Disusun Oleh :
Muhammad Saiful Arbi 1511415066
Yuniar Rafikasari 1511417036
Gayatri Kartika D. 1511417100
Ruth Adelia M. 15114157136
JURUSAN PSIKOLOGI
TAHUN 2018
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah ini membahas mengenai teori kepribadian Erich Fromm.Sebelumnya kita telah
mengetahui tentang teori-teori kepribadian dilihat dari berbagai pandangan, baik itu secara
konstitusi, tempramen, dan budaya. Teori kepribadian milik Erich Fromm kali ini lebih dilihat
terhadap perjuangan manusia yang tidak pernah menyerah untukmemperoleh martabat dan
ntuk berhubungan dengan orang lain. Dia mencoba menggabungkan teori Freud dengan teoriMar
mengenai penekanannya terhadap fungsi individual melebihi pentingnya interelasi antara individ
1.2 Tujuan
2.1 Biografi
Fromm lahir pada tanggal 23 Maret 1900 di Frankfurt, Jerman.Ia merupakan anak
tunggal dari orang tua Yahudi Ortodoks kelas menengah. Ayahnya adalah Naphtali Fromm dan
Ibunya bernama Rosa Krause Fromm. Masa kecil Fromm jauh dari kehidupan ideal, ia ingat
bahwa ia memiliki orang tua neurotic. Dan bahwa ia juga mungkin seorang anak neurotik yang
agak di luar batas.Saat Fromm berusia 14 tahun, pada saat pecahnya perang dunia 1. Dan semasa
remaja, Fromm sangat tergerak oleh tulisan Freud dan Karl Marx.Setelah perang, Fromm
menjadi seorang sosialis. Walaupun pada saat itu ia tidak mau bergabung dengan partai sosialis.
Dari tahun 1925 sampai 1930, ia mempelajari psikoanalisis, pertama di Munich lalu di
Frankfurt kemudian di Berlin Psychoanalitic Institute.Pada tahun 1926, tahun yang sama dimana
ia keluar dari agama ortodoks, Fromm menikahi Frieda Reichman (analisnya) yang berusia 10
tahun lebih tua darinya. Namun mereka bercerai pada tahun 1930.Pada tahun 1930, Fromm dan
beberapa orang lainnya ,mendirikan South German Institute for Psychoanalitic di Frankfurt. Pada
Pada tahun 1944 Fromm menikahi Henry Gurland, seorang wanita yang dua tahun lebih
muda darinya dan memiliki minta pada agama dan pikiran mistis, kemudian mendorong hasrat
Fromm akan Budhisme zen lebih jauh. Namun istrinya meninggal pada tahun 1952.Di meksiko,
ia bertemu dengan Annis Freeman yang ia nikahi pada tahun 1953.Erich Fromm meninggal pada
memahami sejarah manusia. “Diskusi mengenai keadaan manusia harus mendahulukan fakta
bahwa kepribadian dan psikologi harus didasari oleh konsep antropologis-filosofis akan
Fromm (1947) percaya bahwa manusia tidak seperti binatang lainnya yang telah tercerai
berai dari kesatuan prasejarahnya dengan alam. Mereka tidak memiliki insting kuat untuk
mengalami dilema dasar ini karena mereka telah terpisah dengan alam, namun memiliki
kemampuan untuk menyadari bahwa diri mereka telah menjadi makhluk yang terasing. Oleh
karenanya kemampuan bernalar manusia adalah anugerah dan juga kutukan. Di satu sisi,
kemampuan ini membiarkan manusia tetap bertahan, namun di sisi lain hal ini memaksa manusia
berusaha untuk menyelesaikan dikotomi dasar yang tidak ada jalan keluarnya. Fromm menyebut
hal tersebut sebagai “dikotomi eksistensial” (existensial dichotomies) karena hal ini berakar dari
keberadaan atau eksistensi manusia. Manusia tidak dapat menghapuskan dikotomi eksistensial
ini. Mereka hanya bias bereaksi terhadap dikotomi ini tergantung pada kultur dan kepribadian
masing-masing individu.
