Pangeran Kertapati
Galuh Ajeng
Nenek
Penyihir
Pengawal Kerajaan
Dahulu kala di Kerajaan Daha, hiduplah seorang putri yang bernama Galuh Candra Kirana
dan Galuh Ajeng. Galuh Candra Kirana dan Galuh Ajeng hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.
Dan pada suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan yang
bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar
Galuh Candra Kirana.
Pangeran : “Aku akan menikah dengan salah satu putri Ayah kalian.”
Pangeran : “ Ya dan sekarang aku akan memilih salah satu diantara kalian. Berikan
Candra : “Jadi, siapa diantara kami yang akan menikah dengan anda, pangeran?”
Galuh : “ Aku tidak setuju dengan pertunangan ini! Kenapa harus Kirana yang
dipilih dan bukan aku!? Huh, ini tidak adil! Sekarang apa yang harus
kulakukan?” ( Berpikir keras sembari mondar-mandir)
Galuh : “Aku harus mencari cara agar pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu
Kertapati tidak terlaksana. Aku harus meminta bantuan oleh nenek,”
Galuh : “ Aku ingin Kirana menjadi Keong Mas sehingga pernikahannya dengan
Raden Inu batal!!
untuknya…”
Candra kirana : “Aku harus membeli apa ya untuk Raden Inu hari ini?”
Candra kirana : “Kenapa perasaanku tidak enak ya, padahal biasanya aku juga melewati
sungai ini ketika pulang dari pasar?”
Tiba tiba......
siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi
keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden
Inu!! Hwahahaha…!!!”
Nenek : “Semoga hari ini aku mendapatkan ikan yang banyak, rasanya sudah lama
aku tidak panen ikan yang banyak.” (melempar jala)
Nenek : “ Wah apa itu? Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya
pulang!”
Nenek : “ Sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku
harus mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?” (
Pergi keluar untuk mencari ikan)
Hingga menjelang malam nenek tidak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek memutuskan
untuk pulang.
Nenek : “Wah siapa yang memberiku makanan seenak dan sebanyak ini? Aku harus
mencaritahu siapa orang yang telah membuat ini semua”
Keesokan paginya...
Nenek : “Aku harus berpura pura mencari ikan lagi agar mengetahui siapa yang
memberiku makanan kemarin” (bergumam dalam hati)
Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”
kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan
saudaraku karena merasa iri kepadaku”
Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak… Ya, sudah…sementara kamu
boleh tinggal di sini, Nak…”
Pangeran : “ Aku harus mencari kirana. Aku harus menemukannya. Aku akan
menyamar menjadi rakyat biasa,”
Ternyata, nenek sihir mengetahui penyamaran pangeran. Nenek sihir pun mengubah dirinya menjadi
burung gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati.
Raden Inu : (Terkejut) “siapa kau ?”
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan,
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Cukup jauh Raden Inu mengikuti gagak, tapi tidak ditemukannya desa Dadapan. Dan diperjalanan,
Raden Inu bertemu dengan kakek yang kelaparan.
Kakek : “ kamu jangan mengikuti petunjuk gagak itu! Dia adalah penyihir yang
berubah menjadi gagak. Dia berusaha mencelakakanmu,”
Raden Inu : “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa menumpang istirahat di
Raden Inu : “ Ceritanya panjang. Sekarang ayo kita pulang, ayahmu sudah
menunggumu.”
Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan. Dia
Akhirnya Raden Inu membawa Candra Kirana beserta nenek tersebut ke istana, dan Candra Kirana
menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Raja Daha.
Pangeran : “ Kirana dikutuk menjadi keong emas oleh penyihir atas perintah Galuh
Ajeng,”
Raja Daha : “ Apakah benar kau yang menyuruh penyihir untuk mengutuk Kirana?!”
Ajeng : “ Tidak! Mereka mengada ngada. Aku tidak pernah menyuruh penyihir
untuk mengutuk Kirana!”
Tiba tiba pengawal kerajaan datang dengan membawa seekor gagak hitam.
Pengawal Kerajaan : “ Permisi Raja... ini adalah penyihir yang menyamar menjadi gagak yang
mengubah putri Kirana menjadi keong,”
Raja Daha : “ Siapa yang menyruhmu wahai penyihir? Kalau kau jujur, aku akan
menyelamatkanmu,” (menatap nenek penyihir yang masih berubah menjadi
gagak)
Penyihir : “ Yang menyuruh saya adalah Galuh ajeng baginda raja. Dia iri dengan
pernikahannya Kirana dan Raden Inu,”
Raja Daha : “ Ayah sungguh kecewa kepadamu ajeng! Pengawal! Bawa mereka pergi
jauh jauh dari sini!”
Penyihir : “ Saya kan sudah jujur! Jadi saya tidak perlu dihukum!” (beusaha terbang)
Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati pun menikah dan mereka hidup bahagia.