Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Cahyati

Nim : 931105917

Contoh Kasus

Si A anak pertama dari lima bersaudara. Dia bermasalah karena selalu bolos
dari sekolah dan bermain dengan anak-anak nakal sehingga dia terlibat berbagai
masalah seperti meninum minuman alcohol sehingga sering pulang Dalam keadaan
mabuk. Di samping itu A terlibat perkelahian dengan orang lain di sebuah night club.
Polisi menangkap semua yang terlibat perkelahian tersebut termasuk A yang anak
orang kaya sibuk tersebut. Polisi menelpon orang tuanya yang kebetulan baru pulang
dari luar negeri. Ayah itu kaget besar, juga marah besar karena dia tidak menyangka
anaknya senakal itu sampai ditahan polisi. Semua itu terjadi karena kurangnya
perhatian dan kasih saying dari orangtuanya, karena mereka keduanya super sibuk.
Orangtuanya mengira bahwa dengan uang yang berlimpah keadaan anak akan aman,
teapi ternyata pemikiran itu bertolak belakang dengan kebutuhan utama anak yaitu
perhatian dan kasih saying dari orangtua. Hal itu tidak akan didapat pada keluarga di
mana orangtua super sibuk mengurus bisnis yang tak habis-habisnya.

Analisis dengan Pendekatan Sistem

Jika melihat dari masalah di dalam keluarga seperti contoh diatas, sebaiknya
konselor menggunakan teori sistem secara umum. Karena menurut penjelasan teori
ini paradigma baru dalam teori sistem dipengaruhi oleh teori biologi dan kedokteran
dengan tokohnya Bertalanffy (1929). Menurut teori sistem itu bagian-bagian
membentuk keseluruhan, karena bagian-bagian itu saling mempengaruhi dan
berkaitan sehingga menjadikan suatu sistem.

Teori sistem ini dimaksudkan oleh L. Von Bertalanffy dengan istilah open
system (sistem terbuka). Keadaan karakteristik dari organisme hidup merupakan
open system. Dikatakan terbuka karena ada inport dan eksport sehingga hal itu dapat
mengubah komponen-komponen dalam sistem.

Teori ini diaplikasikan terhadap keluarga, sejak itu tampak bahwa teori sistem
dalam keluarga menggantikan pandangan lama yang memfokuskan pada individu.
Pandangan lama itu mengatakan bahwa keluarga merupakan penjumlahan dari
individu-individu. Teori sistem berlawanan dengan pandangan ini karena seorang
tidak akan dapat memahami masalah keluarga tanpa memahami saling hubungan
komunikasi dan interaksi anggota keluarga.

Proses dimana anggota keluarga saling berhubungan, berinteraksi, dinamakan


sistem keluarga. Sistem keluarga merupakan bagian pula dari sistem yang lebih luas
yaitu masyarakat.

Berangkat dari teori pendekatan sistem yang telah dikemukakan diatas, maka
ada empat konsep penting yang diambil dari Bertalanffy yaitu:

a. Keseluruhan (wholessness)
Konsep ini menggambarakn bahwa suatu sistem tidak akan dapat dipahami
jika melihat bagian-bagiannya saja. Demikian juga halnya perilaku
seseorang, tidak akan dapat dipahami tanpa melihatnya dalam sistem yang
kompleks, tentang bagaimana perilaku itu berkaitan dengan seluruh
komponen dalam sistem. Para pakar teori Gestalt mengatakan ”keseluruhan
itu lebih bermakna dari kumpulan bagian-bagian saja”
Jika seorang anggota keluarga berubah atau terganggu maka keseluruhan
anggota keluarga akan berubah atau terganggu pula. Perilaku anggota yang
terganggu menyebabkan anggota lainnya terganggu pula. Sebaliknya jika
sistem keluarga terganggu maka kemungkinan besar ada anggota keluarga
lainnyaa terganggu pula.
b. Umpan balik (feed back)
Umpan balik adalah bagaimana individu-individu di dalam sistem
berkomunikasi satu sama lain. Bentuk komunikasi itu adalah circular dan
bukan linier. Komunikasi linier sifatnya satu arah, sedangkan circular lebih
dari dua arah atau menyeluruh.
c. Homeostasis
Kecenderungan sebuah sistem untuk mencari keseimbangan, kestabilan,
disebut Homeostasis. Sebagai contoh jika suatu keluarga mencoba
mempertahankan status-quo dengan membiarkan saja seorang anak yang
kabur dari rumah untuk menjaga agar sistem tetap seimbang, maka umpan
balik dari sistem itu dinamakan negative (negative feed back).
Kecenderungan keluarga untuk mencapai homeostatis atau stabilitas dengan
mengurangi penyimpangan-penyimpangan dalam proses keluarga (negative
feed back) menunjukkan bahwa keluarga itu enggan untuk berubah ( status-
quo). Jika suatu peristiwa atau perilaku menyimpang dalam keluarga
dijadikan modal untuk menemukan penyimpangan dalam komunikasi atau
kestabilan, lalu sistem keluarga menemukan kestabilan baru, maka hal itu
dinamakan positive feed back atau umpan balik positif. Dalam konseling
keluarga perhatian dipusatkan pada proses perubahan dan stabilitas bekerja
sama dalam sistem keluarga.
d. Equifinality
Konsep equifinality dimaksudkan bahwa banyak cara dilakukan untuk
mencapai tujuan yang sama. Beralanffy mengatakan : ”in most physical
system, that final state is determined by initial conditions”. Bahwa keadaan
akhir (final)ditentukan oleh kondisi-kondisi yang mengawalinya. Jika konsep ini
diaplikasikan ke dalam sistem keluarga artinya ialah : cara-cara yang dilakukan
keluarga untuk menyelesaikan masalah kurang berarti, maka cara-cara itu bukanlah
ang terakhir. Keluarga itu perlu mencari cara-cara lain yang lebih berarti sehingga
mencapai hasil yang lebih baik (final).

Dilihat dari permasalahan diatas, untuk penyelesaian kasus yang dialami A adalah dengan:
1. Dilakukan konseling individual yang dapat mengungkap semua perasaan, pengalaman,
dan pemikirannya terhadap situasi orangtua dan keluarga
2. Setelah A tenang, dia dilibatkan Dalam diskusi konseling keluarga di mana dia dapat
mengajukan perasaan, da nasal-usulnya untuk perbaikan keluarga dan dirinya. Berarti
A telah sadar akan kelemahannya, dan mempunyai ide dan pemikiran tentang
perbaikan komunikasi di Dalam keluarganya

Anda mungkin juga menyukai