Dikotomi pertama dan paling fundamental adalah antara hidup dan mati. Realisasi diri
dan nalar mengatakan bahwa kita akan mati, namun kita berusaha mengingkari hal ini dengan
menganggap adanya kehidupan setelah kematian, usaha yang tidak merubah fakta bahwa hidup
Dikotomi eksistensial kedua adalah bahwa manusia membentuk konsep tujuan dari
realisasi diri utuh, namun kita juga menyadari bahwa hidup terlalu singkat untuk mencapai
tujuan tertentu. “Hanya bila rentang kehidupan seorang individu sama panjangnya dengan
rentang kehidupan seluruh umat manusia, maka ia bisa beradaptasi dalam perkembangan
manusia yang terjadi dalam proses sejarah” (Fromm, 1947, hlm. 42). Beberapa orang mencoba
mengatasi dikotomi ini dengan berasumsi bahwa masa lalu dalam sejarah mereka adalah
pencapaian sempurna dalam kemanusiaan. Sedangkan yang lain menganggap adanya kelanjutan
Dikotomi eksistensial ketiga adalah manusia pada akhirnya hanya sendiri, namun kita
tetap tidak bisa menerima pengucilan atau isolasi. Mereka sadar bahwa dirinya adalah individu
yang terpisah, di saat yang bersamaan mereka percaya bahwa kebahagiaan mereka bergantung
pada ikatan mereka dengan manusia lain. Walaupun manusia tidak dapat menyelesaikan
permasalahan antara kesendirian atau ikatan kebersamaan, mereka harus berusaha atau mereka
Dilema Eksistensi
Filsafat dualisme, menyatakan bahwa semua gerak didunia ini dilatarbelakangi oleh pertentangan
antara tesa dan antitesa. Tesa adalah suatu persoalan atau problem tertentu, sedangkan antitesa adalah
suatu reaksi, tanggapan, ataupun komentar kritis terhadap tesa (argumen dari tesa). Dari pertentangan
antar tesa dan antitesa tersebut akan memunculkan sintesa, yang merupakan sebuah kesimpulan yang
nantinya dapat dipandang sebagai tesa baru yang akan memunculkan antitesa lainnya. Dinamika ini terus
Mengikuti filsafat ini, Fromm memandang bahwa hakikat manusia bersifat dualistik. Dalam diri
Manusia sebagai binatang mempunyai kebutuhan yang bersifat fisiologik yang harus
dipenuhi, seperti minum, makan, dan kebutuhan seksual. Sedangkan manusia sebagai manusia
mempunyai kebutuhan kesadaran diri, berfikir, dan berimajinasi. Kebutuhan manusia itu terwujud
dalam pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, kasihan, perhatian,
tanggung jawab, identitas, integritas, sedih, transedensi, kebebasan, nilai, dan normal.
Manusia sadar sepenuhnya bahwa suatu saat dia pasti akan mati, namun manusia selalu
meyakini dan mengingkari bahwa nantinya akan ada kehidupan setelah kematian. Usaha ini
menurut Fromm tidak sesuai fakta yang ada. Sebab faktanya bahwa kehidupan berakhir dengan
kematian.
Manusia mampu untuk mengonsepkan dan membayangkan realisasi diri yang sempurna,
namun kesempurnaan itu tidak dapat dicapai dikarenakan hidup itu pendek. Untuk menghadapi
pernyataan ini ada orang yang akan mengisi hidupnya dengan berprestasi di bidang kemanusiaan
dan ada juga manusia yang meyakini dalil kelanjutan perkembangannya setelah mati.
Manusia merupakan pribadi yang sendiri dan senantiasa ingin mandiri. Namun disisi lain
manusia juga memerlukan orang lain dalam menjalani kehidupan dan tidak bisa menerima
kesendiriannya tersebut dan juga manusia juga menyadari bahwa kebahagiaannya datang dari
Keempat dualisme tersebut merupakan konsdisi dasar dari eksistensi manusia. Dilema
dari dualisme-dualisme ini tidak akan pernah selesai, namun manusia harus mengatasi ini agar dia
tidak menjadi gila. Pemahaman tentang jiwa manusia harus berdasarkan analisis tentang
dari lahir. Ada dua cara untuk menghindari dilema eksistensi ini, cara pertama itu dengan tunduk
kepada penguasa dan menyesuaikan diri dengan masyarakat hal ini dilakukan untuk mendapatkan
perlindungan atau rasa aman. Cara kedua dengan bersatu dengan orang lain yang mempunyai
semangat cinta dan kerja yang sama, menciptakan ikatan dan tanggung jawab bersama dari
KEBUTUHAN MANUSIA
Umumnya kebutuhan dapat diartikan sebagai kebutuhan fisik yang menurut Fromm sebagai
kebutuhan aspek kebinatangan manusia. Sedangkan kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai
dengan eksistensinya sebagai manusia, ada dua kelompok yaitu kebutuhan kebebasan dan ketertarikan
atau kebutuhan untuk menjad bagian dari sesuatu dan menjadi otonom dan kebutuhan untuk memahami
dan beraktivitas atau kebutuhan untuk memahami dunia, mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat unik
manusia.
lainnya dan menjadi bagian dari sesuatu untuk mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi
dari lingkungan dan dari dirinya sendiri. keterhubungan ini bersifat positif bila hubungan
didasari oleh cinta, perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari oranglain.
Keterhubungan ini bersifat negatif bila hubungan didasari oleh kepatuhan atau kekuasaan.
membuatnya nyaman didunia. Manusia kehilangan keberakarannya karena dua alasan yaitu;
pertama, dia direngut dari akar-akar hubungan oleh situasi. Kedua, pikiran dan kebebasannya
sendiri justru memutuskan ikatan alami dan menimbulkan perasaan isolasi dan tak berdaya.
dari makhluk pasif yang dikuasai alam menjadi makhluk aktif, bertujuan bebas, berubah dari
makhluk ciptaan menjadi pencipta. Individu butuh untuk menjadi pencipta dikarenakan
individu menyadari bahwa betapa kuat dan menakutkannya nya alam semesta itu dan
individu ingin mengatasi perasaan takut dan ketidakpastiaan dari kemarahan alam dan alam
yang tak menentu. Kebutuhan ini bisa postif yaitu menciptakan sesuatu atau negatif yaitu
dan kemanusiaan pada seseorang. Manusia dapat mencapai kesatuan dengan cara
memperoleh kepuasan (tanpa menyakiti orang dan diri sendiri) dari hakikat kebinatangan dan
kemanusiaan yang didamaikan, dan hanya berusaha menjadi manusia seutuhnya, dengan
Identitas (Identity) : merupakan kebutuhan menjadi “aku”yang selalu mengontrol nasibnya sendiri,
membuat keputusan, serta meras berkuasa penuh pada hidupnya sendiri. Orang yang sehat memmiliki
Orang membutuhkan peta mengenai dunia sosial dan dunia alaminya. Tanpa peta
itu dia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg mempribadi. Manusia
selain dihadapkan dengan fenomena alam yang membingungkan dari realita yang
membutuhkan sesuatu yang dapat menerima seluruh pengabdian hidupnya, sesuatu yang
mengarahkan pencarian makna hidup, menjadi dasar dari nilai-nilai dan titik puncak dari
semua perjudian.
tetapi stimuli yang membangkitkan jiwa (misalnya; puisi atau hukum fisika). Stimuli
yang tidak cukup direaksi saat itu, tetapi harus direspon secara aktif, produktif, dan
berkelanjutan
4. Keefektivan (effectivity)
Kebutuhan untuk menyadari diri sendiri, melawan perasaan tidak mampu dan
mereka sendiri. Konflik antara kencenderungan mandiri dengan ketidak berjayaan dapat merusak
kesehatan mental. Menurut Fromm, ciri orang yang normal atau yang mentalnya sehat adalah
orang yang mampu bekerja produktif sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya, sekaligus
mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang penuh cinta. Menurut Fromm normalitas
adalah keadaan optimal dari pertumbuhan (kemandirian) dan kebahagiaan ( kebersamaan) dari
individu.
