Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN FARMASI FISIK

PERCOBAAN I
PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

Di susun oleh:
Nama : Elsa Fitria Ardianti
Npm : : 1622003891
Kelompok praktikum : B
Golongan praktikum : 2
Dosen pengampu : Nur Cholis
Asisten praktikum : Amanda Kusumaning A. dan Jihan Fatin A.
Tanggal pelaksanaan : 20 Februari 2023

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2022 / 2023
A. Tanggal dan tempat pelaksanaan
Praktikum kelarutan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 20 Februari 2023 di
Laboratorium Seteril Universitas Pekalongan.
B. Tujuan
Menentukan kerapatan dan bobot jenis cairan dan padatan

C. Dasar Teori
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhuyang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting untuk
membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa per satuan
volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya,satu mililiter raksa berbobot
13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jikakerapatan dinyatakan
sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilanganabstrak.
Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap sebagian
besarperhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai
perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25 , artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot
volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81 , artinya bobot jenis
alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara. (Ansel,2016)
Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada
air.Zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air.Bobot
jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di belakang koma sebanyak
akurasiyang diperlukan pada penentuannya. Pada umumnya, dua angka di belakang
koma sudahmencukupi. Bobot jenis dapat dihitung, atau untuk senyawa khusus dapat
ditemukan dalam UnitedStates Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain. (Ansel,
2016)
Bobot jenis suatu zat dapatdihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya,
melalui persamaan berikut (Ansel, 2016)
Dalam persamaan ini, penting untuk menggunakan satuan bobot yang sama
untuk pembilang danpenyebut, umumnya gram, sehingga satuan akan hilang dan
hasilnya akan berupa bilangan abstrak. Selain itu, penting disadari bahwa karena 1 mL air
dianggap berbobot 1 g, maka “bobot sejumlah volume air yang setara” pada penyebut adalah angka
numerik yang sama dalam mililiter dan gram. Dengan demikian , jika 25 ml suatu zat berbobot 30
g, maka “volume air yang setara” (25 mL) berbobot 25 g dan bobot jenis zat ini dapat
dihitung sebagai (Ansel, 2016) Dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, bobot
volumenya atau volume bobotnya dapat ditentukandengan menggunakan persamaan
diatas. Misalnya, jika suatu zat mempunyai bobot jenis 0,80 ,maka bobot dari 200
mL dapat dihitung sebagai (Ansel, 2016) Jika suatu zat memiliki bobot jenis 1,20 ,
volume 100 g dapat dihitung sebagai: (Ansel, 2016)120
Karena air merupakan zat baku dalam perhitungan boboott jenis dan 1 mL air
dianggap berbobot 1g, persamaan berikut ini dapat digunakan untuk menghitung
volume dan bobot (Ansel, 2016) :
  Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur tertentu.
Sifat ini merupakansalah satu sifat fisika yang paling sederhana dan sekaligus
merupakan salah satu sifat fisika yangpaling definitive, dengan demikian dapat
digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat (Martin,2013).
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
bobot molekul suatukomponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik “pemadatan” (“PackingCharacteristic”). Dalam sistem matriks kerapatan diukur
dengan gram/milimeter (untuk cairan) atau gram/cm2 (Martin, 2013).
Kerapatan dan berat jenis Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran
pengukuran ini apabilamengadakan perubahan antara massa dan volume. Kerapatan
adalah turunan besaran karenamenyangkut satuan massa dan volume. Batasannya
adalah massa per satuan volume padatemperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan
dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik(gram/cm3) (Martin, 2013).
Berbeda dengan kerapatan, berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi,
yang dapat diubahmenjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat
jenis didefinisikan sebagaiperbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan
air, harga kedua zat itu ditentukan padatemperatur yang sama, jika tidak dengan cara
lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat daridefinisinya, sangat lemah, akan lebih
cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif (Martin,2013).
Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai
perbandingan massa darisuatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama
pada suhu 4oC atau temperatur lain yangtertentu. Notasi berikut sering ditemukan
dalam pembacaan berat jenis: 25oC/25oC, 25oC/4oC, dan4oC/4oC.
Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara di mana zat ditimbang;
angka dibawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku
farmasi resmimenggunakan patokan 25oC /25oC untuk menyatakan berat jenis
(Martin, 2013).
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer,
neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan perhitungan
didiskusikan di buku kimiadasar, fisika dan farmasi (Agoes, 2016).Rapatan diperoleh
dengan membagi massa suatu obyek dengan volumenya. (jones, 2018)
Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang
diselidiki disebut sifatekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat
ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Rapatan
yang merupakan perbandingan antara massa danvolume, adalah sifat intensif. Sifat-
sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena
tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti. (Rachman,2013)
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu
(Lachman, 1994) :
1. Bobot jenis sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka,
tetapi termasuk pori yang tertutup.
3.Bobot jenis efektif
Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titikdidih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif
merupakan besaran spesifik zat. Besaran inidapat digunakan untuk
pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu
dansediaan farmasi. (Lachman, 2014)
Metode penentuan untuk zat cairan (Ansel ; 466) :
a.  Metode Piknometer.
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer
akan bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan
bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar
isi ruang 30 ml.
b. Metode Neraca Hidrostatik.
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume
cairan yang terdesak.

c. Metode Neraca Mohr-Westphal.


Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang
ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan.
Keuntungan penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah
penggunan waktu yang singkat dan mudah dlaksanakan.
d. Metode areometer.
Penentuan kerapatan dengan areometer berskala (timbangan benam,
sumbu) didasarkan pada pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas
tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua ujung ditutup dengan
pelelehan.

D. Monografi Bahan
1. Aqudes ( Farmakope Indonesia edisi III, 96)
Nama resmi           : Aqua Destilata
Nama lain              : Aquadest, air suling
RM                        : H2O
Bobot jenis            : 0,997 g/ml (25°C) 8
Pemerian               : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa
Penyimpanan         : Dalam wadah terutup baik
Kegunaan              : Sebagai larutan uji, sebagai pelarut

2. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III,65 )


Nama resmi ; Aethanolum
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
RM : C2H6O
Bobot jenis : 0,8119
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter  P 
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya, ditempat
sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh kuman.

3. Virgin Coconut oil (Handbook of  Pharmaceutical Excipient Edisi 6, Hal 184)
Nama lain : Refined coconut oil,copta oil, coconut butter
Pemerian : Kuning pucat,tidak berbau atau berbau lemah,rasa khas,
memadat pada suhu 0°C, dan mempunyai kekentalan rendah walapun pada suhu
mendekati suhu beku
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol(95%)
klorofom, dan dalam eter P
PH larutan : 5-8
Titik didih : >450°C
Titik leleh : 21°C – 25°C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,tempat sejuk dan terhindar dari
cahaya matahari

4. Serbuk ZN okisde (Farmakope Indonesia edisi III, 636)


Nama resmi : zinci Oxydum
Nama lain : Sengoksida
Pemerian : serbuk amorf,sangat halus putih atau putih kekuningan,tidak
berbau,tidak berasa,lambat laun menyerap karbon dioksida dari udara
Kelarutan : Praktis tidak larut daalam air dan dalam etanol (95%) larut
dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
RM : ZNO
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Antiseptikum local.
5. Serbuk ZN Oksid ekstrak

E. Alat dan Bahan


No. Alat Bahan
1. Piknometer Aquadest
Etanol
Virgin coconut Oil
Serbuk Zn Okside
Serbuk Zn Okside ekstrak

F. Cara Kerja
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan

1. Ditimbang piknometer beserta tutupnya yang


bersih dan kering dengan seksama (p gram)

2. Diisi piknometer dengan air hingga penuh,


lalu direndam air es hingga suhunya
berkurang 2°C dari suhu percobaan

3. Ditutup piknometer, pipa kapiler dibiarkan


terbuka, suhu dinaikka hingga kembali ke
suhu percobaan. Mestinya sebagian air
tumpah terjadi pemuaian. Lalu pipa kapiler
ditutup.

4. Dibersihkan air yang menempel. Timbang


piknometer beserta isinya (p+a gram)

5. Dilihat tabel (merck index) densitas air pada


suhu percobaan

6. Dihitung massa air dalam piknometer (p+a-


p=a gram). Volume piknometer pada suhu
percobaan adalah massa air dibagi densitas
pada suhu percobaan (da)
B. Penentuan kerapatan air

Dilakukan seperti pada prosedur penentuan volume


piknometer. Kerapatan cairan dihitung dari massa
cairan dari piknometer dibagi dengan volume
piknometer.

C. Penentuan zat padat yang kerapatannya lebih besar dari pada air

1. Ditimbang pikno kosong, tambahkan serbuk dalam pikno


dan timbang kembali

2. Diisi piknometer sampai penuh dengan air, lalu rendam


didlam es sampai suhu -2°C suhu kamar

3. Dimasukkan piknometer isi dengan air hingga penuh,


maka sekarang padatan tersebut akan tenggelam bersama
kelereng.

4. Diisi piknometer sampai penuh dengan air, lalu rendam


didlam es sampai suhu -2°C suhu kamar

5. Ditutup piknometer, pipa kapiler dibiarkan terbuka, suhu


dinaikka hingga kembali ke suhu percobaan. Mestinya
sebagian air tumpah terjadi pemuaian. Lalu pipa kapiler
ditutup.

6. Dibersihkan air yang menempel. Timbang piknometer


beserta isinya (p+a+s+k gram)

7. Dihitung berat air yang ditumpahkan oleh kelereng dan


padatan tersebut.

8. Dihitung densitas padatan.


D. Cara analisis

1. Dihitung volume piknometer pada suhu percobaan


menggunakan air

2. Ditentukan kerapatan etanol, virgin oil dan zinc oxid

Anda mungkin juga menyukai