S dan Silitonga, F, S (2018) Ekstraksi Asam Miristat asal Biji Pala ( Myristica Fragrans Houtt) dan Limbah Industri Olahannya IHP,
35(1),38-45
Halaman | 38
eddy_bbia@yahoo.com
Riwayat Naskah: ABSTRAK: Biji pala mengandung fixed oil sebesar 20 – 40% yang tersusun dari
asam miristat, trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat, yang
Diterima 04, 2018 memiliki aktivitas sebagai anti oksidan, anticonvulsant, analgesik, antiinflamasi,
Direvisi 07, 2018
Disetujui 08, 2018 anti diabet, antibakteri dan anti jamur. Limbah pengolahan minyak atsiri asal biji
pala saat ini belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan asam miristat yang berasal biji dari biji pala dan limbah
industri olahannya, melalui proses ekstraksi menggunakan heksana dan hidrolisis
menggunakan KOH -alkohol. Berdasarkan hasil analisa, komposisi asam miristat
dalam biji pala y aitu s ekitar 23 %, sedangkan dalam limbah pengolahan pala yai tu
sekitar 6,5%. Hasil ekstraksi asam lemak dari biji pala dan limbah pengolahan
pala, menghasilkan as am miristat dengan komposisi masing -masing lebih dari
85% .
maupun untuk industri makanan dan minuman. pembuatan sabun dan detergen (Kapelle, 2014),
Produk lai n yang beras al dari biji pala, menurut asam mi ristat juga banyak diaplikasikan untuk
Somaatmaja (1984) yaitu mentega pala berupa bahan kosmetika seperti shampoo, lipstik, losion,
trimiristin yang dapat di gunakan sebagai minyak dan lain-lai n. Saat ini bahan-bahan ters ebut juga
makan dan industri kosmetik. banyak diperoleh melalui impor, sehingga
Beberapa industri UKM telah banyak produksi bahan-bahan tersebut secara lokal perlu
memanfaatkan buah pala untuk diambil ditingkatkan. Penelitian i ni bertujuan untuk untuk
kandungan minyak atsirinya. Minyak atsiri dari mengetahui kandungan asam miristat yang
biji pala bany ak diminati, baik oleh pasar lokal berasal bi ji dari biji pada dan limbah indus tri
maupun pasar internasional. Indus tri pengol ahan olahannya.
minyak atsiri ini bany ak ters ebar di daerah-
daerah di Indonesia, dari mulai Aceh, Jawa Barat, 2. Bahan dan Metode Penelitian
Jawa Tengah, Ambon, Manado, dan lain-lain.
Lusianah, et al., (2010) meny ebutkan bahwa 2.1 Bahan dan Alat
industry pengolahan pala di Bogor dapat memiliki
Internal Rate Return (IRR) sampai sekitar 47,2%, Bahan y ang digunakan meliputi biji buah
belum termasuk pemanfaatan limbahnya. pala dan limbah i ndus tri pengolahan minyak atsiri
Sehi ngga, apabila limbah pengolahan tersebut asal biji pala, n-heks ana, NaOH, dan KOH. Alat
dimanfaatkan kembali, akan menambah nilai yang digunakan adal ah soxhlet, timbangan
ekonomi bagi industri ters ebut. Walaupun analitik, timbangan kasar, peralatan gelas, oven,
demikian, di pas aran bi ji pal a seri ng tidak dapat dan gas chromatography (GC) Shimadzu 2010.
bers aing mutunya s ehingga nilai jualnya murah.
Untuk meningkatkan nilai tambah biji pala dapat 2.2 Metode Penelitian
dibuat produk turunanny a yaitu trimiristin dan
asam miristat untuk indus tri kosmetika, dan metil Metode peneliti an dilakukan dengan 2
miristat untuk industri farmasi. tahapan, tahap pertama y aitu analisis kadar asam
Dalam bi ji pala, terutama bi ji yang tua, di lemak dari bahan baku dan tahap kedua
samping minyak atsiri, terdapat komponen yang melakukan ekstraksi asam lemak y ang dilanjutkan
bersifat tidak menguap yang disebut fixed oil atau dengan hidrolisa untuk mendapatkan asam
disebut mentega pala. Biji pal a mengandung fixed miristat. Pelaksanaan peneliti an adalah sebagai
oil sebesar 20 – 40% yang tersusun dari asam berikut:
miristat, trimiristi n dan gliserida dari as am laurat, Tahap pertama analisis asam lemak metode
stearat dan palmitat. Trimiristin, bersama dengan Soxhlet menurut SNI 01-2891-1992 (BSN, 1992)
asam miristat, miristisin dan elimisin memiliki dimulai dengan menimbang dengan teliti
aktivitas sebagai anti oksidan, anticonvulsant, sebany ak 1 – 2 gram contoh yang telah dihaluskan
anal gesik, antiinflamasi, antidi abet, antibakteri dan bebas air, dan dimasukkan ke dalam
dan antijamur (As garpanah et al., 2012; Chatterjee selongsong kertas s aring y ang sudah diketahui
et al., 2007; Chung, JY., 2006; Grover, JK., 2002; bobotnya. Selongsong ditutup rapat dan
Sonavane, 2002). Trimiristin merupakan padatan dimasukkan ke dalam tabung soxhlet. Tabung
berwarna puti h, bersifat tidak larut dalam air, soxhlet dipasang pada labu lemak yang berisi batu
tetapi l arut dalam minyak, mencair pada suhu 45 didih yang telah dikeri ngkan dan diketahui
°C, bersifat stabil dan tidak rus ak oleh reaksi bobotnya, dan lakukan ekstraksi dengan heksana
oksidasi (Deman (1997) dalam Ma’mun (2013)). selama 6 jam. Selanjutnya suling heksan yang
Trimiristin juga dapat diolah menjadi senyawa tertampung pada labu dan keringkan ekstrak
turunannya, yaitu as am miristat dan metil lemak dalam oven pengering pada suhu 105 °C.
miristat. Ekstrak kemudian didinginkan dal am desikator
Asam miristat atau as am tetradekanoat dan ditimbang, lalu ulangi penimbangan sampai
merupakan asam lemak jenuh dengan rumus bobot tetap. Perl akukan dilakukan sebanyak 2 kali
molekul C14H28O 2. Asam miristat dalam suhu ulangan.
ruang berbentuk kristal, memiliki berat molekul Perhitungan kadar lemak adal ah sebagai berikut:
228,37, titik lel eh 54,4 °C dan titik didih 250,5 °C
(Carl, 2009). Asam mi ristat bersifat hidrofobik % Lemak = (W2 - W1) / W x 100 %
sehingga s angat larut dalam alkohol/eter dan
memiliki kelarutan yang kecil dalam air. Sama Keterangan :
W = Bobot sampel dalam gram
seperti asam lemak nabati lainnya, asam miristat
W1 = Bobot labu lemak kosong dalam gram
juga merupakan sumber zat aktif yang bersifat W2 = Bobot labu lemak dan ekstrak dalam gram
emollient atau melembabkan (Cahyono, 2010).
Oleh karena itu, selain bany ak digunakan dalam
Gambar 1. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada biji pala 1
Gambar 2. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada biji pala 2
Gambar 3. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada limbah pala 1
Gambar 4. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada limbah pala 2
Hasil analisis asam lemak hasil ekstraksi berasal dari biji pala dapat digunakan sebagai
berdasarkan gas chromatography (GC), yang pengganti emolien yang berasal dari bahan
disajikan pada kromatogram Gambar 5 sampai sistetis, maka penggunakan bahan asam miristat
Gambar 8, secara umum puncak spektrumnya akan memiliki keunggulan, karena lebih lebih
tidak berubah jumlahnya, yai tu masih tetap aman penggunaanny a. Sampai saat ini emolien
terdapat 5 spektrum utama. Namun berdasarkan sintetis yang banyak di gunakan antara lain
kromatogram untuk asam lemak hasil hirolisis silicone, propylene glycol, glycerine, lanolin, sod
terjadi peningkatan kadarnya dibandingkan PCA, white oil dan lai n lain (Cahyono, 2010). Selain
sebelum dilakukan hidrolisis. Komponen untuk bahan tambahan kosmetika, as am miristat
utamany a, asam miristat (C14:0) yang sebelum juga dapat digunakan untuk bahan farmasi,
ekstraksi hidrolisis asal biji pala utuh dari 23 % seperti untuk aromaterapi, disamping itu juga
menjadi 85,1 %, sedang limbah padat pala dari 6,4 dapat digunakan untuk bumbu s ebagai rempah-
% menjadi 87,1 %, asam palmitat (C 16:0) dari rempah. Kegunaan lainna asam mi ristat juga
2,9 % menjadi 8,2 % asam stearat (C18:0) 0,16 % dapat digunakan sebagai pelapis untuk tembaga
menjadi 0,37 %, asam oleat (C18:1) 1, 61 % untuk menahan korosi (Milosev et al., 2010).
menjadi 2,5 % dan asam linoleat 1,9 % menjadi
0,8 % D emikian pula untuk komponen untuk Tabel 3
limbah padat penyulingan pala asam miristat Hasil Analisa Komposisi Asam Lemak pada Ekstrak Asam
Lemak Biji Pala dan Ekstrak Asam Lemak Limbah Pala
(C14:0) dari sekitar 6, 45 % menjadi 87,9 %, asam Asam lemak dalam sampel (%)
palmitat (C 16:0) 1,15 % menjadi 7, 7 %, asam Parameter Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak
No.
stearat (C 18:0) 0,11 % menjadi 0,4 %, asam oleat Uji Biji Biji Limbah Limbah
(C 18:1) 1,09 % menjadi 1,7 % dan as am linoleat Pala 1 Pala 2 Pala 1 Pala 2
1 C14:0
(C 18:2) 0,42 % menjadi 0, 5 %. (Asam 85,9783 85,9980 87,9361 87,9707
Hasil analisis komposisi asam lemak asal biji Miristat)
pala utuh dan limbah padat, setelah dihidrolisis 2 C16:0
disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data (Asam 8,2676 8,2563 7,7874 7,7922
Palmitat)
kromatogram yang tel ah tersaji di atas dan Tabel 3 C18:0
2 dan Tabel 3, terlihat bahwa limbah padat (Asam 0,3749 0,3802 0,4351 0,4347
penyulingan minyak pala masih memiliki nilai Stearat)
ekonomis bila diolah l ebih lanjut manjadi asam 4 Asam oleat 2,5126 2,4929 1,7078 1,7018
5 Asam
miristat. Penggunaan asam miristat sebagai bahan linoleat
0,8582 0,8744 0,5052 0,5107
tambahan kosmetika dapat berfungsi sebagai
emolien (emollient) dapat penyerap miny ak dan
kotoran pada kulit. Bila as am miristat yang
Gambar 5. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada ekstrak biji pala 1
Gambar 6. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada ekstrak biji pala 2
Gambar 7. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada ekstrak limbah pala 1
Gambar 8. Kromatogram hasil analisa komposisi asam lemak pada ekstrak limbah pala 2
Antidiarrheal, hypnotic, analgesic and hemodynamic Milošev, I., Kosec, T., & Bele, M. (2010). The formation of
(blood pressure) parameters. Methods and Findings in hydrophobic and corrosion resistant surfaces on copper
Experimental and Clinical Pharmacology, 24(10), 675. and bronze by treatment in myristic acid. Journal of
https://doi.org/10.1358/mf.2002.24.10.802317 Applied Electrochemistry, 40(7), 1317–1323.
Ikan, R. (1969). Natural products. A Laboratory Guide. https://doi.org/10.1007/s10800-010-0078-x
Academic Press. London Nurdjannah, N. (2007). Teknologi Pengolahan Pala. Bogor :
Kapelle, IBD., Maarif, SM., Arkeman Y. (2014). Inovasi Produk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Sabun Herbal Transparan Menggunakan Metode Pertanian.
Microwave dari Limbah Pala. Jurnal Teknik Industri. Bogor Rismunandar. (1990). Budidaya dan Tataniaga Pala. PT.
(ID) Hlm. 1411-6340 Penebar Swadaya, Jakarta. Cetakan kedua
Lusianah, Syamsun, M., & Palupi, N. S. (2010). Strategi dan Somaatmaja, D. (1984). Penelitian dan Pengembangan Pala dan
Prospek Pengembangan Industri Produk Olahan Minyak Fuli. Komunikasi No. 215. BBIHP. Bogor 12 hal.
Pala Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Sonavane, G., Sarveiya, V., Kasture, V., & Kasture, S. (2002).
Kabupaten Bogor. Manajemen IKM, 5(1), 65–79 Anxiogenic activity of Myristica fragrans seeds.
Ma'mun. (2013). Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Pharmacology Biochemistry and Behavior, 71(1–2), 239–
Biji Pala Papua (Myristica argentea). Jurnal Penelitian 244. https://doi.org/10.1016/S0091-3057(01)00660-8
Tanaman Industri, 19(2), 72–77.
https://doi.org/10.21082/littri.v19n2.2013.72 - 77