Anda di halaman 1dari 32

Kelarutan dan

Fenomena Distribusi
I GEDE MADE SURADNYANA
Pendahuluan
• Kelarutan (secara kuantitatif): konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu
• Kelarutan (secara kualitatif): interaksi spontan dari
dua atau lebih zat untuk membentuk disperse
molecular homogeny
• Larutan tidak jenuh: suatu larutan yang emngandung
zat terlarut dengan konsentrasi di bawah konsentrasi
yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada
suhu tertentu
• Larutan lewat jenuh: suatu larutan yang mengandung
zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari pada
yang seharusnya pada temperatur tertentu
Interaksi pelarut – zat terlarut
• Air adalah pelarut yang baik untuk
garam, gula dan senyawa sejenis
• Minyak mineral adalah pelarut yang
baik untuk zat yang hanya sedikit
larut dalam air
• like dissolves like
Pelarut Polar
• Kelarutan obat sebagian besar disebabkan
oleh polaritas dari pelarut (momen dipolnya)
• Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan
zat polar lainnya
• Kemampuan zat terlarut membentuk ikatan
hydrogen merupakan factor yang jauh lebih
berpengaruh dibandingkan dengan polaritas
• Perbedaan keasaman dan kebasaan dari
konstituen memberi andil untuk interaksi
spesifik dalam larutan
Air melarutkan
fenol, alcohol,
aldehid, keton,
amina, dan senyawa
lain yang
mengandung
oksigen dan
nitrogen yang dapat
membentuk ikatan
hydrogen dalam air
Mekanisme pelarut polar
• Pelarut polar mengurangi gaya tarik-menarik
antar ion dalam Kristal yang bermuatan
berlawanan
• Pelarut polar memecahkan ikatan kovalen
dari elektrolit kuat dengan reaksi asam basa
karena bersifat amfiprotik
• Pelarut polar mensolvasi molekul dan ion
dengan adanya gaya interaksi dipol,
terutama pembentukan ikatan hidrogen
Pelarut non-polar
• Pelarut non-polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-
menarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah,
karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.
• Pelarut juga tidak dapat memecah ikatan kovalen dan
elektrolit yang berionisasi lemah
• Pelarut non polar dapat melarutkan zat terlarut non
polar dengan tekanan dalam sama melalui interaksi
dipol induksi
• Molekul zat terlarut tetap berada dalam larutan
dengan adanya sejenis gaya van der Waals-London
yang lemah
Pelarut semi polar
• Pelarut semi polar (alcohol dan keton)
dapat menginduksi derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut non polar,
misalnya benzene, yang siap terpolarisasi,
sehingga dapat larut dalam alcohol.
• Senyawa semi polar dapat bertindak
pelarut perantara yang menyebabkan
bercampurnya cairan polar dan non polar.
Kelarutan gas dalam cairan
• Kelarutan gas dalam cairan tergantung pada tekanan, suhu, adanya
garam, reaksi kimia yang kadang-kadang terjadi antara gas dengan
pelarut
• Dalam larutan sangat encer, pada suhu konstan, konsentrasi gas
terlarut sebanding dengan tekanan parsial di atas larutan pada
kesetimbangan.
• Kelarutan gas dalam cairan akan menurun jika suhu ditingkatkan,
karena kecenderungan gas berekspansi
• Gas akan dibebaskan dari larutan jika ke dalam larutan ditambahkan
suatu elektrolit atau kadang-kadang senyawa non-elektrolit  salting
out, terjadi karena gaya tarik-menarik ion garam atau zat non-
elektrolit yang sangat polar dengan molekul air, mengurangi
kerapatan lingkungan air yang berdekatan dengan molekul gas.
Kelarutan cairan dalam cairan
Fenomena Distribusi
Pendahuluan
• Jika cairan atau padatan dalam jumlah berlebih
ditambahkan ke dalam campuran dua cairan yang tidak
bercampur, maka zat tersebut akan terdistribusi ke dalam
dua fase sehingga masing-masing fase menjadi jenuh
• Jika zat yang ditambahkan jumlahnya tidak cukup untuk
mencapai keadaan jenuh, maka zat tersebut tetap
terdistribusi di antara kedua lapisan dengan perbandingan
konsentrasi tertentu
• Jika C1 dan C2 adalah konsentrasi kesetimbangan zat dalam
pelarut 1 dan 2, maka persamaan kesetimbangannya sbb:

• K dikenal sebagai perbandingan distribusi, koefisien


distribusi atau koefisien partisi
Pengaruh disosiasi ionic dan asosiasi
molekuler pada partisi
• Zat terlarut dapat berada sebagian atau
seluruhnya sebagai molekul yang
terasosiasi dalam salah satu fase atau
dapat terdisosiasi menjadi ion-ion pada
fase lainnya
• Hukum distribusi hanya berlaku jika zat
terlarut berupa monomer atau molekul
sederhana
• Suatu distribusi asam benzoate dalam fase
minyak dan air
• Jika asam benzoate tidak terasosiasi dalam
fase minyak dan tidak terdisosiasi fase air,
maka persamaan berikut dapat digunakan
untuk menghitung koefisien distribusi

• Tetapi jika terjadi asosiasi dan disosiasi,


maka perhitungannya menjadi lebih rumit
Secara umum asam benzoat terasosiasi
dalam fase minyak dan terdisosiasi
dalam fase air
1. Asam benzoate terdistribusi dalam
campuran minyak kacang dan air
• Asam benzoate tidak mengalami
asosiasi dalam minyak kacang
• Asam benzoate terdisosiasi dalam air
dengan tingkat tergantung pH dari air
• Sehingga distribusi dinyatakan
sebagai
• K adalah koefisien distribusi sejati
• [HA]0 = C0 adalah kosentrasi molar
molekul asam benzoate sederhana
dalam fase minyak
• [HA]w adalah konsentrasi molar asam
benzoate tidak terdisosiasi dalam
fase air
• Konsentrasi asam benzoate total
dalam fase air

• Koefisien distribusi nyata (K’)


• Koefisien distribusi tergantung pada 2
kesetimbangan, yakni:
– Kesetimbangan asam yang tidak
terdisosiasi antara fase tidak
bercampur

– Distribusi asam dalam fase air yang


bergantung pada konsentrasi ion
[H3O]+ dan tetapan disosiasi Ka dari
asam
• Asosiasi asam benzoate dalam fase
minyak kacang tidak terjadi, sehingga
Kd dapat diabaikan
• Konsentrasi asam benzoate (C) dalam
fase air sebelum distribusi (diasumsikan
volume kedua fase sama)

• Hasil kombinasi persamaan di atas


y a b
• Persamaan di atas adalah persamaan garis lurus
y=a+bx, karena plot (Ka+[H3O+])/Cw terhadap
[H3O+] menghasilkan garis lurus dengan
kemiringan b=(K+1)/C dan intersep a=Ka/C
• Dari persamaan tersebut koefisien distribusi
nyata K dapat dihitung tanpa harus mengetahui
kadar dalam fase minyak, hanya perlu
mengetahui konsentrasi ion hydrogen dan
kadar dalam fase air (Cw)
Contoh soal:
Menurut Garret dan Woods, plot (Ka+
[H3O+])/Cw terhadap [H3O+] asam
benzoate yang terdistribusi di antara
minyak kacang dengan volume yang
sama dengan larutan air yang didapar
menghasilkan suatu kemiringan b=4,16
dan intersep a=4,22x10-5. Ka asam
benzoate adalah 6,4x10-5.
Hitunglah koefisien partisi K
Jawab
• b=(K+1)/C  K=bC-1
• a=Ka/C  C=Ka/a
• K=(bKa/a)-1 = (bKa-a)/a
• K=((4,16x6,4x10-5)-4,22x10-
5)/4,22x10-5
• K=5,31
2. Asam benzoate terdistribusi dalam
campuran benzene dan larutan asam
• Asam benzoate mengalami asosiasi
dalam benzen
• Asam benzoate tidak terdisosiasi dalam
larutan asam
• Kesetimbangan antara molekul HA
dengan kelompok molekul (HA)n dalam
benzen
• Konstanta kesetimbangan yang
menyatakan disosiasi kelompok
molekul menjadi molekul sederhana

atau
• Karena asam benzoate dominan dalam
bentuk molekul ganda dalam benzene,
Co dapat menggantikan [(HA)2], dimana
Co adalah konsentrasi molar total zat
terlarut dalam lapisan pelarut organik
• Koefisien distribusi nyata dari system
benzene – air adalah:
Ekstraksi
• Jika w gram zat terlarut diekstraksi berulang kali
dari V1 ml pelarut berturut-turut dengan sejumlah
V2 ml pelarut kedua yang tidak bercampur dengan
pelarut pertama
• Misalnya w1 gram adalah berat zat terlarut yang
tersisa dalam pelarut pertama sesudah diekstraksi
dengan porsi pertama dari pelarut kedua
• Konsentrasi zat terlarut yang tertinggal dalam
pelarut pertama (w1/V1) gram/ml
• Konsentrasi zat terlarut dalam pelarut
pengekstraksi (w-w1)/V2 gram/mol
• Koefisien distribusi:

/
• Pada pengulangan n kali ekstraksi

• Ekstraksi efisien bila n besar dan V2


kecil
Contoh soal
• Koefisien distribusi untuk iodium di antara
air dan CCl4 pada 25oC adalah
K=CH2O/CCCl4=0,012.
– Berapa gram iodium terekstraksi dari
larutan dalam air yang mengandung 0,1
gram dalam 50 ml pada sekali ekstraksi
dengan 10 ml CCl4?
– Berapa gram iodium terekstraksi oleh 2
kali 5 ml CCl4?
• Jadi 0,0011 gram iodium tertinggal dalam fase
air, dan dua porsi CCl4 telah mengekstraksi
0,0989 gram
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai