Anda di halaman 1dari 13

Topik 3

PENENTUAN KADAR ETANOL DENGAN CARA DESTILASI

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip – prinsip destilasi dan kegunaan
nya
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar etanol dalam minuman

B. Teori

B1.1 Definisi

Destilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas


sebagai pemisah. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang
cukup mudah menguapA ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase
uap, dan hal ini merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi
dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair,
maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan

B1.2 Macam Macam sediaan yang bisa di lakukan secara destilasi

Sedian farmasi dilihat secara umum terbagi atas 3 bentuk, yaitu :

1. sedian cair

2. sedian padat

3. sedian semi padat

Diantara ketiga sedian tersebut, sedian cair termasuk yang paling banyak, beredar
seperti

bentuk potio, eliksis, emulsi dan suspensi. Pelarut yang digunakan pada sedian cair
ini selain
aqua juga berupa pelarut organik seperti : alcohol, gliserin, dan sebagainya. Kadar
alcohol

atau etanol yang terdapat dalam suatu sedian berbeda satu sama lainnya tergantung
dari tujuan

pemakaian dan jenis sedian yang akan dibuat.

Selain itu banyak juga jenis minuman yang mengandung akohol seperti beer,
pengawasan

terhadap jenis minuman yang beralkohol ini oleh pemerintah sangat ketat sekali
dimana kadar

etanol yang terdapat pada minuman dibatasi pada kadar tertentu.

Untuk mengetahui kadar etanol yang dikandung oleh sedian farmasi ataupun oleh

minuman dapat dilakukan secara kuantitatifdari komponen lainnya, salah satu cara
yang

dilakukan adalah dengan destilasi atu penyulingan.

B1.3 faktor yang mempengaruhi proses destilasi

1. Jenis bahan yang di destilasi


Jika bahan yang digunakan tidak menggunakan bahan yang mengandung alcohol
atau bahan yang mengandung padatan yang terjadi tidak ada proses penguapan
dan destilasi yang terjadi sehingga bahan melekat pada tabung destilator

2. Temperature
Temperature yang digunakan pada proses destilasi dilakukan pada suhu 70-80◦ c
jika diatas suhu tsb yang menguap adalah air bukan alcohol,karna titik didih air
adalah 100◦ c

C. Monografi Bahan
1. Etanol : Farmakope Belanda ed VI hal 537
Pemeriaan :
cairan mudah menguap,jernih,tidak berwarna,bauk has,dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah,mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78 ◦c mudah terbakar

Kelarutan :
bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organic

penyimpanan:
Wadah tertutup baik dan rapat

2. Aquadest (FI III hal 96)


Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
memiliki rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

D. Alat dan Bahan


 Alat
1. labu didih
2. thermometer
3. adaptor
4. labu destilasi
5. batu didih
6. selang karet
7. piknometer
 Bahan
1. Minuman alcohol
2. Aquadest
E. Prosedur
1. Pasang alat destilasi
2. Pipet 25 ml cairan yang akan diuji, masukan kedalam labu suling yang
cocok, catat
suhu pada saat pemipetan, tambahkan air suling volume yang sama, untuk
mencegah
terjadinya buih dapat dimasukan beberapa tetes asam sulfat pekat,
tambahkan juga
beberapa butir batu didih.
3. Sambungkan labu tersebut dengan alat destilasi, aliri kondensor dengan
air, panaskan
labu didih dengan api secukupnya sehingga cairan tersuling dengan
kecepatan 4-5 ml
per menit.
4. Tampung destilat sebanyak 23 ml, atur suhu destilat sehingga sama
dengan suhu pada
saat pemipetan, tambahkan air suling sampai volume sama dengan volume
25 ml,
campur dan kocok, cairan harus jernih.
5. Tentukan bobot cairan dengan piknometer.
6. Timbang piknometer kosong (W0), lalu isi dengan air suling, dan
timbang lagi (W1).
7. Buang air suling tersebut, lalu isi dengan destilat dan timbang (W2),
tentukan bobot
destilat dengan rumus :
8. Tentukan kadar etanol dengan menggunakan tabel daftar bobot jenis dan
kadar etanol
dari Farmakope Indonesia (Edisi III Then 1979)

F. Hasil Percobaan

Nama sampel : anggur merah orang tua

Kadar alcohol pada label : 14,7%


W0 : Bobot pikonometer kosong = 14,38 g

W1 : Bobot air + Piknometer = 44,23 g

W2 : Bobot alcohol + Piknometer = 44,58 g

Suhu tetesan awal = 82◦ c

Suhu tetesan akhir = 84◦ c

P(etanol) = w2 – w0 - / w1 – w0

= 44,58g – 19,18g

= 44,23g – 19,18g

= 25,4g

24,5g

= 0,9960g/cm

- Kadar etanol berdasarkan table alkoholimetri (farmakope Indonesia ed VI


hal 2277)

BJ b/b % V/V
0,9970 1,5g
0,9960 X
0,9956 2,3g

- 0,9970 – 0,9960 = 0,001


- 0,9970 – 0,9956 =0.0014
- 2,39 – 1,5g = 0,8

% Etanol B/B 25◦c = 1,5g + ( 0,001/ 0,0014 x 0,8)


= 1,5g + 0,571

= 2,161% b/b

- Pembahasan

Pada percobaan yang telah kami lakukan diidentifikasi hasil destilasi nya jelek
kadar nya sangat kurang/ dibawah 10% kadar alcohol pada minuman anggur
merah orang tua adalah 14,7% dan hasil percobaan yang dilKUKn di dapati kadar
alcohol pada minuman anggur merah orang tua 2,161%

