Anda di halaman 1dari 14

 

KEONG EMAS

Pemeran Sebagai Tokoh


Muhammad Rizqi Bima Raden Inu Kertapati
Diamonda Beauty Fani Candra Kirana
Salmalita Feraza Galuh Ajeng
Siti Nurlaila Dewi Sekar
Alfian Mahendra Raja Kertamarta
Alifia Nur Arnida Penyihir
Frie Dhanti Ayunda Pratiwi Ratu Kahuripan
Listia Nur Rahmadani Permaisuri Kahuripan
Thomas Lintang Aji Wicaksono Pengawal Kerajaan Kahuripan
Noviana Windya Apriliani Nenek baik
Apriliya Tiyas Ningrum Nenek Pengemis

KEONG EMAS
Pada zaman dahulu di kerajaan Daha, hiduplah seorang raja yang bernama Raja
Kertamarta bersama istrinya yang bernama dewi sekar. Mereka memiliki dua orang putri
yang bernama Candra Kirana dan Galuh Ajeng. Suatu hari,,,,,,

TAKE 1
Waktu : Pagi hari
Tempat : Ruang tengah Istana
Narrator : Aliffia

Galuh              : “ Ayah? Ada yang ingin aku bicarakan!!”(berlari kecil menghampiri raja
ditempat duduk )
Raja                 : “ Ada apa putriku?” (duduk, kaki jeglang, sambil membaca Koran yang
menutupi wajahnya)
Galuh                : “ Ini tentang Candra Kirana, Ayah. ( Pura-pura panic, )
Raja   : “ Ada apa dengannya?”(tidak menghiraukan, tetap membaca koran)
Galuh               : “ Dia…dia ternyata selama ini menjalin hubungan dekat dengan salah satu
pengawal kita, Yah…!”( sambil menunjuk nunjuk arah luar istana)

Dewi sekar datang, mendekati raja

Raja : “APA! (mendadak duduk tegap menurunkan Koran yang menghalangi


wajahnya, pandangan lurus kedepan, datar) Tidak mungkin. Candra Kirana, tidak mungkin
melakukan perbuatan
serendah itu. Kau pasti iri karena Candra Kirana yang aku jodohkan dengan
Raden Inu.”(menatap tajam galuh ajeng sambil menunjuk dengan tangan
kanannya)
Dewi Sekar : “Tapi, aku memang pernah melihatnya berduaan dengan pengawal itu,
Kanda. Dinda pernah melihat mereka bermesrahan di taman. Percayalah....
(berdiri di samping raja, sambil meredam amarah raja, tangan kanan dan kiri memegang bahu
sang raja)
Galuh : “ Iya Ayah. Aku juga mempunyai buktinya. Ini, aku menemukan surat cinta
yang ditulis oleh Kirana untuk pengawal itu di kamarnya! (menatap raja
dengan wajah membujuk meyakinkan, sambil memberi surat yang sebelumnya ada
dikantongnya)
Raja : (mendongak kearah dewi sekar, menatap tajam, lalu membuka surat itu) ......
( Membaca surat itu lalu murka) “ APA!? (berdiri Dasar gadis nakal, anak
tak tahu diri! Sudah mau menikah malah bercinta dengan pengawal kurang
ajar itu!”
Dewi sekar : “ Kanda, sabar …sabar…” ( Menenangkan dan diam-diam dia tersenyum
sinis)
Raja           : “ Kirana!! Kirana!!!”
Kirana               : “ Ada apa , yah?”
Raja   : “ Ada apa, kamu bilang!? Baca ini!!” ( Melempar surat itu ke muka Kirana)
“ Berani sekali kamu, yaa…!!”
Kirana               : ( Membaca surat itu dan menggelengkan kepalanya dengan panik) “ Oh, ini
fitnah ayah! Aku tidak pernah melakukannya! Tolong , percaya padaku!”
(menyembah)
Raja           : “ Cukup!! Keluar kamu dari istana ini! Keluar!! Kamu dengan pengawal
brengsek itu, keluar!!!”
Kirana               : ( Menangis) “ Tapi, Ayah…”
Raja           : “ KELUAR!!!” (bingung karena kerajaan Kahuripan akan segera datang
untuk menentukan tanggal pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu).
Hmm.... bagaimana ini dinda? Kanda bingung, bagaimana kita
menjelaskan ini semua kepada Kerajaan Kahuripan? Padahal kanda sudah
berjanji untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.
Dewi Sekar : “tenang... tenang saja kanda, bagaimana kalau Galuh Ajeng saja yang
menggantikan Kirana menjadi calon istri Raden Inu. Sepertinya, dia memang
cocok dengan Raden Inu.”
Raja : (mengangguk) “ide yang bagus juga dinda, tapi bagaimana kanda
menjelaskannya kepada Ratu Kahuripan?”
Dewi Sekar : “Hmm... tenang itu menjadi urusan dinda...”
Raja : “Baiklah, besok kanda juga akan berusaha menjelaskan ini semua kepada Ratu
Kahuripan. Hmm... ya sudah lah.. kanda lelah, kanda mau istirahat dulu !”
(Raja Keluar)
Dewi Sekar : “hem.. bagaimana putriku? Rencana kita berhasil bukan?”
Galuh Ajeng : “iya bunda, rencana bunda memang luar biasa.... hahaha” (sambil tertawa jahat)

TAKE 2
Waktu : siang hari
Tempat : ruang pertemuan istana
Narator : alif

Dua hari kemudian,,,,,,,,,


Ratu Kahuripan : (memasuki altar istana) “Bagaimana keadaan kerajaan Daha, Raja
Kertamarta? Sepanjang perjalanan aku melihat penduduk begitu makmur.”
Permaisuri Kahuripan: “Iya benar. Sawah dan kebun sawit pun tampak subur terawat.”
Raja : “Ya seperti inilah keadaan kami. Walaupun tidak sehebat dan
semakmur kerajaan Kahuripan, kami cukup bersyukur dengan yang
kami punya.”
Ratu Kahuripan : “Ahhh, jangan merendah begitu.” Hahaha (tertawa renyah)
Permaisuri Kahuripan : “Ouh iya, dimana Candra Kirana? Sedari tadi tak ku lihat paras ayu
nya.”
Raden Inu : “Iya dimana calon permaisuriku?” (melihat kesekeliling istana)
Galuh Ajeng, Raja & Permaisuri Daha (Saling berpandangan)
Dewi Sekar : “Begini, sebenarnya berat bagi kami untuk menjelaskan masalah ini.”
Raden Inu : “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Kirana?” (tidak sabar)
Dewi Sekar : “Candra Kirana telah melakukan kesalahan yang memalukan.”
Raden Inu : “Kesalahan? Kesalahan apa?”
Galuh Ajeng : “ Dia telah menjalin hubungan terlarang dengan salah seorang
pengawal istana. Dan dia telah diusir dari sini.” (pura
Raden Inu : (Berdiri). “Tidak mungkin. Candra Kirana bukan gadis seperti itu!”
Galuh Ajeng : “Tapi ini kenyataan. Bacalah surat ini.”
Raden Inu : (Membaca surat)
Galuh Ajeng : (Medekati Raden Inu, dan memegang lengannya). “Candra Kirana
tidak pantas bersanding dengan pangeran, dia telah memalukan nama
kerajaan. Raden Inu pasti mendapatkan permaisuri yang lebih baik
darinya.”
Raden Inu : (Menghempaskan tangan Galuh). “Tidak. Aku tetap tidak percaya.
Aku akan mencari Candra Kirana.”
Galuh Ajeng : Kenapa harus mencari Kirana? Kan masih ada aku, Raden Inu pasti
akan bahagia bila menikah dengan aku.
Raden Inu : Aku tidak mencintaimu, aku hanya mencintai Kirana!
(Galuh Ajeng jengkel dengan pernyataan Raden Inu dan dia berpura-pura sedih dengan menuju
ke Dewi Sekar)
Raja : Tapi ananda, saya sudah berjanji dengan almarhum Raja Kahuripan
untuk menjodohkan salah satu putri kami dengan kau Raden Inu.Dan
sekarang putri kami hanyalah Galuh Ajeng yang akan menjadi calon
permaisurimu.
Ratu : Tidak, tidak bisa ! perjanjiannya adalah Raden Inu menikah dengan
Candra Kirana ! jika kamu menikahkan Galuh ajeng dengan raden
Inu, berarti kau telah melanggar perjanjian itu!!!!
Raja : Tapi bagaimana lagi, keadaan kerajaan kami sudah seperti ini.... ya
sudah kami serahkan saja kepada Raden Inu untuk memilih Galuh
Ajeng atau tetap dengan Kirana.
Raden Inu : Maaf baginda, saya hanya ingin menikah dengan Candra Kirana
bukan Galuh Ajeng. (mendekati kedua orang tuanya dan berlutut).
“Nenek, ibunda, ananda mohon restu pergi mencari Candra
Kirana. Ananda berjanji, akan membawa menantu terbaik ke
kerajaan Kahuripan.”
Ratu Kahuripan : “Baik Nak. nenek percaya padamu.”
Permaisuri Kahuriapan : “Iya sayang. Restu ibu selalu menyertaimu. Tapi ibu tidak mau
kamu pergi sendiri.”
Raden Inu : “Baik Ibunda. Terima kasih.” (ijin kepada Raja Kertamarta)“
Baginda, ananda mohon izin untuk mencari Kirana.”
Raja : ya, baiklah terserah kamu saja.
Raden Inu : “Pengawal, ayo ikuti aku!” (beranjak
keluar)
Karena merasa kecewa dengan kerajaan Daha, Ratu kahuripan pun pulang kembali ke kerajaan.
Ratu Kahuripan : (berdiri) Raja, kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Ini
merupakan suatu penghinaan bagi kerajaan kami. (mengajak pulang
Permaisuri Kahuripan) Ayo... kita kembali ke Istana.
Raja : Bukan maksud kami seperti itu Ratu....(terpotong karena Ratu
Kahuripan telah pergi meninggalkan Kerajaan). Hehh... bagaimana
ini ? Kanda sudah mengecewakaan kerajaan Kahuripan. Urus
putrimu, kanda sudah lelah ! (keluar)

