Anda di halaman 1dari 23

BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan akan bobot jenis dan kerapatan suatu zat sangat

diperlukan dalam melakukan praktikum karena akan diaplikasikan pada

praktikum selanjutnya sebab pengidentifikasian suatu zat kimia dapat

diketahui berdasarkan sifat-sifat yang khas dari zat tersebut. Sifat-sifat

tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian yang luas. Salah satunya

ialah sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat ekstensif adalah sifat yang

tergantung dari ukuran sampel yang sedang diselidiki. Sedangkan sifat

intensif adalah sifat yang tidak tergantung dari ukuran sampel. Untuk

menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang benda

tersebut dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca analitik atau yang

lainnya.

Bobot jenis merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata

lain, kerapatan suatu zat tidak tergantung dari ukuran sampel. Kerapatan

merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa.

Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil

kerapatannya. Begitu juga sebaliknya, makin kecil volume dan massa

suatu senyawa, kerapatannya makin besar. Kebanyakan zat padat dan

cairan mengembang sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit bila

dipengaruhi penambahan tekanan eksternal.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 2

Kerapatan kebanyakan zat padat dan cairan hampir tidak bergantung

pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya kerapatan gas sangat

bergantung pada temperatur dan tekanan. Kerapatan gas diberikan pada

kondisi standar.Kerapatan gas sangat kecil bila dibandingkan dengan

kerapatan zat padat. Kerapatan dan bobot jenis dari tiap senyawa

berbeda-beda.

Beberapa zat kimia juga memiliki sifat-sifat khas yang

berbeda. Dari sifat inilah kita dapat mengidentifikasi zat kimia

tersebut.Sifat-sifat tersebut dapat dibagidalam beberapa bagian, salah

satunya yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifatekstensif adalah suatu

sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yangsedang

diselidiki.Massa dan volume merupakan contoh dari sifat ekstensif

ini.Sedangkan sifat intensif adalah suatu sifat yang tergantung pada

jumlah bahantersebut.Salah satu contoh dari sifat intensif yaitu kerapatan.

B. Tujuan Praktikum

1. Menentukan bobot jenis beberapa cairan.

2. Menentukan kerapatan padatan.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Batasan kerapatan adalah massa per satuan volume pada

temperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam

gram per sentimeter kubik (gram/cm3). Sifat ini merupakan salah satu sifat

fisika yang paling sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat

fisika yang paling definitive, dengan demikian dapat digunakan untuk

menentukan kemurnian suatu zat (Martin, 1993).

Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak termasuk

baik terbuka dan tertutup pori-pori dan merupakan property fundamental

dari suatu material, Kerapatan partikel jelas adalah ketika volume diukur

meliputi intrapartikel pori-pori dan kerapatan partikel yang efektif adalah

volume dilihat oleh fluida bergerak melewati partikel (Gibson, 2004).

Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa

dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan

rumus yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan

kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu

ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang

khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah, akan lebih

cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif (Martin, 1993).

Untuk menghitung nilai kerapatan suatu larutan, umumnya larutan itu

dibandingkan dengan air. Hal ini memudahkan untuk melihat apakah

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 4

suatu larutan akan bercampur atau tidak, karena dua larutan dengan

kerapatan yang sangat berbeda biasanya tidak dapat bercampur.

Terdapat pengecualian, dimana larutan ionik seperti larutan garam akan

larut dalam air karena keduanya bersifat polar. Minyak yang nonpolar

tidak dapat larut dalam air meskipun kerapatan keduanya tidak jauh

berbeda. Keduanya gagal dicampurkan lebih disebabkan oleh sifat

tersebut, dibandingkan dengan kerapatannya (Williams, 2003).

Bobot jenis adalah rasio bobot zat baku yang volumenya sama pada

suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis

menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu

zat baku. Dalam farmasi, Bobot jenis adalah faktor yang memungkinkan

pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi

volume dan sebaliknya. Bobot jenis juga digunakan untuk mengubah

pernyataan kekuatan dalam konsentrasi persen (Ansel, 2006).

Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe

piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain.

Pengukuran dan perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika dan

farmasi (Martin, 1993).

Alat sesuai dengan prinsip Archimedes adalah piknometer.

Piknometer dapat digunakan untuk mengukur bobot jenis zat semifluida.

Cara penggunaan piknometer sangat mudah. Piknometer diisi dengan zat

yang akan diukur beratnya dan ditutup dengan penutupnya. Penutupnya

ditekan ke bawah hingga sebagian cairan keluar melalui lubang

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 5

piknometer. Volume sisa dalam piknometer dikalibrasikan dengan berat,

ditimbang, kemudian dihitung perbedaannya (Bird, 1993).

B. Uraian Bahan

1. Parafin cair ( Ditjen POM, 1979 )

Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Lain : Parafin cair

Rumus molekul : CnH2n+2 ( CH4)

Pemerian :Cairan kental, transparan, tidak

berfluoresensi ; tidak berwarna ; hampir

tidak berbau ; hampir tidak mempunyai

rasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol ( 95 % ) P ; larut dalam kloroform

P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya

Kegunaan : Penggunaan Laksativum

2. Gliserin ( Ditjen POM, 1979 )

Nama Resmi : GLYCEROLUM

Nama Lain : Gliserin

Berat Molekul : 92,10

Rumus molekul : C3H8O3

Rumus struktur : CH2OH - CHOH - CH2OH

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 6

Pemerian : Cairan seperti sirop ; jernih tidak

berwarna ; tidak berbau ; manis diikuti

rasa hangat. Higroskopik. Jika disimpan

beberapa lama pada suhu rendah

dapat memadat membentuk massa

hablur tidak berwarna yang tidak

melebur hingga suhu mencapai lebih

kurang 20֩

Kelarutan : Kelarutan dapat campur dengan air,

dan dengan etanol ( 95 % ) ; praktis

tidak larut dalam kloroform P, dalam

eter P dan dalam minyak lemak

Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Zat tambahan

3. Alkohol ( Ditjen POM, 1979 )

Nama Resmi : AETHANOLIUM

Nama Lain : Alkohol

Rumus molekul : C2H6O

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak

berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak ; bau khas ; rasa

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 7

panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak

berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya ; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api

Kegunaan : Zat Tambahan

4. Aquadest (air suling) (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Rumus Struktur : H–O–H

Pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak

Berbau ; tidak mempunyai rasa

5. Asam Borat

Nama Resmi : ACIDUM BORICUM

Nama Lain : Asam Borat

Berat Molekul : 61,83

Rumus molekul : H3BO3

Rumus struktur :

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 8

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik

mengkilap tidak berwarna ; kasar ; tidak

berbau ; rasa agak asam dan pahit

kemudian manis

Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam

bagian air mendidih, dalam 16 bagian

etanol (95%) P dan dalam 5 bagian

gliserol P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Antiseptikum ekstern.

C. Prosedur Kerja

1. Menentukan kerapatan bulk

Timbang asam borat sebanyak 10 g, kemudian masukkan ke dalam

gelas ukur 50 ml, kemudian ukur volume zat padat, hitung kerapatan

bulk dengan menggunakan persamaan.

bobot zat padat


Kerapatan bulk =
Volume bulk

2. Menentukan kerapatan mampat

Timbang zat padat sebanyak 10 gram, masukkan kedalam gelas

ukur, kemudian ketuk sebanyak 100 kali ketukan, ukur volume yang

terbentuk, dan hitung kerapatan mampat dengan persamaan

bobot zat padat


Kerapatan mampat =
Volume mampat

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 9

3. Menentukan kerapatan sejati

Timbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya

(W1), lalu isi piknometer dengan zat padat kira – kira mengisi 2/3

bagian volumenya. Timbang piknometer berisi zat padat beserta

tutupnya (W3), kemudian isikan parafin cair perlahan – lahan ke dalam

piknometer berisi zat padat, kocok – kocok, dan isi sampai penuh

sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya, kemudian timbang

piknometer berisi zat padat dan parafin cair tersebut beserta tutupnya

(W4), dan bersihkan piknometer dan isi penuh dengan parafin cair

hingga tidak ada gelembung didalamnya, timbang piknometer berisi

penuh parafin cair dan tutupnya (W2), kemudian hitung kerapatan zat

menggunakan persamaan.

4. Menentukan bobot jenis cairan

Gunakan piknometer yang bersih dan kering, timbang piknometer

kosong (W1), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap

sampai kering dan ditimbang (W2), lalu buang air suling tersebut,

keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot

jenisnya pada suhu yang sama pada pengukuran air suling, dan

ditimbang (W3), kemudian hitung bobot jenis cairan menggunakan

persamaan.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 10

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat shaker,

gelas ukur 50 mL, piknometer 25 mL, timbangan Analitik.

2. Bahan Praktikum

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest,

gliserin, parafin cair, alcohol, minyak kelapa, asam sitrat.

B. Cara Kerja

1. Menentukan Kerapatan Bulk

Siapkan alat dan bahan kemudian timbang zat padat Asam borat

sebanyak 10 g dan masukkan ke dalam gelas ukur 50 mL, setelah itu

ukur volume zat padat, kemudian hitung kerapatan bulk.

Bobot zat padat (g)


Kerapatan Bulk =
Volume Bulk (mL)

2. Menentukan Kerapatan Mampat

Siapkan alat dan bahan kemudian timbang zat padat Asam borat

sebanyak 10 gram, masukkan zat padat asam borat kedalam gelas

ukur dan ketuk sebanyak 100 kali ketukan, setelah 100 kali ketukan

ukur volume yang terbentuk dan hitung kerapatan Mampat dengan

persamaannya.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 11

Bobot zat padat( g)


Kerapatan Mampat =
Volume Mampat (mL)

3. Menentukan Kerapatan Sejati

Siapakan alat dan bahan dan timbang Piknometer yang bersih dan

kering beserta tutupnya, isi piknometer dengan zat padat Asam borat

sekitar 1/3 bagian volumenya, lalu timbang piknometer berisi zat padat

asam borat beserta dengan tutupnya dan isikan paraffin cair perlahan-

lahan ke dalam piknometer berisi zat padat dan kocok sampai penuh

sehingga tidak ada gelembung udara didalamnya, kemudian timbang

lagi piknometer berisi zat padat asam borat dan parafin cair beserta

tutupnya, dan bersihkan piknometer dan isi penuh dengan parafin cair

hingga tidak ada gelembung di dalamnya, timbang piknometer berisi

penuh paraffin cair dan tutupnya, hitung kerapatan zat menggunakan

persamaan.

(M 3−M 1)
Kerapatan sejati =
( M 2−M 1 )−(M 4−M 1)

M1 = Massa piknometer kosong beserta tutupnya

M2 = Massa piknometer penuh zat cair beserta tutupnya

M3 = Massa piknometer berisi zat padat beserta tutupnya

M4 = Massa piknometer berisi zat padat dan dipenuhi air beserta

tutupnya

4. Menentukan Bobot Jenis cairan

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 12

Gunakan piknometer yang bersih dan kering, timbang piknometer

kosong lalu isi dengan air suling bagian luar piknometer dilap sampai

kering dan ditimbang, buang air suling tersebut, keringkan piknometer

lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang

sama pada saat pemipetan dan timbang, kemduain hitung bobot jenis

cairan menggunakan persamaan :

W 3−W 1
Dt =
W 2−W 1

Dt = bobot jenis pada suhu t

W1 = Bobot piknometer kosong

W2 = Bobot piknometer + air suling

W3 = Bobot piknometer + cairan

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Kelompok 1 2 3 4

0,774 0, 718 0,769 0,769


Kerapatan bulk
gr/mL gr/mL gr/mL gr/mL

Kerapatan 0,838 0,773 0,833 0,833gr/

mampat gr/mL gr/mL gr/mL mL

1,726 1,447 101,1 1,709


Kerapatan sejati
gr/mL gr/mL gr/mL gr/mL

0,909 0,841 1,298 0,793


Berat jenis cairan
gr/mL gr/mL gr/mL gr/mL

Kelompok 1

1. Kerapatan Bulk
Bobotzat (g) 10,06 g

Volume bulk (mL) 13 Ml

Kerapatan bulk (g/mL) 0,774 g/Ml

Bobot zat (g) 10 ,06 g


Kerapatan Bulk = = = 0,774 g/mL
Volume bulk (ml) 13 mL

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 14

2. Kerpatan Mampat
Bobotzat (g) 10,06 g

Volume bulk (mL) 12 mL

Kerapatan bulk (g/mL) 0,838333 g/mL

Bobot zat (g) 10 ,06 g


Kerapatan Bulk = = = 0,838333 g/mL
Volume mampat (ml) 12 mL

3. Kerapatan Sejati
Bobot piknometer kosong (g) M1 = 19,24

Bobot pikno + zat cair (g) M2 = 41,41

Bobot pikno + zat padat (g) M3 = 29,17

Bobot jeni szat padat + cair (g/ml) M4 = 45,59

m3−m1
Kerapatan sejati =
( m2−m1 )−(m 4−m 3)

