Anda di halaman 1dari 23

Nama : Rusyana Lisnasari Benyamin

Prodi : PIAUD 5
Mata Kuliah : Pengembangan Perilaku
Judul Makalah : Penyimpangan Perilaku Seksual Sadisme
Dosen Pembimbing : Cariyono,M.Si

1|Page
Kata paraphilia (paraphilia) diambil dari akar Bahasa Yunani para,yang artinya “pada
sisi lain”, dan philos artinya “mencintai”. Pada parafilia (paraphilias), orang menunjukan
keterangsangan seksual sebagai respons terhadap stimulus yang tidak biasa (“pada sisi lain” dari
stimulus normal) (Nevid,Rathus dan Greene,2003). Parafilia adalah gangguan dan penyimpangan
seksual dimana rangsangan seksual muncul nyaris secara eksklusif dalam konteks objek-objek
atau individu-individu yang tidak semestinya (Durand dan Barlow, 2006) dan jenis-jenis
Parafilia: Fetishim,Insest,Voyeurism,Eksibisionisme,Frotteurism,Sadisme seksual,Masokisme
Seksual.

Dari berbagai jenis kelainan tersebut, mungkin jenis kelainan seksual Sadisme/
Masokisme Seksual ini sudah cukup terjadi pada setiap pasangan namun hal ini tidak difahami
oleh pasangan tersebut. Ada beberapa definisi tentang kelainan seksual ini, dalam kamus besar
Bahasa Indonesia (KBBI) sadism adalah perilaku yang kejam,ganas atau kasar, Namun secara
psikologi, sadisme bias juga diartikan sebagai kepuasan seksual yang diperoleh dengan
menyakiti orang lain (yang disayangi) secara jasmani atau rohani.

Secara sederhana, sadism adalah suatu bentuk gangguan mental yang membuat
penderitanya mendapat kepuasan saat bisa menyakiti pihak lain.Sementara, dijelaskan juga
sexual sadisme merupakan kelainan seks dimana penderita biasanya memperoleh kepuasan
seksual yang berhubungan dengan rasa sakit. Kepuasan seksual ini akan didapati apabila
penderita berfantasi atau menyakiti dan atau mempermalukan orang lain yang menjadi obyek
seks mereka. Istilah Sadisme ini sendiri berasal dari seorang pria bernama Donatien Alphonse
Franscois de Sade (1740-1814).

Sedangkan perilaku Masokisme adalah perilaku seksual dimana individu memperoleh


kepuasan seksual lewat kesakitan atau penyiksaan pada diri sendiri, dan pola seperti ini biasanya
disebabkan oleh kepasifan wanita dan rasa bersalah serta berdosa terhadap pasangannya.

Secara gambaran umum, Masokisme Seksual berasal dari nama seorang Novelis
Austria,Leopord Ritter Von Sacher-Masoch (1836-1895) yang menulis cerita dan novel tentang

2|Page
pria yang mencari kepuasan seksual dari wanita yang memberikan rasa nyeri/sakit pada dirinya,
sering dalam bentuk flagellation (dipukul atau dicambuk) (Paramita Kusumawati, 2011).

Faktor penyebab perilaku Masokisme adalah perilaku orang tua, rasa bersalah dan rasa
cinta yang mendalam pada pasangannya. Perilaku orang tua timbul diwaktu masa kanak-kanak
yang pernah dipukul oleh orang tuanya pada wilayah erogen dan mendapatkan kepuasan karena
perlakuan itu sehingga menyebabkan kejadian tersebut terjadi secara berulang. Rasa bersalah
seseorang terhadap pasangannya akan menjadikannya berusaha keras untuk dia mendapatkan
maaf oleh pasangannya sekalipun mendapatkan rasa penderitaan. Rasa cinta yang mendalam
menjadi awal perilaku Masokisme mendapatkan kenikmatan dalam kegiatan seksual.

Aktivitas Sadomasokisme dapat saling bertukar peran menjadi di patuh yang memohon
untuk disiksa dan disakiti Masokisme.Sehingga pasangan yang beperan dominan sebagai sadism
bebas memberikan rasa sakit. Hal inilah yang akan memberikan kenikmatan seksual bagi yang
memberi ataupun menerima rasa sakit. Hukum pidana tidak mempunyai tujuan untuk
mendapatkan kenikmatan seksual dengan menyakiti pasangan. Perbuatan tersebut menimbulkan
madharat atau keburukan bagi pelaku maupun pasangannya. Kemadharatan yang ditimbulkan
adalah memar akiba tamparan , pukulan dengan benda tumpul seperti kayu,cambukan dari ikat
pinggang atau tali tambang,kerusakan di area erotis dan luka sayatan akibat benda tajam (Suyo
Darmono,2008 :30-38).

Selain luka fisik yang ditimbulkan, luka psikis yang timbul akibat dapat berbentuk rasa
takut yang berlebihan dan gangguan stress. Rasa takut terjadi karena masih dianggap sebagai
perilaku yang salah oleh masyarakat sehingga pelaku selalu dihantui rasa takut dan cemas
apabila perbuatannya diketahui masyarakat. Gangguan stress memiliki akibat dalam bentuk
selalu tertekan untuk senantiasa berperilaku Masokisme dan Sadistis seksual.Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tindakan Sadomasokisme merupakan perbuatan yang tidak diajarkan dalam
Islam, sebagaimana perintah Allah SWT dalam surat An-Nisa Ayat 19 yang berbunyi “dan
bergaulah dengan mereka (pasangan) dengan cara yang patut” Imam Thabrani menguraikan
sikap terhadap surat diatas (At-Thabari,Beirut : 537) pada kata patut. Patut diartikan dengan hak
dan kewajiban yang dimiliki oleh pasangan . Hak dan kewajiban yang sudah diatur oleh Allah
SWT, sejalan dengan adat istiadat dan tabiat. Makna patut juga meliputi dalam hubungan seksual

3|Page
tanpa ada kekerasan. Jika Sadomasokisme berlangsung dalam waktu yang berkepanjangan maka
korban akan mengalami perubahan karakter antara lain :

a. Insecure
b. Selalu menyalahkan diri sendiri
c. Mengalami gangguan reproduksi (seperti : infertilitas dan gangguan sikuls haid)

Adapun alasan umum pasangan Sadomasokisme yang merasa bahwasannya apa yang
dilakukan itu menyenangkan. Pertama, bagi yang mengambil peran sebagai Masokis (yang tidak
berdaya) baik itu laku-laki ataupun perempuan,ia menawarkan pelarian dari stree kehidupan,
tanggung jawab,maupun dari rasa bersalah. Kedua, bagi yang berada dalam kekuasaan dan
pengendalian dapat memicu perasaan aman dan perlindungan terkait dengan masa kecil.
Sedangkan yang mengambil peran sadistis, karena mereka ingin menunjukkan
kekuatannya,keegoisannya, serta ingin dihormati dan ditakuti oleh pasangannya. Sehingga ia
berhak bertindak kasar dan kejam kepada pasangannya. Pasangan Sadomasokisme tidak merasa
tersakiti apabila keduanya sama-sama mempunyai nafsu seksual dengan kekerasan, namun hal
sebaliknya akan terjadi apabila salah satu dari mereka berdua tidak dalam kondisi sadism
ataupun masokisme (Purwanto, 2012).

Sadisme dan Masokisme merupakan bentuk fantasi seksual yang melibatkan penyiksaan
dalam hubungan seksual yang melibatkan penyiksaan dalam hubungan seks. Beberapa orang
hanya bisa merasa puas dengan melihat pasagannya diikat atau disiksa, sebagian lagi justru
menikmati ketika tubuhnya dicambuki atau ditetesi lilin panas (Lusi Rosnawati, 2012 : 7).
Pasangan dari seorang sadistis dan masokis dalam praktiknya keduanya dapat memberi manfaat
untuk saling memberi dan menerima rasa sakit untuk merangsang libido seksualnya. Pasangan
ini dapat pula saling bertukar peran antara sadistis dan masokis ketika bercinta.

Sadistis dalah seseorang yang mendapatkan kenikmatan seksual jika melaksanakan


penyiksaan terhadap pasangannya secara fisik seperti pukulan,jambakan,cubitan,cekikan,
tendangan sampai dengan benda tajam.Bentuk lainnya adalah penyiksaan secara psikis,seperti
umpatan,bentakan dengan kata-kata kasar,ancaman dan hinaan (Kartini Kartono , 2009:206).
Pelaku sadistic seksual dapat dilakukan oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan.

4|Page
Individu yang memiliki kecondongan secara berkala memiliki gangguan fantasi seksual melalui
bentuk penyiksaan terhadap pasangannya. Orang yang memiliki gangguan kepribadian
cenderung kejam,agresif serta meremehkan orang lain. Umumnya ia menyukai penderitaan
manusia,mengendalikannya dengan rasa takut, pembatasan kebebasan. Orang semacam ini
memiliki ciri atau karakter yang berbeda dengan orang pada umumnya.

Ciri kecenderungan sadistic adalah selama minimal 6 (enam) bulan melakukan perbuatan
yang terkesan mempermalukan atau menyebabkan penderitaan fisik secara berulang dalam
periode minimal 6 (enam) bulan.Ciri lainnya adalah menghasilkan distress bagi orang yang
berkaitan dalam pekerjaan tau lingkungan social kepada orang lain.

Dari pengertian perilaku Sadisme dan Masokisme diatas, tampak adanya perbedaan antara
konsep dari perilaku Sadisme dan Masokisme dengan ajaran Al-Qur’an dalam hal pergaulan
suami isteri, seperti yang tercantum dalam surat An-Nisa Ayat 19 :

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa
dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melalukan pekerjaan keji yang
nyata .Dan bergaullah dengan mereka secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak”

Orang yang mengalami seksual sadisme sebenarnya mengalami ketidakselarasan antara


perkembangan fisikoseksual dan psikoseksualnya, pengertian dari fisikoseksual adalah teori yang
dibawa oleh Sigmund Freud disamping teori sadar dan tidak sadar, teori yang akhirnya menjadi
bukti bahwa libido (dorongan hasrat seksual) adalah insting terpenting untuk melestarikan
spesies (dalam hidup diri sendiri). Saat perkembangan Fisikoseksualnya sudah dewasa sempurna
ternyata perkembangan psikoseksualnya belum dewasa.

Seksual sadisme ini ditandai dengan campuran kekerasan,seks dan isolasi social, ada
beberapa penderita seksual sadisme ini memiliki hubungan ambivalen (cinta/benci) dengan Ibu
mereka, di sampimg itu,sejumlah penderita seksual sadisme melaporkan bahwa mereka secara
fisik adalah korban dari seorang ayah yang otoriter. Mereka mengembangkan gaya yang tidak

5|Page
memadai ditandai dengan sikap ditarik dari isolasi social (brittain, 1970). Selain itu ada beberapa
penyebab sadisme / sadomasoskis sebagai berikut :

Munculnya rasa senang saat merasa sakit, berbeda dengan seseorang yang justru akan
berhenti melakukan hubungan intim ketika merasa sakit,pengidap masokis justru akan merasa
puas jika hubungan intim yang dilakukan semakin menimbulkan rasa sakit.Kondisi ini tentu saja
melibatkan 2 (dua) orang yang sama-sama menyukai tindakan kekerasan dalam hubungan intim
agar kepuasan seksual yang diperoleh semakin maksimal. Pihak yang memberikan rasa sakit
sering disebut dengan pihak dominan atau pihak sadis, yang akan memberikan rasa sakit atau
hukuman pada pasangan dengan memukul,menyabet,mengikat dan masih banyak lagi.
Sementara itu, pihak masokis atau penerima akan merasakan sensasi yang begitu mendebarkan
ketika menerima rasa sakit tersebut.Bahkan,rasa sakit ini tak jarang akan semakin
membangkitkan gairah seksual.

Adanya trauma kejiwaan, pakar kesehatan menyatakan bahwa Sadisme atau


Sadomasokis termasuk dalam kelainan seksual yang disebabkan karena masalah kejiwaan.
Umumnya, pelaku yang menyukai hubungan seksual dengan cara menyakitkan ini cenderung
memiliki trauma kejiwaan ketika masih anak-anak atau berada dalam masa pertumbungan .
Penyebab utama munculnya trauma ini adalah karena pernah mengalami pelecehan seksual
dengan cara yang sama. Meski begitu,studi yang mempelajari kasus kelainan seksual ini masih
belum banyak dilakukan. Berdasarkan keterangan yang diambil dari American Psychiatric
Association (APA), terbatasnya penelitian disebabkan karena adanya definisi yang tidak seragam
dari berbagai pakar kesehatan. Namun, seorang psikiater APA , Ellis Weinberg, para pelaku
Sadomasokisme cenderung memposisikan diri sebagai majikan dan budak atau guru dan murid.

Sering menerima perlakuan kasar di masa lalu,Trauma juga bisa menjadi penyebab
Sadomasokis paling utama. Salah satunya disebabkan karena seringnya menerima perlakuan
kasar dari orang tua ketika usianya masih terbilang muda sehingga perlakuan kasar ini sangat
membekas dan terbawa hingga dewasa, sehingga orang tersebut bukan tidak mungkin akan
melakukan hal yang sama pada pasangannya nanti terlebih saat melakukan hubungan intim.
Akhirnya ia menjadi seorang sadis dan menyakiti pasangan menjadi kepuasan yang tidak
tergantikan.

6|Page
Membawa dendam, selain trauma akibat perlakuan kasar atau pelecehan seksual,pemicu
seseorang mengidap Sadomasokis juga bisa karena dendam pada seseorang. Laiknya perlakuan
kasar, rasa dendam ini juga terbawa hingga dewasa dan akan disalurkan leh orang tertentu atau
bahkan semua pasangan. Inilah yang perlu diwaspadai, karena dendam memang membuat
seseorang tidak mampu berfikir jernih saat melakukan sesuatu.

