Anda di halaman 1dari 2

Materi PPT Metodologi Penelitian

G. GENDER

Pada abad ke-20, gender bukan lagi diartikan sebagai jenis kelamin/seks antara
kaum laki-laki dan kaum Perempuan. Melainkan konstruksi sosial atas segenap ciri, perilaku,
dan hubungan sosial yang dikaitkan pada jenis kelamin tertentu pula. (Satriyani: 2009)

Dalam rangka menghentikan ketidakadilan gender yang cenderung menjadikan Perempuan


sebagai objek, dimunculkan pengarusutamaan gender (PUG) yang bertujuan sebagai berikut.

1. Mencapai kesetaraan gender dan menghapus kesenjangan gender.


2. Pertimbangan peran dan hubungan yang berdampak pada ketidaksetaraan gender
3. Strategi yang tanggap gender dalam kebijakan.

Berdasarkan fenomena tentang feminism dan gender, konteks sastra juga kuat dimunculkan.
Pemunculan tersebut berdasarkan dua faktor

1. Penulis karya sastra tersebut seorang Perempuan penulis yang feminis,


memperjuangkan suaranya melalui karya sastra. Contoh karya sastra Perempuan di
Titik Nol karya Nawal El Saadewi. Menceritakan seorang Perempuan yang
mengalami kekerasan fisik dan psikis oleh laki-laki yang dianggap soleh. Pengarang
sebagai seorang feminis ingin menunjukan ketidakadilan gender terjadi di berbagai
sektor kehidupan.
2. Penulis karya sastra yang memperjuangkan Perempuan. Penulis ini bisa berkategori
Perempuan maupun laki-laki. Dalam hal ini, penulis memunculkan suara perempuan
secara halus dengan bumbu estetis yang menampilkan dunia dan komplektisitasnya.

Ketimpangan Gender

Meliputi (1) kekerasan fisik, (2) kekerasan psikis, (3) kekerasan seksual dsb. Menurut,
Fromm. 2001:XV Kekerasan bersumber dari pulsi instingtif manusia yang paling primitf.
Orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya dan mengakibatkan tindak kekerasan
dianggap seperti Binatang.

Harkrisnowo 2000:82, kejadian kekeran terhadap Perempuan tidak terbongkar/tidak


diajukan ke pengadilan karena alasan sebagai berikut

 Korban/ si Perempuan merasa malu karena dapat mencemarkan dirinya baik


fisik maupun psikis.
 Korban melindungi nama baik keluarga
 Korban merasa peradilan tidak mampu memidana pelaku
 Korban takut aka nada pembalasan pelaku
 Lokasi kantor polisi jauh
 Ketakuan akan kuranganya perlindungan
 Ketidaktahuan korban bahwa dirinya mengalam tindak kekerasan

Kekerasan Psikis

Dimensi kekerasan psikis meliputi berteriak-teriak, menyumpah, mengancam,


menghina, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit, dan memta-matai. Kekerasan
ini menimbulkan rasa takut kepada orang-orang terdekat korban,

kekerasan ini tidak melukai korban secara fisik, tetapi melukai korban secara hati dan
perasaan yang mengarah pada mental dan psikis korban.

Kekerasan Seksual

Pada hakikatnya mengarah pada luka dan ketidaknyamanan fisik korban (Yantzi,
2009:27). Kekerasan seksual meliputi Tindakan yang mengarah ke ajakan/desakan seksual,
missal menyentuh, meraba, mencium, dan/atau Tindakan lain yang tidak dikehendaki
korban, memaksa melakukan hubungan seks tanpa persetujuan korban.

Kekerasan seksual secara umum memang terjadi pada kaum Perempuan dan
pelakunya cenderung kaum laki-laki. Kasus seperti beberpa tidak terungkap karena keluarga
Perempuan tidak mau terekspos dan menganggap hal tersebut merupakan aib.

Anda mungkin juga menyukai