Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan
antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml.
Sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis
sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki
satuan. Dan massa jenis adalah perbandingan antara bobot zat
dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25 o).
Density merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain,
kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari
suatu senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa,
makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume
dan massa suatu senyawa, kerapatannya makin besar. Kerapatan
dan bobot jenis dari tiap senyawa berbeda-beda. Berdasarkan pada
teori ini maka dilakukanlah percobaan penentuan bobot jenis suatu
larutan.
Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh
seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita
dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang
berbentuk larutan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka
akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan
mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah
suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Denga
mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka
percobaan ini dilakukan

Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui


kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui
kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian
dibandingkan dengan teori yang ada, jika berat jenisnya mendekati
maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hal
tersebut dengan menggunakan piknometer, maka dilakukanlah
percobaan penentuan kerapatan dan bobot jenis ini.

B. MAKSUD DAN TUJUAN PRAKTIKUM


1. MAKSUD
Untuk mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis
dan rapat jenis dari air suling, gliserin, parafin, alkohol dan minyak
goreng dengan menggunakan piknometer dan hydrometer.
2. TUJUAN

Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari air suling,


gliserin, paraffin, alcohol, minyak goreng dengan menggunakan
piknometer dan hydrometer

C. PRINSIP PERCOBAAN
Penentuan bobot jenis air suling, gliserin, parafin, alkohol dan
oleum cocos menggunakan piknometer dengan membandingkan mj
sampel dengan mj air pada suhu yang sama, dan menggunakan
hidrometer dengan mencelupkan alat ke dalam sampel dan
mengamati skala alat yang berhimpit dengan permukaan sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat

dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 12 oC).

Sedangkan rapat jenis (specific grafity) adalah perbandingan antara

bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan

sebagai 25o/25o, 25o/4o, 4o/4o). untuk bidang farmasi, biasanya 25 o/25o.

(Ditjen POM, 1995)

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,

penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali

dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara

pada suhu 25o terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang

sama. bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah

perbandingan bobot zat diudara ada suhu yang di tetapkan terhadap

bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu 25 oC zat

terbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telahh tertera

pada masing-masing monografi dan mengacu pada air yang tetap

pada suhu 25oC. (Ditjen POM, 1995)

Menurut definisi, rapat jenis adalah perbandingan yang

dinyatakan dalam decimal, dari suatu zat terhadap berat dari standar

dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang

sama atau temperature yang telah diketahui. air digunakan untuk

standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas.

dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan,


zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan

sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.

Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni

atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan

menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan

praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandinga yang massa

dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 4 oC

atau temperature lain yang telah ditentukan. (Martin, 1993).

Metode penentuan untuk cairan :

a.       Metode Piknometer

Prinsip metode ini didasarkann atas ketentuan massa cairan dan

penetuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk inni dibutuhkan

wadah untuk menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian

metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman

tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini

terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.

b.      Metode Neraca Hidrostatik

Metode ini berdasarkan hokum Achimedes yaitu suatu benda yang

dicelupkan ke dalam cairan akan hilang massa sebesar barat volume

cairan yang terdesak.

c.       Metode Mohr-westphal

Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada blok timbangan yang

ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot

lawan. Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca mohr-


westphal adalah penggunaan waktu yang singkat dan mudah

dilakukan.

d.      Metode Areometer

Penentuan kerapatan dengan aerometer berskala (timbangan benam,

sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung

gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup

dengan pelelehan.

B. URAIAN BAHAN
1.      Air Suling (FI III Hal. 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Bj : 1
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel

2.      Alkohol (FI III Hal. 65)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Bj : 0,809-0,816
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya;di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai sampel

3.      Gliserin (FI III Hal. 271)


Nama Resmi : GLYCEROLUM
Nama Lain : Gliserol, Gliserin
RM : C3H8O3
Bj : 1,258
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna;
tidak berbau; manis diikuti rasa hangat.
Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat
membentuk massa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai
lebih kurang 20̊.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan
etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam
minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sampel

4.      Parafin Liq (FI III Hal. 474)


Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Lain : Parafin cair
Bj : 0,870-0,890
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak
berfluoresensi; tidak berwarna; hampir
tidak berbau; hampir tidak mempunyai
rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P; larut dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Sebagai sampel

5.      Minyak Kelapa (FI III Hal. 456)


Nama Resmi : OLEUM COCOS
Nama Lain : Minyak Kelapa
Bj : 0,918
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna atau kuning
pucat; bau khas, tidaak tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada
suhu 60̊; sangat mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk.
Kegunaan : Sebagai sampel
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1) ALAT
 Piknometer
 Hidrometer
 Gelas ukur 250 ml
 Gelas Kimia
 Timbangan Analitiik
 Tissu

2) BAHAN
 Aquadest
 Alkohol
 Gliserin
 Parafin
 Minyak Kelapa
B. CARA KERJA
a)      Mengukur Massa Jenis Menggunakan Piknometer

1. Dibersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas

tetesan air dengan cara setelah dibersihkan dengan aquadest,

bilas dengan pelarut aseton atau alcohol 96%

2. Dipanaskan piknometer pada suhu 100̊C selama 1 jam,

kemudian masukkan ke dalam eksikator sampai dingin.

Timbang dalam neraca analitik (bobot a gram).

3.   Diisikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer

hingga penuh.
4. Seluruh piknometer mencapai derajat 20̊ menggunakan

thermometer.

5. Setelah suhu mencapai tepat 25̊ segera piknometer ditutup dan

lap dengan kain bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang

secara teliti menggunakan neraca analitik (bobot b gram).

6.  Hitung bobot jenis = (b - a) gr / vol. (ml)

b)      Mengukur Massa Jenis Menggunakan Hidrometer

1.   Diambil gelas ukur volume 250 ml, selanjutnya masukkan

cairan yang akan diukur.

2.    Dicari literatur di pustaka bobot jenis masing-masing sampel

3.    Dipilihlah hidrometer yang sesuai dengan BJ di pustaka

4.    Hidrometer yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu

5.     Dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan

yang akan diperiksa

6.  Dicatat angka yang bertanda tepat dipermukaan cairan. Angka

tersebut menunjukkan bobot jenisnya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. TABEL PENGAMATAN
1. Piknometer
Berat
Volume Berat
N Nama pikno
Piknometer pikno+sampel MJ BJ
o Sampel kosong
(ml) (gram)
(gram)
Air 1,0339
1 25 26,98 52,74 1,0308
(Aquades)
Oleum 1,0267
2 25 15,54 38,72 0,9272
Cocos
3 Alkohol 25 15,01 36,70 0,8276 0,8300
4 Gliserin 25 18,44 48,71 1,9084 1,9141
5 Parafin 50 26,66 68,61 0.8390 0,8415

2. Hidrometer
No Nam sampel Bj (g/ml) Mj
1 Air (Aquades) 1 0,970
2 Oleum Cocos 0,918 0,880
3 Alkohol 0,809-0,816 0,770
4 Gliserin 1,258 1,240
5 Parafin 0,870-0,890 0,820

B. PEMBAHASAN

Pratikum kali membahas mengenai kerapatan dan bobot jenis


suatu zat. Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat
terhadap air volume sama yang ditimbang di udara pada suhu yang
sama (biasanya pada suhu 25C). Kerapatan adalah massa per unit
volume suatu zat pada temperatur tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bobot jenis membandingkan
massa jenis zat dengan massa jenis air,sedangkan kerapatan
membandingkan massa zat dengan volume zat tersebut. Hal ini
merupakan perbedaan dari bobot jenis dan kerapatan zat. Air
digunakan sebagai standar untuk penentuan kerapatan dan bobot
jenis zat cair dan zat padat. Berdasarkan rumus yang ada, bobot jenis
dan kerapatan mempunyai nilai yang hampir sama, hanya berbeda
pada adanya satuan atau tidak.
Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan
piknometer. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis.
Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan
kapasitas antara 10ml-50ml. Piknometer dibersihkan dengan
menggunakan aquadest terlebih dahulu untuk melakukan percobaan
penetapan bobot jenis, kemudian dibilas dengan alkohol untuk
mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan
dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena
biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang
dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan
piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot
jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat
yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan bersifat
antiseptikum, jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan
baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu
sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan, hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya.
Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan
menggunakan pemanasan, karena piknometer dapat memuai dan
nantinya dapat mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer
dan akan berpengaruh pula pada data percobaan dan hasil
perhitungan bobot jenis. Piknometer ditimbang kemudian, pada
timbangan analitik dalam keadaan kosong, setelah ditimbang dalam
keadaan kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai
dengan aquadest, sebagai pembanding kemudian nantinya dengan
sampel yang lain. Proses pemindahan piknometer harus dengan
menggunakan tissue, agar tidak ada bahan-bahan lain yang
menempel pada piknometer yang dapat mengganggu perhitungan.
Penggunaan piknometer untuk menentukan bobot jenis
memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah dalam pengerjaan, tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama, karena kita harus menurunkan
dan menaikkan suhu percobaan sesuai dengan prosedur agar dapat
memperoleh hasil yang tepat. Percobaan dilakukan pada suhu
percobaan adalah 25C. Berdasarkan prosedur percobaan yang
tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV, suhu percobaan
harus diturunkan sampai 20C, kemudian dinaikkan lagi sampai 25C
dan 27C, tetapi pada percobaan ini, suhu hanya diturunkan sampai
23C, karena jika diturunkan samapi suhu 20C sesuai yang tertera di
FI IV, waktu untuk menaikkan suhu ke suhu percobaan akan lebih
lama.
Pada percobaan kali ini didapat isi (berat sampel) air 26,98
gram; alcohol 15,01 gram; gliserin 18,44 gram; paraffin 26,66 gram;
oleum cocos 15,54 gram dan untuk bobot jenis diperoleh air 1,0339
g/ml; alcohol 0,8300 g/ml; gliserin 1,9141 g/ml; paraffin liquid 0.8415
g/ml; oleum cocos 1,0267 g/ml.
Adapun metode kerja untuk metode hydrometer, pertama-tama
disiapkan hydrometer, lalu masukan sampel kedalam hydrometer
sebanyak 250 ml. Kemudian gelas ukur yang telah diisi sampel tadi
dicelupkan hydrometer.
Prinsip kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes
bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan sama
dengan berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin
rendah kerapatan zat tersebut, lebih jauh hydrometer akan tenggelam.
Hydrometer biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang
silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau mengarah
ditembak untuk membuatnya mengapung tegak.
Penentuan bobot jenis dengan menggunakan hydrometer lebih
cepat dari pada penentuan bobot jenis dengan menggunakan
piknometer, tetapi biasanya dapat menunjukkan hasil yang tidak tepat.
Terdapat sedikit perbedaan berat jenis dari literatur dengan
berat jenis yang didapatkan secara praktek hal ini mungkin
dikarenakan kurang teliti dalam menimbang piknometer beserta zat
cair dan zat padatnya. Kebersihan dari piknometer pun harus dilihat.
Piknometer harus dibersihkan terlebih dahulu dengan aquadest,
kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan tetesan
pada dinding alat yang dibersihkan pada sampel minyak (karena sifat
minyak yg sukar dibersihkan dengan air), sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong yang akhirnya
juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel. Dan pada pengisiannya
harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk
mengelakkan terjadinya gelembung udara.
Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk
mengetahui kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk
mengetahui kemurnian suatu zat dengan menghitung berat jenisnya
kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, jika berat jenisnya
mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian
yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui hal tersebut dengan menggunakan piknometer, maka
dilakukanlah percobaan penentuan kerapatan dan bobot jenis ini.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan,
zat padat, dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan
sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
(Howard, Ansel., 1989)
Ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis
suatu zat seperti temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa
yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat
mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang
sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit
untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu
dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25 oC (suhu kamar).
Adapun massa jenis jika zat mempunyai massa yang besar maka
kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar dan volume zat
juga berpengaruh. Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan
berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana
ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu
zat dapat mempengaruhi berat jenisnya. Aplikasinya berat jenis dapat
digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain
untuk menentukan kemurnian suatu zat, mengenal keadaan zat dan
untuk menunjukkan kepekatan larutan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada percobaan ini didapat hasil untuk penggunaan piknometer
larutan: Aqua dest dengan berat rata-rata pikno = 52,75, massa jenis
= 1,0308 gr/ml, dan bobot jenis = 1,0308. Oleum cocos dengan berat
rata-rata pikno = 38,75, massa jenis = 0,9272 gr/ml, dan bobot jenis =
0,8994. Alkohol dengan berat rata-rata pikno = 36,7, massa jenis =
0,8276 gr/ml, dan bobot jenis = 0,8028. Gliserin dengan berat pikno
rata-rata = 48,71, massa jenis = 1,2108 gr/ml, dan bobot jenis =
1,1746. Parafin dengan berat pikno rata-rata = 68,61, massa jenis =
68,0768 gr/ml, dan bobot jenis = 66,0426
B. SARAN
Diharapkan praktikan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Arisanty,dkk. 2015. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Poltekkes


Kemenkes: Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


RI: Jakarta.

Anisnuryasmine. 2009. Praktikum farmasi.


http://anisnuryasmine.blogspot.com/2009/09/praktikum-farmasi-semester-
3.html. Diakses pada tanggal 04-03-2018

Nurulpharmacy.2010.Penentuan kerapatan dan bobot jenis


http://nurulpharmacy08-jle108206.blogspot.com/2010/04/penentuan-
kerapatan-dan-bobot-jenis.html. Diakses pada tanggal 04-03-2018

rgmaisyah.2009.Bobot jenis dan rapat jenis


http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/.
Diakses pada tanggal 05-03-2018

yoggazta.2011.Laporan praktikum farmasi fisik.


http://yoggazta.blogspot.com/2011/03/laporan-praktikum-farmasi-fisik.html.
Diakses pada tanggal 05-03-2018
LAMPIRAN

PERHITUNGAN
1. Menghitung massa jenis dan bobot jenis menggunakan piknometer
a. Massa jenis = ( Berat pikno + sampel ) – Pikno kosong
Volume pikno
b. Bobot jenis = Mj sampel
Mj Air
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aqua Destilata

Berat pikno Berat pikno +


N0 Vol. Piknometer (ML)
kosong Sampel (gram)

1 Sampel 1 25 ML 26,98 52,76

2 Sampel 2 25 ML 26,98 52,75

3 Sampel 3 25 ML 26,98 52,74

Total 158,25

Rata rata 52,75

Massa jenis = 52,75 – 26,98 = 1,0308 gr/ml


25
Bobot jenis = 1,0308 = 1
1,0308
B. Oleum Cocos

Berat pikno Berat pikno +


N0 Vol. Piknometer (ML)
kosong Sampel (gram)

1 Sampel 1 25 ML 15,54 38,73

2 Sampel 2 25 ML 15,54 38,74

3 Sampel 3 25 ML 15,54 38,71

Total 116,18

Rata rata 38,72


Massa jenis = 38,72 – 15,54 = 0,9272 gr/ml
25
Bobot jenis = 0,9272 = 0,8994
1,0308
C. Alkohol

Berat pikno Berat pikno +


N0 Vol. Piknometer (ML)
kosong Sampel (gram)

1 Sampel 1 25 ML 15,01 35,69

2 Sampel 2 25 ML 15,01 35,72

3 Sampel 3 25 ML 15,01 35,69

Total 107,1

Rata rata 35,7

Massa jenis = 35,7 – 15,01 = 0,8276 gr/ml


25
Bobot jenis = 0,8276 = 0,8028
1,0308

D. Gliserin

Berat pikno Berat pikno +


N0 Vol. Piknometer (ML)
kosong Sampel (gram)

1 Sampel 1 25 ML 18,44 48,65

2 Sampel 2 25 ML 18,44 48,74

3 Sampel 3 25 ML 18,44 48, 74

Total 146,13

Rata rata 48,71

Massa jenis = 48,71 – 18,44 n= 1,2108 gr/ml


25
Bobot jenis = 1,2108 = 1,1746
1,0308
E. Parafin

Berat pikno Berat pikno +


N0 Vol. Piknometer (ML)
kosong Sampel (gram)

1 Sampel 1 50 ML 26,66 68,61

2 Sampel 2 50 ML 26,66 68,63

3 Sampel 3 50 ML 26,66 68,60

Total 205,84

Rata rata 68,61

Massa jenis = 68,61 – 26,66 = 68,0768 gr/ml


50
Bobot jenis = 68,0768 = 66,0426
1,0308

2. menghitung bobot jenis menggunakan Hidrometer


A. Aquadest
0,950
(0,02) atau (0,03)

1,000

=0,950 + (2x0,05) =1,000 - (3x0,05)


5 5
=0,950 + 0,02 atau =1,000 - 0,03
=0,970 =0,970
B. Gliserin
1,200

(0,04) atau (0,06)

1,300

=1,200 + (4 x0,1) =1,300 - (6x0,1)


10 atau 10
=1,200 + 0,04 =1,300 - 0,06
=1,240 =1,240

C. Oleum Cocos
0,850

(0,03) atau (0,02)

0,900

=0,850 + (3x0,05) =0,900 – (2x0,05)


5 5
=0,850 + 0,03 atau =0,900 – 0,02
=0,880 =0,880

D. Parafin
0,800
(0,02) atau (0,03)

0,850

=0,800 + (2x0,05) =0,850 – (3x0,05)


5 5
=0,800 + 0,02 atau =0,850 – 0,03
=0,820 =0,820
E. Alkohol

0,750
(0,02) atau (0,03)

0,800

=0,750 + (2x0,05) =0,800 – (3x0,05)


5 5
atau
=0,750 + 0,02 =0,800 – 0,03
=0,770 =0,770

Anda mungkin juga menyukai