Pergaulan yang salah, Anak remaja sangat rentan dalam pergaulan yang salah, terlebih
jika didukung oleh kondisi keluarga yang kurang harmonis. Ini bisa membawa mereka ke dalam
pergaulan negative,salah satunya adalah dengan gemar melakukan kekerasan pada orang lain.
Jika tidak segera dibatasi, ini akan terbawa pada saat ia melakukan hubungan intim.

Pemyimpangan seksual Sadomasik ini merupakan gabungan antara pola perilaku seks
yang sadistic dan masokistik, ciri utama lain dari Sadomasokis itu sendiri adalah munculnya
nafsu birahi melalui dari rasa sakit. Ini jelas berbeda dengan orang yang normal yang birahinya
justru akan lenyap atau hilang jika sedang sakit. Seperti kutipan dari Goliath, Sadomasokis
sering juga disebut penyakit Bondage-Domination-Saidism-Masochism (BDSM). Disebut
Sadomasokis karena ada dua pihak yang terlibat dalam perilaku seks aneh ini.

Pihak sadis adalah pasangan yang memberikan rasa sakit atau hukuman yaitu dengan
memukul dengan cemeti,mengikat dengan tali atau rantai,menyudut dengan rokok dan
sebagainya.Sebaliknya, pihak masokis adalah orang yang menerima rasa sakit,penghinaan atau
orang yang dikendalikan oleh pasangannya.

Bagi penderita ini, rasa sakit merupakan pengalaman sensasional yang paling
mendebarkan,merangsang dan membangkitkan libido seksual.Sadomasokis adalah penyakit
kelainan seksual yang dipengaruhi unsur kejiwaan dan biasanya pelakunya memiliki trauma
kejiwaan saat dalam masa pertumbuhan.

Penelitian tentang penyakit ini masih sangat terbatas.Menurut American Psychiatric


Association (APA), sulitnya melakukan studi tentang perilaku seks menyimpang ini dikarenakan
beragamnya definisi yang tidak seragam yang muncul dari kalangan praktisi.

Sadomasokis terkadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan psikologis antara


pasangan yang bersifat patuh dan dominan. Menurut Ellis Weinberg yang merupakan salah

7|Page
seorang psikiater APA,perbedaan kekuatan itu dimainkan dalam sebuah peran seperti majikan
dan budak,guru dan murid,orang tua dan anak atau pemilik anjing dan majikannya.

Para sekseolog percaya percaya bahwa perilaku Sadomasokis adalah hasil evolusi alami
dari golongan mamalia, ”Hampir 40 persen spesies mamalia diketahui saling menggigit saat
berhubungan seks, dan dari hasil survey diketahui bahwa 25 persen pria dan wanita akan
merasa terangsang ketika pasangannya menggigit” ujar Ellen.

Meskipun Sadomasokis dikenal juga dengan Sexual Algophilia atau kecintaan yang
membawa sakit pada saat bercinta, namun yang terjadi pada Sadomasokis lebih banyak nafsu
birahi daripada cinta. Adanya benang merah yang menghubungkan antara sakit dan kenikmatan
seksual disebabkan karena adanya pelepasan hormon yang sama pada saat sakit dan terangsang,
yaitu hormon endorfin. Hormon endorfin adalah pembawa kesenangan yang dikeluarkan saat
mencapai satu kesenangan.

Kebanyakan orang Sadomasokis mencari pasangan yang bisa diperintah dan menurut,
beberapa lainnya melakukannya secara paksa pada pasangan. Beberapa teori juga bermunculan
tentang perilaku seks ini. Ada yang berpendapat perilaku tersebut normal dan wajar, namun ada
juga yang mengatakan itu sudah termasuk penyakit mental.

Menurut studi yang dilakukan oleh Johnson Masters dan rekannya dari APA pria
diketahui lebih cenderung berperilaku Sadomasokis dibandingkan dengan wanita. Bahkan pria
berpendidikan dan memiliki status social atau jabatan tinggi justru memilii perilaku seks yang
tidak wajar tersebut dengan rasio pria dan wanita yaitu 20 : 1.

Pria yang sering melakukan Sadomasokis biasanya menikmati seks seperti itu sejak masa
anak-anak,sementara wanita mulai menikmatinya setelah melakukan dengan pasangannya yang
Sadomasokis. Data yang didapatkan para psikiater di APA menunjukkan bahwa 5-10 persen
populasi di Amerika dan Eropa melakukan Sadomasokis dalam kategori ringan.

Meskipun tndakan Sadomasokistik dalam bentuk yang sangat ekstrim dapat


membahayakan fisik maupun psikologis, kebanyakan orang yang terlibat dalam perilaku seperti
ini melakukannya dengan paham serta menjaga batas-batas yang telah dtitentukan secara hati-
hati.Mereka biasaya sadar tindakan sadis apa yang bisa membahayakan sang masokis partner
seksnya.

8|Page
Sementara jika pasangannya tidak menikmati, maka hal ini bisa dikategorikan
melakukam kekerasan seksual yang kadang-kadang perilaku tersebut dilaporkan ke pihak yang
berwajib.

Perilaku sadism seksual ini tidak muncul begitu saja.Penderitaan yang dialami pelaku
Sadism sejak kecil dapat menjadi pemicu awal. Selain hal itu, penyebab munculnya perilaku
sadism pendidikan yang tidak tepat mengenai seks. Para sadistic terkadang mempunyai
pengalaman traumatis dengan orang tuanya.

Seorang ayah yang mengembangkan nilai sadistic dalam hubungan seksual baik secara
sadar ataupun tidak sadar akan menyebabkan tingkah laku yang menimbulkan rasa kebencian
yang hebat kepada anak laki-laki. Ibu yang menunjukan perilaku amoral dihadapan anaknya juga
bisa menibulkan pola dendam dengan bersifat sadism. Faktor lain juga bisa disebabkan
penyalahgunaan alcohol atau obat yang memungkinkan orang memiliki kecenderungan melepas
fantasi seksualnya(NoermalaSar,2006: 621). Penyalahgunaan kemajuan teknologi ternyata juga
bisa menjadi salah satu factor pemicu individu dalam suatu masyarakat meniru perilaku individu
lain yang sudah memiliki fantasi kekerasan seksual di wilayah lain.

ANALISA HAM TENTANG SADOMASOKISME

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah bahasan umum yang eksistensinya merupakan
komitmen global. Indonesia menjadi bagian yang ikut andil dalam memformulasikan konvensi-
konvensi HAM (Scott Davidson,2008 : 8). Akibatnya adalah munculnya kewajiban untuk
manaati dan menegakkan segala sesuatu yang mengandung unsur HAM. Isu HAM harus
diinformasikan melalui berbagai bidang secara sistematis, ini dikarenakan pengetahuan HAM
merupakan pengetahuan yang bersifta Individual.Bahasan HAM terus mengalami peningkatan
sering dengan kesadaran manusia tentang kewajiban dna hak yang dimiliki (Medja el Muhtaj,
2009 : 1)

Secara harfiah HAM (Hak Asasi Manusia) adalah kewenangan untuk mengerjakan
sesuatu dan tidak melakukan. Asasi memiliki kata dasar asa yang bermakna dasa,fondasi dan
alas,yakni sesuatu yang merupakan pijakan berfikir dan berpendapat. Tambahan huruf I memiliki
makna sesuatu yang bersifat pokok atau bersifat dasar. Sedangkan secara istilah Hak Asasi

9|Page
merupakan kewenangan dasar yang melekat pada diri seseorang untuk mengerjakan hal sesuai
dengan pilihan hidupnya.

Selanjutnya, pemikiran mengenai Hak Asasi Manusia mengalami perubahan cara


pandang yang berbeda. Cara pandang mengenai Hak Asasi Manusia tersebut adalah (Vita
Rudiyanti, 2000:3) :

a. Pemikiran HAM (Hak Asasi Manusia) terfokus pada bidang hukum dan politik.
Pemikiran ini muncul setelah pasca perang dunia II. Susunan hukum internasional saat itu
tidak baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan aturan hak yang melibatkan kehidupan masyarakat
tingkat internasional khususnya negara-negara yang baru mendapatkan kemerdekaan.
b. Pemikiran HAM (Hak Asasi Manusia) tidak hanya menuntut hak yuridis melainkan hak
social,ekonomi,politik dan budaya. Pemikiran ini melahirkan Internasional Convenant
On Economic, Social And Cultural Rights dan International Convenant On Civil And
Political Rights.
c. Pemikiran HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan reaksi dari pemikiran sebelumnya
yang kurang menekankan keseimbangan antara hak yuridis dengan hak
social,ekonomi,budaya,politik,ketidakseimbangan diantara hak-hak tersebut menjadi
alasan untuk menyatukan seluruh hak dalam satu wadah yang diberi nama The Rights Of
Development oleh komisi keadilan internasional PBB.
d. Bentuk protes terhadap negara yang mendominasi proses pembangunan. Pembangunan
yang hanya terfokus pada pembangunan ekonomi sehingga menimbulkan dampak buruk
seperti kemakmuran masyarakat.Pemikiran Hak Asasi Manusia (HAM) bagian ini
diperankan oleh negara-negara kawasan Asia yang kemudian melahirkan declaration Of
The Basic Duties Of Asia People And Government. Deklarasi ini mengalami
perkembangan dengan baik bukan hanya bentuk perjuangan perseorangan saja tetapi
menjadi tugas negara termasuk negara Indonesia.

Indonesia mulai meratifikasi Rencana Nasional Hak-Hak Asasi Manusia (HAM) 1998-
2003, konvensi tersebut dilakukan pada masa B.J Habibie yang berusaha untuk melakukan
reformasi hukum Nasional. Dilakukan oleh Menteri Kehakiman Muladi, melalui Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor 28/1998 tanggal 2 Juni 1998 tentang pembentukan Tim Reformasi
Hukum yang memprogramkan empat bidang pembaharuan hukum antara lain hukum

10 | P a g e
internasional yaitu meratifikasi menentang penyiksaan dan perlawanan atau penghukuman yang
kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia melalui UU No.5 tahun 1998
(Tumpa, 2010). Selanjutnya program tersebut diratifikasi lagi secara bertahap sampai dengan
sekarang sehingga menghasilkan beberapa konvensi, yaitu (Rozali,2010) :

a. Kovensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau hukuman lain yang kejam.
b. Konvensi tentang hak-hak ekonomi, polotik dan budaya
c. Konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial

Ketiga konvensi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun
sangat dilarang dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam konteks hukum pidana,
kekerasan Sadomasokisme yang berpeluang terjadi dalam rumah tangga sangat dibenarkan
karena menyakiti salah satu ataupun kedua pihak yang terlibat pemenuhan seksual melalui
kelainan tersebut.

Sadomasokisme Dalam Hukum Pidana

Sadomasokisme merupakan bentuk kekerasan dalam suatu hubungan dua orang dalam
relasinya. Kekerasan umumnya terjadi pada relasi antara suami dan istri dalam rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga tercatat sepanjang tahun 2018 terdapat 1046 kasus aduan dengan
perincian : 485 orang secara langsung , 323 orang konsultasi via mobile, 92 orang konsultasi via
email, 144 orang konsultasi via radio. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun-tahun
sebelumnya. Data tersebut juga menguraikan temuan 22 kasus kekerasan seksual (Ratna,2018).
22 kasus kekerasan diatas, lima kasus memilih perceraian sebagai bentuk pengakhiran kekerasan
daripada mengupayakan keadilan dengan pertimbangan UU PKDRT antara lain (Ratna, 2018) :

1. Korban dipaksa melaksanakan kegiatan seksual menggunakan perantara alat bantu.


Ancaman dilakukan oleh pasangan apabila tidak mengikuti kemaunnya.
2. Korban mengalami pendarahan pada alat kelaminnya yang disebabkan pasangannya
menggunakan benda atau aksesoris pada alat kelaminnya.
3. Korban dipaksa melakulan hubungan seksual dengan pasangan yang memiliki penyakit
kelamin

11 | P a g e
4. Korban dipaksa melakukan hubungan tidak lazim. Hubungan tidak lazim yang dimaksud
adalah salah satu orang dari pasangan tersebut mempunyai kecenderungan penyimpangan
seksual sebelum melakukan hubungan seperti dipukuli terlebih dahulu.
5. Korban mengalami penyiksaan dalam hubungan seksual

Kasus kekerasan yang diuraikan diatas menjadi perhatian dari aspek lingkungan yang
masih kurang karena hampir setiap hari kasus kekerasan dalam rumah tangga masih terjadi.
Sekalipun dalam pasal 28 G ayat (1) UUD 1945 amandemen kedua menyebutkan bahwa :
“Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga,kehormatan,martabat dan harta
benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”

Berdasarkan ketentuan diatas,hakikat negara memberikan jaminan terhadap perlindungan


bagi warga negaranya. Dengan demikian dalam pembaharuan hukum termasuk pidana harus
mempertimbangkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat (Abrar,2001). Perkembangan
hukum pidana terwujud dalam tindak pidana kekerasan dalam rumah rangga (KDRT), yang
merupakan perluasan dari kitab Undang-Undang hukum pidana (KUHP). Tindak pidana
kekerasan dalam rumah tangga merupakan bagian dari pidana tertentu yang diatur di luar KUHP.
Penyelesaian kasus Sadomasokisme dalam suatu hubungan pada kenyataan diselesaikan dengan
peraturan lex generalis dan peraturan lex specialis. Lex generalis digunakan sebelum terbitnya
UU Nomor 23 Tahun 2004. Penggunaan pasal 351 ayat (1) dan pasal 356 KUHP ayat (1).
Undang-Undang Nomo 23 Tahun 2004 tercipta untuk memperbaiki kelemahan lex generalis.

Undang-undang ini secara khusus dilatarbelakangi oleh pola pikir bahwa kekerasan
dalam suatu hubungan merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap
martabat kemanusiaan yang harus dihilangkan. Undang-Undang ini menyebutkan pembaharuan
hukum yang berpihak pada kelompok yang tersubordinasi. Hal ini penting diperhatikan dengan
memperhatikan meningkatkan kekerasan dalam suatu hubungan personal.Hubungan personal ini
memiliki karakteristik yang tidak lazim. Alasannya adalah kekerasan dalam bentuk ini terjadi
pada hubungan private. Maka perlu dirumuskan suatu system peraturan yang secara khusus
membahasnya.Aplikasi penyelesaian perkara kasus Sadomasokisme menggunakan restorative
justice. Restorative Justice merupakan pemulihan keadilan bagi pelaku korban dan pelaku.
Pemahaman restoratibe justice mengalami perluasan ketika dimasukkan dalam sistem

12 | P a g e
peradilan.Maka restorative justice dipahami sebagai proses penyelesaian yang sistematis atas
tindak pidana, dimana pertimbangan pemulihan atas kerugian yang dialami korban sebagai
akibat dari perbuatan pelaku menjadi hal yang perlu diperhatikan.

KUHP menguraikan penganiayaan dan kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap


perempuan dalam suatu hubungan memiliki unsur sanksi yang lebih besar bila dibandingkan
tindak pidana penganiayaan yang biasa dilakukan yang tidak memiliki hubungan hukum,
sebagaimana yang diuraikan dalam pasal 351 sampai dengan pasal 355 KUHP . Hal tersebut
diperkuat dengan UU Nomor 23 tahun 2004. Kekerasan dalam rumah tangga yang teruraikan
dalam UU tersebut adakah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan., yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,psikologis dan
penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Adaun bentuk-
bentuk kekerasan yang dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah :

a. Kekerasan fisik ,langsung dalam pemukulan,pencakaran sampai pengrusakan kekesaran


seksual dan kekerasan fisik secara langsung
b. Kekerasan psikis,perbuatan yang mengakibatkan ketakutan ,rasa tidak berdaya dan rasa
tidak percaya diri.
c. Kekerasan seksual ,perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,pemaksaan
hubungan yang tidak wajar.

Bentuk diatas menjadi bagian dari karakter Sadomasokisme .Kekerasan yang dilakukan atau
yang diterima oleh salah satu pasangan pada dasarnya dapat dipidanakan jika perbuatan itu tidak
dikehendaki atau tidak disukai oleh masyarakat. Tolok ukurnya adalah perbuatan yang dilakukan
mendatangkan korban atau pihak yang dirugikan. Kekerasan fisik menjadi lebih bermasalah
apabila korban kekerasan tidak dapat menunjukan bukti fisik akibat kekerasan yang telah
dilakukan oleh pasangannya. Hal tersebut menjadi lebih berbeda apabila bukti fisik dapat
diperlihatkan kepada pihak berwajib dengan mendasarkan pada Pasal dalam KUHP. Ancaman
pidana diberikan dengan ataupun tanpa unsur sengaja.Pembeda dari keduanya adalah beban
hukuman yang diberikan kepadanya. Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan disebutkan : “(1)
Barang siapa sengaja melukai berat oramg lain, diancam karena melakukan penganiayaan
berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan

13 | P a g e
kematian , yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun”.
Sedangkan dalam Pasal 360 KUHP disebutkan “Barangsiapa karena kesalahannya
menyebabkan orang luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun
atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun “ .

Dilihat dari Perspektif HAM dan Hukum Pidana, Indonesia saat ini belum mempunyai
data statistik nasional untuk kekerasan dalam rumah tangga khususnya pada ranah Sadomasokis
ini. Pencatatan kasus kekerasan dapat dilihat dari sejumlah lembaga yang berkaitan dengan
penghapusan kekerasan.Komisi nasional anti kekerasan mencatat bahwa di tahun 2016 sebanyak
22.512 kasus kerasan dilayai oleh 258 lembaga di 32 Propinsi di Indonesia dan 74% diantaranya
kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terbanyak terjadi di Jakarta (7.020 kasus) dan Jawa
Tengah (4.878 kasus). Lembaga tersebut termasuk RPK (Ruang Pelayanan Khusus) atau Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak di Kepolisian, Pusat Krisis Terpadu & Pusat Pelayanan
Terpadu di Rumah Sakit atau layanan Kesehatan, Women’s Crisis Centre (WCC) dan
Lembaga Bantuan Hukum yang menyediakan layanan pendampingan bagi korban serta
kejaksaan,pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama.

LBH APIK Jakarta menerima 22 kasus kekerasan seksual terhadap istri dari pengaduan
secara langsung sepanjang tahun 2005. 22 kasus tersebut terdapat 5 kasus dimana para korban
memilih perceraian sebagai solusi untuk mengakhiri kekerasan diri pada mengupayakan keadilan
atau memperbaiki hubungan rumah tangga (Ratna Batara, 2014:1)

Korban selalu dipaksa suami untuk melakukan hubungan seksual dengan menggunakan
alat bantu seperti borgol,alat cambuk,penutup mata,vibrator dan lainnya.Kondisi ini sangat
menyiksa korban, tidak hanya itu saja, korban juga mendapat perlakuan yang menyakitkan
dimana suami selalu menggunakan cincin dan aksesoris pada penisnya ketika melakukan
hubungan seksual, hingga mengalami pendarahan pada vagina istri.Yang lebih fatalnya lagi
korban dipaksa melakukan hubungan dengan kondisi suami menderita penyakit kelamin yang
berakibat korban mengalami infeksi pada vaginanya.Korban mendapat perlakuan kasar sebelum
melakukan hubungan seksual. Korban juga senantiasa dipaksa untuk menonton film porno yang
didalamnya berisi tentang kekerasan dengan gaya Sadomasokisme (Ratna Batara, 2014:4).

Indonesia juga memiliki artis papan atas yang di indikasi mendapat perlakuan asar dari
suaminya yang merupakan salah seorang pangeran Kelantan Malaysia (Fakhry Petra). Artis yang

14 | P a g e
dimaksud adalah Manohara Odelia Pinot, model belia yang saat itu masih berusia 16 tahun yang
pada tahun 2008 santer diberitakan oleh khalayak ramai karena kasus tersebut.

SADOMASOKIS PADA PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Sadomasokis dalam perspektif agama Islam, hubungan antara laki-laki dan perempuan
dalam suatu ikatan yang sah merupakan bentuk perkawinan yang telah diatur secara rinci dalam
agama Islam. Islam mengajarkan untuk bersikap baik dalam suatu pasangan. Islam melarang
segala bentuk perlakuan yang tidak baik yang dilakukan oleh suami terhadap istri,atapun
sebaliknya. Imam Syairazi mengungkapkan dalam kitabnya yang berbunyi “Dan wajib bagi
suami mempergauli istri dengan baik serta menjauhkan bahya, karena firman Allah SWT : Dan
pergauilah istri-istrimu dengan cara yang baik” (A-Syarirazi, 1878 : 481).

Ungkapan Al-Syairazi senada dengan imam Nawawi yang menyebutkan dalam kitab Al-
Muhazabnya yang berisi “dan wajib bagi suami menyerahkan sesuatu yang wajib dari hak
istrinya tanpa menagguhkan”. Hal ini berdasarkan firman Allah Azza Wajalla “ dan pergauilh
istri-istrimu dengan cara yang baik” . Terasuk di dalam menggauli istri dengan cara yang baik
adalah dengan menyerahkan hak tanpa menundanya. Hal ini juga berdasarkan sabda Nabi SAW
“Penundaan yang dilakukan orang kaya adalah aniayanya”

Walapun banyak ulama yang memiliki pendapat yang sedikit banyak berbeda tentang
cara dan hukum bersikap terhadap istri, tetapi semua ulama sepakat melarang memperlakukan
istridengan segala bentuk kekerasan. Hubungan suami istri memiliki aturan dengan tidak
membebaskan untuk berbuat bebas terhadap pasangannya. Hal yang diperlukan bagaimana dapat
mewujudkan hubungan yang saling menjunjung kesamaan dengan dasar penghargaan dan kasih
sayang.

Pendapat ulama memiliki nilai yang sama dengan Pasal 5 (lima) undang-undang nomor
23 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa “setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam
rumah tangga terhadap orang dalam lingkungan rumah tangganya dengan empat cara yaitu :

a. Kekerasan fisik dapat berupa pemukulan, pencubitan,penjambakan, bentran dan lain


sebagainya.
b. Kekerasan Psikis, seperti body shamming,hinaan,celaan,berkata kasar.
c. Kekerasan seksual

15 | P a g e
d. Penelantaran rumah seperti meninggalkan rumah tanpa informasi sebab dan alasannya.

Jurnal program Studi Akhwalus Syakhsiyah “Penyimpangan Seksual Dalam Hubungan


Suami Isteri Perspektif Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004” membahas
tentang penyimpangan seksual dalam hubungan suami istri dalam perspektif hukum islam dan
UU No.23 Tahun 2004, disini dijekaskan bahwasannya bentuk penyimpangan seksual dalam
hubungan suami isteri berupa Sadisme seksual dan menyetubuhi pada dubur isteri yang biasanya
dilakukan oleh pasangan homo seksual. Hal ini dalam Pasal 8 Huruf A UU N0.23 Tahun 2004
adalah termasuk tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan dalam agama Islam tidak
diperbolehkan karena ini dapat menimbulkan madharat,peganiayaan dan tidak sesuai dengan
ajaran agama Islam serta bertentangan dengan tujuan agama Islam yaitu Rahmatul Lil Alamin
yang artinya membawa rahmat bagi alam semesta (Mawardi,Oktober 2017).

Pada skripsi jurusan Ahwal Al Syakhsiyah Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang “Tinjauan Hukum Keluarga Islam Tentang Perilaku
Sadomasokisme” oleh Muhammad Ainun Nai’im, dijelaskan bahwasannya hukum pernikahan
bagi pengidap sadomasokisme baik salah satu ataupun keduanya dihukumi haram, karena dalam
pernikahan tersebut terdapat kekerasan dan kekerasan dilarang dalam agama Islam. Apabila
pernikahannya sudah berlangsung dan baru diketahui bahwa salah satu dari pasangannya
mengidap penyakit sadomasokisme, maka pernikahan dapat dibatalkan (Na’Im 2018).

Pada skripsi Al Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas


Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta “Tinjauan Hukum Keluarga Islam Mengenai
Sadomasokisme” oleh Irkham Khasani, dijelaskan bahwasannya dalam beberapa aktivitas
seksual sadomasokisme, salah satu partner memainkan peranan si patuh dan memohon untuk
disiksa dan disakiti (masokisme) sehingga pasangannya (sadisme) bebas untuk memberikan rasa
sakit dan berperan dominan. Dari sinilah pasangan suami-istri mengidap sadomasokisme akan
sama-sama mendapatkan kenikmatan seksual, baik dari yang memberi maupun yang menerima
rasa sakit.

Sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang KDRT, bahwasannya
perilaku sadisme merupakan delik aduan kekerasan seksual dalam rumah tangga (Pasal 35).
Sebagai salah satu hak buruk yan sulit untuk dihindari, para penderita sadisme mencari jalan

16 | P a g e
aman untuk menghindari masalah dengan mencari pasangan seorang masokis. Dimana pasangan
dari keduanya akan terjalin simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) dalam hal menyakiti
dan disakiti . Dan dalam hukum Islam, para ulama belum ada yang mempunyai pendapat yang
tegas mengenai sadomasokisme dalam hubungan suami istri. Akan tetapi jika melihat madharat
yang ditimbulkan, dengan memahami Al-Qur’an Hadist dan kaidah fiqh yang berkaitan dengan
penyimpangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwasannya pemenuhan kebutuhan seksual
dengan jalan Sadomasokisme merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT (Khasani,
2013)

SADOMASOKIS PADA PERSPEKTIF AGAMA NASRANI

Tidak hanya di agama Islam, agama non muslim kali ini saya ambil dari agama Kristen.
Pada salah satu artikel di bersedia belajar.com dijelaskan bahwa Alkitab dengan jelas
menyatakan istilah kata seks itu merunjuk kepada jenis kelamin/ identitas manusia ciptaanNya
yaitu laki-laki dan perempuan.

Maka Tuhan (Allah) menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
diciptakanNya dia; laki-laki dna perempuan diciptakanNya mereka tuhan memberkati
mereka,lalu Tuhannya berfirman kepada mereka “Beranakcuculah dan bertambah banyak ;
penuhilah bumi dan taklukanlah itu (Kejadian 1:27-28a). Seks adalah suci dan sesuai dengan
rencana ciptaan Allah yang total dan kekal.

Pada perspektif agama Kristen, sejak awal penciptaan, manusia dijadikan Allah
mempunyai jenis kelamin yang berbeda laki-laki dan perempuan. Tujuannya adalah agar
manusia dapat bertambah banyak (melalui proses reproduksi) dan mengisi dunia (Kejadian 1:28).
Untuk menyempurnakan proses reproduksi itulah, Tuhannya melengkapi manusia dengan alat
reproduksi dan emosi/perasaan tertarik kepada lawan jenis.

Dalam proses reproduksi manusia,diperlukan dorongan untuk melakukan hubungan


seksual, dan dijelaskan bahwa :

17 | P a g e
a. Hubungan seks dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam kerangka kasih Allah
sendiri,yaitu dalam hubungan sebagai suami dan isteri untuk menghasilkan keturunan
ilahi.
b. Ketidakmampuan untuk mengendalikan dorongan seksual akan membuat manusia
melanggar kehendak Tuhan-Nya.
c. Hubungan seks diluar pernikahan juga menodai bait Tuhan (1 Korintus 3:16).

Di dalam agama nasrani, tindakan nafsu seks diluar pernikahan juga dilarang yang dijelaskan
“ Tetapi aku berkata kepadanu : setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya sudah berzina dengan dia di dalam hatinya (Matius 5:28). Dan dijelaskan
semenjak Allah menciptakan seks untuk dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang
berlawanan jenis kelamin itu,maka segala macam bentuk penyimpangan seksual adalah hal yang
melanggar kehendak Allah. Dan beberapa penyimpangan seks yang harus di hindari adalah salah
satunya Sadomasokis.

MENALAR SADOMASOKISME DALAM SEBUAH KARYA

Ada salah satu karya dalam bentuk film yang diadaptasi dari novel erotis pertama dari
trilogi Fifty Shades Of Grey – Fifty Shades Of Darker- Fifty Shades Of Freed karangan dari El
James yang cukup ramai dibicarakan karena tema film yang diambil yaitu Bondage Dominance
Sadomasochism (BSDM).

Rilis global pada tanggal 14 Februari 2015, Fifty Shades Of Grey cukup memicu
perdebatan tentang perilaku BSDM balik di kalangan public awam maupun para akademisi dan
peneliti. Saat itu publik terpecah, ada yang menganggap bahwa BDSM adalah ekspresi seksual
yang wajar. Namun,banyak pula yang menganggapnya menyimpang,melanggar norma dan tak
sesuai dengan budaya timur.

Kalangan akademisi dan peneliti pun terbagi, aktivis feminisme menganggap BSDM
adalah bentuk kekerasan pada perempuan. Namun, ada pula peneliti yang menganggap ekspresi
itu lumrah, perdebatan diantaranya muncul dalam tulisan-tulisan para akademisi di situs The
Conversation.

Di tataran pemerintah, banyak negara sibuk menolak film itu, dan Indonesia telah
menyatakan menolak karena menganggapnya tidak memenuhi syarat sensor, begitu pun

18 | P a g e
Malaysia yang menolak sebab film tersebut dianggap mengekspos kekerasan dan ekspresi
seksual yang tidak wajar.

Dibalik semua kehebohan tersebut, sudah tahukah kita tentang kultur BDSM ? Apakah
BDSM hanya sekedar mengikat dan mencambuk ? mengapa sampai ada ekspresi BDSM dan
apakah benar itu tidak normal alias menyimpang ?

Menurut situs Psychology Today,BDSM dipercaya telah dipraktikan sejak masa lampau.
Kama Sutra misalnya, di film Kama Sutra menguraikan bentuk-bentuk BDSM seperti menampar
bokong dalam hubungan seksual. Meskipun demikian, istilah BDSM sendiri baru mulai muncul
setelah psikoanalisis yang dipelopori filsuf dan Psikolog Sigmund Freud. Secara formal,BDSM
sendiri baru dipakai pada tahun 1960-an.

Fifty Shades Of Grey mengisahkan awal perubahan kehidupan wanita yang bernama
Anastasia Steele setelah bertemu dengan Christian Grey. Anastasia Steele yang akrab disapa
dengan Ana merupakan mahasiswi sastra yang tinggal bersama sahabatnya, Katherine Kavanagh.
Katherine merupakan penulis untuk jurnal kampus. Namun, pada suatu hari ia sakit dan meminta
tolong Ana untuk menggantikannya mewawancara pengusaha muda dan sukses yang bernama
Christian Grey.

Di hari wawancara, Ana langsung terpesona dengan kharisma Christian Grey, ia juga
terpikat dengan kelembutan dan kebaikan yang ditampilkan Christian Grey saat wawancara,
salah satunya saat Christian Grey menawarkan program paruh waktu kepada Ana. Namun, Ana
merasa tidak mungkin bisa menjalin hubungan lebih dengan Christian Grey karena sangat
berbeda satu dengan yang lain.

Tanpa disangka, Christian pada suatu hari muncul di tempat Ana bekerja, tidak hanya
muncul, ia juga memberikan nomor telfonnya dan mengajak Ana untuk minum kopi. Keinginan
yang lama dipendam oleh Ana pun muncul kembali. Kendati demikian, Christian Grey
mengatakan tidak “mengenal” pacaran atau romantisme. Ia juga sempat meminta Ana untuk
menjauh darinya. Tak hanya itu, Christian juga mengirimkan buku.

Sikap Christian tersebut membuat Ana bingung dan mengungkapkannya kepada


Chrsitian ketika sedang mabuk. Babak baru dalam hubungan Christian Grey dan Ana pun
dimulai. Hubungan keduanya mulai semakin intim, Ana juga tersadar bahwa telah terperangkap

19 | P a g e
dalam daya pikat pengusaha muda tersebut. Christian kemudian secara perlahan mengenai
dirinya dan sejumlah hal yang harus diketahui Ana sebelum menjalin hubungan lebih lanjut.
Hingga satu hari Chrsitian menyatakan kepada Ana bahwa dirinya adalah Sadistis dan saat itu
juga Christian juga menyampaikan kepada Ana bahwa dia senang menyewa perempuan untuk
dijadikan objek eksperimen ketika berhubungan seks. Satu perumpuan, satu kontak, jangka
waktu 3 (tiga) bulan. Kesenangan inilah yang membuat Christian hendak menjadikan Ana
sebagai perempuan sewaannya yang ke enambelas.

Sejak awal, Christian memang degan blak-blakan meminta Ana untuk menjadi
Submissive (penurut) sembari menyodorkan konsep surat perjanjian yang berisi hak dan
kewajiban kedua belah pihak, apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh
dilakukan Dominant kepada Submissive. Submissive juga mempunyai hak untuk menentukan
kapan ia mau atau tidak mau diperlakukan dengan cara tertentu. Dan apabila Submissive berkata
tidak, maka Dominant berkewajiban untuk menghentikan keinginannya.

Selain hak dan kewajiban, perihal sanksi juga dijabarkan, Submissive dilarang melanggar
isi kontrak, karena ada hukuman yang akan ditimpakan kepadanya dan jenis hukuman ditentukan
sepenuhnya oleh Dominant. Point-point dalam perjanjian tersebut selain membahas hal-hal yang
terkait kegiatan ketika berhubungan seks, juga memuat kehendak Dominant untuk memastikan
bahwa Submissive selalu berada dalam kondisi prima. Untuk itu, Submissive berkewajiban
untuk menjaga kesehatan dengan memakan hanya makanan yang telah ditentukan, tidur minimal
8 jam sehari (yang kemudian di negosiasi oleh Ana menjadi 6 jam), olahraga rutin empat kali
seminggu (di negosiasi Ana menjadi 3 kali dalam seminggu), pemeriksaan kesehatan secara
rutin, dan sebagainya.

Pada akhirnya, prostitusi yang dipraktikan oleh Christian ini memiliki dasar hukum yang
harus ditaati. Dan karena isi perjanjian yang ditandatangani merupakan hasil dari proses
negosiasi, maka dapat dipastikan tidak ada pihak yang dirugikan.

Dalam perjalanan kisah antara Christian dan Ana, ternyata Christian memutuskan untuk
menikahi Ana,dan dalam pernikahannya Christian masih sering menunjukan sikap Sadistis nya,
dan tidak hanya itu saja, Christian juga sangat posesif dan protektif kepada Ana,ini terlihat Ana
selalu dikeliliingi oleh bodyguard yang disiapkan oleh Christian, dan tidak hanya itu saja Ana
dilarang keras untuk bergaul secara intens dengan rekan kerja atau teman-teman lamanya.

20 | P a g e
Hingga, satu hari Ana sudah merasa sangat bosan dengan situasi rumah dan
pekerjaannya, dan saat itu Christian sedang melakukan perjalanan dinas-nya, dan Ana nekat
untuk bertemu dengan sahabat lamanya dan Ana meminta kepada sang bodyguard untuk tidak
menyampaikan pertememuannya itu kepada Chrsitian, namun sang bodyguard tetap tetap
menyampaikannya kepada Chrsitian, dan ini cukup membuat Christian marah dan kecewa
sehingga sikap Sadistis nya muncul , dan Chistian kembali membawa Ana ke dalam satu
ruangan khususnya yang dia sebut sebagai ruang bermain.

Kemudian, berjalannya waktu ternyata Ana mengandung buah cintanya dengan Christian,
perasaan Ana saat itu campur aduk saat dokter menyampaikan kehamilan Ana saat ini, dia
bingung bagaiman sikap Christian apabila mengetahui bahwa mereka akan memiliki keturunan,
karna Ana tau Christian tidak menginginkan kehamilan Ana dengan alasan Christian tidak mau
ada yang merampas perhatian Ana kepada Christian.Dan benar saja, setelah Ana memberanikan
diri menyampaikan kehamilannya kepafda Christian, sikap Christian berubah drastic, dia kecewa
dan marah dan ini dia lampiskan dengan dating ke satu club malam dan ini sangat membuat Ana
sedih dan begitu kecewa. Ana merasa Christian tidak mencintai Ana dengan tulus.

Hingga akhirnya ada satu kejadian criminal yang dilakukan oleh rival dari Christian dan
rivalnya menjadikan adik kandung Christian sebagai sandra, dan disini Ana berjuang keras untuk
menyelamatkan adik kandungnya chrsitian tersebut dan tentu saja ini sangat beresiko bagi anak
yang ada dalam kandugannya Ana namun Ana tidak memperdulikan hal itu dan dia tetap
berupaya keras untuk menyelamatkan adik kandung Chrsitian dan hingga akhirnya Christian
mengetahui hal tersebut.

Christian melacak seluruh ponsel yang digunakan Ana, dan dia mengerahkan seluruh
pihak berwajib untuk mencari keberadaan sang istri dan akhirnya dia menemukan jejak Ana.
Christian sangat mengkhawatirkan Ana terlebih dia tahu bahwa Ana sedang mengandung buah
cintanya.

Dan akhirnya pihak berwajib berhasil melacak keberadaan Ana dan sang adik, dan benar
saja sata ditemukan Ana sudah dalam kondisi pingsan dikarenakan mengalami tindak kekerasan
dari rival Christian, dan dengan sigap Christian langsung membawa Ana ke rumah sakit, dan
perasaan Christian saat itu bercampur aduk dan begitu mengkhawatirkan anak yang ada di dalam
kandungan Ana.

21 | P a g e
Akhirnya, Ana kembali sadar dan dia terkejut melihat Christian yang saat itu
menangis,dan akhirnya Christian sadar bahwa dia bersalah pernah menolak kehadiran sang buah
hati, dan saat itu juga Christian kembali menyampaian alasannya mengapa dia menolak
kehadiran sang buah hati, ini dikarenakan dia tidak mau kehilangan perhatian untuk kedua
kalinya, setelah dia kehilangan perhatian dari kedua orang tua di masa kecil.

Mengetahui hal itu, Ana langsung menyakinkan kepada Christian bahwa perhatian Ana
tidak akan pernah berubah sedikitpun kepada Christian karna buat Ana Christian dan calon bayi
nya adalah hal terpenting di dalam hidup Ana.

Dari synopsis diatas, dapat diambil sedikit kesimpulan bahwa gaya seks yang dimiliki
oleh Christian memeliki latar belakang / penyebab, yaitu Christian memiliki latar belakang
kehidupan yang sangat pahit dimana ia terlahir dari seorang pelacur yang tewas saat ia berusia
empat tahun.Di usia remajanya ia dijadikan budak seks oleh seorang teman ibunya selama enam
tahun. Saat itu ia berusa lima belas tahun. Pengalaman pahit itulah yang membentuk karakternya
menjadi seorangan sadistis.

Selain itu, Christian juga merasa tidak nyaman hidup di lingkungan keluarga yang
sempurna, padahal ia terlahir dari rahim seorang pelacur. Ia lantas membuat ruagan
khusus,tempatnya “menyiksa” partner seksnya. Dalam ruangan tersebut terdapat banyak sex toys
seperti cambuk,borgol, tali dll.

Susan Noelen Hoeksema menjelaskan dalam bukunya Abnormal Psychology, lebih dari
90 persen pendertita paraphilia (kelainan seksual) adalah pria. Hal ini tampaknya berkaitan
dengan penyebab paraphilia yang meliputi pelampiasan dorongan agresif atau permusuhan, yang
lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita.

Penelitian-penelitian yang mencoba menemukan adanya ketidaknormalan testoteron


ataupun hormone-hormon lainnya sebagai penyebab paraphilia, menunjukkan hasil tidak
konsisten. Artinya kecil kemungkinan paraphilia disebabkan ketidaknormalan hormone seks pria
atau hormon lainnya.

22 | P a g e
Di sisi lain, penyalahgunaan obat dan alcohol ditemukan sangat umum terjadi pada
penderita paraphilia. Obat-obatan tertentu tampaknya memungkinkan penderita paraphilia
melepaskan fantasi tanpa hambatan dari kesadaran.

Paraphilia menurut perspektif teori perilaku merupakan hasil pengondisian klasik.


Contohnya, berkembangnya bestialiti mungkin terjadi sebagai berikut : Seorang remaja laki-laki
melakukan masturbasi dan memperhatikan gambar kuda di dinding. Dengan demikian mungkin
berkembang keinginan untuk melakukan hubungan seks dengan kuda, dan menjadi sangat
bergairah dengan fantasi demikian.

Lingkungan keluarga dan budaya dimana seorang anak dibesarkan ikut mempengaruhi
kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang . Anak yang orangtuanya sering
menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak seksual agresif , lebih mungkin menjadi agresif
dan implusif secara seksual terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa.

Banyak penderita pedofilia yang miskin dalam keterampilan interpersonal , dan merasa
terintimidasi bila berinteraksi seksual dengan orang dewasa. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa empat dari lima penderita pedofilia telah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-
kanak.

23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai