Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

DESTILASI ALKOHOL PADA MINUMAN DAN TAPE

Tugas Mata Kuliah Praktikum Dasar Pemisahan Analitik

Dosen Pengampu : Dr. Yusrin, M.Pd.

Disusun oleh :

Navisa Elmi Tianingsih (B2C017001)

Falah Nabila (B2C017006)

Nur Faridatus So’imah (B2C017030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya laporan praktikum yang berjudul “Destilasi Alkohol Pada Minuman dan Tape”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan praktikum ini dan berbagai sumber yang
telah penulis pakai sebagai data dan fakta. Kami mengakui bahwa kami sebagai
manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal, tidak dapat
menyelesaikan sesuatu dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan
praktikum ini yang telah kami selesaikan. Maka dari itu kami akan menerima semua
kritik dan saran yang dapat memperbaiki laporan praktikum kami di masa datang.

Kami berharap banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari laporan
praktikum ini. Pengetahuan mengenai Destilasi Alkohol Pada Minuman dan Tape
ini juga diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk mempelajari ilmu sains
dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari ditinjau dari kegunaannya
bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Tanggal Praktikum ................................................................................ 1

1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................. 1

1.3 Dasar Teori ............................................................................................. 1

BAB II. ISI ..............................................................................................................3

2.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 3

2.2 Prosedur Kerja ....................................................................................... 4

2.3 Data Pengamatan dan perhitungan ...................................................... 5

2.4 Pembahasan ........................................................................................... 7

BAB III. PENUTUP .............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10

3.2 Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

LAMPIRAN ..........................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2018


1.2 Tujuan Praktikum :
- Mahasiswa dapat memahami cara destilasi sederhana.
- Mahasiswa dapat memahami cara menghitung kadar alkohol pada bahan
pangan.
1.3 Dasar Teori
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan
uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Purba 2004)

Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol,


beer perlu didistilasi. Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol
dari campuran etanol air. Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang
berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah
dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah
efisien. Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada
sekitar 77 oC. perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan
campuran etanol air. Prinsip: jika larutan campuran etanol air dipanaskan, maka
akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika uap-uap ini
didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika
kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian dikondensasikan, maka konsentrasi
etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai sebagian besar
dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada

1
larutan 96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama
(azeotrop). Pada keadaan ini, jika larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio
molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara
distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96 %. Pemisahan dan pemurnian
senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara
sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan
bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari
campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini
dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap,
dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan
memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi
(Auliani,2011).

Pada percobaan kali ini destilasi yang di pakai adalah distilasi sederhana,
dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu
komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol (Syukri, S: 1999).

Destilasi termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.


Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.Distilasi yang dilakukanpada
praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana zat yang digunakan
adalah campuran kloroform dan aseton dengan komposisi yang variasi (Yee, DFC:
2008).

2
BAB II

ISI

2.1 Alat dan Bahan


1.1 Tabel Alat dan Bahan
ALAT

Seperangkat alat destilasi Labu alas bulat

Erlenmeyer Pipet volume

Gelas Beaker Batang Pengaduk

kondensor
Mantel pemanas

3
Neraca Timbang Kaca Arloji

BAHAN

 Aquades
 minuman beralkohol
(anggur orang tua)
 tape

filler

2.2 Prosedur Kerja


a. Destilasi alkohol

Ambil 50 ml Kocok untuk Masukan kedalam labu


mengeluarkan gas alas bulat

Destilasi sampai
Destilat dimasukkan ke
alkohol terdestilasi
pignometerdan ditimbang

4
b. Destilasi tape

Timbang tape Masukan kedalam labu


50 gram alas bulat

Destilasi sampai tape


Destilat dimasukkan ke
terdestilasi
pignometerdan ditimbang

2.3 Data Pengamatan dan perhitungan

a. sampel tape
sampel = sampel dan wadah – wadah = 112,468 – 67,678 = 44,79 gram

berat pignometer = 30,094 gram


berat pignometer setelah diisi aquades (20℃) = 39,947 gram

berat pignometer + destilat (20℃) = 39,920 gram

berat aquades = 9,853 gram


berat destilat = 9, 826 gram

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
bj =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟

5
9,826
=
9,853
= 0,9972 bj destilat < 1

g destilat = bj x volume
= 0,9972 X 50
= 49,86

Kadar alkohol dalam destilat


1,50
= 49,86 x 100

= 0,7479

Kadar alkohol dalam sampel


𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡
= x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,7479
= 𝑥 100%
50,000

= 1,49% 𝑏⁄𝑏

b. sampel alkohol
Kalkulasi : Penaraan piknometer
Bobot pikno kosong : 39,2459 gr
Bobot pikno + aquadest : 88,8370 gr
Bobot pikno + destilat alkohol : 88,5158 gr
Berat jenis aquadest 200 C : 0,9890 gr
88,8370 − 39,2459
Volume Piknometer (x) = 0,9890
49,5911
= 0,9890

= 50,1427

88,5158 − 39,2459
Berat Jenis Alkohol (y) = 50,1427

= 0,9836

6
y1 = 0,9820 → x1 = 11,0
y2 = 0,9830 → x2 = 10,3
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
0,9826 − 0,9820 x − 11,0
= 10,3 − 11,0
0,9330 − 0,9820
0,0006 x − 11,0
=
0,001 0,7

7 0,42 = −11,0
X = 10,58 %

2.5 Pembahasan
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan
uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat. Setiap molekul
yang memiliki atom hidrogen yang terikat langsung ke oksigen atau nitrogen adalah
ikatan hidrogen mampu. Molekul tersebut akan selalu memiliki titik didih lebih
tinggi dari molekul berukuran hampir sama yang tidak memiliki-OH atau-NH.
Ikatan hidrogen membuat molekul "lengket", dan lebih banyak panas yang
diperlukan untuk memisahkan mereka. Etanol memiliki cukup kekuatan lemah
(gaya dispersi) antara molekul-molekulnya. Air memiliki ikatan polar yang kuat
antara molekul-molekulnya. Lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan polar air dari gaya dispersi etanol. Itu berarti air memiliki titik
didih yang lebih tinggi, karena lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk
memecah kekuatan antara molekul-molekulnya. Destilasi sederhana, pemisahan ini
dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat
cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Adapun fungsi masing-masing
alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan
didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap

7
destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin
yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari
bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air
dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak
dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut.
Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga
pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk
mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap
menjadi berwujud cair. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam
proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan
untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung
destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk
menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer)
sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer
dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas
berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Menurut
Rusli (2013) Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk
mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan
gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian
sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari
peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang (Purba 2004).

Setelah semua alat telah terpasang dengan baik, maka dapat dilakukan
proses detilasi. Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat
berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih
yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya
akan tetap tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen zat ini
dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang
memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati
kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga
akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga
dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Hal ini dilakukan karena
diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut. Setelah

8
sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah sampel yang
didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah
dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Pada destilasi,
untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus
sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan
yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap
senyawa yang diamati. Pada proses destilasi, penyimpangan pengukuran dapat
terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan (superheating) serta kesalahan
dalam penempatan pengukur suhu (thermometer) tidak pada posisi yang benar.

Alkohol pada tape yang dihasilkan pada proses detilasi adalah 1,49% dan
pada minuman beralkohol adalah 10,58%

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah melakukan percobaan ini adalah:
1. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni.
2. kadar alkohol dalam tape yang diuji adalah 1,49%
3. kadar alkohol dalam minuman beralkohol yang diuji adalah .10,58%
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah perlu
adanya ketelitian dalam melakukan praktikum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Auliani. (2011). Penuntun Praktikum DDPA. Gorontalo. Winda.

Purba, Michael. (2004). Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Rusli (2013). Pemisahan Kimia Untuk Universitas. Bandung. Erlangga.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Penerbit ITB.

Yee, DFC. (2008). In Depth Look at Extractive Distillation. New York: Che
Resource.

11

Anda mungkin juga menyukai