29 , 17−19 , 24
=
( 41 , 41−19 , 24 )−(45 , 59−29 , 17)

10 , 47
=
( 22 ,17 )−(16 , 42)

10 , 47
=
5.75

= 1,8208695 g/Ml

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 15

4. Bobot jenis
Bobot piknometer kosong (g) W1 = 15,16 g

Bobot pikno + Air (g) W2 = 40,64 g

Bobot pikno + zat cair (g) W3 = 38,33 g

w 3−w 1 38 , 33−15 , 16 23 ,17


Dt = = = = 0,90934 g/mL
w 2−w 1 40 , 64−15 ,16 25 , 48

Kelompok 2

1. Perhitungan Kerapatan bulk

bobot zat padat (g)


Kerapatan bulk =
volume bulk( mL)

10 ,05 g
= = 0,7178571423 = 0,718 g /mL
14 mL

bobot zat padat ( g)


2. Kerapatan mampat =
volume mampat(mL)

10 ,05
= = 0,773076923 g/ mL
13 mL

(m3−m1)
3. Kerapatan sejati = Ppadatan =
( m2−m1 )−(m 4−m 3)

(40 , 65−14 , 65)


=
( 27 , 42−14 ,65 )−(35 , 45−40 , 65)

26
=
( 12, 77 )−(−5 , 2)

26
= = 1,446855871
17 , 97

4. Bobot jenis

w 3−w 1
Dt =
w 2−w 1

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 16

43 , 88−23 ,04
=
43 , 81−23 ,04

20 , 84
= = 0, 241340331 gr/mL
24 , 77

Kelompok 3

1. Perhitungan kerapat bulk

bobot zat padat (g)


Kerapat bulk =
volume bulk( mL)

10 g
= = 0,769230769
13 mL

2. Perhitungan kerapatan mampat

bobot zat padat ( g)


Kerapatan mampat =
volume mampat(mL)

10 mL
= = 0,833333333 mL
12 mL

3. Kerapatan sejati

(m3−m1)
Ppadatan =
( m2−m1 )−(m 4−m 3)

(53 , 43−28 , 8)
=
( 28 ,13−28 , 85 )−(53 , 91−53 , 43)

24 ,28
=
0 ,72−0 , 48

24 , 28
= = 101,16666667 = 101,1 mL
0 ,24

4. Perhitungan Bobot jenis

w 3−w 1
Dt =
w 2−w 1

53 , 13−22 , 81
=
47 , 09−22 ,81

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 17

30 , 32
= = 1,24764415 gr/mL
24 , 28

Kelompok 4

Bobot zat (g) 10 g


1. Kerapatan Bulk = = = 0,769 g/mL
Volume bulk (ml) 13 mL

Bobot zat (g) 10 g


2. Kerapatan mampat = = = 0,833 g/mL
Volume mampat (ml) 12mL

w 3−w 1 38 , 45−17 , 93 20 ,25


3. bobotjenis = Dt = = = =
w 2−w 1 43 , 44−17 , 93 25 ,51

0,793g/mL

B. Pembahasan
Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan

volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan

volume dari partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis, pori-

pori dalam dan ruang-ruang kapiler.

Untuk mudahnya, bisa didefinisikan tiga tipe kerapatan

a. Kerapatan Sebenarnya, dari bahan itu sendiri tidak termasuk rongga-

rongga dan pori-pori didalam partikel yang lebih besar dari dimensi

molecular atau dimensi atomis dalam kisi-kisi Kristal.

b. Kerapatan granul, seperti ditentukan oleh perpindahan tempat dari air

raksa, yang tidak mempernetrasi pada tekanan biasa kedalam pori-pori

yang lebih kecil dari sekitar 10 nm,

c. Kerapatan bulk, seperti ditentukan dari volume bulk dan berat suatu

serbuk kering dalam sebuah gelas ukur.

