Anda di halaman 1dari 6

Nama: Angelina Regina Wawo

NIM: 22020144058

Naskah drama keong mas

Oleh : mirza moulidan

Dahulu kala, di istana Kerajaan Daha hiduplah seorang raja bersama kedua putrinya.
Suatu hari, Raja memanggil kedua putrinya, karena mereka akan kedatangan tamu dari
Kerajaan Kahuripan yang bernama Raden Inu Kertapati.

Raja : “Putri-Putriku Kemarilah!” (Memanggil kedua putrinya)

Galuh : (Berjalan menghampiri sang ayah) “Ada apa, Ayahanda?”

Kirana : (Berjalan dibelakang Galuh Ajeng) “Apakah ayahanda memanggilku juga?”

Raja : “Iya Putriku, ada pemberitahuan yang sangat penting. Besok Raden Inu Kertapati dari
Kerajaan Kahuripan akan datang Lusa..”

Kirana : “Lalu, apa hubungannya dengan kami Ayahanda?”

Raja : “Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah
akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”

Galuh : ( Berbinar senang) “Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu,
ayah?”

Raja : “Kami telah memutuskan bahwa Candra Kirana yang akan menikahkan Raden Inu
Kertapati.. dan keputusan ini tidak bisa diganggu gugat!”

Galuh : (Menundukkan kepala) “Maaf ayahanda, Galuh ingin pergi ke belakang.. Permisi..
(Berjalan pergi sambil menundukkan kepala)

Kirana : (Melihat kepergian Galuh, Kemudian melihat sang Raja) “Terima Kasih,Ayahanda..
Kirana senang sekali..

Raja : “Sama-sama anakku.. mari kita persiapkan segala sesuatunya..” (Sambil mengelus
kepala Kirana) Sementara dewi galuh, merasa iri dengan kirana yang bernasib baik dan mujur
akan menikah dengan inu kertapati, niat jahat untuk mencelakai kirana pun terbesit di
pikirannya. Ia pun mendatangi sebuah gubuk milik penyihir.

Galuh : “Permisi, Apa ada orang didalam?” (melihat sekeliling) Penyihir : “Apa yang anda
butuhkan Gadis manis?” (berjalan menggunakan tongkat)

Galuh : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”

Penyihir : “Kamu ingin aku melakukan apa?”


Galuh : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yang menjijikkan! Yang
jelas aku ingin Kirana menderita!”

Penyihir : “Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan
dan menikah dengan Raden Inu!”

Galuh : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan
penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)

Penyihir : (Menerima uang itu) “Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya…”

Galuh : “Kutunggu kabar darimu, penyihir!!” ( meninggalkan gubuk penyihir dan kembali ke
Istana). Keesokan Harinya, Candra Kirana pergi ke pasar membeli keperluan untuk
menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati besok. Sepulang dari pasar Kirana melewati
sebuah sungai. Di sungai tersebut kirana dihadang oleh seorang perempuan tua yang buruk
rupa. Perempuan tua itu adalah nenek sihir yang diperintah oleh Galuh untuk menyihir
Kirana.

Penyihir : “Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu sangat
senang hari ini? Hwahahaha…”

Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu?”

Penyihir : “Diam! Aku kesini untuk menyihirmu menjadi keong!! Kirana : “Kenapa kamu
ingin menyihirku? Apa salahku?”

Penyihir : “Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”

Kirana : “Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”

Penyihir : “Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja nasibmu! hahahaha.” (mengucapkan
mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)

Kirana : “Tidak!” ( Berubah jadi keong emas)

Penyihir : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi
bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila
kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang Keong Mas ke sungai) Candra
Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa
Dadapan. Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas
terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di
tempayan.

Nenek : “Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!” Setibanya di
pondok, nenek itu meletakkan keong itu di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di
kursi.
Nenek : “Sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi,
kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?” (Pergi keluar untuk mencari ikan) Nenek
itu kembali mencari ikan di sungai. Kemudian, Kirana kembali ke wujud manusianya.

Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan ada seorang nenek yang
membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih
dahulu. Aku akan membuatkan makanan untuknya.” Hingga menjelang malam nenek itu
tidak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja,
sesampainya di rumah ia sangat kaget, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat
enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang mengirim masakan
ini.Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya
nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu
berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang
rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong
emas yang ada di tempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu
memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek
tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu.

Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”

Kirana : ( Menoleh kaget) ” Aku….aku…aku Candra Kirana. Aku adalah putri kerajaan Daha
yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri
kepadaku”

Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa
saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,
…apapun dia lakukan! Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”

Kirana : “ Terimakasih, Nek…” Sementara itu pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja
ketika tahu candra kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi
rakyat biasa. Nenek sihir pun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk
mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak
yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan
menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah.

Raden Inu : (Terkejut) “siapa kau ?”

Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan menunjukkan arah ke Desa Dadapan, di sana
kamu akan bertemu dengan Candra Kirana.”

Raden Inu : “ Darimana kau tahu tujuan perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”

Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”

Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas pertolonganmu.” Setelah berjalan cukup jauh
mengikuti petunjuk arah dari burung gagak, Raden Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan.
Di perjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya
kakek itu makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu
dari burung gagak itu.

