Anda di halaman 1dari 15

Aliran-Aliran Antropologi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Hukum

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Muhammad Yusril (1910101029)
2. Dupan Giatusa (1910101056)

Dosen Pengampu:
Livia Sikmon Putra, MH

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Penciptakan, Alam Semesta dan
isinya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Antropologi
Hukum. Penulis menyusun makalah ini secara sistematis dan sesuai dengan kaidah
ilmiah. Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, karena masih
dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sungai Penuh, April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

Sampul
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Aliran Evolusionisme................................................................
B. Aliran Kognitif..........................................................................
C. Aliran Struktural........................................................................
D. Aliran Antropologi Simbolik....................................................
E. Aliran Fungsionalisme..............................................................
BAB II KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum membicarakan antropologi hukum, maka sebelumnya kita

perlu mengetahui pengertian antropologi. istilah antropologi berasal dari

bahasa Yunani yaitu antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti

ilmu. jadi antropologi adalah ilmu yang tentang manusia. Menurut Hilman

Hadikusumah, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

manusia, baik dari segi hayati maupun dari segi budaya. Sasaran pokok dari

antropologi adalah manusia, baru kemudian perilaku budayanya.

Antropologi melihat hukum hanya sebagai aspek dari kebudayaan,

yaitu suatu aspek yang digunakan oleh kekuasaan masyarakat yang teratur

dalam mengatur perilaku dan masyarakat, agar tidak terjadi penyimpangan

dan penyimpangan yang terjadi dari norma-norma sosial yang ditentukan

dapat diperbaiki. Menurut J.B. Daliyo dkk, antropologi hukum adalah

antropologi yang mempelajari hukum sebagai salah satu aspek kebudayaan.

Kemudian Hilman Hadikusuma memberikan pendapat mengenai

antropologi hukum sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia

dengan kebudayaan yang khusus di bidang hukum.

Bagi seorang antropologi, suatu gejala hukum timbul, apabila ada

perikelakuan yang sedemikian rupa sehingga dibiarkan akan mengganggu

atau bahkan merusak lembaga-lembaga yang paling dihargai oleh warga

masyarakat. Oleh karena itu, hukum sebagai aspek kebudayaan, mempunyai

1
beberapa fungsi fundamental untuk memelihara kedudukan dalam

masyarakat.

Untuk Memahami permasalahan dilingkup Antropologi hukum

mempunyai beberapa manfaat untuk menyelesaikan perkara-perkara hukum

yang ada dimasyarakat, yakni secara Teoritis dapat mengetahui pengertian-

pengertian hukum yang berlaku dalam masyarakat sederhana dan modern,

serta dapat mengetahui bagaimana masyarakat bisa mempertahankan nilai-

nilai dasar yang dimiliki sekaligus mengetahui bagaimana masyarakat bisa

melakukan perubahan-perubahan terhadap nilai-nilai dasar tersebut, juga

dapat mengetahui perbedaan pendapat/pandangan masyarakat atas sesuatu

yang seharusnya mereka lakukan dan dapat mengetahui suku

bangsa/masyarakat mana yang masih kuat/fanatik mempertahankan

keberlakuan nilai-nilai budaya mereka, sekaligus dapat mengetahui suku

bangsa / masyarakat mana yang memiliki norma-norma perilaku hukum

yang sudah tinggi dan mana yang belum tinggi.

Untuk memahami lebih lanjut terhadap ilmu antropologi hukum maka

harus diketahui juga ruang lingkup pengkajian terhadap bebarapa aliran-

aliran antropologi hukum. Seperti disiplin antropologi hukum yakni dengan

memahami fenomena budaya bukanlah fenomena normatif belaka,

melainkan sebuah fenomena simbol yang melahirkan hukum bagi

masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Metode penelitian Antropologi

Hukum berupaya menggali simbol, makna, dan sesuatu di balik tabir yang

diyakini ada dan dipandang sebagai hukum, disiplin hukum mencakup,

2
antara lain Ajaran yang menentukan apakah sebaiknya atau seharusnya

dilakukan (perspektif), maupun ajaran yang menentukan apakah senyatanya

dilakukan (deskriptif) dalam hidup. ajaran-ajaran dalam dogmatik hukum,

filsafat hukum, dan politik hukum.

Untuk mengetahui kaitan-kaitan terhadap antropologi hukum dalam

mengkaji hukum maka dapat dilakukan dengan pendekatan Holistik

(menyeluruh), yaitu mengaitkan antara fenomena hukum dengan aspek

kebudayaan secara menyeluruh, pendekatan Legal Centralism Approach,

yaitu pendekatan secara terpusat, juga pendekatan Comparative Method,

yaitu dengan melakukan studi perbandingan antara sistem-sistem hukum

dalam masyarakat yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang menjadi fokus

pembahasan dalam makalah ini dapat peneliti rumuskan apasajakah aliran-

aliran antropologi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan

makalah ini adalah untuk mengetahui aliran-aliran antropologi?

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah
pengetahuan tentang hak suami istri dalam berumah tangga.

3
BAB II

PEMBAHASAN

(Aliran-Arian Antropologi)

Dalam Pembahasan kali ini, terhadap aliran antropologi hukum dimulai

dari bebarapa kebiaasan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang

didalamnya, merujuk dari tata cara masyarakat tersebut dan nilai-nilai hukum

yang sudah ada sebelumnya berkembang dilingkungan itu sendiri. Sebelum

memahami antropologi hukum beserta alirannya berikut diuraikan bebarapa aliran

tersebut yaitu: 1) Aliran Evolusionisme; 2) Aliran Kognitif; 3) Aliran Struktural;

4) Aliran antropologi Simbiolik; 5) Aliran Fungsionalisme.

A. Aliran Evolusionisme

1. Asumsi Dasar

Kebudayaan mengalami proses perubahan dari satu tahap ketahap

selanjutnya secara evolutif. Didalam aliran ini tokoh yang mengemukan

dalam bukunya:

1. E.B. Taylor : menemukan teori animisme.

2. Bachofen : menemukan teori pembentukan keluarga.

3. J.G. Frazer : menemukan teori batas akal atau magis.

4. R.R. Maret : menemukan teori dinamisme.

5. Andrew Lang : menemukan teori dewa tertinggi.

Kebudayaan dalam perspektif Antropologi Evolusionisme terbagi

dalam tiga konsepsi:

1) Kebudayaan sebagai sebuah sistem(cultural system)

4
Yaitu berupa gagasan, pikiran, konsep , nilai, norma,

pandangan, undang-undang. Kesemuanya dimiliki oleh pemangku

ide dan bersifat abstrak.

2) Kebudayaan sebagai sistem sosial

Menurut C. Kluckholn kebudayaan sebagai sistem sosial

terdiri dari :

1). Sistem peralatan dan perlengkapan hidup

2). Sistem mata pencarian

3). Sistem kemasyarakatan

4). Bahasa

5). Kesenian

6). Sistem pengetahuan

7). Sistem religi

Ketujuh isi kebudayaan itu disebut juga sebagai Unsur-unsur

Kebudayaan atau Culturan Universal.

3) Kebudayaan sebagai hasil tingkah laku manusia (material culture)

terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Benda (Artifak) atau Material Culture; 2)

tingkah laku manusia itu sendiri.

2. Cara pandang Evolusionisme

Mendeskripsikan unsur-unsur budaya universal dan pola

perubahan yang teramati melalui mekanisme pembandingan kebudayaan

yang hidup dan berkembang dalam sebuah entitas budaya. Metode

Komparasi dalam aliran evolusionisme. Metode Komparatif-Diakronik

5
dan Metode Komparatif-Sinkronik→ Perubahan Kebudayaan Metode

Komparatif-Sinkronik Peneliti meneliti dua entitas budaya yang berbeda

dari satu komuniti yang sama dlm waktu bersamaan.

Contoh: Penelitian E.M Burner th 1958 thd kebudayaan Batak

Toba pada masyarakat desa dan kota Medan. Hasilnya masyarakat desa

dan kota sama-sama kuat memegang tradisi Batak ketika berhadapan dg

budaya lain dikota. Metode Komparatif-Diakronik dalam aliran

evolusionisme. Peneliti meneliti suatu kebudayaan dari entitas

masyarakat tertentu pada satu waktu lalu dikaji lagi pada beberapa saat

kemudian pada entitas yang sama. Contoh: Penelitian R. Firth pada

Komunitas pulau Tikopea Polinesia pada tahun 1929, lalu dilakukan Lagi

25 th kemudian. Hasilnya ada perubahan signifikan dari kebudayaan

tradisional ke kebudayaan modern.

B. Aliran Kognitif

1. Asumsi dasar

memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia atau Melihat

kaitan antara bahasa, kebudayaan dan kognisi manusia. Tokoh: Ward H.

Goodenough(ahli linguistik yang tertarik pada kebudayaan) Kajian

Antropologi Kognitif Bagaimana manusia memandang benda, kejadian

dan makna dari dunianya sendiri. Goodenough memandang bahwa

kebudayaan bukanlah fenomenamaterial (benda, perilaku, emosi), namun

lebih menjadi bagaimana cara pengaturan hal-hal tersebut.

6
Dalam kajiannya Antropologi Kognitif membagi menjadi 2

bahasan yaitu :

a. Bahasa sebagai bahan mentah kebudayaan, artinya kemunculan tiap

kebudayaan material dalam kehidupan manusia didahului oleh

lahirnya persepsi, naluri, fikiran manusia yang dapat dilihat dari

bahasa mereka.

b. Kebudayaan adalah kognisi manusia. Artinya seluruh kebudayaan

materila yang dihasilkan manusia pada dasarnya hanyalah akibat dari

kemampuan pikiran manusia dalam berkreasi.

2. Cara Pandang Aliran Kognitif

Penelitian antropologi kognitif atau cara pandang antropologi

kognitif dititikberatkan pada bahasa, budaya dan kepribadian dan budaya

analisa kosa kata dan analisis karakter manusia perubahan kebudayaan.

C. Aliran Struktural

1. Asumsi dasar

Nalar manusia (human mind) dan sistem relasi (system of relation)

2. Cara pandang

Tokoh : Claude Levi-Strauss

Human Mind: Kebudayaan dan bahasa BERPOSISI sejajar karena

keduanya merupakan hasil dari nalar manusia

Antropologi Levi-Strauss: bertujuan menemukan model bahasa dan

budaya melalui strukturnya pemahaman terhadap pikiran dan perilaku

kehidupan manusia.

7
Sistem Relasi dalam antropologi struktural terbagi dalam 3 bagian

yaitu Relasi manusia dengan kebudayaan, Relasi Manusia dengan Bahasa

dan relasi manusia dengan Tradisi.

Kebudayaan: Produk atau hasil aktifitas nalar manusia yang memiliki

kesejajaran dengan bahasa & tradisi Tradisi: Sebuah

jalan bagi masyarakat untuk memformulasikan dan

memperlakukan fakta-fakta dasar dari eksistensi

kehidupan manusia.

Tradisi : adalah tatanantransendental sebagai pengabsah tindakan

danjuga sesuatu yang imanen dalam situasi aktual dan

bersesuaian dengan konteks bersifat dinamis

(J.C.Hastermann)

Contoh : Konsensus manusia tentang persoalan kehidupan dan

kematian

D. Aliran Antropologi Simbiolik

Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia yang

dijadikan sebagai pedoman atau penginterpretasi keseluruhan tindakan

manusia. Kebudayaan adalah pedoman bagi masyarakat yang diyakini

kebenarannya oleh masyarakat tersebut.

Tokoh: Clifford Geertz

Cara pandang dalam disiplin ilmu ini adalah dalam penelitian

seorang peneliti harus berdasarkan apa yang diketahui, dirasakan dan

8
dialami oleh pelaku budaya yang ditelitinya ( melihat kenyataan dari sidut

pandang pelaku).

E. Aliran Fungsionalisme

Teori fungsionalisme adalah teori dominan dalam antropologi. Teori

ini memandang budaya sebagai satu kesatuan, dan mencoba untuk

menjelaskan bagaimana hubungan antara bagian-bagian masyarakat yang

tercipta dan bagaimana bagian ini fungsional (bermakan memiliki

konsekuensi yang menguntungkan pada individu dan masyarakat) dan

disfungsional (bermakna memiliki konsekuensi negatif). Teori ini

memandang masyarakat sebagai sistem yang kompleks yang mana bagian

tersebut bekerja bersama untuk mempromosikan solidaritas dan stabilitas;

ini menandakan bahwa kehidupan sosia kita dituntun berdasar pada struktur

sosial, yang pola perilaku sosialnya secara relatif stabil (Macionis, 1997).

