Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW JURNAL KIMIA ANALISIS

TITRASI IODOMETRI DAN IODIMETRI

Disusun oleh:
Nama : Cynthia Gracella Gamas (19331020)
Frie Dhanti Ayunda Pratiwi (19331019)
Intan M. R. L Bessie (19331023)

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AKBIDYO
2020
II. JUDUL
Identifikasi dan Penetapan Kadar Klorin Dalam Pembalut Wanita yang
Beredar di Kelurahan Ketintang dengan Metode Titrasi Iodimetri

III. PENDAHULUAN

A. Pengrtiaan
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan di pilihnya
metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya
praktis dan tidak benyak masalah dan mudah. (Rivai, 1995). Iodimetri adalah
jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan titrasi langsung dan tidak
langsung dan dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat
oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin
C. Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator
berupa garam%garam besi (III) dan tembaga sulfat dimana zat- zat oksidator
ini direduksi dahulu dengan kalium iodida dan iodin dalam jumlah yang setara
dan ditentukan kembali dengan larutan natriumtiosul)at baku. (Baaset, 1994)
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi
kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap
penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangnya
elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah senyawa
di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung bersama dan
saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator reduktor mengacu
kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja. ( Khopkar,2003)
B. Prinsip Titrasi Iodometri dan Iodimetri
1. Metode titrasi iodimetri
Penentuan kadar dari sampel yang bersifat oksidator dengan
melarutkannya dengan pelarut yang sesuai kemudian diasamkan dengan
asam sulfat/ asam asetat/ asam klorida, kemudian ditambahkan KI,
didiamkan selama beberapa menit ditempat gelap, iodida yang dibebaskan
kemudian ditirasi dengan natrium tiosulfat yang bersifat reduktor setelah
larutan encer (berwarna kuning) ditambahkan indikator amilum dan titrasi
dilanjutkan hingga terjadi perubahan warna menjadi bening.
2. Metode titrasi iodimetri
Penentuan kadar dari sampel yang bersifat reduktor dengan melarutkannya
dengan pelarut yang sesuai kemudian diasamkan dengan asam sulfat/
asam asetat/ asam klorida, kemudian dititrasi dengan iodida yang bersifat
oksidator hingga terjadi perubahan warna dari bening menjadi biru.

C. Latar Belakang
Pembalut wanita adalah alat kesehatan yang digunakan untuk
menyerap darah. Pembalut wanita umumnya terbuat dari katun, rayon, atau
campuran rayon dan kapas. Untuk mendapatkan bahan baku rayon, umumnya
perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian.
Metode bleaching yang dibolehkan Kementerian kesehatan adalah yang tidak
menggunakan elemen gas klorin dan tidak menghasilkan dioksin sebagai agen
kontaminan. Namun terdapat pembalut yang menggunakan campuran bubuk
kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. Pembalut wanita yang
mengandung klorin berisiko terhadap kesehatan reproduksi wanita termasuk
keputihan, gatal – gatal, dan iritasi Klorin (Cl2) yang terdapat dalam pembalut
wanita akan menghasilkan senyawa yang beracun, yaitu dioksin. Kadar
dioksin yang dapat ditolerir oleh tubuh manusia menurut EPA (Environinment
Protection Agency) di Amerika Serikat adalah 0,006 pikogram per kilogram
berat badan. Dioksin hanya dapat keluar dari tubuh manusia melalui tiga cara,
yaitu melalui waktu paruh (chemical half time), melalui placenta dari ibu ke
janin dan melalui ASI (Air Susu Ibu) ke bayi.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nasution (2013),
dari 10 sampel pembalut wanita dan pantyliner yang beredar di pusat
perbelanjaan di Kota Medan, terdapat 2 sampel pembalut wanita dan 2 sampel
pantyliner yang mengandung klorin. Sampai saat ini belum ditemukan acuan
yang mengatur tentang ambang batas kadar klorin di dalam pembalut wanita.
Akan tetapi, menurut peraturan menteri kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 kandungan klorin yang diperbolehkan dalam air
minum maksimum 5 ppm. Peraturan ini sejalan dengan WHO yang
mensyaratkan residu klorin maksimal pada air adalah 4 ppm. Identifikasi dan
penetapan kadar klorin pada pembalut dapat dilakukan dengan uji kualitatif
dan kuantitatif. Uji kualitatif menggunakan reaksi warna, yaitu larutan kalium
iodida kanji dan uji kuantitatif menggunakan metode volumetri, yaitu titrasi
iodometri. Metode ini digunakan karena instrumen yang dibutuhkan tersedia,
bahan yang digunakan dalam metode tersebut relatif murah dan mudah
didapatkan
Identifikasi dan penetapan kadar klorin pada pembalut dapat dilakukan
dengan uji kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif menggunakan reaksi warna,
yaitu larutan kalium iodida kanji dan uji kuantitatif menggunakan metode
volumetri, yaitu titrasi iodometri. Metode ini digunakan karena instrumen
yang dibutuhkan tersedia, bahan yang digunakan dalam metode tersebut
relatif murah dan mudah didapatkan. Pada metode Iodometri, klorin yang
bersifat oksidator akan ditetapkan kadarnya, direaksikan dengan ion iodida
berlebih sehingga iodium dibebaskan. Iodium yang dibebaskan ini kemudian
dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 menggunakan indikator
amilum
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang
analisis kandungan klorin secara kualitatif dan kuantitatif pada beberapa merk
pembalut wanita yang beredar di Kelurahan Ketintang, Kota Surabaya, karena
belum ada penelitian yang menguji kadar klorin di pembalut wanita di
Kelurahan ketintang, selain itu pembalut adalah kebutuhan utama perempuan
pada saat menstruasi dan merupakan produk yang berhubungan langsung
dengan organ reproduksi perempuan.

IV. METODE
A. Pembuatan Larutan Amilum 1%
Sebanyak 1 gram amilum ditimbang dan dilarutkan dalam air panas sebanyak
100 mL. Setelah larut sempurna, larutan tersebut didinginkan sebelum
digunakan.
B. Pembuatan Larutan KI 1%
Kristal kalium iodida ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan kedalam
labu ukur 250,0 mL dicukupkan hingga 250 mL dengan aquades.

Anda mungkin juga menyukai