G. GENDER
Pada abad ke-20, gender bukan lagi diartikan sebagai jenis kelamin/seks antara
kaum laki-laki dan kaum Perempuan. Melainkan konstruksi sosial atas segenap ciri, perilaku,
dan hubungan sosial yang dikaitkan pada jenis kelamin tertentu pula. (Satriyani: 2009)
Berdasarkan fenomena tentang feminism dan gender, konteks sastra juga kuat dimunculkan.
Pemunculan tersebut berdasarkan dua faktor
Ketimpangan Gender
Meliputi (1) kekerasan fisik, (2) kekerasan psikis, (3) kekerasan seksual dsb. Menurut,
Fromm. 2001:XV Kekerasan bersumber dari pulsi instingtif manusia yang paling primitf.
Orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya dan mengakibatkan tindak kekerasan
dianggap seperti Binatang.
Kekerasan Psikis
kekerasan ini tidak melukai korban secara fisik, tetapi melukai korban secara hati dan
perasaan yang mengarah pada mental dan psikis korban.
Kekerasan Seksual
Pada hakikatnya mengarah pada luka dan ketidaknyamanan fisik korban (Yantzi,
2009:27). Kekerasan seksual meliputi Tindakan yang mengarah ke ajakan/desakan seksual,
missal menyentuh, meraba, mencium, dan/atau Tindakan lain yang tidak dikehendaki
korban, memaksa melakukan hubungan seks tanpa persetujuan korban.
Kekerasan seksual secara umum memang terjadi pada kaum Perempuan dan
pelakunya cenderung kaum laki-laki. Kasus seperti beberpa tidak terungkap karena keluarga
Perempuan tidak mau terekspos dan menganggap hal tersebut merupakan aib.