Anda di halaman 1dari 9

Soal

1. Jelaskan pengertian argentometri 5 literatur ?


2. Review 1 jurnal tentang argentometri (1 indo, 1 inter)!
Jawab:
1. Definisi argentometri
a. Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti
perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan
kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan
endapan dengan ion Ag+ (Underwood, 1992).
b. Argentometri adalah suatu cara titrasi yang berdasarkan pembentukan
endapan, sehingga titrasi ini dapat juga disebut titrasi presipimetri (Tim
Kimia Analitik, 2014).
c. Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan perak
nitrat sebagai titran, dimana terbentuk garam perak yang sukar larut
(Suetila, 1990).
d. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan
dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit (Mulyono,
2005).
e. Titrasi argentometri merupakan metode titrasi untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan pembentukan endapan
bersama ion Ag+ (Agung, 2009)
2. Review Jurnal
a. Review Jurnal 1 (Indonesia)
Judul Praktikum Argentometri

Kelompok I (Satu)

Penulis, Judul Jurnal dan Indriyana Rachmadani Santoso,Tri Esti


Halaman Purbaningtias. PENGARUH METODE
PECUCIAN TERHADAP PENURUNAN
KADAR KLORIN DALAM BERAS DENGAN
TITRASI ARGENTOMETRI. Hal, 385 / 5
november 2017.
Teori Beras merupakan makanan pokok
masyarakat Indonesia, karena beras merupakan
bahan makanan yang mudah diolah, mudah
disajikan, dan mengandung karbohidrat sebagai
sumber energi sehingga berpengaruh besar
terhadap aktivitas tubuh dan kesehatan. Namun
dalam produk makanan maupun bahan makanan
telah banyak mengandung zat kimia tambahan
yang berbahaya. Permasalahan manipulasi mutu
beras sering dilakukan oleh pedagang curang
seperti penyemprotan zat aromatik dan
pemakaian bahan pemutih (Samiha, dkk., 2016).
Klorin adalah bahan kimia yang pada umumnya
digunakan sebagai desinfektan. Zat klorin akan
bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus
yang diketahui dapat merusak sel-sel dalam
tubuh. Klorin berwujud gas berwarna kuning
kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat
klorin yang terdapat dalam beras akan menggerus
usus pada lambung (korosit) sehingga rentan
terhadap penyakit maag. Pengkonsumsian beras
berpemutih dalam jangka panjang akan
mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal
(Samiha, dkk., 2016).
Penentuan kadar klorin dapat ditentukan dengan
titrasi argentometri, yaitu titrasi dengan
menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana
akan terbentuk garam perak yang sukar larut.
Alasan dipilih metode argentometri karena
senyawa yang akan dianalisis merupakan
golongan halogenida sehingga memerlukan
adanya endapan sebagai hasil akhir dari titrasi.
Salah satu metode argentometri adalah metode
Mohr, yaitu metode yang dipilih berdasarkan
indikator yang digunakan dalam titrasi. Kadar
halogenida yang akan dititrasi berada pada
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat
dan penambahan larutan kalium kromat sebagai
indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi
endapan perak klorida dan setelah mencapai titik
ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat
akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk
endapan perak kromat yang berwarna merah
kecokelatan (Agung, 2009).
(BTP) dalam kelompok pemutih dan pematang
tepung yang diperbolehkan. Identifikasi dan
penetapan kadar klorin pada beras ini dapat
dilakukan dengan reaksi warna dan metode
volumetri yaitu titrasi menggunakan metode
Iodometri.
Pada metode ini klorin yang bersifat
oksidator akan ditetapkan kadarnya, direaksikan
dengan ion iodide berlebih sehingga iodium
dibebaskan, baru kemudian iodium yang
dibebaskan ini dititrasi dengan larutan baku
sekunder Na2S2O3 dengan menggunakan
indikator amilum.
Metode Penelitian Uji Kualitatif Klorin
Uji kualitatif klorin dilakukan dengan
menimbang sampel beras A dan B masing-
masing 10 gram, beras di haluskan dan dilarutkan
dengan 50 mL air bebas mineral selanjutnya
sampel di saring dan diambil filtrat sebanyak 1
mL dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah 1 mL larutan AgNO3 0,0141 N. Hasil
identifikasi dikatakan positif jika terdapat
endapan putih pada larutan.

Uji Kuantitatif
Uji kuantitatif dilakuakan dengan menimbang
sampel beras A dan B masing-masing 20 gram,
beras dihaluskan dan dilarutkan dengan 100 mL
air bebas mineral selanjutnya sampel disaring dan
diambil filtratnya. Filtrat selanjutnya dititrasi
dengan larutan AgNO3 0,0141 N hingga terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi merah
kecokelatan.
Hasil Penelitian Pada penelitian ini dilakukan penetapan
kadar klorin pada beras secara iodometri. Sampel
yang dipilih beras yang diduga dari segi fisik
mengandung klorin dengan ciri berwarna putih
seperti lilin, tekstur licin, dan berbau kimia, dan
paling diminati oleh pembeli. Sampel dianalisis
kualitatif terlebih dahulu menggunakan reaksi
warna. Beras dianalisis kualitatif agar diketahui
bahwa beras tersebut mengandung klorin atau
tidak.
Menurut Permenkes Republik Indonesia
No. 033/Menkes/Per/IX/2012, bahwa klorin tidak
tercatat sebagai Bahan Tambahan Pangan ( BTP)
dalam kelompok pemutih dan pematang tepung
yang diperbolehkan, namun dalam penelitian ini
tetap dilakukan penetapan kadar dengan alasan
untuk mengetahui apakah beras yang mengandung
klorin setelah mengalami proses pencucian dan
pemasakan akan tetap mengandung klorin.
Sampel A adalah beras sebelum dimasak,
dan telah dicuci sebanyak tiga kali. Sampel B
adalah beras yang sesudah dimasak menggunakan
rice cooker atau sudah menjadi nasi pada suhu
78oC. Dilakukan pada suhu 78oC karena suhu
tersebut adalah suhu yang digunakan rice cooker
untuk menghangatkan nasi. Selanjutnya dilakukan
penetapan kadar pada masing-masing sampel
dengan metode iodometri atau titrasi tidak
langsung. Prinsip dari metode ini adalah sifat
oksidator kuat pada klorin akan direduksi dengan
kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan
iodium. Reaksi yang terjadi adalah :
Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
Iodium yang dihasilkan selanjutnya
dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat,
banyaknya volume tiosulfat yang digunakan
sebagai titran berbanding lurus dengan iod yang
dihasilkan. Dengan reaksi sebagai berikut:
I2 + 2S2O32- S4O62- + 2I
Titrasi larutan dilakukan dalam suasana
asam dengan penambahan asam asetat. Fungsi
penambahan asam asetat adalah supaya iodium
bereaksi dengan hidroksida dari asam asetat dan
akan menjadi ion iodida, dan erlenmeyer yang
berisi larutan iodium ditutup menggunakan plastik
hitam, karena iodium mudah teroksidasi oleh
cahaya dan udara sehingga akan sulit dititrasi
menggunakan natrium tiosulfat. Pada titrasi
iodometri menggunakan amilum sebagai indikator
yang berfungsi untuk menunjukan titik akhir
titrasi yang ditandai dengan perubahan warna dari
biru menjadi tidak berwarna. Larutan indikator
amilum ditambahkan pada saat akan menjelang
titik akhir dititrasi, karena jika indikator amilum
ditambahkan diawal akan membentuk iod-amilum
memiliki warna biru kompleks yang sulit dititrasi
oleh natrium tiosulfat.
Dari hasil perhitungan klorin dalam beras
sebelum dimasak pada pencucian ketiga
didapatkan kadar klorin sebesar 0,08 %. Pada
sampel beras yang sudah dimasak atau sudah
menjadi nasi pada suhu 780C didapatkan kadar
klorin sebesar 0,0020 %, Klorin pada beras
sebelum dan sesudah dimasak tidak hilang hanya
mengalami penurunan kadar. Sinuhaji (2009)
klorin pada beras akan mengakibatkan pengikisan
mukosa usus pada lambung (korosit) sehingga
rentan terhadap penyakit maag.
Dalam jangka panjang mengkonsumsi
beras yang mengandung klorin akan
mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal.
Tetapi kadar klorin tidak semuanya terakumulasi
di dalam tubuh, sebagian besar klorin
dieksrkesikan melalui urin dan feses . Klorin yang
masuk kedalam tubuh melalui oral proses ekskresi
urin terjadi pada saat 24 jam dimana 14%
dikeluarkan melalui urin dan 0,9% dikeluarkan
melalui faces, dan setelah 72 jam maka 35%
dikeluarkan melalui urin dan 5% dikeluarkan
melalui feses.
Keterkaitan Antar Jurnal Pada kedua jurnal membahas mengenai
argentometri

Rangkaian Rancangan Pada kedua jurnal ini membahas argentometri ,


Yang Membedakan serta sampel yang digunakan berbeda dan cara
Dengan Jurnal Yang Lain pengujiannya juga berbeda.

b. Review Jurnal Inter


Judul Praktikum Argentometri

Kelompok I (Satu)

Penulis, Judul Jurnal dan


Halaman
Teori

Metode Penelitian

Hasil Penelitian
Keterkaitan Antar Jurnal Pada kedua jurnal membahas mengenai
argentometri
Rangkaian Rancangan Pada kedua jurnal ini membahas argentometri ,
Yang Membedakan serta sampel yang digunakan berbeda dan cara
Dengan Jurnal Yang Lain
pengujiannya juga berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, T.U. 2009. Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah dengan
Metode Argentometri. Universitas Sumatera Utara : Medan
Mulyono, 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara : Bandung
Suetila, Dra, 1990. Analisis Kimia Farmasi Makassar. UNHAS : Makassar
Tim Kimia Analitik, 2014. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik.
Universitas Jambi : Jambi
Underwood, A.I. dan R. A., Day, JR. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Kelima Penerbit Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai