Anda di halaman 1dari 18

Erich Fromm

PSIKOANALISIS
HUMANISTIK

Biografi Erich Fromm


3 Pengalaman yang membentuk kepribadian
Fromm
Ketika masih kanak-kanak, Fromm belajar Perjanjian
Lama di bawah bimbingan sarjana Kitab Suci
terkemuka Para Humanis dengan toleransi yang
sangat besar
Fromm mengalami kehilangan arah ketika melihat
seniwati muda yang menarik dan sukses bunuh diri
agar dapat dikubur bersama-sama dengan ayahnya.
Terjadi PD I, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan :
Mengapa harus perang, mengapa orang tidak bisa
hidup bersehati, kenapa orang-orang yang terkenal
ramah dan rasional bersedia tunduk kepada ambisi
membunuh yang sama sekali tidak masuk akal?

Biografi Erich Fromm


Lahir di Frankfurt, 23 Maret 1900. Anak tunggal dari
orangtua Yahudi Ortodoks.
Ketika masih kanak-kanak, Fromm belajar Perjanjian
Lama di bawah bimbingan sarjana Kitab Suci terkemuka
Umur 12 tahun ayahnya meninggal dan terjadi
peristiwa seniwati muda yang bunuh diri
Umur 14 tahun terjadi PD I
Thn 1925-1930 belajar Psikoanalisis di Munich
Frankfurt Berlin Psychoanalytic Institute oleh
Hans Sachs
1926 menikah dengan Frieda Reichmann, yang lebih tua
10 thn darinya. 1930 berpisah
1933 mengajar di Chicago Psychoanalytic Institute
Fromm memperbaharui perkenalannya dengan Horney dan
menjadi sepasang kekasih
1941 bergabung di AAP (Association for the
advancement of psychoanalysis) yang didirikan oleh
Horney.

Biografi Erich Fromm


1943 keluar dari AAP dan mengakhiri hubungannya
dengan Horney.
1946 mendirikan William Alanson White Institute of
Psychiatry, Psychoanalysis and Psychology. Sebagai
saingan AAP
1944 menikahi Henry Gurland.
Henry Gurland :
2 tahun lebih muda darinya
Lebih tertarik pada pemikiran religi dan mistik
Pemahamannya terhadap Zen Budhisme lebih unggul
daripada Fromm
1950an Gurland meninggal karena rematik persendian
1953 Fromm menikah lagi dengan Anne Freeman
1980 Fromm meninggal karena serangan Jantung

Sekilas Psikoanalisis Humanistik


TESIS DASAR
ERICH FROMM

Manusia modern sudah tercabut dari


kesatuan prasejarahnya dengan alam dan
dengan sesamanya, namun mereka masih
memiliki kekuatan penalaran,
pemrediksian, dan imajinasi.

Kesadaran diri tsb


memberikan kontribusi bagi
manusia perasaan
kesepian, keterkucilan, dan
ketidakberumahan
Kecemasan Dasar
Untuk melarikan diri dari
perasaan tsb, Manusia
berjuang untuk menjadi
satu dengan alam dan
manusia
dengan memenuhi
Kebutuhan Eksistensial

Manusia kehilangan sebagian


besar insting hewaninya tetapi
mencapai peningkatan dalam
perkembangan otak yang
menghasilkan kesadaran diri,
imajinasi, perencanaan dan
keragu-raguan Dilema
Manusia

Berkah dan Kutukan

Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi paling dasar : Kepribadian individu
dapat dipahami hanya dalam terang sejarah
manusia.
Diskusi mengenai situasi manusia selalu
mendahului diskusi kepribadian, [dan]
psikologi harus dilandaskan kepada konsep
antropologis-filosofis tentang eksistensi
manusia.
Fromm menyetujui tentang gagasan
Evolusioner Manusia
Kemampuan Rasio adalah Berkah sekaligus
Kutukan Di satu sisi mengijinkan
manusia untuk bertahan dan di sisi lain
memaksa mereka untuk memecahkan dikotomi
dasar yang tak terpecahkan yaitu Dikotomi
Eksistensial

Dikotomi Eksistensial
Kesadaran diri mengatakan bahwa kita pasti akan
mati namun manusia berusaha untuk menolak
dikotomi ini dengan mempostulasikan hidup
sesudah mati
Manusia sanggup mengkonsepsikan tujuan
realisasi diri namun manusia juga sadar bahwa
hidup terlalu singkat untuk mencapai tujuan
tersebut
Manusia sebagai individu yang terpisah namun
kebahagiaannya bergantung kepada perasaan
bersatu dengan sesamanya.

Kebutuhan-Kebutuhan Eksistensial

Keterhubungan (Relatedness)
Transedensi (Transcendence)
Keberakaran (Rootedness)
Rasa Identitas (Sense of Identity)
Kerangka Orientasi (Frame of Orientation)

Keterhubungan (Relatedness)
Yaitu dorongan untuk menyatu dengan pribadi lain di luar dirinya.

Ketundukan
Keterhubungan

Menguasai

Menyenangkan
tapi sesuatu hal
yang tidak sehat

Hub. Yang
Simbiotik

Mencintai

Menderita
Pelemahan
Pengandalan
Diri Sendiri

Kekuatan
Batin

Menghalangi
Pertumbuhan
Integritas
Psikologi

Kesehatan
Psikologi

Transedensi (Transedence)
Yaitu desakan untuk naik mengatasi eksistensi pasif dan
aksidentalnya menuju wilayah kebertujuan dan kebebasaan
(Fromm, 1981)
Positif

Kreatif

Negatif

Destruktif

Transedensensi

Keberakaran (Rootedness)
Yaitu Kebutuhan untuk membangun akar-akar atau merasakan aman di
dunia layaknya di rumah sendiri

Produktif
Keberakaran
Non
Produktif

Menghubungkan Diri
dengan dunia luar
Fiksasi / menempel/tidak
mau maju

Rasa Identitas (Sense of Identity)


Yaitu Kemampuan untuk menyadari dirinya sebagai sebuah
entitas yang terpisah. Setelah terpisah dari alam, Manusia
perlu membuat konsep tentang dirinya.

Pribadi yang
Sehat

Memiliki identitas yang autentik.


Tidak tergantung pada kelompok
dengan menyerahkan kebebasan
dan individualitasnya.

Penderita
Neurotik

Berusaha melekatkan diri mereka


kepada orang-orang kuat atau
kepada institusi sosial atau politis

Kerangka Orientasi
(Frame of Orientation)
Yaitu Peta Jalan untuk menjadi penunjuk jalan mereka ke dunia. Tanpa peta,
manusia akan mengalami kebingungan dan ketidaksanggupan untuk
bertindak dengan suatu tujuan dan suatu konsistensi.
Sebuah kerangka orientasi memampukan manusia mengorganisasikan
beragam stimuli yang datang pada mereka.
Peta Jalan tanpa Tujuan atau Sasaran = Tidak berarti
Tujuan Akhir atau Objek Devosi berfokus pada energi manusia dalam sebuah
arah yang tunggal, yang memampukan kita mentransendesikan eksistensi
kita yang terisolasi dan memeberikan makana bagi hidup kita. (Fromm, 1976)

Mekanisme-mekanisme Pelarian
(Fromm, 1941)

Otoritarianisme (Authoritarianism)
Destruktivitas (Destructiveness)
Konformitas (Conformity)
Kebebasan Positif

Mekanisme-mekanisme Pelarian
Otoritarianisme (Authoritarianism)
Kecenderungan seseorang untuk menyerahkan independensi
diri individualnya dan mencampur adukkan dirinya dengan
seseorang atau sesuatu di luar dirinya, demi memperoleh
kekuasaan yang tidak dimiliki individu tersebut
Masokhisme dan Sadisme

Destruktivitas (Destructiveness)
Kecenderungan untuk menjauhi orang lain. Dengan
menghancurkan, para pelaku destruktivitas berusaha
memulihkan rasa berkuasanya yang hilang.

Mekanisme-mekanisme Pelarian
Konformitas (Conformity)
Pribadi yang berkonformitas berusaha melarikan diri dari
perasaan kesendirian dan keterkucilan dengan menyerahkan
individualitas mereka untuk menjadi apa pun yang orang lain
inginkan bagi mereka.

Kebebasan Positif
Seseorang, bisa tetap menjadi bebas tanpa harus merasa
sendirian, kritis namun tidak dipenuhi keraguan, independen
namun tetap menjadi bagian integral dari umat manusia.

Kebebasan Positif dapat dicapai dengan


Spontanitas dan Pengekspresian
sepenuhnya potensi-potensi rasional dan
emosional mereka.
Fromm (1941) meyakini bahwa Cinta dan
Kerja adalah Komponen kembar
kebebasan positif

Karya-Karya Fromm

Escape From Freedom (1941)


Man for Himself (1947)
Psychoanalysis and Religion (1950)
The Sane Society (1955)
The Art of Loving (1956)
Marxs Concept of Man (1961)
The Heart of Man (1964)
The Anatomy of Human Destructiveness (1973)
To Have or Be (1976)
For the Love of Live (1986)

Anda mungkin juga menyukai