PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tesis dasar Erich Fromm menyatakan bahwa manusia pada masa modern ini telah
terpisah dari kesatuan prasejarah mereka dengan alam dan juga dengan satu sama
lain, namun mereka memiliki akal, antisipasi, dan imajinasi. Paduan akan kurangnya
insting kebinatangan dan adanya pikiran rasional menjadikan manusia sebagai suatu
keganjilan dalam alam semesta. Kesadaran diri turut ambil bagian dalam adanya
perasaan-perasaan ini, manusia berusaha untuk bersatu kembali dengan alam dan
sesama manusia lain.
Harry Stack Sullivan, orang Amerika pertama yang membangun teori kepribadian
yang komprehensif. Sullivan percaya bahwa manusia mengembangkan kepribadian
mereka dalam konteks sosial. Tanpa orang lain, menurut Sullivan, manusia tidak akan
memiliki kepribadian. Teori interpersonal Sullivan menekankan pentingnya ragam
tahapan perkembangan—masa bayi, kanak-kanak, juvenil, praremaja, remaja awal,
remaja akhir, dan dewasa.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep kepribadian Erich Fromm ?
2. Bagaimana konsep kepribadian Harry Stack Sullivan dan bagian-bagiannya?
3. Apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing teori?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui konsep kepribadian Erich Fromm,
2. Mengetahui konsep kepribadian Harry Stack Sullivan.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari masing-masing konsep
kepribadian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Erich Fromm akan sifat manusia terbentuk oleh pengalaman masa
kecil mereka. Bagi Fromm kehidupan keluarga Yahudi, bunuh dirinya seorang wanita
muda, dan nasionalisme ekstrem bangsa jerman berkontribusi dalam pemikirannya
akan kemanusiaann.
Kebutuhan Manusia
3
menemukan jawaban atas keberadaan mereka (eksistensi). Kebutuhan-kebutuhan
eksistensial telah muncul saat evolusi budaya manusia, tumbuh dari usaha mereka
untuk menemukan jawaban atas keberadaan mereka dan untuk menghindari
ketidakwarasan. Dengan kata lain, individu yang sehat lebih mampu menemukan cara
untuk bersatu kembali dengan dunia, dengan secara produktif memenuhi kebutuhan
manusiawi akan keterhubunngan (Relatedness), keunggulan (Transcendence),
keberakaran (Rootedness), kepekaan akan identitas (Sense of identity) dan kesatuan
(unity).
Keterhubunngan (Relatedness)
Sama halnya seperti orang-orang pasrah atau submisif mencari hubungan dengan
orang-orang dominan, pencari kekuasaan menyambut orang-orang pasrah yang
menjadi pasangannya. Ketika seorang dominan dan seorang pasrah (submisif) saling
menemukan, mereka sering kali menciptakan hubungan simbiosis, yang memuaskan
untuk keduanya. Walaupun simbiosis tersebut menyenangkan, hal ini menghalangi
pertumbuhan menuju integritas dan kesehatan psikologis.
4
kebutuhan yang lain secara utuh. Mereka akan mencari kepasrahan atau kekuasaan
tambahan dan hasilnya, mereka akan semakin bergantung pada pasangan mereka dan
semakin tidak individual.
Fromm percaya bahwa cinta adalah satu-satunya jalan untuk seseorang bersatu
dengan dunia dan dalam waktu yang sama, mencapai individualitas dan integritas. Ia
mendefinisikan cinta sebagai, “kesatuan dengan seseorang atau sesuatu diluar diri
dengan kondisi memegang teguh keterpisahan dan integritas diri sendiri” (Fromm,
1981). Cinta meliputi persamaan dan berbagi dengan orang lain, namun tetap
membiarkan seseorang mendapat kebebasan untuk menjadi unik dan terpisah. Cinta
membiarkan seseorang untuk memuaskan kebutuhan mereka akan keterhubungan
tanpa mengorbankan integritas dan kemandirian. Dalam cinta, dua orang dapat
menjadi satu namun tetap terpisah.
Dalam buku Seni Mencintai (The Art of Loving), Fromm (1956) menyebutkan rasa
peduli, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan sebagai empat elemen dasar
yang biasa ditemui dalam semua bentuk cinta yang tulus. Seseorang yang mencintai
orang lain harus peduli akan orang tersebut dan mau menjaganya. Cinta juga berarti
tanggung jawab, yaitu kemauan dan kemampuan untuk merespon atau menanggapi.
Seseorang yang mencintai orang lain akan menanggapi kebutuhan fisik dan
psikologis pasangannya, menghormati mereka apa adanya dan menghindari keinginan
untuk berusaha mengubah mereka. Akan tetapi, seseorang bisa menghormati orang
lain hanya jika mereka memiliki pengetahuan mengenai orang tersebut. Mengenali
seseorang berarti melihat mereka dari sedut pandang mereka. Dengan demikian, rasa
peduli, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan saling berkaitan dalam
hubungan cinta. Keterhubungan dapat berupa kepasrahan, kekuasaan, atau cinta.
Keunggulan (Transcendence)
5
mereka. Akan tetapi, berbeda dengan hewan, manusia tergerak oleh kebutuhan akan
keunggulan yang didefinisikan sebagai dorongan untuk melampaui keberadaan yang
pasif dan kebetulan menuju “alam penuh makna dan kebebasan”. Sebagaimana
keterhubungan dapat dicapai dengan cara produktif dan nonproduktis, keunggulan
dapat dicari melalui pendekatan positif dan negatif. Manusia dapat mengungguli sifat
pasif mereka, baik dengan cara menciptakan maupun menghancurkan kehidupan.
Meskipun hewan lainnya dapat menciptakan kehidupan melalui reproduksi, hanya
manusia yang menyadari dirinya sebagai pencipta. Selain itu, manusia juga menjadi
kreatif dengan banyak cara. Mereka dapat berkreasi dalam seni, agama, gagasan,
hukum, produksi materi, dan cinta..
Berkreasi berarti aktif dan peduli akan hal-hal yang diciptakan. Akan tetapi, kita
juga dapat mengungguli hidup dengan menghancurkannya dan oleh karena itu
melampaui korban-korban yang kita musnahkan. Dalam Anatomy of Human
Destructiveness (Fromm, 1973) menyatakan bahwa manusia adalah satu-satunya
spesies yang menggunakan agresi keji (malignant aggresion), yaitu membunuh
untuk alasan selain mempertahankan diri. Walaupun agresi keji dominan dan kuat
pada beberapa individu dan kultur, hal ini tidak umum dimiliki semua manusia. Hal
ini ternyata tidak diketahui oleh banyak masyarakat prasejarah sebagaimana
masyarakat “primitif” kontemporer.
Keberakaran (Rootedness)
6
orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif
mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian
dia akan tetap merasa aman, tidak cemas, berada ditengah-tengah dunia yanng penuh
ancaman. Orang dapat membuat ikatan fiksasi yang tidak sehat, yakni
mengidentifikasikan diri dengan satu situasi, dan tidak mau bergerak maju untuk
membuat ikatan baru dengan dunia baru.
Keberakaran juga dapat dilihat secara filogenetis dalam evolusi spesies manusia
Fromm setuju dengan Freud bahwa keinginan untuk melakukan hubungan sedarah
adalah universal, namun ia tidak setuju dengan keyakinan Freud bahwa hubungan
yang diinginkan tersebut secara esensial adalah hubungan seksual menurut Fromm
(1955) perasaan untuk melakukan hubungan sedarah didasari oleh “keinginan yang
sangat kuat untuk tetap berada atau kembali ke rahim yang melindungi atau payudara
ibu yang memberi mereka makan”. Fromm dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Johan
Jakob Bechofen (1861/1967) mengenai masyarakat matrialkal. Tidak seperti Freud,
yang percaya bahwa masyarakat terdahulu adalah patrialkal, Bechofen menyatakan
bahwa ibu adalah figur utama dalam kelompok sosial kuno. Adalah ibu yang
menyediakan akar bagi anak-anak dan memotifasi mereka untuk megembangkan
individualitas dan nalar mereka atau menjadi atau menjadi terfiksasi dan tidak mampu
tumbuh secara psikologis.
Kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri
sebagai sesuatu yang terpisah. Oleh karena kita telah terpisahkan dari alam, maka kita
harus membentuk konsep akan diri kita sendiri dan untuk mampu berkata “saya
adalah saya” atau “saya adalah subjek dari tindakan saya”. Fromm (1981) percaya
bahwa manusia primitif mengidentifikasi diri mereka lebih dekat dengan klan mereka
dan tidak melihat dirinya sebagai individu yang terpisah dari kelompok. Tanpa
kepekaan akan identitas, manusia tidak dapat mempertahankan kewarasan mereka
7
dan ancaman ini mendorong mereka untuk melakukan hampir segala hal untuk
mendapatkan kepekaan akan identitas.
Kesatuan (unity)
Dinamika Kepribadian
8
Kesadaran diri dan fikiran manusia telah mengetahui bahwa dia akan mati,
tetapi manusia berusaha mengingkarinya degngan mengingkarinyadengan
meyakini adanya kehidupan sesudah mati, dan usaha-usahayang tidak sesuai
dengan fakta bahwa kehidupan akan berakhir dengan kematian.
c. Ketidak sempurnaan dan kesempurnaan
Manusia mampu mengonsepsikan realisas-diri yang sempurna, tetapi
karena hidup itu pendek kesempurnaan tidak dapat dicapai. Manusia berusaha
memecahkan diktomi ini melalui mengisi rentang sejarah hidupannya dengan
prestasi dibidang kemanusiaan, dan ada pula yang meyakini dalil kelanjutan
perkembangannya sesudah mati.
d. Kesendirian dan kebersamaan
Manusia adalah pribadi yang mandiri, sendiri, tetapi manusia juga
tidak bisa menerima kesendirian. Manusia menyadari diri sendiri sebagai
individu yang tergantung pada kebersamaan orang lain. Dilema ini tidak
pernah terselesaikan, namun orang haris berusaha menjembatani dualisme ini
agar tidak menjadi gila.
Mekanisme Pelarian
Pada dasarnya, ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan
dalam kehidupan. Pertama, mencapai kebebasan positif yakni berusaha menyatu
dengan orang lain, tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi. Cara kedua,
memperoleh rasa aman dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan bulat-
bulat individualitas dan integritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga) yang
dapat memberi rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan kecemasan
karena kesendirian dan ketakberdayaan, namun menjadi negatif karena tidak
mengijinkan orang mengekspresikan diri dan mengembangkan diri. Cara memperoleh
rasa aman dengan berlindung dibawah kekuatan lain, disebut Fromm mekanisme
pelarian. Ada tiga mekanisme pelarian yang terpenting yakni, otoritarianisme
(authoritarianism), sifat merusak (destruktif), dan penyesuaian (konformitas).
9
Otoritarianisme (authoritarianism)
Penyesuaian (konformitas)
10
Cara ketiga melarikan diri adalah konformitas. Pribadi yang berkonformitas
berusaha melarikan diri dari perasaan kesendirian dan keterkucilan dengan
menyerahka individualitas mereka untuk menjadi apapun yang orang lain inginkan
bagi mereka. Mereka menjadi seperti robot, bereaksi secara terprediksi dan mekanis
untuk menyenangkan orang lain. Mereka jarang mengungkapkan pendapat mereka
sendiri, lebih banyak bergantung kepada standar perilaku yang diharapkan orang lain,
sering terlihat kaku dan otomatis.
Orientasi Karakter
Orientasi Nonproduktif
11
masing-masing memiliki aspek negatif dan positif. Kepribadian selalu merupakan
paduan atau kombinasi dari beberapa orientasi, walaupun salah satunya dominan.
I. Reseptif
Karakter reseptif merasa bahwa sumber segala hal yang baik berada diluar diri
mereka dan satu-satunya cara untuk berhubungan dengan dunia adalah dengan
menerima sesuatu, termasuk cinta, pengetahuan, dan kepemilikan materi. Mereka
lebih berpikir untuk menerima daripada memberi dan mereka ingin orang lain
menyirami mereka dengan cinta, gagasan, dan hadiah. Kualitas negatif orang-orang
mencakup kepasifan, kepasrahan, dan kurangnya rasa percaya diri. Sifat positif
mereka adalah kesetiaan, penerimaan, dan rasa percaya.
II. Eksploitasi
III. Menimbun
12
mereka berusaha untuk memiliki orang yang mereka cintai serta menjaga hubungan
mereka dan bukannya membiarkan hubungan tersebut berubah dan tumbuh. Mereka
cenderung untuk hidup dimasa lampau dan menolak segala sesuatu yang baru.
Mereka sama dengan karakter anal Freud dalam arti teratur berlebihan, keras keoala,
dan pelit. Akan tetapi, Fromm (1964) percaya bahwa sifa anal karakter menimbun
bukanlah hasil dorongan seksual, namun lebih kepada bagian dari ketertarikan utama
mereka pada segala sesuatu yang tidak hidup, termasuk feses mereka
IV. Memasarkan
Sifat negatif dari karakter pemasaran adalah tanpa tujuan, oportunistis, tidak
konsisten, dan sia-sia. Beberapa kualitas positif mereka di antaranya adalah
13
kemampuan untuk berubah, berpikir terbuka, kemampuan adaptasi, dan kemurahan
hati.