Raja meninggalkan ruangan

Dewi Sekar : “hahaha.. Bagaimana putriku, rencana yang kita buat telah berhasil kita
jalankan bukan? (sinis) sekarang Candra Kirana tidak akan bisa
bertunangan dengan Raden Inu!”
Galuh : “iya bunda, rencana bunda memang luar biasa, tapi bunda....(gelisah)
Raden Inu saat ini sedang pergi mencari Kirana, lalu bagaimana jika dia
menemukannya?”
Dewi Sekar : “tenang saja galuh.... setelah ini kita akan pergi menemui nenek sihir
terhebat di negeri ini dan memintanya untuk mengutuk Kirana menjadi
sesuatu yang menjijikan dan dijauhkan dari Raden Inu. Hahaha....”

TAKE 3
Waktu : siang hari
Tempat : Ruang Pertemuan
Narrator : Frie Dhanti
Di suatu tembat ,,,,,,,,

Galuh : “Hahaha...(tertawa puas) ide cemerlang bunda, dengan begitu Raden Inu
tidak akan pernah bisa bertemu dengan Kirana!”
Dengan raut wajah yang sedih, Kirana pergi ke tempat yang sunyi. Disana dia bertemu si
Penyihir.
Penyihir                       : “Candra Kirana! Hwahahahaha 2 X !! Apa kabarmu, Kirana?(tersenyum
sinis) Hwahahaha…”
Kirana                         : (terkejut) “ Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?”
Penyihir                       : “ Diam!(marah) Aku ke sini untuk menyihirmu menjadi keong!!”
Kirana                         : “ Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”(ketakutan)
Penyihir                       : “ Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana                         : “ Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”(tidak percaya)
Penyihir                       : “ Untuk apa aku berbohong,  itulah kenyataannya.”
Kirana                         : “ Tapi kenapa Galuh melakukan itu?”
Penyihir                       : “ Sudah! jangan banyak omong! terima saja nasibmu! hahahaha.” (
mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)
“ Hong wila heng hong paku bumi tak encepno nang njero bumi
jadilah Keong !”
Kirana                         : “ AAAAA!!!!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir                       : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu
malam hari, tapi bila menjelang siang, kamu akan kembali menjadi
keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan
Raden Inu!! Hwahahaha 2X…!!!”

TAKE 4
Waktu : menjelang sore
Tempat : hutan
Narrator : friedanti
Disuatu tempat…….
Pengawal : “Raden, raden. Burung gagak sedang mengitari kita. Jangan-jangan ini
pertanda buruk.”
Raden : “ah... itu mungkin hanya perasaanmu saja.”
Pengawal : “Tapi raden, burung gagak itu semakin mendekat....”
Burung Gagak : “kwakk... hai anak muda..”
Raden Inu : (kaget) “siapa kau?”
Pengawal : “kita harus berhati-hati Raden. Sepertinya dia makhluk jadi-jadian.”
Burung Gagak             : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,
di sana kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.”
Raden Inu                   : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”
Burung Gagak             : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu                   : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.”
Burung Gagak : (Burung gagak pergi dari hadapan Raden Inu) “Kwak.....kwak ....”
Pengawal : “Raden, apa kita akan mempercayai gagak aneh itu?”
Raden Inu : “Hmmm, sebenarnya aku juga ragu. Tapi, sepertinya burung gagak
itu tidak berniat jahat. Jikalau mau berbuat jahat, apa untungnya
bagi dia ?”
Pengawal : “Ya sudah. Jika menurut raden seperti itu. Mari kita lanjutkan
perjalanan”.

TAKE 5
Waktu :
Tempat :
Narrator :friedanti
Ditengah perjalanan…………
Nenek : Tolong... tolong... siapa pun saja tolonglah saya .......
Pengawal : “Coba lihatlah Raden. Sepertinya di depan dana ada seseorang.”
Raden Inu : “Ahh, iya. Benar.”
Nenek                          : “ Tolonglah nak, sudah beberapa hari nenek tidak makan.”
Pengawal : Raden sepertinya kita masih memiliki bekal perjalanan.
Raden Inu : oh iya, mana................ini nek, ada sedikit makanan.”
Nenek                          : “ Terima kasih anak muda. Apakah kau sedang mencari Kirana?
Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak
itu, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan
arah yang salah padamu.”
Raden Inu                   : “ Lalu apa yang harus kita lakukan nek?”
Nenek                        : “ Berjalanlah terus sampai kau menemukan sebuah sungai. Ikutilah
aliran sungai itu, di sana kalian akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu                   : “ Terima kasih nek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.”
Nenek                          : “ Pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu.”
Raden Inu                   : “ Baiklah nek.”

Disuatu tempat……..
Nenek : “ah.... seharian aku mencari ikan di sungai tak satu pun aku dapatkan.
(berhenti sejenak dan melihat sekitar).. oh... apa itu ? oh ternyata
keong, wah besar sekali keong ini. Lebih baik aku bawa pulang saja
keong ini untuk makanku nanti.”
Nenek : “sepertinya persediaan kayu bakar ku sudah habis, aku akan pergi
sebentar untuk mencari kayu bakar.... tunggu di sini dulu y keong mas
cantik.. aku akan segera pulang.”
Lalu nenek pergi mencari kayu bakar.
Kirana                         : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang nenek
yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia
harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan
untuknya.” (menyiapkan segala keperluan untuk memasak)
Tiba-tiba nenek datang dan terkejut.
Nenek                          : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
Kirana                         : ” tenang saja nek, aku Kirana. Aku adalah putri
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir
utusan saudaraku, Galuh Ajeng”
Nenek : “Untuk apa dia melakukannya?”
Kirana : “Dia iri kepadaku karena aku akan dinikahkan oleh Raden Inu nek.”
Nenek                          : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu
saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu!
Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan!
Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana                         : “ Terimakasih, Nek…”
Nenek : “Mari nenek bantu kamu memasak...”
(Candra Kirana dan Nenek akhirnya memasak bersama)

TAKE 6
Waktu :
Tempat :
Narrator : fridanti
Pengawal : “Raden, itu ada rumah, bagaimana kalau kita coba kesana? “
Raden inu : “ Baiklah, ayo kita kesana”
Pengawal : “Permisi.....”
Nenek : “Kirana, coba kau lihat siapa yang datang.”
Kirana                         : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu                   : (Terkejut) “ Itukah kamu….Candra Kirana?”
Kirana                         : “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu                   : “ Ceritanya panjang.....”
Nenek                          : “ Siapa yang datang, Kirana?”
Kirana                         : “ Mari masuk Raden. Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu
yang Kirana ceritakan waktu itu. Oh iya Raden, tadi apa yang ingin
Raden bicarakan denganku?”
Raden Inu : “Begini Kirana, sudah berhari-hari aku mencarimu. Ayahmu di
kerajaan sudah menunggumu. Dan sekarang mari kita kembali ke
kerajaan.”
Kirana : “Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek                          : “ Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.”
Raden Inu                   : “ Begini saja nek, nenek ikut saja tinggal bersama kami karena nenek
sudah berjasa menolong Kirana.”
Nenek : “Tapi maaf Raden... bagaimana dengan rumah saya ini? Sudah pergi
sajalah... nenek sudah senang melihat Kirana telah bertemu kembali
dengan kau Raden.”
Raden : “Tenang saja nek, semua keperluan nenek akan kami tanggung.”
Nenek : “Baiklah raden terima kasih, jika demikian nenek akan ikut bersama
kalian. Aku akan membereskan kayu bakarku dulu, tunggu sebentar”
Kirana : “raden inu disini saja, kami akan segera kembali”

TAKE 7
Waktu :
Tempat:
Narrator:fridanti
Dirumah nenek tua………
Galuh : “Kirana... kirana..... keluar kau ! kalau kau tidak keluar aku akan
mendobrak pintu ini ! ( masuk dan melihat dengan wajah benci ) Oh...
ternyata seorang raden telah bertemu dengan permaisurinya? Hebat... (tepuk tangan)”
RadenInu : “Mengapa kau ada di sini? (curiga) Apa kalian mengikutiku ?
hem.. aku tahu kalian berdua kan yang sengaja melakukan semua ini
kepada Kirana agar dia tidak dapat bertunangan dengan ku ! hah
benar?..”
Galuh : “Terserah kau mau berkata apa yang penting bukan aku pelakunya.”
Kirana : “Bohong ! aku mendengar sendiri nenek sihir itu mengatakan bahwa
kau lah yang sengaja mengutukku menjadi seekor keong !”
Galuh : “Tidak... tidak... semua itu tidak benar, bukan aku yang melakukannya!
bukan aku, iya kan bunda ? katakan pada mereka kalau bukan aku yang
melakukannya ! bukan, bukan, bukan aku... bukan
aku...........”
Dewi Sekar : “ii iyaa, bukan galuh (melirik dengan kesal) Awas kalian !”
Nenek : (memberikan pesan moral) “janganlah engkau merasa iri terhadap apa
yang dimiliki seseorang karena perbuatan jahat yang kita lakukan
pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.”
Raden Inu : “terima kasih nek, atas nasihatnya. Sekarang aku memang benar-benar
memilih pilihan yang tepat. Ayo kirana kita langsungkan rencana
pernikahan kita.”
Kirana : “iya Raden Inu, ayo kita langsungkan rencana pernikahan kita. Dan
kini kita tak kan terpisahkan lagi.”

Raden inu : “mari kirana, kita kembali ke istana. Dan kalian (menunjuk kearah galuh
ajeng) jangan ikuti kami”

Galuh ajeng terlihat gelisah dan sebal kepada raden inu


Raden inu dan kirana pergi meninggalkan galuh ajeng dan dewi sekar di rumah nenek itu
(galuh ajeng dan dewi sekar sedih kebingungan)

Take 8
Narrator : fridanti

Sesampainya di istana

(Raja kahuripan duduk membaca Koran)


Raden Inu : “kula nuwun raja, izin menghadap” (bersama candra kirana)
Raja : “kirana, raden inu ( kaget, berdiri, menghempaskan Koran) apa yang sedang terjadi ini”
Kirana : “ (mendekati raja) begini ayah nenek ini yang menyelamatkanku,*^&$%%Y$^&*&*%
%#%$”
Raja : “APA! Kurang ajar, dimana dia sekarang”
(galuh ajeng berlari kecil mendekati raja)
Galuh : “ tidak ayah, bukan aku, bukan aku yang melakukannya, sungguh ayah, percayalah
padaku (memegang tangan raja)”
Raja : “ cukup galuh,(menghempaskan tangan galuh) tidak ada yang perlu dijelaskan lagi,
sekarang sudah jelas, kamu telah berbuat jahat pada adikmu sendiri (sambil menunjuk nunjuk
wajah galuh)“

Dewi sekar mendekati raja sambil menangis lalu bersimpuh didepan sang raja

Dewi sekar :” kandaa,,,,,,”


Raja : “ ada apa permaisuri, berdirilah (sambil ikut menunduk membangunkan dewi sekar )
Dewi sekar : “ tidak kanda, tidak, aku membuat dosa yang sangat besar kanda, aku yang telah
membuat kirana menjadi keong, maafkan aku kanda“
Kirana : “ apaa, ibunda tega berbuat seperti itu padaku, sungguh tega (sambio menangis)” (raden
inu memegang tangannya agar tetap tenang )
Raja : “ keterlaluan sekali kamu (hendak menampar dewi sekar, tapi di cegah oleh candra
kirana)”
Kirana : “ jangan ayah, sejahat apapun, tetap ibundaku, aku memaafkanmu bunda, yang
terpenting, sekarang aku bertemu kembali dengan raden inu “
Raja : “oh maafkan aku istriku, hamper berbuat kasar padamu “(menolong berdiri dewi sekar )
Dewi sekar : “ taka pa kanda, aku memang bersalah “(saling memegang tangan)
Galuh :” kirana, maafkan aku, aku memang cemburu padamu kirana, tapi aku mengaku bahwa
aku bersalah padamu(mendekati raden inu dan kirana)
Kirana : “iya saudaraku, aku juga memaafkanmu, yasudah yang terpenting sekarang kita bisa
bersama, benar kan raden inu” (raden inu tersenyum)
Raja : “ kalau begitu, pernikahan ini bisa segera di laksanakan “

(Galuh mendekatkan kirana dengan inu di tempat duduk )


Para actor tertawa bersama diatas panggung

Akhirnya kirana dan raden inu bersatu kembali


END

Anda mungkin juga menyukai