Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS PERSAINGAN USAHA ANTAR WARUNG KOPI

TRADISIONAL DENGAN WARUNG KOPI MODREN


(Studi Kasus di Kota Sungai Penuh)

PROPOSAL

Oleh:

ANDIKA PUTRA JAYA


NIM. 1910402067

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2022 M /1444 H
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta

salam semoga saja senantiasa terlimpahkan buat Nabi besar Muhammad Saw,

yang telah bersusah payah memperjuangkan Islam, sehingga pada saat sekarang

ini kita dapat merasakan betapa manis dan indahnya iman dan islam.

Propsal ini di susun dengan tujuan melengkapi salah satu syarat untuk

melanjutkan ke skripsi sekaligus sebagai perwujudan dan akhir perjuangan

penulis dalam menyelesaikan perkuliahan S.1 di Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Kerinci. Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak mengalami

kendala, namun semua kendala tersebut dapat teratasi berkat bimbingan, dan

arahan serta bantuan dari berbagai pihak. Demikian pula skripsi ini, semoga

bermanfaat bagi insan pendidikan dalam meniti karir maupun melaksanakan tugas

sebagai mahasiswa. Akhirnya, semoga apa yang kita lakukan mendapat ridha

Allah SWT.

Sungai Penuh, Agustus 2022


Penulis,

ANDIKA PUTRA JAYA


NIM. 1910402067

I
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Restrukturisasi ................................................................................. 9
2.2 Pembiayaan ....................................................................................... 13
2.3 Murabahah ....................................................................................... 18
2.4 Bank .................................................................................................. 22
2.5 Penelitian Relevan ............................................................................ 26
2.6 Kerangka Teori ................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan pendekatan Penelitian ................................................... 31
3.2 Ruang Lingkup Waktu Penelitian .................................................... 31
3.3 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................ 32
3.4 Informan Penelitian .......................................................................... 33
3.5 Jenis Data ......................................................................................... 33
3.6 Teknik Pengumpulan data ................................................................ 34
3.7 Instrumen Penelitian ......................................................................... 36
3.8 Teknik Analisis data ......................................................................... 36
3.9 Teknik Pemeriksaan keabsahan Data ............................................... 39
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan kopi di Indonesia terus mengalami kemajuan

yang cukup signifikan. Beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai

penghasil kopi terbaik di dunia. Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor

unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis

yang relatif tinggi di pasaran dunia (Darsono, 2019:12)

Berdasarkan hal tersebut dengan terjadinya trend perubahan budaya

dalam pola minum kopi memunculkan peluang-peluang usaha bagi para

pebisnis di Indonesia, sehingga saat ini marak membuka usaha warung kopi

atau yang biasa disebut kedai kopi. Budaya minum kopi akhir-akhir ini

semakin masif, ditandai dengan bermunculannya warung-warung kopi, atau

cafe. Budaya Minum Kopi erat kaitannya dengan budaya kita dalam

berkomunikasi, karena pada saat kita menikmati kopi proses komunikasi

akan lebih cair, dan tidak hanya berkomunikasi disini para pengunjung tidak

lagi hanya minum kopi, tapi juga melakukan aktivitas lain seperti merokok,

bernegosiasi barang/jasa dan lain-lain (Khairul, 2019:12).

Usaha warung kopi saat ini banyak diminati oleh masyarakat

khususnya di Kota Sungai Penuh, karena usaha warung kopi salah satu usaha

yang sangat menjanjikan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warung

kopi merupakan tempat yang menyediakan minuman kopi atau yang

sejenisnya yang bersifat sederhana untuk dikonsumsi para pelanggan

1
2

atau parakonsumennya. Dimana- mana sekarang sudah banyak yang

membukausaha warung kopi, karena warung kopi saat ini banyak peminatnya

yang tidak hanya diminati oleh para orang dewasa saja melainkan diminati

juga oleh kalangan anak muda yang menjadikan warung kopi sebagai tempat

untuk berkumpul sama teman-teman. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang

membuat usaha warung kopi (Amalia. 2020:4)

Dalam setiap kegiatan berbisnis atau usaha pasti terjadi persaingan

(competition) diantara setiap pelaku usaha. Pada setiap pelaku usaha berusaha

untuk menciptakan, mengemas, serta memasarkan produk yang dimilikinya

baik itu berupa barang ataupun jasa dengan sebaik mungkin supaya diminati

dan dibeli oleh para konsumen. Salah satunya di Kota Sungai Penuh terdapat

kurang lebih puluhan warung kopi tradisional dan modren berada dalam satu

lokasi. Semakin banyaknya warung kopi yang berdiri di area ini maka akan

semakin terlihat adanya persaingan usaha warung kopi yang semakin ketat.

Yang akan menyebabkan banyak warung kopi yang menawarkan promo atau

lain sebagainya agar supaya menarik pelanggan/konsumen. Selain itu

bagaimana pemilik warung kopi tradisional maupun pemilik warung kopi

modern untuk bergerak cepat dalam hal menarik pelanggan/konsumen dan

juga menyusun strategi kebertahanan usaha mereka, sehingga perlu

mencermati perilaku konsumen dan pelaku bisnis harus mengerti apa yang

menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen (Bestari 2019:3)

Jika ditinjau dari perspektif Islam melarang persaingan bebas yang

menghalalkan segala cara karena bertentang dengan prinsip-prinsip


3

muamalah Islam, yang berarti bahwa persaingan tidak berarti sebagai usaha

mematikan pesaing yang lainnya. Dalam hal persaingan dibatasi oleh kaidah

kaidah Islam dan akhlaq, atau dengan kata lain masih dikendalikan oleh

aqidah, karena dengan aqidahlah seseorang bisa merefleksikan persaingan

yang sesuai dengan ajaran Islam.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

             

 
Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Al- Mulk15)

Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa ketika terpuruk dalam bersaing,

seseorang hendaknya bersabar. Intinya, segala keadaan harus di hadapi

dengan sikap positif tanpa meninggalkan hal-hal prinsip yang telah Allah

perintahkan kepadanya. InsyaAllah perasaan stress atau tertekan semestinya

tidak menimpa pebisnis Muslim. Dalam hal kerja, Islam memerintahkan

setiap Muslim untuk memiliki etos kerja yang tinggi, sebagaimana telah

memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan

landasan ini, persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing

lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha

bisnisnya (Bestari 2019:4)

Berdasarkan Obsevasi awal pada tanggal 23 Juli 2022 bahwa

Persaingan Usaha antara Warung Kopi Modern dengan Warung Kopi

Tradisional di Kota Sungai Penuh penulis melihat bahwa persaingan antara


4

warung kopi modern dengan warung kopi tradisional yakni pada aspek

persaingan usaha meliputi produksi, promosi, tempat, dan harga. Artinya

aspek tersebut bisa dijadikan alat analisis untuk melihat sisi perbandingan

antara warung kopi tradisional dengan warung kopi modern. Keberadaan

warung kopi modern dengan warung kopi tradisional tentu tidak terlepas dari

adanya persaingan usaha, sedangkan persaingan usaha dapat dilihat dari dua

indikator yakni warung kopi tradisional dengan warung kopi modern, dan

persaingan tersebut dapat dilihat dari 7 aspek atau 7P yakni: Product

(produk), Place (tempat), Price (harga), Promotion (promosi), People

(orang), Process (proses), Physical Evidence (bukti fisik).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Persaingan Usaha Antar

Warung Kopi Tradisional Dengan Warung Kopi Modren (Studi Kasus

di Kota Sungai Penuh)”

1.2 Batasan Masalah

Agar pokok permasalah penelitian ini tidak meluas, dalam penelitian ini

perlu rasanya peneliti memberikan batasan terhadap masalah yang akan

diteliti. Fokus kajian permasalahan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

adalah Analisis Persaingan Usaha Antar Warung Kopi Tradisional Dengan

Warung Kopi Modren di Kota Sungai Penuh, Jika ada topik yang meluas

dalam penelitian ini, itu hanya sekedar bahan tambahan yang dimasukkan

oleh peneliti.
5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan akan yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana bentuk persaingan usaha antara warung kopi tradisional

dengan warung kopi modern di Kota Sungai Penuh?

1.3.2 Bagaimana persaingan antara warung kopi tradisional dengan warung

kopi modern Kota Sungai Penuh dalam perspektif ekonomi Islam?.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Mengetahui bentuk persaingan usaha antara warung kopi tradisional

dengan warung kopi modern di Kota Sungai Penuh.

1.4.2 Mengetahui persaingan antara warung kopi tradisional dengan warung

kopi modern Kota Sungai Penuh dalam perspektif ekonomi Islam.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.9.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan keilmuan

bagaimana analisis persaingan usaha antar warung kopi tradisional

dengan warung kopi modren di Kota Sungai Penuh

2. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi pihak yang

berkepentingan untuk mengetahui analisis persaingan usaha antar


6

warung kopi tradisional dengan warung kopi modren di Kota Sungai

Penuh

3.9.2 Manfaat Praktis

1. Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti

sehingga ilmu yang diperoleh dapat di terapkan serta memberikan

masukan yang positif dalam analisis persaingan usaha antar warung

kopi tradisional dengan warung kopi modren di Kota Sungai Penuh

2. Bagi mahasiswa dan pihak IAIN kerinci agar dapat di jadikan

referensi bagi peneliti selanjutnya dan kerangka acuan mengenai

masalah sejenis dan menambah daftar pustakaan skripsi di pustaka

IAIN Kerinci.

3. Untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (S.E) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci.


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Persaingan Usaha

2.1.1 Pengertian Persaingan Usaha

Persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu (competition) yang

artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan,

kompetisi. Sedangkan dalam kamus manajemen, persaingan adalah

usaha dari dua pihak atau lebih perusahaan yang masing-masing bergiat

memperoleh pesanan dengan menawarkan harga atau syarat yang paling

menguntungkan (Hatono dkk, 2010:34).

Dalam persaingan usaha terdapat seperangkat sistem hukum

bersifat memaksa yang mengatur persaingan antar para pelaku usaha,

yang dikenal dengan hukum persaingan usaha. Definisi hukum

persaingan usaha adalah seperangkat aturan hukum yang mengatur

mengenai segala aspek yang berkaitan dengan persaingan usaha, yang

mencangkup hal–hal yang boleh dilakukan dan hal–hal yang dilarang

dilakukan oleh pelaku usaha (Hermansyah, 2009:67).

Dari Definisi di atas dapat dipahami bahwa persaingan dalam

usaha merupakan suatu kegiatan yang lumrah dilakukan para pelaku

usaha dalam menjalankan produksi/pemasaran usahanya baik pada

kegiatan usaha yang sama maupun kegiatan usaha yang berbeda, namun

dalam kegiatan persaingan usaha harus dilakukan secara baik agar tidak

ada yang dirugikan.

7
8

2.1.2 Aspek-aspek Daya Saing

Beberapa keunggulan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan daya saing (Abbas, (2015:248), adalah:

1. Product (Produk)

Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar

kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen

untuk memenuhi kebutuhannya. Produk adalah sekumpulan atribut

yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan,

prestise pabrik, prestise pengeceran dan pelayanan dari pabrik serta

pengeceran mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang

mungkin bisa memuaskan keinginan.

2. Price (Harga)

Penerapan harga bertujuan untuk mencapai memperoleh

keuntungan, penetapan harga sanga tberpengaruh pada penetapan

posisi produknya yang berdasarkan kualitas. Harga merupakan

sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen atau pembeli

untuk mendapatkan produk yang ditawarkan oleh penjual,

penempatan harga jual harus disesuaikan dengan daya beli

konsumen yang dituju dan dengan mempertimbangkan faktor biaya,

laba, pesaing, dan perubahan keinginan pasar.

3. Place (Tempat/Lokasi)

Lokasi yang tidak strategis merupakan salah satu penyebab

rendahnya daya jual industri kecil. lebih lanjut dijelaskan bahwa


9

biasanya lokasi-lokasi usaha yang strategis sudah lebih dahulu

dikuasai oleh pengusaha-pengusaha besar,disamping itu pengusaha

kecil sering berpikir rasional dan tidak mempertimbangkan

keuntungan-keuntungan pemilihan Lokasi.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah salah satu kegiatan di bidang marketing yang

bertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan

mempengaruhi konsumen baik langsung maupun tidak langsung.

Promosi merupakan pemberian informasi kepada masyarakat atau

konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

Tidak hanya itu, kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi

antara perusahaan dengan pelanggan atau konsumen.

5. People (Orang/PelakuJasa)

Orang/Pelaku Jasa (People) Perusahaan yang menyediakan

jasa keberhasilannya dalam menggait konsumen ditentukan dari

kepiawaian petugas dalam melayani konsumen yang hendak

menikmati jasa yang ditawarkan, oleh karena jasa memiliki salah

satu sifat tidak berwujud maka sebuah kewajiban bagi petugas untuk

meyakinkan para konsumennya terlibat langsung dalam menjalankan

segala aktivitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang

peranan penting bagi semua organisasi.


10

6. Process (Proses)

Proses adalah mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan

umuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu

upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktivitas

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk

perusahaan, kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat

penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani segala

kebutuhan dan keinginan konsumen.

7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Physical evidence merupakan suatu hal yang mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang

di tawarkan. Unsur- unsur yang termasuk didalam fisik antara lain

lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan,

perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang

disatukan dengan service yang di berikan seperti tiket, sampul, label,

dan lain sebagainya.

2.1.3 Manfaat Persaingan Usaha

Dalam perspektif nonekonomi bahwa persaingan mempunyai

aspek positif. Ada tiga argumen yang memberikan Manfaat Persaingan

Usaha (Analisa 2014:3). sebagai berikut:

1. Dalam kondisi penjual maupun pembeli terstruktur secara teoretis

(masing-masing berdiri sendiri sebagai unit terkecil dan

independen) yang ada dalam persaingan, kekuatan ekonomi atau


11

yang didukung oleh faktor ekonomi menjadi tersebar dan

terdesentralisasi. Dengan demikian, pembagian sumber daya alam

(SDA) dan pemerataan pendapatan, akan terjadi secara mekanik,

terlepas dari campur tangan kekuasaan pemerintah maupun pihak

swasta yang memegang kekuasaan.

2. berkaitan erat dengan hal di atas, sistem ekonomi pasar yang

kompetitif akan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi

secara impersonal, bukan melalui personal pengusaha atau birokrat.

Dalam keadaan seperti ini, kekecewaan politis masyarakat yang

usahanya terganjal keputusan pengusaha maupun pengusaha tidak

akan terjadi. Dengan kalimat yang lebih sederhana, dalam kondisi

persaingan jika seorang warga masyarakat terpuruk dalam bidang

usahanya, ia tidak akan selalu merasa sakit karena jatuh bukan

kekuasaan person tertentu, melainkan karena suatu proses yang

mekanistik (permintaan penawaran).

3. kondisi persaingan juga berkaitan erat dengan kebebasan manusia

untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam berusaha, pada

dasarnya setiap orang akan mempunyai kesempatan yang sama

untuk berusaha sehingga hak setiap manusia untuk

mengembangkan diri (the right to self-development) menjadi

terjamin. Persaingan bertujuan untuk efesiensi dalam menggunakan

sumber daya, memotivasi untuk sejumlah potensi atau sumber daya

yang tersedia.
12

2.2 Warung Kopi

2.2.1 Pengertian Warung Kopi

Warung adalah usaha kecil milik keluarga yang berbentuk kedai,

kios, toko kecil, atau restoran sederhana. Istilah warung dapat

ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Warung adalah salah satu usaha

mikro dan bagian penting dari kehidupan keseharian rakyat Indonesia.

Sementara warung yang menjual makanan pada umumnya dapat

menjual makanan sederhana dan kopi. Istilah warung juga merujuk

kepada toko atau kedai, dan menjadi dasar istilah lain. Termasuk pada

warung kopi, diadopsi dari kata warung yang dibubuhi kata kopi

(Kementrian Perindustrian RI, 2017)

Warung dapat dikatakan sebagai bentuk perusahaan kecil atau

perorangan, warung kopi yang dijalankan semata-mata untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari pemiliknya dan hanya mempekerjakan

keluarganya. Berdasarkan pada pengertian warung yang dibubuhi kata

kopi pada kata selanjutnya, maka dalam penelitian ini penulis

memberikan batasan yang jelas tentang warung kopi yang akan menjadi

bahan penelitian di lapangan. Warung kopi adalah tempat disediakannya

minuman kopi atau sejenisnya yang sifatnya sederhana untuk

dikonsumsi pelanggan (Hafsah, 2019:133)

Warung kopi menjadi ikon lama bagi para pemuda yang berada

dikota besar maupun kota yang berkembang yang ada untuk melakukan

interaksi, baik berupa pertemuan yang membincangkan hal yang serius


13

maupun yang sifatnya Cuma bercandaan. Dan menghabiskan waktu

luang tetapi ada juga beberapa warung kopi dipakai sebagai tempat

untuk mendapatkan fasilitas tertentu yang biasa disebut dengan wifi

yang mampu menyambungkan laptop dan handphone (hp) ke akses

internet yang tidak menutup mata akan perkembangan zaman.

Perkembangan warung kopi saat ini terbilang pesat dan menjamur

hampir di seluruh kota Manado mempunyai warung kopi.

2.2.2 Sejarah Warung Kopi dan Kopi

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses

pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal

dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya

kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah

kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa

Turki dan kemudian berubah lagi menjadi coffie dalam bahasa Belanda.

Penggunaan kata coffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia

menjadi kata kopi yang dikenal saat ini (Hafsah, 2019:137)

Pengembangan kopi mulai dilakukan juga hampir di seluruh

Pulau Jawa dan wilayah lainnya, seperti Sumatera, Bali, Sulawesi, dan

Kepulauan Timor. Seiring dengan perkembangan itu, masyarakat

Indonesia menjadi gemar minum kopi. Industri kopi di Indonesia masa

lampau mengalami pasang surut. Setelah “kejayaan tanam paksa”,

kejatuhan industri kopi dimulai ketika serangan penyakit karat daun

yang melanda pada tahun 1878. Jawa Barat merupakan wilayah


14

terparah akibat serangan hama penyakit tersebut. Wabah ini membunuh

nyaris semua tanaman kopi arabika yang tumbuh di dataran rendah.42

Sedikit yang tersisa dari kejayaan perkebunan kopi Indonesia,

adalah kopi arabika yang masih tersisa di wilayah Jawa Barat, antara

lain di perkebunan Gunung Malabar-Pangalengan Kabupaten Bandung.

Secara geografis wilayah tersebut memiliki ketinggian 1.400–1.800

meter di atas permukaan laut (m dpl), suhu udara 15-21℃, serta curah

hujan 2.000 mm/tahun. Kondisi tersebut merupakan lahan dan iklim

yang sangat cocok untuk produktivitas Kopi Arabika.

Budaya minum kopi semakin marak oleh karena itu

perkembangan warung kopi sebagai sebuah institusi sosial mulai

meningkat sejak perubahan politik, ekonomi dan menciptakan

meningkatnya usaha warung kopi. Perkembangan warung kopi ini

sendiri semakin berkembang dengan pesat, warung kopi merupakan

komoditi baru di dunia usaha di kota manado di lihat dari antusias

masyarakat melakukan kegiatan di warung kopi.

2.2.3 Karakteristik warung kopi Tradisional dengan warung kopi

Modern

Dalam perkembangan warung kopi memiliki tempat tersendiri

bagi para penikmatnya. Seiring dengan perkembangan zaman warung

kopi terus bertransformasi, bersamaan dengan timbul lah gaya hidup

baru dan sanagt memepengaruhi budaya konsumtif dalam masyarakat

kota Manado khususnya para remaja dan mahasiswa, hal ini tergambar
15

dari menjamurnya serta banyaknya warung kopi yang tergolong masih

baru dengan konsep warung kopi mulai dari model tradisional hingga

modern.

Perbedaan karakteristik warung kopi Tradisional dengan warung

kopi Modern adalah warung kopi Tradisional ialah warung kopi yang

masih utuh berjalan dari tahun 90-an hingga sekarang, dekorasi

tempatnya masih seperti biasa bahkan tidak mewah sama sekali. Untuk

fasilitas warung kopi tradisional sangat sederhana, hanya terdiri dari

bangku dan meja biasa,untuk menu warung kopi tradisional tidak

banyak macam pilihan hanya kopi hitam yang diseduh dengan air panas

dan dicampur dengan gula atau susu, dalam penyajian kopinya,

biasanya hanya menggunakan gelas kecil dan piring kecil untuk

alasnya, dibandingkan dengan warung kopi Modern kebanyakan

berjalan baru dari tahun 2016, dari segi ruangan warung kopi Modern

terkesan mewah dan tertata rapih dan juga warung kopi Modern lebih

menonjolkan kopi dengan inovasi yang baru, lalu secara fasilitas

warung kopi modern dilengkapi dengan layanan internet gratis

digunakan konsumen selama berada di warung kopi tersebut.

2.3 Persaingan Usaha Warung Kopi

Perekonomian merupakan salah satu bentuk sektor yang paling

penting dalam suatu negara. Perekonomian juga salah satu bentuk tolak ukur

pemerintah untuk membuat suatu kebijakan guna mencapai kemakmuran

rakyatnya terutama pada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Untuk
16

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini menjadi salah satu kekuatan

untuk mengatasi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat

menjadi kekuatan pada pendapatan suatu rumah tangga ataupun pada negara.

Pada era sekarang ini dalam setiap kegiatan berbisnis atau usaha pasti terjadi

persaingan (competition) diantara setiap pelaku usaha (Setiawan, 2018: 16)

Persaingan berasal dari bahasa inggris yang merupakan competition

yang berarti persaingan itu sendiri atau disebut dengan kegiatan

berkompetisi, bersaing serta bertandingan. Seiring berjalannya waktu

bahwa persaingan usaha saat ini sudah semakin ketat. Untuk menghadapi

persaingan usaha setiap pelaku usaha haruslah bisa mengerti dan membaca

apa yang diinginkan oeh para konsumennya karena sebetulnya yang dibeli

oleh para konsumen yaitu semata – mata bukanlah hanya produk yang hanya

dalam bentuk fisiknya saja melainkan adanya manfaat yang dibutuhkan dan

keinginan konsumen yang ditawarkan dalam produk tersebut. Untuk

mewujudkan tujuan dari pelaku usaha yang menginginkan usahanya bisa

sukses dan lebih berkembang lagi yaitu harus bisa mempertimbangkan apa

saja yang sedang dibutuhkan dan apa saja yang diinginkan oleh para

konsumennya. Oleh karena itu setiap pelaku usaha harus memiliki sebuah

perbedaan dari usaha yang lainnya agar bisa bersaing dalam memperebutkan

para pelanggan atau konsumennya dan untuk setiap pelaku usaha harus

memperhatikan dinamika apa yang terjadi agar mereka bisa mengikuti

persaingan usaha supaya tidak mengalami kekalahan dalam bersaing.


17

Oleh sebab itu pada setiap pelaku usaha berusaha untuk menciptakan,

mengemas, serta memasarkan produk yang dimiliki baik itu berupa barang

ataupun jasa dengan sebaik-baik mungkin supaya diminati dan dibeli oleh

para pelanggan. Seseorang yang menjalankan suatu usaha tentu saja selalu

memiliki berbagai hal persaingan yang dialami bagi para pesaingnya. Dalam

suatu persaingan atau kompetisi ini merupakan proses sosial yang dimana

melibatkan individu maupun kelompok yang saling bersaing antara para

penjual yang sama-sama berusaha dalam satu bidang yang sama guna

mendapatkan sebuah keuntungan dalam pangsa pasar dan dalam jumlah

penjualannya (Khoirunisa‟2016: 10)

Sedangkan arti dari pesaing itu sendiri merupakan suatu perusahaan

atau lapangan usaha yang menghasilkan ataupun menjual barang atau jasa

yang sama atau mirip dengan produk perusahaan ataupun lapangan usaha

yang lainnya. Maka hampir tidak ada suatu hal yang tidak mengalami

kompetisi atau persaingan, termasuk dunia usaha yang tentunya memiliki

persaingan. Salah satunya sekarang yang memiliki banyak pesaing didunia

usaha yaitu persaingan usaha warung kopi.

Warung merupakan salah satu usaha mikro milik keluarga yang bisa

dikatakan sebagai perusahaan kecil atau perorangan yang berbentuk kedai,

kios, toko kecil yang menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari

seperti menjual makanan yan pada umumnya menjual makanan sederhana

seperti pisang goreng, kopi dan lain sebagainya. Istilah warung juga merujuk

pada toko atau kedai dan menjadi dasar istilah lain. Termasuk dengan warung
18

kopi yang diadopsi dari kata warung yang ditambahi dengan kata kopi.

warung kopi merupakan suatu tempat yang menyediakan minuman kopi atau

yang sejenisnya yang bersifat sederhana yang untuk dikonsumsi para

pelanggan atau para konsumennya.

Warung kopi menjadi salah satu ikon lama bagi para pemuda yang

berada di kota-kota maupun di pedesaan untuk melakukan interaksi baik

berupa pertemuan yang membincangkan hal yang serius maupun yang hanya

bercanda saja dan menghabiskan waktu luangnya. Selain itu ada beberapa

warung kopi yang dipakai sebagai tempat untuk mendapatkan fasilitas

tertentu yang biasanya disebut dengan free wifi yang mampu

menyambungkan handphone ataupun laptop ke akses internet. Perkembangan

usaha warung kopi saat ini terbilang berkembang sangat pesat, dengan

banyaknya usaha warung kopi maka terjadilah persaingan usaha antar pelaku

usaha warung kopi. Adanya Persaingan yang begitu ketat maka mendorong

kita agar kompetitif yang berarti kita harus mampu bersaing dengan orang

lain yang berarti kita harus mempunyai pemikiran yang positif dan optimis,

supaya kita siap dan mampu untuk mencapai tujuan apa yang sudah kita

inginkan (Qastari, 2016:144)

2.4 Penelitian Relevan

Peneliti mengacu pada beberapa penelitian yang relevan untuk

mendukung asumsi dari penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Yanita Hendarti (2016), skripsi dengan judul “melakukan penelitian tentang

“Warung Kopi HIK Bertahan Dalam Persaingan Usaha di Kota


19

Karanganyar” Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh pedagang warung Kopi HIK

(pedagang pendatang dari luar kota Karanganyar) supaya mampu untuk

bertahan dalam menghadapi persaingan usaha yang berada di kota

Karanganyar. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pada

hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa hampir diseluruh jalan

protokol yang berada di kota Karanganyar ada pedagang Kopi HIK.

Selain pedagang warung HIK mereka juga mempunyai pesaing lain yaitu

warung makan remanen dan warung makan permanen. Pedagang warung

Kopi HIK mampu bersaing terbukti bahwa setiap tahunnya mengalami

peningkatan secara signifikan. Mereka bisa bertahan dan berkembang

dalam mengadapi persaingan usaha ini didorong dari segi keterampilan,

semangat kerja yang tingi dan modal sosial yang berperan diantara

pedagang warung Kopi HIK.

2. Rizky Ikhwan 2018), skripsi dengan judul” “Analisis Perancangan Strategi

Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy Untuk meningkatkan Penjualan

Dalam Persaingan Bisnis (Studi Kasus di Kedai Kopi Nongkring)”.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui startegi apa yang tepat

untuk digunakan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif. Metode yang diterapkan yaitu metode Blue Ocean

Strategy. Berdasarkan dari penelitian ini dijelaskan bahwa strategi yang

tepat untuk digunakan di kedai kopi nongkring yaitu strategi yang

memberikan fasilitas untuk sekolah barista bagi pemula, menambah


20

variankopi dan menu baru yang selama ini belum ada. Selain itu harus

mengurangi atribut nilai pembeli yaitu harga suatu produk dan atribut

yang perlu untuk diingat yaitu inovasi produk, kualitas produk, kualitas

bahan dan juga kenyamanan tempat.

3. Sintia Afriyanti dkk (2018). Jurnal dengan judul “Studi Strategi

Pemasaran Terbaik Berdasarkan Perilaku Konsumen Dalam

Menghadapi Persaingan Antar Kedai Kopi di Jatinangor”. Tujuan dari

penelitian ini yaitu guna menentukan suatu pemasaran berdasarkan pada

perilaku konsumen di kedai kopi tersebut. Pada penelitian ini

menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa parakonsumen data berkunjung di Balike Coffe untuk merasakan

nikmatnya kopi sedangka di balad Coffe Wornk untuk menikmati suasana

yang telah ditawarkan yang berarti para konsumen puas berada di Balike

Coffe. Apabila suatu saat terjadikenaikan harga maka konsumen akan

tetap membelinya, karena ciri khas dari Balike Coffe ini adalah jenis

kopinya yang berasal dari Jawa Barat. Sedangkan Balad Coffe Work ini

mempunyai keunggulanlebih dari jenis kopinya tidak hanya dari

nusantara melainkan dari luar negeri juga. Sehingga pada persaingan

tersebut terjadi fluktuasi penjualan. Lalu strategi untuk meningkatkan

omzet maka dilakukannya strategi produk, harga, lokasi dan promosi.

2.5 Kerangka Teori

Menurut Sugiyono (2017:123), kerangka berfikir merupakan model

konseptual bagaimana teori berhubungan dengan telah dirumusan masalah


21

sebagai masalah penting. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Usaha Warung Kopi

Persaingan

Peraingan Menurut
Bentuk Persaingan
Ekonomi ISlam

Data Kualitaitif

Analisis Data

Hasil Penelitian

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Metode dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan (Field Research). Dimana peneliti ini menitik beratkan


22

pada kualitas data atau lebih fokus pada pengamatan dari masalah-masalah

yang terjadi sehingga peneliti ini bertumpu pada data yang diperoleh dari

lapangan selanjutnya dilakukan analisis (Moloeng, 2012:4). Penelitian ini

ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau

perspektif partisipan. Partisipan adalah orang–orang diajak wawancara, di

observasi, dimintai memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pada

dasarnya penelitian ini meneliti tentang fenomena pengalaman sosial manusia

dilihat dari sudut pandang partisipan dengan mendeskripsikannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagain metode alamiah. (Sugiyono. 2012:13)

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian merupakan objek penelitian diamana kegiatan

penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk

mempermudah atau memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam

penelitian. Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian di Kota Sungai Penuh,.


23
Sebagai lokasi penelitian yaitu karena di belum pernah diadakan penelitian

yang serupa khususnya mengenenai Analisis Persaingan Usaha Antar Warung

Kopi Tradisional Dengan Warung Kopi Modren.

1.3 Objek dan Subjek Penelitian


23

Adapun yang menjadi subjek dan objek peneitian (Sugiyono, 2011:80),

adalah sebagai berikut:

1.3.1 Objek Penelitian

Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok

pembicaraan. Dengan kata lain objek penelitian adalah sesuatu yang

menjadi fokus dari sebuah penelitian. Objek inilah yang akan dikupas

dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan

objek penelitian. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah

permasalahan yang diteliti, yaitu Pemilik Warung Kopi.

1.3.2 Subjek Penelitian

Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu

penelitian. subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat

beberapa nara sumber atau informan yang memberikan informasi

tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Sedangkan Subjek dalam penelitian ini adalah Analisis Persaingan

Usaha Antar Warung Kopi Tradisional Dengan Warung Kopi Modren

di Kota Sungai Penuh,

1.4 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah informan yang bisa memberikan informasi

dan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. (Arikunto, 2016:76). Pada

penelitian ini penulis mengambil objek yang dijadikan informan penelitian

adalah orang-orang yang bisa memberikan data dan informasi valid sebagai
24

bahan informasi dan penelitian. Sedangkan data informan dapat dilihat pada

tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1
Informan Penelitian

No Informan Keterangan
1 Pemilik Kopi Tradisioanl 1 Orang
2 Pemilik Kopi Modren 1 Orang
3 Karyawan 2 Orang
4 Konsumen 5 Orang
Jumlah 10 Orang
Sumber Data : Pemilik Warung Kopi Sunga Penuh Tahun 2022

Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi informan pada

penelitian ini mencakup, Pemilik Kopi Tradisioanl, Pemilik Kopi Modren,

Karyawan dan konsumen Jadi informan berjumlah keseluruhan yaitu 10

informan.

