Anda di halaman 1dari 4

Gabriyella Gosal

1871001

GANGGUAN KEPRIBADIAN MENURUT ERICH FROMM


Fromm (Feist,Feist,Roberts, 2017) mengemukakan bahwa Individu yang
berkepribadian sehat dapat bekerja, mencintai, dan berpikir produktif, maka yang
mengalami gangguan kepribadian ditandai oleh tiga bagian masalah, khususnya
kegagalan untuk menghasilkan cinta dan kasih sayang. Fromm (1981) menyatakan
bahwa individu-individu yang memiliki kepribadian secara psikologis terganggu
tidak akan mampu mencintai serta untuk membentuk kesatuan dengan orang lain
telah gagal. Fromm membahas gangguan kepribadian yang berat, yaitu :
1. Nekrofilia
Nekrofilia istilah yang artinya cinta akan kematian. Pada gangguan
tersebut mengacu pola kelainan penyimpanan seksual di mana keinginan
individu untuk kontak sesuksual dengan mayat. Akan tetapi, Fromm (1964,
1973) menggunakan nekrofilia dalam pengertian yang lebih umum untuk
menenujukkan tertarik akan kematian. Nekrofilia merupakan penyesuaian
karakter alternatif bagi biophilia. Secara alami, individu akan mencintai
kehidupan, akan tetapi suatu keadaan sosial menghambat biofilia tersebut
memungkin untuk mengadopsi orientasi nekrofilia.
Kepribadian nekrofilia akan membenci kemanusiaan. Indvidu tersebut
rasis, penghasut perang, preman, menyukai pertumpahan darah, kehancuran,
teror, dan penyiksa. Kesenangan akan diperoleh dengan menghancurkan
kehidupan. Pendukung hukum dan keteraturan; menyenangkan jika
membicarakan tentang penyakit, kematian, serta penguburan. Kotoran,
pembusukan, mayat, dan feses merupakan hal yang akan membuat individu
tersebut terpesona. Individu tersebut lebih memilih malam serta suka
mengerjakan sesuatu hal dalam kegelapan di bawah bayangan dibandingkan
siang hari.
Individu nekrofilia tidak sekedar bertingkah laku destruktif. Tingkah
laku destruktif merupakan cerminan karakter dasar. Keseluruhan tingkah
hidup individu dengan nekrofilia merupakan seputar kematian, kahancuran,
penyakit, serta pembusukan walaupun semua individu bertingkah laku agresif
dan destruktif sewaktu-waktu.
2. Narsisme Berat
Narsisme berat sama seperti semua individu menampilkan beberapa
perilaku nekrofilia, begitu juga semua individu memiliki beberapa
kecenderungan narsistik. Indvidu yang sehat akan menunjukkan bentuk
narsisme yang baik, seperti ketertarikan akan tubuh sendiri. Akan tetapi,
bentuk buruknya, narsisme menghalangi persepsi kenyataan, sehingga sesuatu
yang dimiliki individu narsistik dinilai tinggi dan milik individu lain akan
tidak bernilai.
Keterpakuan pada tubuh sering menyebabkan hipokondriasis atau
kesehatan diri sendiri akan perhatian obsesif. Fromm (1964) membahas
hipokondriasis moral atau keterpakuan akan rasa bersalah yang terjadi
sebelum pelanggaran. Individu yang terobsesi akan diri sendiri cenderung
meginternalisasi pengalaman individu dan merenungkan kesehatan fisik serta
kebaikan moral.
3. Simbiosis Inses
Simbiosis inses merupakan ketergantungan ekstreem akan ibu atau
pengganti ibu. Simbiosis inses merupakan bentuk berlebihan dari obsesi
terhadap ibu yang lebih umum dan lebih baik. Pria yang terobsesi terhadap ibu
membutuhkan wanita yang peduli, memanjakan, dan mengagumi. Individu
merasa cemas dan tertekan ketika kebetuhan tersebut tidak terpenuhi. Kondisi
tersebut secara umum normal dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.
Simbiosis inses tersebut akan membuat individu tidak akan
terpisahkan dengan ibunya atau pengasuh. Keprbadian individu tersebut
bercampur dengan orang lain seperti pengasuh yang menjaganya, sehingga
jati diri mereka akan hilang. Simbiosis inses akan bermula ketika masa bayi
sebagai ketertarikan alami dengan ibu. Ketertarikan tersebut akan lebih
fundamental serta krusial dibandingkan kertetarikan lainnya seperti seksual
dalam perkembangan Oedipal.
Individu-individu yang hidup dengan hubungan simbiosis inses
merasa sangat cemas dan takut ketika hubungan tersebut terancam. Individu
tersebut yakin akan tidak dapat hidup tanpa pengganti ibu. Orientasi inses
akan mengubah kekuatan bernalar, menghancurkan kapasitas untuk cinta
autentik, dan mencegah manusia mencapai kemandirian.
Daftar Pustaka
Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T.-A. (2017). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai