Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang
lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau
menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan mineral.
Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan diare antara lain (National Digestive
Diseases Information Clearinghouse, 2007) :
a. infeksi bakteri
beberapa jenis bakteri dikonsumsi bersama dengan makanan atau
minuman, contohnya Campylobacter, Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli
(E. coli).
b. infeksi virus
beberapa virus menyebabkan diare, termasuk rotavirus, Norwalk virus,
cytomegalovirus, herpes simplex virus, and virus hepatitis.
c. intoleransi makanan
beberapa orang tidak mampu mencerna semua bahan makanan, misalnya
pemanis buatan dan laktosa.
d. parasit
parasit dapat memasuki tubuh melalui makanan atau minuman dan
menetap di dalam system pencernaan. Parasit yang menyebabkan diare misalnya
Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, and Cryptosporidium.
e. reaksi atau efek samping pengobatan antibiotik, penurun tekanan darah,
obat kanker dan antasida mengandung magnesium yang mampu memicu diare.
f. gangguan intestinal
g. kelainan fungsi usus besar
Pada anak anak dan orang tua diatas 65 tahun diare sangat berbahaya. Bila
penanganan terlambat dan mereka jatuh ke dalam dehidrasi berat maka bisa
berakibat fatal. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan
kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak
jarang berakhir dengan shock dan kematian. Keadaan ini sangat berbahaya
terutama bagi bayi dan anak-anak kecil, karena mereka memiliki cadangan cairan
intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih mudah lepas
daripada orang dewasa (Adnyana, 2008).
Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah yang berlangsung dari satu minggu (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo,
2012).
Sedangkan menurut Simadibrata dan Daldiyono (2006) diare adalah buang
air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari tiga kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapaftanpa
disertai lendir dan darah (Simadibrata dan Daldiyono, 2006).
Tinja bayi normal atau sehat berbentuk lembut dan tidak padat. Bayi buang
air besar lebih sering pada 1 - 2 bulan pertama, karena itu sulit untuk mengatakan
apakah bayi menderita diare atau tidak. Kebanyakan bayi memiliki pola feses
yang khas. Pola ini dapat berubah perlahan-lahan dari waktu ke waktu. Berikut ini
beberapa tanda bayi mengalami diare diantaranya seperti frekuensi secara tiba-tiba
seperti lebih dari satu kali BAB per sekali makan, kotoran menjadi lebih encer,
nafsu makan bayi memburuk dan mengalami hidung tersumbat atau demam juga
menunjukkan kecenderungan diare (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo, 2012).
2.2 Uraian Hewan Coba
Klasifikasi Mencit (Afrisusnawati, 2011)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Gambar 2.2
Spesies : Mus musculus Mencit (Mus musculus)
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979; Rowe et al,2009)
Namazataktif : AETHANOLUM
Rumusmolekul : C2H5OH
Strukturkimia :