Kakek : “Tolonglah nak, sudah beberapa hari kakek tidak makan.”

Raden Inu : “Oh, ini kek, ada sedikit makanan.” (memberi sepotong roti)

Kakek : “Terima kasih anak muda. Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung
gagak tadi, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia memberikan arah yang salah
padamu.”

Raden Inu : “Lalu apa yang harus kulakukan kek?” Kakek : “Berjalanlah mengikuti aliran
sungai ini, di ujung sana kamu akan menemukan Desa Dadapan.”

Raden Inu : “Terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini.” Kakek : “Berhati-
hatilah dalam perjalananmu,anak muda.”

Raden Inu : “Baiklah kek.” Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa
Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena
perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia bertemu dengan
Candra Kirana. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu.

Raden Inu : “Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk
sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah
berjalan sejauh ini.”( Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!…” Kirana : “Iya, sebentar…”
( membuka pintu) Raden Inu : (Terkejut) “ Bukankah kamu….Candra Kirana?”

Kirana : “Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”

Raden Inu : “Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayo kita
pulang, ayahmu sudah menunggumu.”

Kirana : “Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.” Dari dalam rumah
terdengar suara nenek memanggil Kirana.

Nenek : “Siapa, Kirana?”(Berjalan mendekati Kirana)

Kirana : “Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia
menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”

Nenek : “Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.”

Raden Inu : “Begini saja, Nenek ikut kami ke Istana dan hidup bersama kami.” Akhirnya
Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan
Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Sang Raja. Raja minta maaf kepada
Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena
Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan
Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka
hidup bahagia.
Analisis struktur alus drama Keong mas

Alur dalam pementasan drama Pagi Bening dibagi berdasarkan teori Cohen (2010),
Aristoteles mengemukakan bahwa dalam pengalaman dramatik, alur dapat dibagi menjadi
empat bagian, yaitu perkenalan (exposition), permasalahan (conflict), puncak masalah
(climax), dan penyelesaian (denouement). Berdasarkan naskah drama Keong Mas, maka
berikut masing-masing bagian beserta bukti yang memperkuat:

1. Perkenalan (exposition)

Pada bagian ini, menceritakan awal mula tentang kehidupan dalam suatu Kerajaan
yang terdiri dari seorang raja dan dua puterinya, Putri Candra Kirana (A), dewi galuh (B)
dan pangeran inu (c) yang ingin dinikahkan dengan salah satunya. Berikut adalah
kutipannya:

Raja : “Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati,
bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”

Putri candra kirana (A) => Perempuan, yang dipilih untuk dinikahkan oleh pangeran

Dewi galuh (B) => Perempuan, saudari yang tidak terpilih

Pangeran Inu (C) => laki-laki, memilih candra kirana menjadi istrinya.

2. Permasalahan (conflict)

Kamudian dilanjutkan pada bagian konflik, dimana yang terpilih untuk dinikahkan
dengan pangeran adalah candra kirana, yang memberikan perasaan iri hati dewi galuh.
Sehingga ia memberikan kutukan pada saudarinya menjadi sebuah keong mas. Berikut
adalah bukti kutipannya:

Penyihir : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang
hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini
akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang
Keong Mas ke sungai) Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan
dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa Dadapan. Suatu hari seorang nenek
sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya
tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.

 A+C = A-X

(hubungan antara candra kirana dan pangeran menimbulkan situasi, dimana candra kirana
harus dikutuk oleh penyihir)

3. Puncak masalah (climax)

Konflik mulai memuncak disaat pangeran inu tidak tinggal diam untuk mencari
kehilangan candra kirana. Kemudian lika-liku terjadi sewaktu pencarian.
Kakek : “Terima kasih anak muda. Janganlah kau mengikuti petunjuk yang
diberikan burung gagak tadi, dia sebenarnya adalah jelmaan nenek sihir, dia
memberikan arah yang salah padamu.”

 C+A = C-X

(Pangeran inu yang ingin menemukan candra kirana dihadang oleh gagak jelmaan
penyihir yang memberikan kutukan kepada candra kirana. Ia berusaha menghalangi
keduanya bersatu)

4. Penyelesaian (denouement)
Terakhir, pada bagian penyelesaian dijelaskan jika kutukan terpecahkan.
Pangeran inu akhirnya bertemu dengan candra kirana yang dirawat oleh seorang
nenek, yang kemudia diboyong ke istana. Dewi galuh mendapat hukuman. Candra
kirana dan pangeran inu akhirnya menikah. Berikut bukti dari naskah:

Raden Inu : “Begini saja, Nenek ikut kami ke Istana dan hidup bersama
kami.” Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang
baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan
Dewi Galuh pada Sang Raja. Raja minta maaf kepada Candra Kirana dan
sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi
Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra
kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat
meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.

 A+C+D = B-x-1
(Candra kirana dan pangeran menikah memboyong nenek (D) kemudian dewi galuh
(B) mendapat balasan akibat ilmu jahatnya dan dihukum setimpal).

Anda mungkin juga menyukai