Anda di halaman 1dari 18

HUBUNGAN AKRAB (INTIMACY):

KELUARGA, TEMAN, KEKASIH, DAN PASANGAN HIDUP

A. Hubungan Saling Ketergantungan Dengan Keluarga Dan Teman Versus


Hubungan akrab memiliki karakteristik saling ketergantungan, dimana dua orang
mempengaruhi kehidupan satu sama lain, berbagi pemikiran dan emosi mereka, dan
terlibat pada aktivitas bersama.
Elemen yang paling umum dari semua hubungan akrab adalah saling
ketergantungan, suatu asosiasi interpersonal dimana dua orang secara konsisten
mempengaruhi kehidupan satu sama lain, memusatkan pikiran dan emosi mereka terhadap
satu sama lain, dan secara teratur terlibat dalam aktivitas bersama sebisa mungkin.1
1. Hubungan Keluarga
Hubungan pertama ada didalam keluarga, dan anak-anak dari orang lain dan
bagaimana berinteraksi dengan mereka sebagaimana mereka berinteraksi dengan orang
tua, kakak atau adik, dan anggota keluarga lainnya.
a. Orang tua dan anak
Sebagian besar interaksi orang tua dan anak memiliki implikasi masa depan
kerna keluarga dalah tempat masing-masing dari kita belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Selama setahun pertama dari hidup, bayi sangat
sensitiv terhadap suara-suara tertentu, ekspresi muka, dan gerakan tubuh. Dan
sebagian besar pengasuh sama sensitifnya terhadap apa yang dilakukan oleh bayi.
Pada interaksi yang terjadi, bayi dan pengasuhnya berkomunikasi dan
membutuhkan satu sama lain. Hal tersebut juga daapat menjadi pengaalaman
interpersonal yang positif bagi kedua partisipan, dan keduanya belajar sesuatu dari
hubungan semacam itu.
Kualitas dari interaksi antara seorang dan bayinya menentukan bagaimana
individu kecil tersebut berespons terhadap orang lain sepanjang hidupnya.
Penelitian memberikan bukti bahwa laki-laki dan perempuan menunjukkan pola
yang konsisten dalam hubungan mereka dengan ibu, ayah, teman-teman sesama
jenis kelamin, dan pasangan romantis mereka.
Sifat dari interaksi tergantung pada karakteristik kepribadian dari orang-orang
yaang berinteraksi dengan yang diajak berinteraksi. Semua interaksi dengan orang
tua dan anggota keluarga yang lain memiliki efek terhadap apa yang pelajari
terhadap hubungan dengan orang lain. Hubungan yang memuaskan dalam keluarga

1 Robert A. Baron, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2005), hal. 5

1
diasosiasikan dengan kemampuan untuk mengalami empati, rasa percaya diri yang
tinggi, dan kepercayaan interpersonal.
Interaksi dalam keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetis dan
karakteristik kepribadian namun juga oleh budaya. Contoh, orang Amerika
Meksiko yang berkulit putih lebih menekankan pentingnya dukungan serta
keanggotaan dalam keluarga dibandingkan dengan Amerika kulit putih. Anak dari
orang Meksiko juga mau untuk membantu orang tua, lebih memilih interaksi
didalam rumah, lebih mampu untuk mandiri dibanding dengan orang Amerika kulit
putih.
b. Hubungan Antara Kakak dan Adik
Hubungan antara kakak beradik berbeda dari hubungan antara orang tua dan
anak-anak mereka, dan sering kali merupakan kombinasi antara perasaan sayang,
benci, dan persaingan. Hubungan yang penuh kasih sayang antara kakak dan adik
mungkin terjadi jika anak memiliki hubungan yang hangat dengan masing-masing
orang tua, dan jika orang tua mempersepsikan pernikahannya secara positif.
Hubungan kakak beradik penting, sebab efek positif atau negatif yang
diasosiasikan dengan kakak atau adik mungkin saja dibangkitkan lagi berulang-
ulang pada interaksi dengan teman-teman sebaya, pasangan romantis, dan
pasangan hidup.
Kakak beradik paling mungkin merasa dekat jika mereka dapat berbagi sikap
kenangan, saling membela, mengalami pertemanan, dan saling menolong untuk
mengatasi kesulitan. Bahkan ketika kakak beradik sangat dekat pada saat anak-
anak, mereka cenderung tumbuh menjauh pada saat remaja dan dewasa muda.
Akan tetapi, pada saat mereka mencapai usia setengah baya, sebagian besar dari
mereka sekali lagi membina hubungan yang positif.
2. Hubungan diluar Keluarga
Pertemanan diluar keluarga dimulai pada masa kanak-kanak dan pada awalnya
hanya didasarkan pada ketertarikan yang mampu membetuk persahabatan yang
meliputi menghabiskan waktu bersama-sama, berinteraksi dengan banyak situasi yang
berbeda, mnyediakan dukungan sosial timbal balik, dan terlibat pada tindakan self-
disclosure.
Secara umum, memiliki teman adalah positif sebab teman dapat mendorong
self-esteem dan menolong dalam mengatasi stres, tetapi teman juga bisa memiliki efek
negatif jika mereka antisosial, menarik diri, tidak suportif, argumentatif, atau tidak
stabil.
a. Persahabatan versus Pertemanan

2
Persahabatan memiliki beberapa karakteristik yang berbeda. Misalnya orang-
orang cenderung menunjukkan perilaku self enhancing seperti menyombongkan
diri dengan bukan sahabat, tetapi mereka lebih mungkin untuk menunjukkan
kerendahhatian mengenai keberhasilan mereka ketika berinteraksi dengan sahabat.
Teman biasa dalah seseorang yang menyenangkan untuk bersama, sementara
sahabat dihargai karena ia murah hati, sensitif, jujur, seseorang yang dapat diajak
bersantai dan menjadi diri sendiri.
Hubungan antarteman yang berlanjut akan meningkat ke tingkat yang makin
dekat, makin akrab, dan makin akrab. Dalam hubungan ini ada dua hal yang
berpengaruh, yaitu kemiripan satu sama lain dan saling memberi penilaian yang
positif.
1) Kemiripan atau kesamaan yang dapat memperata hubungan antarpribadi adalah
dalam hal pandangan atau sikap.
2) Setelah, yang kemudian memperkuat hubungan antarpribadi adalah saling
menilai positif sehingga timbul perasaan atau kesan suka sama suka anatara
kedua pihak.2
Adapun beberapa elemen pokok yang terdapat dalam persahabatan, yaitu:
1) Mereka menghargai satu sama lain lebih pada sebagai orang itu sendiri
daripada keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari persahabatan itu. karena
pada dasarnya timbulnya persahabatan itu bersumber dari saling menyukai dan
saling memelihara hubungan, dan bukan didasarkan kepada keuntungan yang
didapat dari persahabatan tersebut.
2) Persahabatan sebagai suau hubungan antarpribadi lebih menekankan pada
kualitas yang objektif satu sama lain. Menyukai seseorang dilihat dari hal-hal
yang bersifat lahiriah akan mudah berubah, dan lebih baik bila orang menyukai
satu sama lain karena hal-hal yang terdapat pada orang itu sendiri yang sifatnya
stabil.
3) Saling bertukar barang diantara teman tidak didasarkan pada nilai ekonomik
tetapi pada kesukaan, harapan, dan keinginan diantara mereka. Jika seorang
sahabat memberikan hadiah bukanlah dinilai pada harga hadiah itu tetapi
pemberian ini ia akan menyukainya.
4) Akhirnya, mereka saling bersahabat karena keunikannya, dan ini sulit
digantikan oleh orang lain karena uniknya.3

2Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 205

3 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 217

3
b. Gender dan Pertemanan
Dua laki-laki cenderung berbicara tentang perempuan dan seks, terjebak
dalam suatu hubungan, olahraga, dan alkohol. Dua perempuan cenderung berbicara
tentang hubungan dengan laki-laki, pakian, masalah dengan teman sekamar, dan
memberi aatau menerima hadiah.
3. Hubungan Dewasa dan Kelekatan
a. Gaya Kelekatan
Pada semua usia, gaya kelekatan memberikan pengaruh utama pada
kemudahan orang-orang berteman, pada cara mereka berinteraksi dengan orang
lain, dan pada keberhasilan mereka dalam membina hubungan. Gaya kelekatan
orang dewasa memiliki karakteristik sebagai kombinasi dari tingkat self-esteem
seseorang dan derajat interpersonal. Dimensi positif dan negatif ini meghasilkan
empat gaya kelekatan: aman, menolak, takut-menghindar, dan terpreokupasi.
Orang-orang dengan gaya kelekatan aman adalah yang paling dapat membetuk
hubungan yang memuaskan, berisi komitmen, dan berlangsung lama. Gaya
kelekatan merupakan derajat keamanan yang dialami dalam hubungan
intrepersonal. Gaya-gaya yang berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih
bayi, tetapi perbedaan dalam kelekatan tampak mempengaruhi perilaku
interpersonal sepanjang hidup. Terdapat 4 gaya kelekatan berdasarkan sikap
terhadap diri sendiri dan orang lain:
1) Gaya kelekatan aman
Memiliki self Esteem yang tinggi dan positif terhadap orang lain, sehingga ia
mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan.
Biasanya digambarkan sebagai gaya kelekatan yang paling berhasil dan paling
diinginkan.
2) Gaya kelekatan takut-menghindar
Gaya yang memiliki karakteristik self-esteem yang rendah dan kepercayaan
interpersonal yang rendah. Dengan meminimalkan kedekatan interpersonal dan
menghindari hubungan akrab, mereka berharap dapat melindungi diri mereka
dari rasa sakit karena ditolak. Gaya ini merupakan gaya yang paling tidak aman
dan aling kurang adaptif.
3) Gaya kelekatan terokupasi
Gaya yang memiliki karakteristik self esteem yang rendah dan kepercayaan
yang interpersonal yang tinggi. Biasanya dijelaskan sebagai gaya yang
mengandung pertentangan dan tidak aman dimana individu benar-benar

4
mengharap sebuah hubungan dekat tapi merasa bahwa ia tidak layak untuk
pasangannya dan juga rentan akan penolakan.
4) Gaya kelekatan menolak
Gaya yang memiliki karakteristik self esteem yang tinggi dan kepercayaan
interpersonal yang rendah. Gaya ini biasanya digambarkan sebagai gaya yang
berisi konflik dan agak tidak aman dimana individu merasa dia layak
memperoleh hubungan akrab namun tidak mempercayai calon pasangan yang
potensial. Akibatnya adalah kecederungan untuk menolak orang lain pada suatu
titik didalam hubungan guna menghindari supaya tidak menjadi seseorang yang
ditolak.
b. Efek gaya Kelekatan pada Perilaku Lain
Orang-orang dengan gaya kelekatan yang aman telah diketahui
mengekspresikan keuasn dalam hubungan yang leih besar daripada orang-orang
dengan ketiga gaya lain, yang lebih tidak aman. Seorang ilmuwan menguatkan
keterkaitan ini dan mampu menunjukan bahwa salah satu alasan yang
mendasarinya adalah bahwa individu yang aman (dibandingkan dengan menolak,
takut-menghindar, dan terpreokupasi), mengalami rasa empati yang lebih besar dan
dengan demikian dapat mempersepsikan hubungan dari perspektif si pasangan dan
juga dengan perspektif mereka sendiri.

Empati

Kelekatan Kepuasan dalam


Hubungan
4. Kesepian
Kesepian merupakan keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang
diakibatkan oleh hasarat akan hubungan akrab namun tidak dapat mencapainya.
Indiviud yang kesepian dipersepsikan sebagai tidak dapat menyesuaikan diri oleh
oang-orang yang mengenal mereka.
Kesepian terjadi ketika seseorang memiliki hubungan lebih sedikit dan lebih
tidak memuaskan daripada yang ia inginkan. Akibatnya adalah depresi dan kecemasan.
Penyebab kesepian bisa jadi kombinasi dari preokupasi genetis, pengalaman belajar
yang spesifik pada awal kehidupan, dan pengaruh budaya. Intervensi dapat membantu,
terutama kombinasi antara terapi kognitif dan pelatihan ketrampilan sosial.
Diantara katakterstik orang dewasa yang kesepian dan tidak memiliki teman
adalah negativitas personal, yaitu kecederungan umum untuk tidak bahagia dan tidak

5
puas dengan diri sendiri. Hal ini diasosiasikan dengan kejadian negative yang
beruntun: negativitas personal mendorong timbulnya kpercayaan bahwa orang lain
mempersepsikan individu tersebut negative, sperti halnya self perception yang ia
miliki, dan interaksi sosial menjadi semakin maladaptif. Selanjtnya, orang lain benar-
benar berespons secar negative, dan hasilnay adalah negativitas personal yang semakin
bertambah.
B. Hubungan romantis, cinta dan keintiman secara fisik
1. Percintaan
Salah satu cara karakteristik yang menandai hubungan romantis adalah beberapa
tingkatan dari keintiman fisik, berkisar dari bergandengan tangan hingga interaksi
seksual. Seperti yang terjadi ketertarikan dan pertemanan, ketertarikan romantis
dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kedekatan fisik, penampilan, dan kesamaan.
Sebagai tambahan, percintaan, meliputi ketertarikan seksual, keinginan meliputi
ketertarikan seksual, keinginan akan adanya penerimaan total oleh orang lainnya, dan
sejumlah khayalan yang didasarkan pada ilusi yang positif.
Dalam bukunya Mary Jo Meadow menyebutkan beberapa bentuk-bentuk cinta.
Dua bentuk cinta yang paling penting ialah cinta terhadap diri sendiri dan cinta
kepaada sesama. Untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel sebagai berikut:

Orang yang
Cinta Kasih Tujuan Resiko
dikasihi
Ingin mempertahankan rasa
Keluarga, orang-
Mendukung dan aman, menghambat
Afeksi orang yang
memberi kasih sayang perkembaangan diri atau
terdekat
orang lain
Orang-orang Berbagai pandangan Pilih kasih, meganut nilai-
Persahabatan yang sepaham dan mempunyai nilai yang kurang terpuji,
dengan kita kesamaan tujuan merasa superior
Orang yang
Saling mengisi dan
merasa dirinya Mengasingkan diri dari
melengkapi dalam
Percintaan menjadi bagian orang lain, terlalu memuja
mencapai keutuhan
dari orang kekasih.
diri
lain/pasangan
Cinta Tuhan Nilai yang Mengabdi kepada Mempertahankan
termuliaa yang Tuhan berdasarkan pemahaman yang kurang
dapat dipikirkan nilai-nilai yag luhur memadai mengenai Tuhan,
memandang lebih penting

6
untuk mengabdi kepada
Tuhan daripada kepada
sesama
Diri sendiridan Menghargai dan Mementingkan diri sendiri,
Cinta Diri kehidupan memenuhi kebutuhan memperhatikan diri sendiri
pribadi diri sendiri secara berlebihan
Pelayanan tanpa Menanamkan
Umat manusia
pamrih kepada ketergantungan,
Cinta Sesama secara
siapapun dan membiarkan perilaku buruk
keseluruhan
dimanapun demi cinta sesama

a. Afeksi
Afeksi merupakan cinta kepada orang yang paling dekat dengan kita, biasanya
keluarga. Afeksi tumbuh dari hubungan dekat secara fisik dan biasanya orang tidak
dapat mengatakan secara pasti kapan memulainya. Afeksi adalah cinta yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Afeksi bersifat
menyenangkan, sopan tanpa basa basi.

b. Persahabatan
Persahabatan sejati menuntut adanya kesamaan pandangan dan upaya bersama
untuk merealisasikan pandangan itu, secara ideal ikatan yang demikian akan
mempersatukan seluruh anggota agama tertentu. Oleh karena itu, antar sahabat
memiliki nilai-nilai dan tujuan yang sama.
c. Percintaan
Bagi sebagian orang bahwa diri mereka tidak lengkap tanpa pasangan seseorang
yang merasa dirinya utuh memiliki lebih banyak hal yang dapat ditawarkan
kepada pasangannya, dan tidak merasa perlu memilikinya.
d. Cinta kepada Tuhan
Cintaa kepada Tuhan sering kali digambarkan sebagai keinginan untuk
kesempurnaan. Ada beberaapa aliran yang demikian kuat keyakinannya pada
Tuhan sebagai kekasihnyaa yang istimewa, sehingga merasa diri mereka lebih
penting bagi Tuhan dibandingkan dengan orang lain.
e. Cinta diri sendiri
Memahmai cinta diri sendiri perlu diktahui untuk dapat mencintai orang lain.
Banyak orang tidak mengetahui dengan benar mengenai cinta akan diri sendiri dan
merugikan diri mereka sendiri dengan cinta diri yang keliru.
f. Mecintai terhadap sesama

7
Mencintai sesama mengacu pada cerita yang umum terhadap sesama manusia,
berebda dari cita kasih saperti afeksi, persahabatan, dan percintaan yang sekarang
lebih dikenal dengan agape.4
2. Macam-macam Cinta
Cinta meliputi bermacam-macam kemungkinan. Diantaranya ialah cinta membara dan
cinta karib
a. Cinta Membara
Orang yang mengalami emosi ini biasanya menginterpretasikannya sebagai
cinta sejati, sementara orang dari luar akan lebih menamainya sebagai kegilaan.
Cinta membara timbul sebagai reaksi positif yang segera, berlebihan, menggelora,
dan menghabiskan energi terhadap orang lain, suatu reaksi yang dirasakan seolah-
olah melebihi kuasa.
Jenis cinta ini dapat ditemui dalam kasus yang menunjukkan bahwa
seseorang sedang dalam keadaan jatuh cinta. Sering kali aktivitas dalam jenis cinta
ini kemudian mengarah pada aktivitas yang bersifat ketubuhan (seksual atau eros)
Selain itu dalam keadaan ini, pelaku cinta bergairah ini merasakan dalam dirinya
psikologis yang disebut eforia atau kondisi kebahagiaan yang berlebihan sehingga
mengurangi control rasionalitas yang normal dalam dirinya. Terjadi proses
terbangkitnya dan teangsangnya funsi-fungsi tubuh dan kejiwaan yang mengarah
pada upaya pemenuhan cinta secara ketubuhan. Keadaan ini kemudian terwujud
dalam gejala ketagihan untuk selu beremu dengan pasanagnnya. Karena kadar
control diri dan rasionalitasnya yang lemah, dalam diri pelaku cinta ini sering
muncul masalah hubungan interpersonal seperti cemburu buta dan posesif.
b. Cinta Karib
Cinta ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut: adanya kelekatan afeksi diantara
kedua pelaku cinta, terdapatnya nilai-nilai yang berkesesuaian dianatar kedua
pelaku cina, iklim hubungan yang hangat yang dtunjukan dengan perilkau saling
memahami diantara kedua belah pihak, hubungan cinta meyebabkan suasana hati
yang nyaman diantara kedua belah pihak pelaku cinta. Hubungan interpersonal
dalam jenis cnta ini ditunjukkan melalui hubungan yang bersifat akrab dan
berdasrkan pada rasionalias berpikir. Jenis cint ini termasuk jenis cinta ini terdapa
didalanya kematangan ubungan dan kematangan interpersonal diantara kedua belah
pihak.

4Mary Jo Meadow, Memahami Orang Lain, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), hal. 96

8
Cinta karib lebih seperti persahabatan yang meliputi kepedulian, rasa saling
suka, dan penghargaan. Cinta semacam inilah yang dapat mempertahankan
hubungan dari waktu ke waktu.
Terdapat empat jenis cinta sebagai tambahan dari cinta membara dan cinta
karib yang telah diajukan. Keenam jenis tersebut ditunjukkan dengan contoh
pernyataan dari suatu tes yang dirancang untuk mengukur perbedaan individual
dalam jenis-jenis cinta. Jenis-jenis yang berbeda ini merepresentasikan sikap-sikpa
yang cukup berbeda mengenai hubungan interpersonal.

Contoh Pernyataan Dalam Tes Yang Mengindikasikan Jenis


Jenis Cinta
Cinta Seseorang
Eros: Cinta Saya dan kekasih saya saling tertarik satu sama lain segera
membara setelah kami pertama kali bertemu
Storge: Cinta Cinta adalah pertemanan yang mendalam, bukan merupakan
karib emsoi yang mistis dan misterius
Ludus: Cinta Saya kadang-kadang harus menjaga agar kedua kekasih saya
main tidak mengetahui tetang satu sama lain
Mania: Cinta Saya tidak dapat bersantai jika saya menyangka kekasih saya
posesif bersama degan orang lain
Pragma: Cinta Hal terbaik adalah mencintai seseorang yang berlatar belakang
logika sama
Agape: Cinta
tidak
Lebih saya yang menderita daripada dia
mementingka
n diri sendiri

3. Model Cinta Segitga


Stenberg mengkonseptualisasikan cinta dalam bentuk segitiga, dengan tiga
sudutnya melambangkan tiga komponen dasar yaitu: keintiman, nafsu, dan
keputusan/komitmen.
a. Keintiman
Dimensi ini tertuju perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka
untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai keintiman emosional jika kedua
belah pihak saling mengerti, terbuka, dan saling mendukung, serta bisa berbicara
apa pun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling memaafkan dan
menerima, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.
b. Hasrat/Nafsu
Dimensi ini menyelesaikan pada intensnya perasaan serta perasaan
(keterbangkitan) yag muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis

9
cinta ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan
orang yang dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara instens
saat bertemu, mengalami perasaan indah sperti melambungkan ke awan,
mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami
perasaan sejahtera, ingin sellau bersama pasangan yang dicintai, memiliki energi
yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya
kesamaan dalam banyak hal, serta tentu saja merasa sangat berbahagia.
c. Keputusan/komitmen
Pada dimensi komitmen/keputusan, seorang berkeputusan untuk tetap bersama
dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahan
perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng,
melindungi hubungan tersebut dari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan
dalam keadaan kritis.5
Pasangan kekasih pada kenyataannnya secara subjektif mengalami 3 komponen
ini secara tumpang tindih dan berkaitan dengan aspek-aspek cinta, tetapi sembarang
hubungan dapat memiliki karakteristik yang terutama didasarkan pada satu atau dua
komponen. Ketika ketiga sudut dari segitiga sama-sama kuat dan seimbang, hasilnya
adalah cinta sempurna. Cinta ini dinyatakan sebgai bentuk cinta yang ideal, namun
sangat sulit untuk dicapai.

Rasa suka= Keintiman saja


Ertemanan sejati tanpa nafsu atau komitmen
jangka panjang
Cinta sempurna= Keintiman + Nafsu +
Cinta Romantis = Komitmen Cinta karib = Keintimn dan
keintiman dan nafsu
Cinta lengkap, terdiri dari ketiga komponen. Komitmen
Keterarikan secara Pertemanan jangka panjang
fisk dan emosioanl dengan komitmen seperti pada
tanpa komitmen perkawinan dimana nafsu
Tergila-gila = sudah hilang
nafsu saja Cinta Kosong
= komitmen
Cinta pada saja
pandangan Kepuusan untuk
pertama yang mencintai orang
Cinta tolol = Nafsu dan Komitmen
penuh nafsu lain tanpa
Komitem berdasarkan nafsu tanpa adanya
dan bersifat keintiman ata
waktu untuk megembangkan keintiman
obsesif tanpa nafsu
5 Sarlito W. adaya
Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal. 71
keiniman atau
komitmen.
10
C. Pernikahan: Hubungan Akrab yang paling Utama
1. Keberhasilan Pernikahan dan Kepuasan Pernikahan
a. Kesamamaan Dan Kesamaan Yang Diasumsikan
Kesamaan yang diasumsikan memilik pengertian sejauh mana du orang
percaya bahwa mereka serupa pada hal-hal tertentu, dan sebaliknya bukan dengan
sejauh mana mereka pada kenyataan yang serupa.
Orang-orang yang serupa menikah, dan kesamaan tidak bertambah ataupun
berkurang seiring dengan bertambahnya tahun. karena kesamaan yang lebih besar
diasosiasikan dengan hubungan yang positif, bagi pasangan yang memikirkan
pernikahan secara serius akan baik jika berpikir diluar daya tarik fisik dan seks
untuk melihat secara dekat kesamaan dan ketidaksamaan mereka.
Tidak hanya orang-orang serupa yang menikah, namun hubungan yang
positif juga dikarakteristikkan dengan kesamaan yang diasumsikan. Pasangan
hidup cenderung memiliki asumsi yang lebih besar mengenai kesamaan daripada
yang sebenarnya.
Pasangan individu pada masing-masing jenis hubungan lebih serupa
dibandingkan dengan sekedar kebetulan, tetapi pasangan hidup lebih serupa
dibandingkan dengan pasangan kencan atau teman. Tetapi, kesamaan yang
diasumsikan paling tinggi pda pasangan kencan, kemungkinan mencerminkan ilusi
romantic. Teman-teman dan pasangan hidup sedikit lebih realistis. Jika pasangan
pernikahan lebih mengindikasikan kesamaan kesamaan yang sesuai dengan
kenyataan dan lebih sedikit kesamaan yang diasumsikan aripada pasangan kencan,
hal ini memberi kesan bahwa banyak pasangan membuat keputusan yang relative
bijaksana dan realistis sebelum memtuskan untuk menikah. Juga benar jika dua
orang yang berkomitmen pada suatu hubungan cenderung menggeser sikap mereka
menuju kesamaan yang semakin besar.
b. Faktor-Faktor Kepribadian
Dalam beberapa contoh, kebehasilan dalam pernikahan tidak diperlukan
pasangan yang serupa, namun karakteristk keribadian, diantaranya sebagai berikut;
1) Narsisme
Narsisme merupakan disposisi kepribadian dimana individu memiliki self
esteem yang tinggi dan juga merasa superior dibandingkan sebagian besar
orang, mencari pujian, sensitive terhadap kritik, kurang dapat berempati
terhadap orang lain, dan eksploitatif. Orang yang mempunyai karakteristik
narsisme mempunyai andangan pasangan ideal ialah yang mudah untuk

11
memberikan pujian karena itulah yang didinginkan, bukan mencari pasangan
yang sesama narsisnya.
2) Tingkah laku interpersonal dan gaya kelekatan
Individu dengan self model yang negaif (gaya terpreokupasi dan gaya takut
menghindar), dibandingkan dengan mereka yang memiliki self model negative
( gaya amandan menolak), mendaati diri mereka dalam hubungan yang kurang
memuaskan karena mereka memandang besarnya cinta yang diberikan
pasangan mereka dengans sebelah mata. Dengan demikian, rasa tidak aman
mengarah apad salah persepsi, dan berdasarkan kesalahan ersepsi tersebut
terdapat evaluasi yang negative terhadap pasanan dan mengenia hubungannya
dan dengan sedikitnya rasa optimis erhada masa depan.
3) Kecemasan, afek negative, dan neurosisme.
Karakteristik semacam ini ditemukan berkaitan dengan negtivitas
interpersonal dalam sebuah hubungan pernikahan dan dengan melanjutnya
ketidakpuasan pasangan di berbagai titik dalam sebuah pernikahan mereka.
Penelitian menyebutkan bahwa afektivitas negative berakibat pada
kekecewaan seiring dengan waktu, dengan melenyapkan cinta, menurunnya
afeksi yang tampak, dan meningkayna ambivalensi.
Awal Pernikahan Selama Pernikahan Akhir Pernikahan

Satu atau kedua Afek Ketidakpuasan


pasangan negative pernikahan
mengekspresikan dalam
kecemasan, afek interaksi
negative, dan penikahan
kecenderungan
c. Seks dalamneurotik
Pernikahan
Survey terhadap pasangan yang menikah menunjukkan bahwa interaksi
seksual menjadi lebih jarang seiring dengan berjalanya waktu, dan bahwa enurunan
aling cepat terjadi selama empat tahun pernikahan pertama pada pernikahan.
Pasangan yang paling aktif secra seksual adaah hidup bersama tetai tidak
menikah (kumpul kebo). Meskipun ada beberapa yang berharap bahwa hidup
bersama sebagai pasangan akan mendorong kea rah harapan yang lebih realistic
mengenai pernikahan, dan rasa takut orang-orang lain bahwa tingka laku semacam
itu akan menghancurkan keluarga, penelitian menunjukkan eek pengalaman seks
praikah yang kecil atau tidak terhadap hubunga lanjutan. Artinya, ubungan
pranikah, termasuk kumpul kebo, tidak memiliki fee terhadap kemungkinan

12
pernikahan, tidak ada efek pada kepuasan pernikhan, dan tidak ada efek terhadap
keberhasilan maupun kegagalan pernikahan.
2. Cinta dalam pernikahan, Karier, Menjadi orang Tua, dan Perubahan Komposisi
Keluarga
a. Cinta dan pernikahan
Bagi laki-laki maupun perempuan, kepuasana terkait dengn tingkah laku
yang menunjukkan cinta karib, yaitu berbagi kativitas bersama, bertukar ide,
tertawa bersama, dan bekerja bersama pada proyek-proyek tertetu. Secara
keseluruhan, cinta karib tampaknya menjadi bahan kunci dalam pernikahan yang
bahagia, tetapi perempuan lebih bahagia lagi jika mereka tersu merasakan percikan
cinta membara.
b. Bekerja didalam dan diluar
Konflik antara kerja dan keluarga mempengarui baik laki-laki mauun
perempuan dan dapat mengarah pada ketidakpuasan terhadap pekerjaannya dan
juga kehidupannya.jika kedua pasangan bekerja diluar rumah, potensi terjadinya
konflik menjadi lebih intensif. Tugas yang besar bagi pasangan yang dua-duanya
bekerja adalah menemukan cara yang paling baik untuk menyesuaikan kebutuhan
pada keluarga berkarir ganda.
Dalam hubungan karir istri dan kepribadian suami, ada 5 tema perkawinan
dengan ciri khasnya masing-masing.6

Tema Perkawinan Ciri Khas


Pertentangan/karir Suami macho dan agresif. Menghindari pekerjaan diluar
rumah setelah kelahiran anak. Ancaman persecraian pada
usia sekitar 30 tahun.
Karir ganda Suami mendorong karir istri secara financial dan
intelektual. Suami dan istri sama-sama menginginkan
control dan kemandirian. Karir istri dapat berakibat tetapi
tidak sebelum usia 46 tahun
Pertentangan Setelah anak-anak bersekolah, suami tidak memenuhi
kebutuhan istri akan keintiman dan kegairahan. Perceraian
dapat terjadi pada umur 30 tahun, tetapi istri mencari
kawan pria baru, bukan karir baru.
Suami sibuk Suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya, istri dapat
mencari pekerjaan daripada didiamkan. Dapat bertahan

6 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal 220

13
samapi usia 40 tahun.
Saling menerima Suami istri mempunyai karir yang sedang, istri menegjar
tujun yang sederhana setelah anak sekolah. Istri menikmati
pekerjaannnya, tetapi keluarga lebih penting.

c. Menjadi orang Tua


Menjadi orang tua seringkali diemukan berkaitan dengan penurunan
kepuasan pernikahan, tetapi efek negative lebih sedikit jika pasangan memiliki
hubungan karib yang kuat. Meskipun terdapat berbagai permasalahan, sebagian
besar orang mengatakan bahwa mereka ingin memlii anak, dan orang lain
mengasumsikan bahwa anak alki-laki dan perempuan yang tidak memiliki anak
relative lebih tidak hangat, lebih tidak ramah, dan lebih tidak peduli dibandingkan
dengan orang-orang yang menajdi orang tua.. tampaknya menjadi orang tua adalah
tujuan yang diinginkan, dan idak adanya anak-anak diatribusikan pada kegagalan
pribadi.
d. Perubahan pada komposisi keluarga
Ketika berbicara tentang pernikahan, emnjadi orang tua, dan keluarga,
kebanykan memiliki bayangan yang ideal mengenai rumah tangga tradiisonal.
Namun menurut data Amerika, terjadi penurunan dari pasangan yang menikah
beserta anak-anak, serta peningkatan terhadap jumlah rumah tangga yang terdiri
dari ibu tunggal.
Sebagai lanjutan sebagai rumah tangga ibu tunggal, terdaat peningkatan
pernikahan kembali dimana istri, suami aa keduanya memiliki anak dari
pernikahan yang sebelumnya, peningkatan jumlaha pasangan kumpul kebo, serta
peningkatan jumlah pasangan gay dan lesbian. Peneliti belum menemukan dampak
yang mungkun muncul dari susunan yang sangat berebda ini, baik terhadap orang
dewasa maupun terhadap anak-anak mereka.
3. Permasalahan dalam Hubungan, Reaksi terhadap permasalahan, dan efek dari
Kegagalan dalam Hubungan
a. Permasalahan antara pasangan
Salah satu masalah yang muncul adalah perlunya memahami kenyataan dari
sebuah hubungan. Maksudnya, tidak ada pasangan hidup yang sempurna. Tanpa
memedulikan seberapa tampak dealnya orang lain tersebut, orang paa suatu waktu
akan menyadari bahwa ia memiliki kualitas yang negative dan juga positif.
Beberapa permasalahan dalam pernikahan adalah universal, karena terlibat
dalam hubungan akrab apa pun memerlukan derajat terentu dari kompromi.
Pentingnya mempertimbangkan kebutuhan kedua pasangan berarti ada konflik

14
yang pasti akan dialami antara keinginan untuk ebbeas dan kebutuhan akan
kedekatan.
Mungkin saja mengkonseptualisasikan berbagai interaksi dalam pernikahan
dalam bentuk keunungan dan kerugian. Clark dan Grote mengidentifikasikan
beberapa tipe keuntungan dan kerugian, beberapa diantaranya positif atau negative
dengan sengaja dan beberapa dianaranya tidak disengaja. Beberapa kerugian
melibatan keputusan yag sukarela untuk terlibat dalam perilaku yag sulit atau tidak
diinginkan agar memenuhi kbutuhan pasanganya, tindakan semacam ini disebut
tingkah laku komunal. Berikut mengenai keuntungan dan kerugian dalam
hubungan pernikahan.
Faktor Positif Faktor Negatif

Keuntungan yang Kerugian yang


disengaja disengaja
Suami saya memuji saya
mengenai pilihan pakaian Istri saya
Keuntungan yang tidak
saya. membenarkan tata
disengaja Kepuasan bahasa saya didepan
Saya merasa bangga Terhadap orang banyak
akan keberhasilan istri Tingkat Keuntungan yang tidak
Tingkah lakusayaKomunal disengaja
Hubungan
Saya menolong istri saya
b. Bereaksi terhadap Pemasalahan PernikahanPernikahan Suami saya membuat
ketika
Ketika ia terdapat
mengalami argument dan perbedaan pendapat, tidalah membantu untuk
kesulitan dengan mobilnya saya tidak bisa tdur
memfokuskan pada menang atau kalah maupun pada benar atauia salah.terdapat
karena mengorok
beberapa alternaif yang dapat dilakukan ketika terjadi permasalahan, diantaranya:
1) Berhenti sejenak dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari
tindakan-tindakan tersebut terhadap hubungan
2) Masing-masing individu menahan diri untuk tidak berusaha menghancurkan
self evaluation positif dari pasangan
3) Menunjukkan emati dan menghindari hostility, serta pertahanan diri.
Semakin aman gaya kelekatan seseorag, semakin besar kemungkinannya
untuk memperoleh pernikahan yang penuh komitmen dan memuaskan. Cara yang
lebih komprehensif untuk mengkarakteristikkan beragam cara dalam interaksi
dengan pasangan dapat dirangkum secara sederhana. Perkataan atau perbuatan
apapun yang menimbulkan efek negative adalah buruk bagi pasangan, dan
perkataan aau perbuata apapun yang menimbulkan afek positif adalah baik bagi
pasangan.
c. Kegagalan Hubungan
Sebagian, kekasih dan pasangan hidup merasakan bahwa akhir dari
hubungan lebih menyulitkan daripada akhir dari pertemanan karena mereka telah

15
menginvestasikan aktu yng cukup banyak satu sama lain, terlibat dalam banyak
aktivitas yang saling menguntungkan, dan engeskpresikan komitmen yang abadi
pada hubungan tersebut. Namun pernikahan juga data berhasil, meskipun sering
kali penekanan pernikahan lebih dari separuh dari semua pernikahan berakhir
dengan perceraian sama benarnya jika dikatakan bahwa pernikahan dapat berhasil
dan hamper separuh dari seua pernikahan berlangsung seumur hidup. Resep
kuncinya antara lain adalah penekanan pada pertemana, komitmen, kesamaan, dan
ekspresi serta penciptaan afek postiif.

Hubungan yang sedang berlangsung dipersepsikan


memburuk

Respon Aktif Respon Aktif

Negatif Positif Negatif Positif


Keluar Menyuarakan Tidak Loyalitas
Memutuskan Bekerja untuk Peduli Menunggu
untuk memperbaiki Menunggu sampai
menghentika hubungan sampai kapan
Ketika
n hubungan suatu hubungan mulai gagal, pasangan dapat berespons baik dengan
permasalahan perbaikan
cara yang aktif maupun yang pasif. Dalam masing-masing
menjadi lebihkedua alternative
terjadi
buruk
tersebut, respons dapat positif maupun negative. Rusbult dan Zembrodt melabel
kepuusan aktif dan negative (mengakhiri hubugan) dengan istilah keluar dan
keputusan aktif positif (berusaha memperbaiki hubungan) denga istilah
menyuarakan. Respons pasif-negatif (hnya menunggu hingga permasalahan
menjadi lebih buruk) dilabel sebagai tidak peduli. Respons pasif positif (hanay
menunggu adanya perbaikan) dikenal sebagai loyalitas
Sebagian besar pasangan yang menikah memiliki konflik dan perbedaan
pendapat hingga taraf hingga taraf tertentu, ketika kesulitan diselesaikan secara
konstruktif, pernikahan lebih mungkin untuk bertahan. Ketika permasalahan
menjadi lebih buruk akibat adanya interaksi yang destruktif, pernikahan
kemungkinan akan gagal.
Perceraian adalah proses menyakitkan dengan yang memiliki dampak emosi
negatif dan ekonomi, tetapi korban yang paling tidak berdaya dan paling tidak

16
bersalah adalah anak-anak. Meskipun ada pengalaman semacam ini, sebgaian besar
orang-orang yang bercerai (terutama laki-laki) memutuskan untuk menikah lagi.
Dalam upaya membangun cinta yang relatif lestari maka diperlukan untuk
mengembangkan beberapa faktor yang dapat membantu tujuan itu:
1) Kelekatan hubungan saling bergantung
Kelekatan ini ditunjukkan dengan adanya pemahaman timbal balik yang
proporsional, adanya kondisi saling memberi dan menerima dukungan
psikologis maupun sosial
2) Keseimbangan keuntungan
Keseimbangan hubungan dalam cinta ditunjukkan dengan sutau keadaan yang
menggambrakan bahwa hasil-hasil balikan yang diperoleh oleh masing-masing
pelaku cinta dari sebuah hubungan oleh masing-masing pelau cinta dari sebuha
hubungan cinta dapat dinilai oleh seseorang proporsional dengan apa yang
telah diberikan kepada pasangannya.
3) Keterbukaan
Keterbukaan diantara kedua belah pihak melalui komunikasi yang intens
tentang masing-masing wilayah pribadi kedua belah pihak yang sedang
menjalin hubungan cinta.7

7Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 163

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. 2009

Baron, Robert A. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. 2005

Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010

Meadow, Mary Jo. Memahami Orang Lain. Yogyakarta: Kanisius. 1989

Sarwono, Sarlito W. dan Eko A. Meinarno. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

2011

Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. 2002.

18

Anda mungkin juga menyukai