BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa obat dari
dapat dinyatakan sebagai jumlah zat dalam bentuk padatan yang terlarut
pelarut yang paling baik untuk zat atau kombinasi zat, membantu
pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi), dan lebih jauh lagi,
B. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif
diserap ke dalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah
bentuk padat atau semi padat, seperti kapsul, tablet atau salep (Ansel
1985).
dalam cairan pada tempat absorbsi. Sebagai contoh, suatu obat yang
diberikan secara oral dalam bentuk tablet atau kapsul tidak dapat
obat tergantung dari apakah medium asam atau medium basa, obat
saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk
padatnya. Kalau tablet tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padat juga
(Martin 1993).
banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu setiap satuan waktu.
(Ansel 1993) :
D : Koefisien difusi
1993) :
1. Suhu
zat.
D : koefisien difusi
r : jari-jari molekul
k : konstanta Boltzman
: viskositas pelarut
T : suhu
2. Viskositas
3. pH pelarut
Jika (H+) kecil atau pH besar maka kelarutan zat akan meningkat.
Jika (H+) besar atau pH kecil maka kelarutan zat akan meningkat.
4. Pengadukan
(h). jika pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan
cepat berkurang.
5. Ukuran Partikel
6. Polimorfisme
yang berbeda juga. Kristal meta stabil umumnya lebih mudah larut
1. Metode Suspensi
1. Alat terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau
2. Alat yang digunakan adalah dayung yang terdiri dari daun dan
yang berarti.
B. Uraian Bahan
berbau.
dalam etanol.
alkali hidroksida.
dari cahaya.
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Praktikum
B. Bahan Praktikum
larutan dapar natrium fosfat pH 5,8 yang berisi NaH2PO4 dan Na2HPO4,
paracetamol.
C. Cara Kerja
ke dalam bejana. Jika suhu dapar natrium fosfat didalam bejana sudah
bejana yang berisi paracetamol pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30
natrium fosfat. Ditabelkan hasil yang diperoleh dan dibuatkan kurva antara
BAB IV
A. Hasil
1. Tabel pengamatan
Ppm Absorbansi
4 0,274
6 0,411
8 0,543
10 0,679
12 0,814
Keterangan : a = 0,005
b = 0,411
r = 0,999
Tabel waktu dan absorbansi (nilai y)
Waktu Absorbansi
0 -0,003
5 0,200
10 0,234
15 0,238
20 0,241
25 0,241
30 0,242
2. Perhitungan
a. Menit ke-5
0,2000,005
x=
0,0674
x = 2,893 ppm
2,893
x= x 900 x Fp
1000
2,893
x= x 900 x 5
1000
x = 13,018 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 13,018 + 0
900
= 0,072
obat terkoreksi = C + Fk
= 13,018 + 0,072
= 13,09
Perhitungan Q
900
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
13,018
= 3840,835 %
b. Menit ke-10
0,2340,005
x=
0,0674
x = 3,397 ppm
3,397
x= x 900 x Fp
1000
3,397
x= x 900 x 5
1000
x = 15,286 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 15,286 + 0,072
900
= 0,156
obat terkoreksi = C + Fk
= 15,286 + 0,156
= 15,422
Perhitungan Q
500
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
15,286
= 3270,966 %
c. Menit ke-15
0,2380,005
x=
0,0674
x = 3,456 ppm
3,456
x= x 900 x Fp
1000
3,456
x= x 900 x 5
1000
x = 15,552 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 15,552 + 0,156
900
= 0,242
obat terkoreksi = C + Fk
= 15,552 + 0,242
= 15,794
Perhitungan Q
500
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
15,552
= 3215,020 %
d. Menit ke-20
0,2410,005
x=
0,0674
x = 3,501 ppm
3,501
x= x 900 x Fp
1000
3,501
x= x 900 x 5
1000
x = 15,754 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 15,754 + 0,242
900
= 0,329
obat terkoreksi = C + Fk
= 15,754 + 0,329
= 16,083
Perhitungan Q
500
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
15,754
= 3173,797 %
e. Menit ke-25
0,2410,005
x=
0,0674
x = 3,501 ppm
3,501
x= x 900 x Fp
1000
3,501
x= x 900 x 5
1000
x = 15,754 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 15,754 + 0,329
900
= 0,416
obat terkoreksi = C + Fk
= 15,754+ 0,416
= 16,170
Perhitungan Q
500
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
15,754
= 3173,797 %
f. Menit ke-30
0,2420,005
x=
0,0674
x = 3,516 ppm
3,516
x= x 900 x Fp
1000
3,516
x= x 900 x 5
1000
x = 15,822 mg
Perhitungan Fk
V dipipet
Fk = x C mg + Fk sebelumnya
V medium
5
= x 15,822 + 0,416
900
= 0,504
obat terkoreksi = C + Fk
= 15,822 + 0,504
= 16,326
Perhitungan Q
500
Q= x 100 %
C
5
= x 100 %
16,326
= 3160,156 %
Q = 19834,571 %
% total
% terdisolusi = x 100
500
19834,571 %
= x 100
500
= 3966,914 %
3. Perhitungan II
Perhitungan AUC
13,018+0
[AUC] tn = (5 0)
2
tn-1
= 32,545
15,286+13,018
[AUC] tn = (10 5)
2
tn-1
= 70,76
15,552+15,286
[AUC] tn = (15 10)
2
tn-1
= 77,095
15,754+15,552
[AUC] tn = (20 15)
2
tn-1
= 78,265
15,754+15,754
[AUC] tn = (25 20)
2
tn-1
= 78,77
15,822+15,754
[AUC] tn = (30 25)
2
tn-1
= 78,94
bobot ratarata
Luas bidang A + B = x 500
bobot sampel
599
= x 500
590
= 508,05 mg
Perhitungan % ED
Luas bidang A
% ED = x 100%
Luas bidang A+B
416,375
= x 100%
508,05
= 81,955 %
B. Pembahasan
berbagai proses.
disolusi.
pelarut yang paling baik untuk zat atau kombinasi zat, membantu
pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi), dan lebih jauh lagi,
Pada percobaan ini ada 2 alat yang digunakan yaitu alat uji
Prinsip kerja dari alat uji disolusi tipe 2 (dayung) yaitu pada saat
melalui sampel sebagian akan diserap terhitung sebagai absorban (A) dan
manusia yang dimana kita tau lambung memiliki suasana asam. Volume
dari labu disolusi yang digunakan adalah 1000 ml. Kemudian suhu yang
digunakan yaitu dipertahankan agar tetap 37C, agar sesuai dengan suhu
tubuh manusia. Hal ini sebagai pembanding jika obat tersebut berada
dalam tubuh manusia. Selain itu alat disolusi juga diatur kecepatan
menit ke- 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit setelah pengadukan. Hal ini
dalam tubuh manusia, yang mana ketika ada cairan yang keluar maka
pelarut.
ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Apabila zat aktif pada sediaan obat
tersebut memiliki pelarut yang cepat, berarti efek yang ditimbulkan juga
Hasil yang diperoleh pada percobaan untuk data kurva baku pada
waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk berdisolusi maka semakin
tinggi pula konsentrasi (Kadar) zat tersebut dalam cairan (media pelarut).
dengan literatur Ditjen POM yang menyatakan bahwa hasil disolusi obat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal ini sesuai dengan literatur Ditjen POM yang menyatakan bahwa
B. Saran
bekerja sama dalam kelompok. Praktikan juga harus lebih teliti dalam
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
waterbath shaker
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Diatur waterbath shaker pada suhu 30C, letakkan gelas kimia ke dalam
waterbath shaker
Jika suhu larutan dapar di dalam bejana sudah mencapai suhu 30C,
kecepatan 50 rpm
10, 15, 20, 25, dan 30 menit setelah pengadukan. Setiap pengambilan
cara spektrofotometer