Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bioavailabilitas dari sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenisnya,
dimana bobot jenis suatu obat berbeda dengan obat lain, yang tergantung
farmasis karena setiap larutan mempunyai bobot jenis dan rapat jenis
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat
1. Maksud praktikum
2. Tujuan praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
menjadi zat padat dan fluida. Zat padat cenderung tegar dan
tanpa peduli bentuknya. Perbedaan antara zat padat dan cairan tidak
dikenal. Demikian pula kaca, dan bahkan batu dibawah tekanan yang
(Petrucci, 1999).
bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Bobot jenis juga
digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan b/b, b/v, dan v/v . Bobot
seperti serbuk zink oksidasi yang ditempatkan dalam gelas ukur. Dengan
volume bulk yaitu jumlah yang dipakai oleh seluruh massa serbuk pada
695).
695).
terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain
1990).
massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini
dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama
kedua zat mempunyai temperatur yang sama atau temperatur yang telah
diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen
atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama
menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk
(Lachman L 1994).
massa dan volume. Batasannya adalah massa per satuan volume pada
satu hal dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus
(Martin 1993).
(Lachman,1989).
pori-pori antarpartikulat.
B. Uraian Bahan
manis.
eter p.
cahaya.
Kegunaan : Laksativum
BAB III
CARA KERJA
botol semprot, cawan porselin, gelas ukur 10 mL, piknometer 25 mL, pipet
C. Cara kerja
mampat.
berisi asam borat dan parafin cair, setelah itu bersihkan piknometer
dan masukkan kembali parafin cair hingga tidak ada gelembung pada
kerapatan sejati.
diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada pemipetan dan
BAB IV
A. Hasil
Kerapatan 0,769 g/mL 0,769 g/mL 0,769 g/mL 0,999 g/mL 0,7265 g/mL
bulk
Kerapatan 0,833 g/mL 0,83 g/mL 0,8 g/mL 1,006 g/mL 2,7145 g/mL
mampat
Kerapatan 1,060 g/mL 1,624 g/mL 1,755 g/mL 1,76 g/mL 1,549 g/mL
sejati
density cairan 0,9 g/mL 1,264 g/mL 0,8932 g/mL 0,822 g/mL
Absolut 0,984 g/mL 1,0512 g/mL 1,6184 g/mL 1,0196 1,168 g/mL
g/mL
Specific 0,915 g/mL 1,246 g/mL 0,9129 g/mL 0,806 g/mL 0,9699 g/mL
gravity
B. Perhitungan
a. Perhitungan kelompok 1
Kerapatan bulk
10 g
= = 0,769 g/mL
13 mL
10 g
=12,5 mL = 0,8 g/mL
( M3−M1)
Kerapatan sejati =
(M2−M1)− (M4−M3)
( 54,19−23,62)
=
(44,55−23,62)− (46,34−54,79)
= 1,060 gr/mL
W3−W1
Bobot jenis etanol =
W2−W1
37,18−14,68
=
39,28−14,68
22,5
=
24,6
= 0,915 gr/mL
39,28−14,68
=
25
= 0,984 gr/mL
37,18−19,68
=
25
= 0,9 gr/mL
b. Perhitungan kelompok 2
Kerapatan bulk
10 g
= = 0,769 g/mL
13 mL
10 g
=12 mL = 0,83 g/mL
( M3−M1)
Kerapatan sejati =
(M2−M1)− (M4−M3)
( 41,85−22,81)
=
(43,10−22,817)− (50,42−41,85)
= 1,624 gr/mL
W3−W1
Bobot jenis etanol =
W2−W1
46,10−14,48
=
39,86−14,48
31,62
=
25,38
= 1,246 gr/mL
39,86−14,48
=
25
= 1,054 gr/mL
46,10−14,48
=
25
= 1,264 gr/mL
c. Perhitungan kelompok 3
Kerapatan bulk
10 g
= = 0,769 g/mL
13 mL
10 g
=12 mL = 0,8 g/mL
( M3−M1)
Kerapatan sejati =
(M2−M1)− (M4−M3)
( 34,69−15,42)
=
(36,16−15,41)− (44,45−34,69)
= 1,755 gr/mL
W3−W1
Bobot jenis etanol =
W2−W1
40,27−17,94
=
42,40−17,94
= 0,921 gr/mL
59,975−17,94
=
25
= 1,6814 gr/mL
46,27−17,94
=
25
= 0,8932 gr/mL
d. Perhitungan kelompok 4
Kerapatan bulk
10,01 g
= = 0,999 g/mL
10,02 mL
10.09 g
=10,02 mL = 1,006 g/mL
( M3−M1)
Kerapatan sejati =
(M2−M1)− (M4−M3)
( 41,85−22,81)
=
(36,48−15,19)− (44,49−33,37)
= 1,76 gr/mL
W3−W1
Bobot jenis etanol =
W2−W1
38,50−17,95
=
43,44−17,95
20,55
=
25,49
= 0,806 gr/mL
38,50−17,95
=
25
= 0,822 gr/mL
43,44−17,95
=
25
= 1,0196 gr/mL
C. Pembahasan
adalah sifat yang dapat diamati secara langsung misalnya cairan, gas,
atau padat serta sifat yang dapat diukur seperti massa, volume, warna dan
sebagainya. Sifat kimia meliputi sifat zat yang tidak dapat diamati secara
secara keseluruhan dapat dibagi menjadi gas, fluida dan padat. Zat padat
dari yang paling dasar yakni dalam penentuan kerapatan dan bobot jenis.
yang didapat 2,7145 g/mL, kerapatan sejati yang didapat sebesar 1,549
sebagai sampel, dalam FI IV berat jenis etanol sebesar antara 0,812 dan
0,816 gr/mL jika kita bandingkan dengan hasil yang didapat sebesar
1,264, minyak kelapa dalam FI III berat jenisnya sebesar 0,845 dan yang
berat jenisnya antara 0,896 – 0,908 dan yang diperoleh saat praktikum
sebesar 0,9129.
meskipun selisih hasilnya tidak begitu jauh tapi selama praktikum yang
agar udara yang keluarkan dari mulut tidak mengurangi hasil timbangan,
dan bisa disebabkan pula ada gelembung pada piknometer yang berisi
cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebesar 1,549 g/mL dan absolut density cairannya sebesar 0,9698 g/mL.
Jadi nilai dari literatur dalam FI IV berat jenis etanol sebesar antara 0,812
dan 0,816 gr/mL jika kita bandingkan dengan hasil yang didapat sebesar
1,264, minyak kelapa dalam FI III berat jenisnya sebesar 0,845 dan yang
berat jenisnya antara 0,896 – 0,908 dan yang diperoleh saat praktikum
sebesar 0,9129.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.