Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI
BOBOT JENIS

Disusun oleh :
Mesty Mela Safitri (3422118256)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


JAKARTA 2020
LEMBAR KERJA DAN LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA FARMASI
AKADEMI FARMASI IKIFA

Kelompok : Kelompok 4
Nama Mahasiswa : Mesty Mela Safitri

Tanggal : Kamis, 26 Maret 2020

Pengawas : 1. Yudha Sukowati., S.Si, M.Farm., Apt.


2. M. Fathan N.U, S.Si.,Apt

PENENTUAN BOBOT JENIS ZAT CAIR

BAB I Pendahuluan

1.1. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah menetapkan dan mengetahui bobot jenis zat cair yaitu
Gliserol, Paraffin Liquidum, dan Etanol menggunakan piknometer
1.2. Teori
Bobot jenis adalah konstanta atau tetapan bahan yang tergantung pada suhu untuk
zat padat, cair, dan gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m)
suatu bahan terhadap volumenya.
Bobot jenis dinyatakan dalam decimal dengan beberapa angka di belkang koma
sebanyak akurasi yang diperulkan pada penentuannya.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat
dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah
didapat dan mudah dimurnikan (Ansel H. C, 1989).
Bobot Jenis Gliserin adalah 1,255 sampai 1,260 g/ml (FI III Hal 271)
Bobot Jenis Aethanolum adalah 0,8119 sampai 0,8139 g/ml (FI III Hal 65)
Bobot Jenis Paraffin Liquidum adalah 0,870 sampai 0,890 g/ml (FI III Hal 474)
Bobot jenis/massa jenis/densitas merupakan sifat karakteristik dari zat. Densitas
suatu zat adalah hubungan antara massa zat dan volume dan biasa dituliskan secara
bahasa matematika adalah sebagai berikut:

Keterangan:
ρ = massa jenis (g/mL)
m = massa (gram)
V = volume (mL)
BAB II Metodologi Praktikum

2.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Fisika Farmasi dilaksanakan pada:
Tempat : Laboratorium Fisika Farmasi Akademi Farmasi IKIFA
Hari Praktikum : Kamis, 26 Maret 2020
Waktu Praktikum : Jam 13.00-18.40 WIB
2.2. Alat dan Bahan
1) Alat
a) Piknometer
b) Timbangan Analitik
2) Bahan
a) Aqua Destillata (FI III Hal 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquadest, air suling
RM : H2O
Bobot Jenis : 0,997 g/ml (25°C)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut
b) Gliserol (FI III Hal 217)
Nama Resmi : Glycerolum
Nama Lain : Gliserin
RM : C3H8O3
Bobot Jenis : 1,255 sampai 1,260 g/ml
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, manis diikuti
rasa hangat, higroskopik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat Tambahan
c) Etanol (FI III Hal 65)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
RM : C2H6O
Bobot Jenis : 0,8119 sampai 0,8139
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Zat Tambahan
d) Parafin Liquidum (FI III Hal 474)
Nama Resmi : Paraffinum Liquidum
Nama Lain : Paraffin cair
Bobot Jenis : 0,870 sampai 0,890 g/ml
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Laksativum
2.3. Prosedur Praktikum
Prosedur Kerja
a. Timbang piknometer kosong (W0), lalu diisi dengan air suling dan timbang lagi
bobotnya (W1).
b. Buang air suling kemudian keringkan piknometer, lalu isi dengan cairan sampel
(pastikan tidak ada zat di bagian luar piknometer), timbang kembali (W2) dan catat.
c. Lakukan tiga kali pengulangan dan tentukan bobot jenis sampel dengan rumus:
W2 - W0
Bobot jenis cairan sampel = --------------
W1 - W0
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel Pengamatan
Bobot Jenis / Densitas

Keterangan:
W0 = Piknometer kosong (gram)
W1 = Piknometer berisi akuades (gram)
W2 = Piknometer berisi sampel (gram)

Data Kelompok 4

Perhitungan Bobot jenis


Rata-
No. Sampel Pengulangan W0 (g) W1 (g) W2 (g)
Rata

1 Simplo 21,310 45,926 52,306

2 Gliserol Duplo 21,310 45,928 52,307 1,259

3 Triplo 21,310 45,931 52,304

4 Simplo 18,203 43,668 39,431

Parafin 0,8324
5 Duplo 18,203 43,672 39,386
Liquid

6 Triplo 18,203 43,670 39,391


7 Simplo 23,586 47,910 43,586

8 Etanol Duplo 23,586 47,909 43,581 0,8214

9 Triplo 23,586 47,908 43,536

3.2. Pembahasan
Dalam praktikum fisika farmasi kali ini adalah menentukan bobot jenis dari suatu
cairan dengan menggunakan alat yaitu piknometer. Untuk melakukan percobaan ini,
piknometer yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering. Lalu piknormeter
ditimbang dalam keadaan kosong di timbangan analitik. Catat bobot yang didapatkan.
Lalu isi piknometer dengan aqua destilata dan timbang lagi diatas timbangan analitik,
catat bobot yang didapatkan. Kemudian buang aqua dest dan isi piknometer dengan zat
cairyang ingin diketahui bobot jenisnya, lalu timbang diatas timbangan analitik, catat
bobot yang didapatkan.
Kemudian setelah dilakukan tiga kali percobaan maka hasil nya dihitung dengan
rumus yang telah ditentukan. Setelah itu hasilnya di rata rata untuk mendapatkan bobot
jenis zst cair tersebut. Dalam hal ini,maka didapatkan bobot jenis Gliserol sebesar 1,259
g/ml. bobot jenis Gliserol yang kami dapatkan sesuai dengan bobot jenis Gliserol yang
tercantum dalam FI edisi III hal 217 yaitu 1,255 sampai 1,260 g/ml.
Didapatkan pula bobot jenis Paraffin Liquidum sebesar 0,8324 g/ml. Bobot jenis
Paraffin Liquidum yang kami dapatkan tidak sesuai dengan bobot jenis Paraffin
Liquidum yang telah ditetapkan dalam FI edisi III hal 474 yaitu sebesar 0,870 sampai
0,890 g/ml.
Selanjutnya didapatkan bobot jenis etanol sebesar 0,8214. Bobot jenis etanol yang
kami dapatkan tidak sesuai dengan bobot etanol yang tercantum dalam FI edisi III hal 65
yaitu 0,8119 sampai 0,8139 g/ml.
Ketidaksesuaian pengukuran ini terjadi karena beberapa factor, antara lain:
a. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada
suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk
menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhudimana biasanya
senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
b. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya
juga menjadi lebih besar
c. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung
pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya
serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya
3.3. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pada praktikum fisika farmasi ini kami dapat mengetahui dan
dapat menetapkan bobot jenis pada suatu zat cair yaitu aqua dest, gliserol, paraffin liquid
dan etanol dengan menggunakan alat piknometer. Serta kami dapat mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi bobot jenis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Farmakope Edisi III
2. Bobot Jenisn www.academiaedu.bobot-jenis
3. Faktor yang mempengaruhi bobot jenis http://novamrd.blogspot.com/2015/09/farmasi-fisik-
bobot-jenis

Anda mungkin juga menyukai