KEONG EMAS
KEONG EMAS
Pada zaman dahulu di kerajaan Daha, hiduplah seorang raja yang bernama Raja
Kertamarta bersama istrinya yang bernama dewi sekar. Mereka memiliki dua orang putri
yang bernama Candra Kirana dan Galuh Ajeng. Suatu hari,,,,,,
TAKE 1
Waktu : Pagi hari
Tempat : Ruang tengah Istana
Narrator : Aliffia
Galuh : “ Ayah? Ada yang ingin aku bicarakan!!”(berlari kecil menghampiri raja
ditempat duduk )
Raja : “ Ada apa putriku?” (duduk, kaki jeglang, sambil membaca Koran yang
menutupi wajahnya)
Galuh : “ Ini tentang Candra Kirana, Ayah. ( Pura-pura panic, )
Raja : “ Ada apa dengannya?”(tidak menghiraukan, tetap membaca koran)
Galuh : “ Dia…dia ternyata selama ini menjalin hubungan dekat dengan salah satu
pengawal kita, Yah…!”( sambil menunjuk nunjuk arah luar istana)
TAKE 2
Waktu : siang hari
Tempat : ruang pertemuan istana
Narator : alif
Dewi Sekar : “hahaha.. Bagaimana putriku, rencana yang kita buat telah berhasil kita
jalankan bukan? (sinis) sekarang Candra Kirana tidak akan bisa
bertunangan dengan Raden Inu!”
Galuh : “iya bunda, rencana bunda memang luar biasa, tapi bunda....(gelisah)
Raden Inu saat ini sedang pergi mencari Kirana, lalu bagaimana jika dia
menemukannya?”
Dewi Sekar : “tenang saja galuh.... setelah ini kita akan pergi menemui nenek sihir
terhebat di negeri ini dan memintanya untuk mengutuk Kirana menjadi
sesuatu yang menjijikan dan dijauhkan dari Raden Inu. Hahaha....”
TAKE 3
Waktu : siang hari
Tempat : Ruang Pertemuan
Narrator : Frie Dhanti
Di suatu tembat ,,,,,,,,
Galuh : “Hahaha...(tertawa puas) ide cemerlang bunda, dengan begitu Raden Inu
tidak akan pernah bisa bertemu dengan Kirana!”
Dengan raut wajah yang sedih, Kirana pergi ke tempat yang sunyi. Disana dia bertemu si
Penyihir.
Penyihir : “Candra Kirana! Hwahahahaha 2 X !! Apa kabarmu, Kirana?(tersenyum
sinis) Hwahahaha…”
Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?”
Penyihir : “ Diam!(marah) Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!”
Kirana : “ Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”(ketakutan)
Penyihir : “ Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana : “ Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”(tidak percaya)
Penyihir : “ Untuk apa aku berbohong, itulah kenyataannya.”
Kirana : “ Tapi kenapa Galuh melakukan itu?”
Penyihir : “ Sudah! jangan banyak omong! terima saja nasibmu! hahahaha.” (
mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)
“ Hong wila heng hong paku bumi tak encepno nang njero bumi
jadilah Keong !”
Kirana : “ AAAAA!!!!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu
malam hari, tapi bila menjelang siang, kamu akan kembali menjadi
keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan
Raden Inu!! Hwahahaha 2X…!!!”
TAKE 4
Waktu : menjelang sore
Tempat : hutan
Narrator : friedanti
Disuatu tempat…….
Pengawal : “Raden, raden. Burung gagak sedang mengitari kita. Jangan-jangan ini
pertanda buruk.”
Raden : “ah... itu mungkin hanya perasaanmu saja.”
Pengawal : “Tapi raden, burung gagak itu semakin mendekat....”
Burung Gagak : “kwakk... hai anak muda..”
Raden Inu : (kaget) “siapa kau?”
Pengawal : “kita harus berhati-hati Raden. Sepertinya dia makhluk jadi-jadian.”
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,
di sana kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.”
Raden Inu : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Burung Gagak : (Burung gagak pergi dari hadapan Raden Inu) “Kwak.....kwak ....”
Pengawal : “Raden, apa kita akan mempercayai gagak aneh itu?”
Raden Inu : “Hmmm, sebenarnya aku juga ragu. Tapi, sepertinya burung gagak
itu tidak berniat jahat. Jikalau mau berbuat jahat, apa untungnya
bagi dia ?”
Pengawal : “Ya sudah. Jika menurut raden seperti itu. Mari kita lanjutkan
perjalanan”.
TAKE 5
Waktu :
Tempat :
Narrator :friedanti
Ditengah perjalanan…………
Nenek : Tolong... tolong... siapa pun saja tolonglah saya .......
Pengawal : “Coba lihatlah Raden. Sepertinya di depan dana ada seseorang.”
Raden Inu : “Ahh, iya. Benar.”
Nenek : “ Tolonglah nak, sudah beberapa hari nenek tidak makan.”
Pengawal : Raden sepertinya kita masih memiliki bekal perjalanan.
Raden Inu : oh iya, mana................ini nek, ada sedikit makanan.”
Nenek : “ Terima kasih anak muda. Apakah kau sedang mencari Kirana?
Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak
itu, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan
arah yang salah padamu.”
Raden Inu : “ Lalu apa yang harus kita lakukan nek?”
Nenek : “ Berjalanlah terus sampai kau menemukan sebuah sungai. Ikutilah
aliran sungai itu, di sana kalian akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu : “ Terima kasih nek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Nenek : “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden Inu : “ Baiklah nek.”
Disuatu tempat……..
Nenek : “ah.... seharian aku mencari ikan di sungai tak satu pun aku dapatkan.
(berhenti sejenak dan melihat sekitar).. oh... apa itu ? oh ternyata
keong, wah besar sekali keong ini. Lebih baik aku bawa pulang saja
keong ini untuk makanku nanti.”
Nenek : “sepertinya persediaan kayu bakar ku sudah habis, aku akan pergi
sebentar untuk mencari kayu bakar.... tunggu di sini dulu y keong mas
cantik.. aku akan segera pulang.”
Lalu nenek pergi mencari kayu bakar.
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang nenek
yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia
harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan
untuknya.” (menyiapkan segala keperluan untuk memasak)
Tiba-tiba nenek datang dan terkejut.
Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
Kirana : ” tenang saja nek, aku Kirana. Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir
utusan saudaraku, Galuh Ajeng”
Nenek : “Untuk apa dia melakukannya?”
Kirana : “Dia iri kepadaku karena aku akan dinikahkan oleh Raden Inu nek.”
Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu
saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu!
Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan!
Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Nenek : “Mari nenek bantu kamu memasak...”
(Candra Kirana dan Nenek akhirnya memasak bersama)
TAKE 6
Waktu :
Tempat :
Narrator : fridanti
Pengawal : “Raden, itu ada rumah, bagaimana kalau kita coba kesana? “
Raden inu : “ Baiklah, ayo kita kesana”
Pengawal : “Permisi.....”
Nenek : “Kirana, coba kau lihat siapa yang datang.”
Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “ Ceritanya panjang.....”
Nenek : “ Siapa yang datang, Kirana?”
Kirana : “ Mari masuk Raden. Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu
yang Kirana ceritakan waktu itu. Oh iya Raden, tadi apa yang ingin
Raden bicarakan denganku?”
Raden Inu : “Begini Kirana, sudah berhari-hari aku mencarimu. Ayahmu di
kerajaan sudah menunggumu. Dan sekarang mari kita kembali ke
kerajaan.”
Kirana : “Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja nek, nenek ikut saja tinggal bersama kami karena nenek
sudah berjasa menolong Kirana.”
Nenek : “Tapi maaf Raden... bagaimana dengan rumah saya ini? Sudah pergi
sajalah... nenek sudah senang melihat Kirana telah bertemu kembali
dengan kau Raden.”
Raden : “Tenang saja nek, semua keperluan nenek akan kami tanggung.”
Nenek : “Baiklah raden terima kasih, jika demikian nenek akan ikut bersama
kalian. Aku akan membereskan kayu bakarku dulu, tunggu sebentar”
Kirana : “raden inu disini saja, kami akan segera kembali”
TAKE 7
Waktu :
Tempat:
Narrator:fridanti
Dirumah nenek tua………
Galuh : “Kirana... kirana..... keluar kau ! kalau kau tidak keluar aku akan
mendobrak pintu ini ! ( masuk dan melihat dengan wajah benci ) Oh...
ternyata seorang raden telah bertemu dengan permaisurinya? Hebat... (tepuk tangan)”
RadenInu : “Mengapa kau ada di sini? (curiga) Apa kalian mengikutiku ?
hem.. aku tahu kalian berdua kan yang sengaja melakukan semua ini
kepada Kirana agar dia tidak dapat bertunangan dengan ku ! hah
benar?..”
Galuh : “Terserah kau mau berkata apa yang penting bukan aku pelakunya.”
Kirana : “Bohong ! aku mendengar sendiri nenek sihir itu mengatakan bahwa
kau lah yang sengaja mengutukku menjadi seekor keong !”
Galuh : “Tidak... tidak... semua itu tidak benar, bukan aku yang melakukannya!
bukan aku, iya kan bunda ? katakan pada mereka kalau bukan aku yang
melakukannya ! bukan, bukan, bukan aku... bukan
aku...........”
Dewi Sekar : “ii iyaa, bukan galuh (melirik dengan kesal) Awas kalian !”
Nenek : (memberikan pesan moral) “janganlah engkau merasa iri terhadap apa
yang dimiliki seseorang karena perbuatan jahat yang kita lakukan
pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.”
Raden Inu : “terima kasih nek, atas nasihatnya. Sekarang aku memang benar-benar
memilih pilihan yang tepat. Ayo kirana kita langsungkan rencana
pernikahan kita.”
Kirana : “iya Raden Inu, ayo kita langsungkan rencana pernikahan kita. Dan
kini kita tak kan terpisahkan lagi.”
Raden inu : “mari kirana, kita kembali ke istana. Dan kalian (menunjuk kearah galuh
ajeng) jangan ikuti kami”
Take 8
Narrator : fridanti
Sesampainya di istana
Dewi sekar mendekati raja sambil menangis lalu bersimpuh didepan sang raja