Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA FARMASI


PERCOBAAN 1
“PENENTUAN MASSA DAN JENIS BOBOT”

DOSEN PEMBIMBING :
Dian Kartikasari, M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

Kelompok 1D
Kelas 1 c
1. Laura Aprilin Pandiangan ( 2391194 )
2. Lira Maharani ( 2391196 )
3. Maria Magdalena Hunyaang ( 2391196 )
4. Miko Agus Aditya ( 2391197 )
5. Muhammad Teguh ( 2391198 )
6. Muhammad Sidik ( 2391199 )

PROGRAM STUDI D-III


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
2024
A. Tujuan
1. Menentuan massa jenis zat
2. Menentukan bobot jenis zat

B. Dasar Teori
Massa jenis suatu zat didefinisikan sebagai massa zat tersebut persatuan volume,sedangkan bobot
jenis merupakan perbandingan bobot zat tersebut terhadap air volume sama yang ditimbang di udara
pada suhu yang sama (biasanya 25○ C).
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volume nya sama pada suhu
yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot
jenis. Sedangkan massa jenis adalah perbandingan antara bobot jenis suatu zat dengan bobot jenis
air pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai 25○ /25○, 25○/4○, 4○/4○). Untuk bidang farmasi
biasanya 25○/25○.
Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air zat yang memiliki bobot
jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan
beberapa angka dibelakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Pada
umumnya, dua angka dibelakang koma sudah mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk
senyawa khusus dapat ditemukan united states pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain.
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu ;
a. Bobot jenis sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbukadan tertutup.
b. Bobot jenis nyata
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka,tetapi termasuk pori yang
tertutup.
c. Bobot jenis efektif
Massa partikel dibagi volume partikel termasuk pori yang tebuka dan tertutup.
Pengukuran massa jenis dan bobot jenis dapat dilakukan menggunakan beberapa cara antara lain :
1. Pinkometer, suatu alat yang terbuat dari kaca yang bentuknya mirip erlenmeyer kecil dengan
kapasitas tertentu.
2. Hidrometer, berupa pipa kaca yang ujung nya tertutup dan bagian bawahnya tertutup pemberat
pada bagian bawah. Bila alat ini dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa maka angka yang
terbaca menunjukkan bobot jenis nya.
3. Mohr Wesphal Balance, alat ini hampir sama dengan neraca, lengan kiri berisi tabung kaca
pemberat sehingga bila dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa akan tenggelam, selanjutnya
lengan sebelah kanan berisi pemberat yang dapat ditambah dan dikurangi. Jumlah pemberat yang
berada dalam kesetimbangan dengan gaya tolak cairan yang dipindahkan sejumlah volume tabung
tersebut. Prinsip penentuan alat ini sebernarnya berdasarkan prinsip archimedes, yaitu bila benda
dicelupkan dalam air maka benda tersebut akan mendapat perlawanan (gaya keatas) sebesar jumlah
air yang dipindahkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah:
a. Temperatur
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga
mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat
menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenis nya.
b. Massa Zat
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
c. Volume Zat
Jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu
sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat
mempengaruhi bobot jenisnya.
d. Kekentalan/Viskositas
Viskositas berbanding lurus dengan bobot jenis. Jadi semakin besar viskositas suatu zat maka semakin
besar pula berat jenisnya.

C. Monografi Bahan
1. Aquadest ( Aqua Destillata ) → FI edisi III hal 96
RM/BM : H20/18,02
Pemerian : Cairan jernih tidak bewarna tidak berbau tidak mempunyai rasa
Kelarutan :-
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat/ kegunaan : Zat tambahan
2. Gliserin ( Gliserol ) → FI edisi III hal 271-272
RM/BM : C3H8O3/ 92,10
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih tidak bewarna, tidak berbau, manis diikuti
rasa hangat,higroskopik. Jika disimpan lama pada suhu rendah
dapat memadat membentuk massa hablur tidak bewarna yang tidak
melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol ( 95 % ) p, praktis tidak
larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam minyak lemak.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat/ kegunaan : Zat tambahan
3. Etanol ( Alkohol ) → FI edisi III hal 65
RM/BM : C2H6O/-
Pemerian : Cairan tidak bewarna, jernih tidak menguap dan mudah bergerak, bau
khas rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru
yang tidak berasap .
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam kloroform p dan dalam eter
p,
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya , ditempat sejuk
jauh dari nyala api
Khasiat/ kegunaan : Zat tambahan
4. Paraffin cair ( Paraffinum Liquidum ) → FI edisi III hal 474-475
RM/BM : -
Pemerian : Cairan kental, transparan

Anda mungkin juga menyukai