Orientasi Produktif
Fromm yakin bahwa cinta kepada orang lain dan cinta pada diri sendiri tidak
bisa dipisahkan namun cinta pada diri harus datang lebih dulu. Semua orang memiliki
kemampuan untuk melakukan cinta yang produktif namun, sebagian besar tidak dapat
mencapainya karena pertama-tama mereka tidak dapat mencintai diri sendiri apa
adanya.
14
Gangguan Kepribadian
Jika manusia yang sehat mampu bekerja, mencintai, dan berpikir secara
produktif, maka kepribadian tidak sehat ditandai dengan masalah dalam tiga area
tersebut, khususnya kegagalan untuk mencintai secara produktif. Fromm (1981)
menyatakan bahwa orang-orang yang terganggu secara psikologis tidak mampu
mencintai dan gagal mencapai kesatuan dengan yang lainnya. Ia membahas tiga
gangguan kepribadian yang berat yaitu nekrofilia, narsisme berat (narsisme sadistik),
dan simbiosis inses (simbiosis insestik).
Nekrofilia
15
Narsisme Berat (Narsisme sadistik)
Sama seperti semua orang menunjukkan beberapa perilaku nekrofilia, begitu pula
semua orang bisa memiliki beberapa kecenderungan narsistik. Manusia yang sehat
memanisfestasikan bentuk narsisme yang lebih lembut, yaitu ketertarikan pada
tubuhnya sendiri. Namun dalam bentuknya yang sadis, narsisisme menghalangi
persepsi mengenai realitas sehingga segala sesuatu yang melekat kepada pribadi
narsistik dinilai sangat tinggi, dan segala sesuatu yang melekat pada orang lain dinilai
sangat rendah.
Individu-individu narsistik asyik dengan dirinya sendiri naun, perhatian ini tidak
terbatas hanya pada mengagumi diri di depan cermin. Keasyikan dengan tubuh
sendiri sering kali mengarah pada hipokondriasis, sebuah perhatian obsesif terhadap
kesehatan sendiri. Fromm (1964) juga menemukan hipokondriasis moral, atau
keasyikan dengan rasa bersalah terhadap kekeliruan-kekeliruan sebelumnya.
Akan tetapi dengan simbiosis inses, manusia menjadi tak terpisahkan dengan
inangnya. Kepribadian mereka bercampur dengan orang lain (inang) sehingga jati
diri mereka hilang. Simbiosis inses bermula ketika masa bayi sebagai ketertarikan
alami dengan ibu. Ketertarikan ini lebih krusial dan fundamental dari ketertarikan
seksual apapun yang mungkin berkembang selama masa Oedipal. Fromm lebih setuju
dengan Harry Stuck Sullivan daripada dengan Freud bahwa ketertarikan terhadap ibu
16
didasari oleh kebutuhan akan rasa aman, bukan kebutuhan seks. “Dorongan sesksual
bukanlah penyebab dari fiksasi terhadap ibu, nemun merupakan hasil”.
17
B. KONSEP KEPRIBADIAN HARRY STACK SULLIVAN
Struktur Kepribadian
A. Struktur Kepribadian
Hall dan Lindzey (1993) menyatakan Sullivan berkali-kali menegaskan bahwa
kepribadian merupakan suatu entitas atau kesatuan hipotesis belaka yang tidak dapat
diobservasi atau diteliti terlepas dari situasi-situasi antarpribadi. Meskipun Sullivan
mengakui bahwa kepribadian hanya berstatus hipotesis, namun ia menegaskan bahwa
kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang terjadi dalam
serangkaian medan antar pribadi. Adapun ia memberikan status penting bagi
beberapa proses dengan menyebut mereka dengan konseptualisasikan beberapa sifat
mereka. Proses-proses yang terpenting adalah Dinamisme, Personifikasi, dan Proses
kognitif.
a. Dinamisme
Dinamisme merupakan unit terkecil yang dapat dipakai dalam meneliti
individu. Dinamisme yang khas manusiawi adalah dinamisme yang member ciri
18
kepada hubungan antarpribadi seseorang. Contohnya, orang yang mungkin terbiasa
bertingkah laku bermusushan dengan seseorang atau sekelompok merupakan suatu
ungkapan dinamisme kedengkian. Semuaorang memeilki dinamisme dasar yang
sama, tetapi cara mengungkapkannya berbeda-beda sesuai denagna situasi dari
pengalaman hidup inidividu.
Hall dan Lindzey (1993) Suatu dinamisme baisanya memakai daerah atau
bagian tertentu dalam badan seperti, mulut, tangan, bagian vital untuk berinteraksi
dengan lingkungan. Daerah itu terdiri dari alat reseptor untuk menerima stimulus, alat
efektor untuk melakukan tindakan dan alat penghubung eduktor menghubungkan
mekanisme reseptor dan efektor, sehingga apabila putting susu diletakkan dalam
mulut bayi, maka ia akan merangsang jaringan sensitifpada bibir. Adapun suatu
dinamisme penting yang berkembang akibat dari kecemasan yaitu, sistem diri.
b. Personifikasi
Hall dan Lindzey (1993) menyatakan personifikasi merupakan suatu
gambaran yang dimilki dirinya sendiri atau orang lain. Personifikasi adalah perasaan,
sikap, dan konsepsi yang timbul karena mengalami kepuasaan kebutuhan dan
kecemasan. Seperti, bayi mengembangkan personifikasinya tentang ibu yang baik,
karean ia menyusui dan memeliharanya. Setiap hubungan yang memberikan
kepuasaan akan membangun suatu gambaran yang baik tentang orang yang
memberinya kepuasaan. Sedangkan jika personifikasi bayi tentang bayi yang buruk
hasilnya pengalaman-pengalaman dengan ibunya yang menyebabkan kecemasan.
19
Personifikasi diri yang ketiga, bukan saya (not me) dikembangkan dari
pengalaman kecemasan yang sangat, seperti kekerasan fisik atau mental. Not me
menggambarkan aspek yang dipisahkan dari self dan disertai dengan emosi unkani
(uncanny) atau emosi yang mengerikan dan berbahaya. Not me tidak pernah
diintegrasikan ke dalam kepribadian, dan tetap dipertahankan sebagai sistem terpisah,
yang bagi orang normal kadang muncul dan dianggap “mimpi buruk.” Sedang orang
yang menderita gangguan mental yang serius, mungkin berhadapan dengan bukan
saya sebagai sesuatu yang sangat nyata.
c. Sistem Diri
2.inatensi, yaitu memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang
tidak perlu diperhatikan. Terhadap pengalaman yang mengancam personifikasi diri,
orang dapat berpura-pura tidak merasakannya.
20
3.apati dan pertahanan dengan tidur (somnolent detachment), mirip dengan
inatensi. Pada apatis, bayi tidak memilih objek mana yang harus diperhatikan,
semuanya diserahkan pada pihak luar. Pada pertahanan tidur, bayi tidak perlu
memperhatikan stimulasi manapun.
d. Prose Kognitif
Hall dan Lindzey (1993) menyatakan sumbangan yang unik dari sullivan
tentang peranan kognisi dalam hubungannya kepribadian ialah klasifikasinya tentang
pengalaman ke dalam tiga golongan, yaitu prototaksik, parataksik, dan sintaksik.
Dinamika Kperibadian
Tension adalah potensi untuk bertingkahlaku yang disadari atau tidak disadari.
Sumber tegangan tersebut ada dua;
1. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul akibat ketidak
seimbangan biologis dalam diri individu. Kebutuhan ini dipuaskan dengan
21
mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat episodik, sesudah memperoleh
kepuasan tegangan akan menurun/hilang, namun setelah lewat beberapa waktu akan
muncul kembali. Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari hubungan
interpersonal. Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah Kelembutan kasih
sayang (tenderness). Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi
setiap orang seperti halnya kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah
kebutuhan khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut
“erogenic zone”. Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi
energi yakni; kegiatan fisik-tingkahlaku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat
dan berpikir. Memuaskan kebutuhan dapat menghilangkan tension, sedangkan
kegagalan memuaskan need yang berkepanjangan bisa menimbulkan keadaan apathy
(kelesuan), yaitu bentuk penundaan kebutuhan untuk meredakan ketegangan secara
umum.
2. Kecemasan (anxiety)
22
rasa aman yang kekanak-kanakan, dan membuat orang tidak belajar dari
pengalamannya sendiri.
Perkembangan Kepribadian
Perhatian utama bayi adalah makan, sehingga obyek pertama yang menjadi
pusat perhatiannya adalah puting susu ibu (atau puting botol) yang kemudian
menimbulkan paling tidak tiga image, sesuai pengalaman bayi dengan puting itu;
23
1.puting bagus (good nipple), puting yang lembut penuh kasih sayang dan
menjanjikan kepuasan fisik
2.bukan puting (not-nipple), puting yang salah karena tidak mengeluarkan air
susu
3.puting buruk (bad nipple), puting dari ibu yang cemas, tidak memberi kasih
sayang dan kepuasan fisik.
Pengalaman makan itu akan membentuk personifikasi ibu, puting bagus menjadi ibu
baik (Good mother) dan puting buruk menjadi ibu buruk (Bad mother).
24
mengenai segala hal yang telah mereka kerjakan atau sedang mereka rencanakan.
Mereka memiliki tampilan seolah-olah (as if performance), yakni:
Masa anak ditandai dengan emosi yang mulai timbal balik, anak disamping
menerima juga bisa memberi kasih sayang. Masa anak juga ditandai dengan
akulturasi yang cepat. Disamping menguasai bahasa, anak belajar pola kultural dalam
kebersihan, latihan toilet, kebiasaan makan, dan harapan peran seksual.
Perkembangan penting dalam tahap ini adalah loncatan sosial ke depan, anak
belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, dan memahami makna perasaan kelompok.
Tahap ini juga ditandai dengan munculnya konsepsi tentang orientasi hidup, suatu
rumusan atau wawasan tentang:
25
1. Kecenderungan atau kebutuhan untuk berintegrasi yang biasanya memberi ciri
pada hubungan antar pribadinya,
2. Keadaan-keadaan yang cocok untuk pemuasan kebutuhan dan relatif bebas
dari kecemasan,
3. Tujuan-tujuan jangka panjang yang untuk mencapainya orang perlu
menangguhkan kesempatan-kesempatan menikmati kepuasan jangka pendek.
Pre-adolesen ditandai oleh awal kemampuan bergaul akrab dengan orang lain
bercirikan persamaan yang nyata dan saling memperhatikan. Mereka membutuhkan
chum: teman akrab dari jenis kelamin yang sama, teman yang dapat menjadi tempat
mencurahkan hati, dan bersama-sama mencoba memahami dan memecahkan masalah
hidup. Tahap pre-adolesen ditandai oleh beberapa fenomena berikut:
1. Orang tua masih penting, tapi mereka dinilai secara lebih realistic
2. Mengalami cinta yang tidak mementingkan diri sendiri, dan belum dirumitkan
oleh nafsu seks
26
3. Terlibat kerjasama untuk kebahagiaan bersama, tidak mementingkan diri
sendiri
4. Kolaborasi chum, kalau tidak dipelajari pada tahap ini, akan membuat
perkembangan kepribadian berikutnya akan terhambat
5. Hubungan chum dapat mengatasi/menghilangkan pengaruh buruk simptom
salah suai yang diperoleh dari perkembangan tahap sebelumnya.
27
4. Alasan kultural, orang tua, guru, dan otoritas lainnya melarang keintiman
dengan seks yang sama karena takut terjadi homoseksualitas, namun mereka
juga melarang intimasi dengan lawan jenis karena takut dengan penyakit
menular seksual, kehamilan, atau kawin dini.
Tahap ini ditandai dengan pemantapan hubungan cinta dengan satu pasangan.
Tapi menurut Sullivan, perkembangan luar biasa tinggi dalam hubungan cinta dengan
orang lain bukan tujuan utama kehidupan, namun sekedar sumber utama kepuasan
hidup. Jika orang masuk pada tahap ini dengan inflasi sistem-self, menghadapi
kecemasan di banyak aspek kehidupan, mereka bisa mengalami beberapa masalah
seperti personifikasi yang tak tepat (inaccurate personification) dan berbagai jenis
keterbatasan hidup (restrictions of living) yang meliputi pandangan tidak realistic
mengenai diri sendiri, pandangan mengenai orang lain yang stereotip, serta
tingkahlaku menolak kecemasan yang merusak kebebasan seseorang. Pencapaian
akhir tahap ini adalah self-respect, yang menjadi syarat untuk menghargai orang lain.
28
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSEP KEPRIBADIAN
ERICH FROMM DAN HARRY STACK SULLIVAN
Kelebihan
Kekurangan
Kelebihan
1. Teori mudah dicerna oleh pemerhati dan mudah dipraktekkan tanpa resiko
kesalahan yang tak terduga.
29
2. Bangunan teori sangat logis dan cukup komprehensif.
Kekurangan
30
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
II. SARAN
31
DAFTAR PUSTAKA
Friedman.H.S & Schustack.M.W. 2006. Kepribadian teori Klasik dan Riset Modern.
Edisi 3 jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga,.
32