Pada dasarnya ada dua cara untuk memperoleh makna dan kebersamaan dalam
kehidupan. Pertama, mencapai kebebasan positif yakni berusaha menyatu dengan orang lain
tanpa mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi. Ini adalah pendekatan yang optimistik dan
aluristik, yang menghubungkan diri dengan orang lain melalui kerja dan cinta, melalui apresiasi
perasaan dan kemampuan intelektual yang tulus dan terbuka. Oleh Fromm disebut dengan
pendekatan humanistik, yang membuat orang tidak merasa kesepian dan tertekan, karena semua
Cara kedua memperoleh rasa aman dengan meninggalkan kebebasan dan menyerahkan
bulat individualitas dan integrasi diri kepada suatu kelompok (bisa orang atau lembaga) yang
dapat memberi rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan kecemasan karena
kesendirian dan ketidakberdayaan namun menjadi negatif karena tidak mengijinkan orang
mengekspresikan diri dan mengembangkan diri. Cara memperoleh rasa aman dengan berlinang
Otoritarianisme (authoritarianism)
kemandirian diri dan menggabungkan dengan seseorang atau sesuatu diluar dirinya, untuk
memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak dimilikinya. Kebutuhan untuk bergabung dengan
partner yang memiliki kekuatan bisa berupa masokisme atau sadisme. Masokisme merupakan
hasil dari perasaan dasar tidak berdaya , lemah dan inferior yang dibawa saat menggabungkan
diri dengan orang atau intuisi yang memiliki power, sehingga kekuatan itu tertuju atau memindas
dirinya. Sadisme, seperti masokisme dipakai untuk meredakan kecemasan dasar melalui
penyatuan dasar dengan orang lain atau intuisi. Ada tiga jenis sadisme yang saling berhubungan
yaitu; membuat orang lain bergantung pada dirinya, mengeksploitasi dan mengambil keuntungan
dari orang lain, dan kecenderungan melihat orang lain sengsara secara fisik atau psikis.
Perusakan (destruktiveness)
Perusakan (destruktiveness) berakar pada perasaan kesepian, isolasi dan tak berdaya.
Destruktif mencari kekuatan tidak melalui membangun hubungan dengan pihak luar, tetapi
Penyesuaian (conformity)
Penyesuaian (conformity) adalah bentuk pelarian dari perasaan kesepian dan isolasi
penyerahan individualitas dan menjadi apa saja yang diinginkan kekuatan luar. Konformis tidak
pernah mengekpresikan opini dirinya, menyerahkan diri kepada standar tingkah laku yang
TIPOLOGI SOSIAL
Karakter Sosial
Menurut Fromm karakter berkembang dan dibentuk oleh social arrangements dimana
orang tersebut hidup. Mirip dengan Freud, tetapi karakter itu bukan dihasilkan oleh penyaluran
energi seksual anak-anak, tetapi dihasilkan dari tekanan sosial untuk bertingkah laku dengan cara
tertentu. Fromm membedakan dua karakter sosial dalam pasangan, yakni productiveness (hidup
yang berorientasi positif) dan nonproductiveness (hidup yang berorientasi negatif). Masing-
masing diuraikan menjadi lima pasang katagori yaitu accepting-receptive, preserving-hoarding,
Masyarakat membentuk karakter pribadi melalui orang tua dan pendidikan yang
2.5 Psikoterapi
Erich Fromm mungkin seorang esais yang paling brilian dari semua diantara teorisi
kepribadian. Dia menulis esai-esai yang indah mengenai politik internasional (Fromm, 1961)
mengenai relevansi alkitab bagi manusia-manusia dewasa ini (Fromm, 1986), mengenai
masalah-masalah psikologis di usia senja (Fromm, 1981), mengenai Marx, Hitler, Freud dan
Kristus, dan mengenai beragam topik lainnya.apapun intinya di semua tulisan Fromm kita dapat
menemukan sebuah upaya untuk menyingkap sebuah esensi dari hakekat manusia.
pendekatan global untuk konstruksi teori, menegakkan bentuk abstrak yang tinggi dan megah
yang lebih bersifat filosofis ketimbang ilmiah. Pemahamannya akan sifat manusia disambut
gembira oleh banyak orang, terbukti dengan popularitas buku-bukunya. Sayangnya, esai-esai dan
argument-argumennya tidak sepopuler seperi lima puluh tahun yang lalu. Paul Roazen (1996)
menyatakan bahwa, seseorang tidak dianggap terdidik bila ia tidak membaca tulisan Fromm,
yaitu Escape from Freedom yang ditulis secara fasih. Akan tetapi sekarang ini, buku-buku
Fasihat tentunya tidak sama artinya dengan ilmu pengetahuan. Dari sudut pandang
1. Istilah- istilah fromm yang tidak jelas dan samar menjadikan gagasan- gagasannya tidak
dapat dijadikan generatorpenelitian empiris. sebenarnya pencarian kita selama 45 tahun terakhir
akan literatur psikologi menghasilkan kurang dari selusin penelitian empirisyang menguji
antara teoritikus- teoritikus yang paling tidak terbukti secara empiris dalam buku ini.
2. Teori fromm terlalu filosofis untuk dapat dibenarkan atau diverifikasi. Hampir semua
penemuan empiris yang dihasilkan teori fromm (apabila benar- benar ada) dapat dijelaskan
3. Teori fromm memungkinkannya untuk mengorganisir dan menjelaskan banyak hal yang
dikenal sebagai kepribadian manusia. Sudut pandang sosial, politik, dan sejarah fromm
memberikan cakupan yang luas dan kedalaman untuk memahami kondisi manusia, namun
teorinya yang kurang memiliki ketepatan menyebabkan sulitnya prediksi dan mustahilnya
pembenaran.
4. Sebagai pemandu tindakan, nilai utama tulisan fromm teralu mendorong pemabaca untuk
berpikir produktif. Sayangnya, baik peneliti maupun terapis tidak menerima informasi praktis
seluruh tulisannya. Akan tetapi, teori tersebut kurang meiliki taksonomi yang terstruktur,
serangkaian istilah yang didefinisikan secara operasional, dan batasan lingkup yang jelas. Oleh
karena itu, teori fromm mendapatkan nilai rendah dalam hal konsistensi internal.
kelugasan dan kesatuan. Untuk alasan- alasan ini, kami menilai teori fromm rendah dalam
3.1 Kesimpulan
Tesis dasar Erich Fromm menyatakan bahwa manusia pada masa modern ini
telahterpisah dari kesatuan pra sejarah mereka dengan alam dan juga satu sama lain,
namunmereka memiliki kekuatan akal, antisipasi, dan imajinasi. Paduan akan kurangnya insting
kebinatangan dan adanya pikiran rasional menjadikan manusia sebagai suatu keganjilandalam
alam semesta. Kesadaran diri ambil bagian dalam adanya perasaan kesendirian,isolasi, dan
ajaran psikoanalisis Freud dan dipengaruhi oleh Karl Marx, Karen Horney, dan teoritikus berorie
ntasi sosial lainnya, Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menenkankan pengaruh
faktor sosiobiologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Fromm menegakkan bentuk abstrak
yang tinggi dan megah yang lebih bersifat filosofis ketimbang ilmiah
DAFTAR PUSTAKA