Seluruh struktur sosial berkntribusi pada operasi masyarakat. Dua

antropolog inggris terkemuka Radcliff Brown dan Bronslaw Malinowski,

menggambarkan dua standar teori: Struktural fungsionalisme, yang

menekankan pada keunggulan dari masyarakat dan menyusun para individu,

dan bagaimana berbagai macam elemenfungsi struktur sosial untuk

memelihara permintaan sosial dan keseimbangan. Dan Psikologi

strukturalisme, yang mana menekankan pada kbutuhan individual untuk

bertemu dengan masyarakat.

Kelemahan teori fungsional adalah gagalnya menjelaskan kenapa

masyarakat itu berbeda atau justru memiliki kesamaan. Ontropolog

9
fungsionalisme menganggap dunia tertib, memberi sedikit perhatian atau

bahkan tidak memberi perhatian pada kompetisi dan konflik (Howard dan

Dunaif-Hattis, 1992). Teori ini tidak berhubungan dengan sejarah,

mengabaikan proses sejarah. (Scupin dan De Corse, 1995) teori ini juga

tidak dapat menjelaskan perubahan sosial dan budaya, sebagaimana ia dulu

memandang masyarakat sebagai sesuatu yang stabil dan tetap. meskipun

memiliki kelemahan, teori fungsionalisme mempengaruhi perjanjian besar

penelitian empirik dalam antropologi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keilmuan antropologi sangat bermanfaat untuk dipelajari baik bagi

kebudayaan, individu maupun untuk mengembangkan keilmuan itu

sendiri. Manfaat mempelajari antropologi, antara lain: Mengetahui pola

perilaku masyarakat yang dapat digunakan untuk mengembangkan

kebudayaan, menjelaskan peran manusia dalam suatu masyarakat sehingga

sesuai dengan harapan masyarakat terhadap dirinya meningkatkan

toleransi karena adanya karakteristik yang berbeda dari tiap budaya.

Memperluas pengetahuan mengenai karakteristik suku bangsa yang

berbeda mengidentifikasi berbagai jenis permasalahan dalam masyarakat

sehingga tercipta solusi untuk menyelesaikannya. Fungsinya lebih besar

sebagai pencegahan atau preventif. dari pada represif atau menanggulangi.

Dengan mengetahui latar belakang budaya dari suatu masyarakat, maka

dalam pengendalian sosial akan dengan mudah mengendalikan masyarakat

yang kurang atau tidak tahu mengenai hukum negara. Manfaat

mempelajari antropologi hukum.

B. Saran

Bagi akademisi di sarankan untuk mempelajari antropologi khususnya

antropologi hukum untuk mengetahui gambaran bekerjanya hukum

sebagai pengendali sosial yang dilatar belakangi oleh budaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gokma Toni Parlindungan S, Asas Nebis In Idem Dalam Putusan Hakim Dalam
Perkara.

Poligami Di Pengadilan Negeri Pasaman Sebagai Ceriminan Ius Constitutum,


Volume 2, Nomor 1, 2020.

Gokma Toni Parlindungan S, Pengisian Jabatan Perangkat Nagari Pemekaran Di


Pasaman.

Barat Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Ensiklopedia Of Journal, Vol


1 No 2 Edisi 2 Januari 2019,

Harniwati, Peralihan Hak Ulayat Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun


2004, Volume 1, Nomor 3, 2019.

Jasmir, Pengembalian Status Hukum Tanah Ulayat Atas Hak Guna Usaha,
Soumatera Law Review, Volume 1, Nomor 1, 2018.

Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam


Menciptakan Lingkungan Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia
Education Review, Vol 2, No 3 (2020):Volume 2 No.3 Desember
2020

Mia Siratni, Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di


Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi
2 Januari 2019,

Remincel, Dimensi Hukum Pelanggaran Kecelakaan Lalu Dan Angkutan Jalan


Lintas Di Indonesia, Ensiklopedia Social Review, Volume 1, Nomor
2, 2019.

R Amin, B Nurdin, Konflik Perwakafan Tanah Muhammadiyah di Nagari


Singkarak Kabupaten Solok Indonesia 2015-2019, Soumatera Law
Review, Volume 3, Nomor 1, 2020.

12

Anda mungkin juga menyukai