- Daftar Pustaka
Farmakope Indonesia Edisi III. (1979). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
TOPIK 8

PENETAPAN VISKOSITAS CAIRAN DENGAN VISKOSIMETER


BROOKFIELD

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memehami sifat rheologi dari zat uji & faktor –
faktor yang mempengaruhi viskositas
2. Mahasiswa dapat menenntukan penggolongan zat uji menurut hukum
aliran newton

B. Teori

B1.1 Definisi

Viskositas merupakan ukuran tahanan cairan untuk mengalir. Setiap zat cair
dan semisolid memiliki karakter yang unik terkait viskositas dan sifat alirnya.
Pengukuran viskositas penting untuk menganalisis bermacam formulasi
sediaan seperti emulsi, suspensi, pasta, dan krim. Formula sediaan dibuat
dengan viskositas tertentu agar diperoleh produk yang stabil secara fisik dan
kimia, serta dapat diterima oleh pengguna.

Berdasarkan tipe alirannya, cairan atau bahan mengalir dapat dibagi menjadi
cairan Newtonian dan cairan Non Newtonian. Cairan Newtonian memiliki
viskositas yang konstan ketika diberi tekanan atau diubah kecepatan alirnya.
Viskositas dari cairan newtonian ini sebanding/proporsional jika tekanan geser
(shear stress) dan kecepatan geser (shear rate) diplot dalam grafik. Dalam
hukum Newton, secara sederhana dirumuskan :

B1.2 faktor faktor yang mempengaruhi viskositas


a. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya


energi kinetik molekul. Pada umumnya tegangan permukaan zat cair berkurang
dengan adanya kenaikan suhu.

b. Zat Terlarut

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan


permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
berada di permukaan cairan membentuk lapisan monomolekuler, maka akan
menurunkan tegangan permukaan zat tersebut.

c. Surfaktan

Surfaktan adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung


untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.

d. Jenis Cairan

Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antar molekul yang besar, maka
tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya jika gaya tarik antar
molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.

e. Konsentrasi Zat Terlarut

Konsentrasi zat terlarut (solute) berpengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk


tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Solute yang
ditambahkan ke dalam larutan akan menurunkan tegangan permukaan,
karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada di dalam
larutan.

C. alat dan bahan


 Alat
1. Viskometer digital Brookfield model DV-E
2. Beaker glass 100 mL, 250 mL, dan 500 mL
3. Stopwatch
 Bahan
1. Sirup kental

D. Cara kerja

1. Nyalakan tombol POWER pada alat, pasang spindle dan setting kecepatan
putarannya

(Lihat Standar Prosedur Operasional)

2. Siapkan salah satu jenis zat uji; 1. sirup kental ± 800 mL (spindle no.61); 2.
Gliserin ±500

mL (spindle no.62 atau no.63); 3. Saus tomat ±500 mL (spindle no.64)

3. Setelah alat disetting dan spindle terpasang, celupkan spindle ke dalam zat
uji hingga tanda

batas

4. Tentukan besarnya viskositas zat seiring dengan perubahan kecepatan


spindle

5. Tentukan pula besarnya viskositas zat tersebut seiring perubahan waktu


(tiap 5 menit

selama kurang lebih 30 menit)

6. Tentukan besarnya viskositas dengan beberapa variasi suhu (30℃, 40 ℃,


50℃). Gunakan

waterbath untuk mengatur suhu zat uji dan ukur pada 4 kecepatan spindle

E. Hasil Percobaan
1. Pengaruh kecepatan rotasi spindle terhadap viskositas cairan
- Cairan uji : sirup kental
- No. spindle : 61

No Rpm Viskositaszat
(Cp)
1 2,5 334

2 3 324

3 4 318

4 5 310

5 10 301,7

6 20 296,3

2. Pengaruh lama nya pengadukan terhadap viskositas cairan

No No Rpm Waktu Viskositas zat


spindle (menit) (cP)
1 61 10 0 301,7

2 61 10 5 302,3

3 61 10 10 302,3

4 61 10 15 302,9

5 61 10 20 302,3

6 61 10 25 301,7

7 61 10 30 303,5
3. Pengaruh temperature terhadap viskositas cairan

No No Rpm Temperature Viskositas


spindle

1 61 10 35 128,4

2 61 10 40 100,2

3 61 10 50 57,0

4 61 10 60 39,00

F. Grafik
Grafik A

Series 1
340
330
320
310
300
290
280
270Grafik B
2.5 3 4 5 10 20
Series 1
Series 1
304
303.5
303
302.5
302
301.5
301
300.5
0 5 10 15 20 25 30

Series 1
Grafik C

Series 1
140

120

100

80

60

40

20

0
35 40 50 60

Series 1

g. pembahasan

pada grafik diatas nilai viskositas berubah karna di pengaruhi oleh kecepatan
(rpm),lama waktu pengadukan,dan suhu sample cairan,sample sirup kental
termasuk system non Newtonian,jika cairan tersebut,non Newtonian/pseudoplastis
yaitu saat dilakukan pengadukan akan semakin encer/semakin kecil viskositas nya
grafik yang diketahui sesuai dengan yang sudsh dilakukan dengan hasil grafik
sesuai standar

h. daftar Pustaka
Farmakope Indonesia Edisi III. (1979). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai