oleh :
Agis Tresna Dwiningrum (NIM: 41032102121163)
Anisa Sa’diyah (NIM: 41032102121201)
Burhanudin Robani (NIM: 41032102121166)
Fenni Cipta Adianti (NIM: 41032102121199)
Irman Surahman (NIM: 41032102121194)
Muhammad Arlene Ruliana (NIM: 41032102121217)
Novia Alfiatul Fiqri (NIM: 41032102121202)
Rossy Asniar (NIM: 41032102121182)
Siti Aisyah (NIM: 41032102121210)
Yuni Fitri Sujudi (NIM: 41032102121205)
Erich Fromm
Erich Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt, Jerman.
Ayahnya bekerja sbagai pengusaha dan, menurut Erich,
kepribadiannya agak “angin-anginan”. Ibunya sering
mengalami depresi. Dengan kata lain, masa kanak-kanak Erik
tidaklah terlalu menyenangkan.
Seperti keluarga Jung, keluarga Erich Fromm adalah keluarga
yang taat beragama, dalam hal ini agama Yahudi. Setelah
dewasa, Erich menyatakan dirinya sebagai seorang mistikus
yang atheis.
Dalam autobiografinya, Beyond the Chains of Illusions, Erich
menceritakan dua peristiwa penting di masa remajanya yang
kemudian menjadi titik tolak jalan hidupnya. Peristiwa
pertama adalah perkenalannya dengan seorang kerabat
keluarganya.
“Mungkin usia gadis itu 25 tahun, dia sangat cantik, menarik dan seorang pelukis, pelukis
pertama yang saya kenal. Saya ingat saat itu dia sudah bertunangan, tapi beberapa waktu
kemudian bubar; Saya ingat dia selalu menemani ayahnya yang menduda. Ayahnya sudah
tua, tidak menarik dan agak pendiam (muingkin penilaian saya ini terlalu bisa karena
cemburu). Suatu hari, saya mendengar kabar yang sangat mengejutkan; ayahnya meninggal
dan beberapa waktu kemudian dia bunuh diri dan meninggalkan secarik surat wasiat bahwa
dia ingin dimakamkan di sisi ayahnya”.
Peristiwa kedua lebih dahsyat dari peristiwa pertama, yaitu Perang Dunia I. Saat itu, dia
berusia 14 tahun dan dipaksa menyaksikan bagaimana kejamnya dampak nasionalisme. Di
sekitarnya, yang terdengar hanyalah seruan, “Kita adalah yang terbesar” (Kita mewakili
orang Jerman). Kebencian, “histeria perang”, menghantuinya, dan memang begitulah
kenyataannya.
Erich, menemukan pencerahan atas kedua peristiwa itu dari tulisan-tulisan Sigmund Freud
dan Karl Marx.
Erich, menerima gelar Ph.D-nya dari Heidelberg tahun 1922, dan setelah itu berkarier sebagai
psikoterapis. Dia pindah ke Amerika tahun 1934 –masa-masa ketika kabur dari Jerman
menjadi sangat lumrah. Di Amerika, dia tinggal di New York dan di tempat inilah dia
bertemu dengan pemikir-pemikir pelarian.
Menjelang akhir kariernya, dia pindah mengajar ke Mexico City. Selama di Mexico, dia
melakukan berbagai penelitian tentang hubungan kelas-kelas ekonomi dnegan tipe-tipe
kepribadian. Erich Fromm meninggal pada tahun 1980 di Swiss.
B. KONSEP TENTANG TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL
Keunikan teori Fromm terletak pada usahanya menggabungkan Freud dan Mark. Di
satu sisi, Freud memfokuskan teorinya pada alam bawah sadar, kebutuhan-kebutuhan
biologis, refresi dan lain sebagainya. Freud mempostulatkan bahwa karakter manusia
ditentukan oleh aspek biologis. Sedangkan Mark berpendapat bahwa manusia ditentukan oleh
masyarakat tempat hidupnya, khususnya oleh sistem ekonomi yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
Fromm menambahi dua sistem deterministik yaitu ide tentang kebebasan. Fromm
mengarahkan orang untuk melampaui determinisme yang ditentukan oleh Freud dan Marx.
Sebenarnya Fromm menjadikan ide tentang kebebasan ini sebagai karakteristik utama
manusia. contoh determinasi sendiri adalah determinisme biologis ala Freudian yang
merupakan binatang. Binatang tidak mencemaskan masalah kebebasan, insting mereka telah
disiapkan menghadapi segala sesuatu. Tupai, misalnya, tidak perlu pusing-pusing
memikirkan mereka akan jadi apa setelah dewasa. Mereka harus jadi tupai, itu saja.
Sementara contoh determinisme ala Mark adalah masyarakat tradisional zaman
pertengahan. Seperti Tupai, sedikit sekali orang dizaman pertengahan yang memilih karir
sebagai konsultan psikologis, karena memang tidak ada yang butuh konsultasi. Pada
kenyataan bahwa kebebasan kita dibatasi oleh determinisme biologis dan sosial tidaklah
dapat diingkari.
Jadi, ide tentang individu, yaitu pikiran, perasaan, kesadaran moral, kebebasan dan
tanggung jawab individual, memerlukan waktu 500 tahun untuk tumbuh menjadi seperti
sekarang. Tapi dengan datangnya individualitas, maka muncul pula isolasi, alienasi, dan
keraguan. Kebebasan menjadi sesuatu yang susah diperoleh dan kita cenderung melarikan
dirinya.
Keluarga
Bentuk pelarian dari kebebasan yang anda lakukan sangat terkait dengan kondisi keluarga
di mana Anda dibesarkan. Fromm menunjukan dua jenis keluarga yang tidak produktif :
1. Keluarga-keluarga simbiotik
Simbiosis adalah hubungan dua makhluk hidup di mana keberadaan yang satu
menentukan keberadaan yang lain. Dalam keluarga simbiotik beberapa anggota keluarga
“dikuasai” oleh anggota keluarga yang lain. Contoh yang paling jelas adalah orang tua yang
“menguasai” anaknya, sehingga kepribadian anak tumbuh menjadi bayangan keinginan orang
tua. Dalam masyarakat tradisional hal ini biasa terjadi terutama pada diri anak-anak
perempuan. Tapi ada pula anak yang menguasai orang tua, dalam kasus ini, anak
mendominasi atau memanipulasi orang tua yang keberadaannya hanya melayani keinginan
anaknya.
2. Keluarga yang acuh tak acuh
Ciri keluarga ini adalah pengabaian yang dingin, kalau bukan kebencian yang dingin.
Jenis keluarga yang “dingin” ini adalah bentuk pertama dari dua bentuk keluarga yang
acuh tak acuh dalam peradaban manusia. Dalam keluarga ini, tuntunan orang tua kepada
anak-anaknya sangat kuat, mereka diharapkan mampu meraih standar penghidupan yang
lebih baik. Hukuman yang diberikan apabila anak berbuat salah dilaksanakan dengan “darah
dingin” yang dijatuhkan “demi kebaikanmu sendiri”. Anak-anak yang dibesarkan dalam
keluarga ini sangat terdorong bahkan cenderung bernapsu untuk meraih kesuksesan
sebagaimana yang diinginkan budaya yang membesarkan mereka. Bentuk kedua dari
keluarga acuh tak acuh adalah keluarga modern. Perubahan cara pandang tentang
bagaimana mengasuh anak telah membuat para orang tua tidak mau lagi menjatuhkan
hukuman fisik dan perasaan bersalah kepada anak-anak mereka yang bersalah. Cara ini
ditukar dengan gagasan yang lebih baru, yakni dengan menjadikan anak-anak setara dengan
orang tua.seorang ayah menjadi “sahabat” anaknya. Atau seorang ibu menjadi “teman
curhat”anaknya. Tapi masalahnya adalah ketika mereka mengontrol emosi anak-anak, orang
tua cenderung tidak terlalu tanggap. Dalam keluarga seperti ini anak-anak tumbuh tanpa
tuntunan orang tua mereka. Mereka meperoleh nilai-nilai yang diperlukan untuk tumbuh
dewasa dari teman-teman atau dari media massa. Lari dari keluarga sangat kentara dalam
keluarga ini, yaitu konformitas otomaton. Keluarga semacam inilah yang sanagat dicemaskan
Fromm. Menurut Fromm keluarga sangat ideal jika orang tua bertanggung jawab dalam
mendidikan dan memberdayakan akal pikiran anak-anaknya dalam suasana yang penuh cinta.
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga semacam ini mampu memperlihatkan kebebasan
mereka dan bertanggung jawab pada diri mereka sendiri serta kepada masyarakat secara
keseluruhan.
Kejahatan
Kelima orintasi yang telah dibicarakan tadi, baik yang produktif maupun yang tidak,
atau yang “memiliki” atau “menjadi”, memiliki satu kesamaan yaitu sebagai usaha menjalani
hidup, sebagaimana Horney, Fromm yakin bahwa orang yang mengidap nheorotik akut
paling tidak ingin menaklukan hidup. Artinya mereka memiliki sifat biophilus(terlalu
mencintai hidup)
Tapi masih ada tipe kepribadaian lain yang dia sebut necrophilous(mencintai
kematian). Fromm mengasumsikan beberapa hal yang menyebabkan orang bisa
berkepribadian seperti itu, ada pengaruh keturunan yang menyebabkan orang tidak memiliki
perasaan saying atau respon afektif. Kepribadian necrophiliac juga bisa disebabkan oleh
kenyataan hidup yang penuh keputusasaan sehingga orang menghabiskansisa hiduypnya
dengan persaan dendam dan kebencian, dan mungkin penyebabnya adalah ibu yang
membesarkan seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini, sehingga tidak ada tempat
untuk belajar artyio cinta dan kasih saying.
Fromm bisa dikatakan sebagai sosok transisi. Dia adalah seorang teoritikus yang
berhasil menggabungkan beberapa teori sekaligus. Aspek lain yang menjadi keunikan
teorinya adalah ketertarikannya pada struktrur ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
keperibadian.
C. IMPLEMENTASI TERHADAP ABK