SADOMASOKISME
SADOMASOKISME
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
2.1.1. Sadisme
2
Karakter utama yang membedakannya dengan sadisme seksual adalah kekejaman
orang yang berkepribadian sadistik bukan untuk memperoleh kepuasan seksual.1
2.1.2. Masokisme
3
2.1.3. Sadomasokisme
2.2 Epidemiologi
4
kehidupannya. Pola kejadian ini terutama pada kasus dengan ekshibisionisme,
fetisisme, masokisme seksual, sadisme seksual, fetisisme transvestik, voyeurisme,
dan zoofilia. Kejadian perilaku parafilia memuncak pada usia di antara 15 dan 25
tahun dan menurun secara bertahap; pada laki-laki berusia diatas 50 tahun,
tindakan parafilia kriminal jarang terjadi. Kejadian yang terjadi dilakukan di
tempat yang terisolasi atau dengan pasangan yang kooperatif.2
2.3 Etiologi
a. Faktor psikososial
b. Faktor Biologis
5
elektroensefalogram (EEG) abnormal, dan 4% dengan cacat mental. Pertanyaan
yang masih tidak terjawab adalah apakah kelaianan ini menyebabkan minat
parafilik atau merupakan temuan insidental yang tidak memiliki relevansi dengan
timbulnya parafilia.2
6
Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasokisme merupakan
sumber rangsangan yang penting untuk pemuasan seks.
Harus dibedakan dari kebrutalan dalam hubungan seksual atau kemarahan
yang tidak berhubungan dengan erotisme.
2.5 Penatalaksanaan
dikaitkan dengan gangguan ini. Pada gangguan parafilia seperti sadism yang boleh
berbahaya kepada orang lain boleh digunakan hormone wanita (yang paling sering
mempercepat pembersihan testosteron dari aliran darah. Selain itu digunaka obat
anti androgen yang menhalangi penyerapan testosterone pada tubuh dan selective
dipelajari dan mengubah perilaku untuk membuatnya dapat diterima secara social.
korban.4
7
Terapi membantu mereka menghadapi stress kehidupan dengan lebih baik dan
2.6 Prognosis
tidak ada penyalahgunaan zat, tidak adanya ciri kepribadian antisosial nonseksual,
dan adanya pelekatan orang dewasa yang berhasil. Selain itu, pasien memiliki
hubungan seks di samping parafilia dan jika merujuk diri sendiri bukannya
dirujuk oleh badan hukum. Prognosis buruk dikaitkan dengan awitan usia dini,
frekuansi tindakan tinggi, tidak ada rasa bersalah atau malu mengenai
8
BAB IV
KESIMPULAN