Menurut farmakope Indonesia edisi III berat jenis adalah bobot

dalam gram/ml cairan yang ditimbang diudara pada suhu 20°C kecuali

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 18

dinyatakan lain. Menurut farmakope Indonesia edisi IV berat jenis adalah

hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam

piknometer kecuali dinyatakan lain dalam monografi keduanya ditetapkan

pada suhu 20°C.

Untuk melakukan percobaan penetapan bobot jenis, piknometer

dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas untuk

mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi.Pembilasan dilakukan

untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian

meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga

dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang

akhirnya juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel.Jadi sisa-sisa yang

tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada di luar, maupun

yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Setelah piknometer dibersihkan,

piknometer kemudian dikeringkan.Setelah kering piknometer ditimbang

pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang

kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest,

sebagai pembanding nantinya dengan sampel yang lain.

Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini yaitu untuk

Kerapatan sejati yaitu 1,8208695g/ml, Kerapatan mampatyaitu

0,838333 g/ml, Kerapatan bulk yaitu 0,774 g/ml dan Bobot jenis zat cair

yaitu 0,90934g / ml. Faktor kesalahan pada praktikum ini yaitu kurang

telitinya para praktikan sehingga pada saat menimbang dan menghitung

hasil timbangan terjadi kesalahan seperti berkurangnya zat cair atau padat

karena kecerobahan saat praktikum.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 19

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun hasil yang diperoleh pada saat praktikum bobot jenis dan

kerapatan yaitu:

1. Kerapatan sejati yaitu 1,8208695g/ml.

2. Kerapatan mampat yaitu 0,838333 g/ml

3. Kerapatan bulk yaitu 0,774 g/ml

4. Bobot jenis zat cair yaitu 0,90934g / ml.

B. Saran

Sebaiknya pada saat paktikum praktikan lebih teliti dalam

menimbang agar tidak terjadi faktor kesalahan.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

DAFTAR PUSTAKA

Ansel. C. Howard, 2006. Kalkulasi Farma setik. Penerbit Buku Kedokteran


EGC : Jakarta
Bird, T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas, PT Gramedi : Jakarta.
Ditjen POM.1979.”Farmakope Indonesia EdisI III” : Jakarta.

Gibson, M. 2004. “Pharmaceutical preformulation and formulation”. CRC


press. USA.

Martin A. M. 1993. “Physical Pharmacy” Dasar-dasar farmasi fisika dalam


ilmu farmaseutika. Diterjemahkan oleh Yoshita, Edisi III jilid 2.
Penerbit UI, Jakarta
Williams, L.D. 2003. Chemistry Demystified. McGraw Hll. New York.

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 21

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Kerapatan Bulk

Timbang 10 gr asam borat

(Masukkan kedalam gelas ukur 50 mL)

Ukur Volume asam borat

Hitung kerapatan Bulk

2. Kerapatan Mampat

Timbang 10 gr asam borat

(Masukkan kedalam gelas ukur 50 mL)

Ketuk sebanyak 100 kali ketukan

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 22

Ukur volume yang terbentuk

Hitung kerpatan mampat

3. Kerapatan Sejati

Ditimbang piknometer kosong beserta tutupnya

Isi dengan 2/3 bagian volume dengan zat pada asam borat

(Kemudian Timbang)

Isi piknometer dengan paraffin cair hingga penuh

(Kemudian timbang)

Bersihkan Piknometer hingga kering

Isi dengan paraffin cair hingga penu

(Kemudian timbang)

Hitung kerapatan sejati

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 23

4. Bobot Jenis Cairan

Timbang piknometer kosong beserta tutupnya

Isi dengan aquadest hingga penuh

(Kemudian timbang)

Bersihkan Piknometer hingga kering

Isi dengan paraffin cair hingga penuh

(Kemudian timbang)

Hitung bobot jenis cairan

ANDI SHARFINA ARYATNA IKNA ALMAWADDAH RAHMA A.M.O


15020160135

Anda mungkin juga menyukai