1.5 Jenis Data

Sumber data adalah tempat atau orang dimana data diperoleh.

Sedangkan fakta adalah yang dijasing berdasarkan kerangka teoritis tertentu.

adapun sumber data yang dipakai penelitian ini (Muhadjir, 2017:79), adalah

sebagai berikut:

1.5.1 Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang memberikan informasi

secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan

masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang dicari. Dengan

demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil
25

dari sumber yang pertama berupa hasil wawancara dengan Karyawan

Pemilik Kopi Tradisioanl dan Pemilik Kopi Modren.

1.5.2 Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi

bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data

ini disebut juga data tidak langsung. data sekunder dalam penelitian ini

adalah data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan

dengan kebijakan restrukturisasi pembiayaan murabahah bermasalah,

seperti buku-buku jurnal yang relevan dengan pembahasan, serta

sumber yang lain berupa hasil laporan penelitian yang masih ada

hubungan dengan tema yang dibahas sebagai pelengkap. Data tersebut

adalah bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis yang dapat

dibagi atas sumber majalah ilmiah.

1.6 Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode-

metode penggalian data (Arikunto, 2016:122), adalah sebagai berikut:

1.6.1 Observasi

Objek penelitian merupakan sesuatu yang mejadi perhatian

dalam sebuah penelitian karena objek penelitian merupakan sasaran

yang hendak dicapai untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari

permasalahan yang terjadi, dengan kata lain objek penelitian adalah

sesuatu yang menjadi fokus dari sebuah penelitian. Objek inilah yang

akan dikupas dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan teori-teori yang


26

sesuai dengan objek penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah

permasalahan yang akan diteliti, yaitu Analisis Persaingan Usaha

Antar Warung Kopi Tradisional Dengan Warung Kopi Modren Kota

Sungai Penuh.

1.6.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview

kepada beberapa orang yang bersangkutan. Metode wawancara dalam

konteks ini berarti proses memperoleh suatu fakta atau data dengan

melakukan komunikasi langsung (tanya jawab secara lisan) dengan

responden penelitian, baik secara bertatap muka atau menggunakan

teknologi komunikasi (jarak jauh). Dalam interview dilakukan dengan

cara teknik wawancara bebas.

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa nara sumber

yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai analisis

kebijakan restrukturisasi pembiayaan murabahah bermasalah. Dengan

adanya data diperoleh secara mendalam, yang interview bisa bisa

mendapatkan data awawancara secara lebih luas, pertanyaan yang tidak

jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna

1.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan

percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan

interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan kontek rekaman

peristiwa tersebut. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh dari bukti, atau
27

laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumen), jurnal, dan

buku-buku lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

yang dijadikan sebagai bahan perbandingan.

1.7 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi alat/instrumen penelitian (Muhadjir,

2017:104), adalah sebagai berikut:

1.7.1 Alat perekam, peneliti menggunakan voice recorder dari handphone

untuk merekam saat berlangsungnya wawancara dengan subjek dan

menggunakan kamera digital untuk memfoto berbagai ekspresi yang

dimunculkan subjek. Hal ini dilakukan memudahkan mengulang

kembali hasil wawancara dan meminimalisir terjadi bias peneliti.

1.7.2 Alat tulis seperti pulpen dan buku kecil untuk mencatat sesuatu yang

berkaitan dengan jalannya penelitian.

1.8 Teknik Analisis data

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh (Sugiyono, 2012:98). Aktivitas analisa data adalah sebagai berikut:

1.8.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulan data di

lapangan baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi.

Data-data tersebut diperoleh dari sumber-sumber yang telah dipilih.


28

1.8.2 Data Reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini bertujuan untuk

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang

penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini

berlangsung terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai

1.8.3 Data Display (penyajian data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

menemukan suatu makna dari kata-kata yang diperoleh, kemudian

disusun secara sistematis dan logis dari bentuk informasi yang

kompleks menjadi sederhana namun selektif sehingga bisa lebih mudah

dipahami. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif

1.8.4 Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)

Mengambil kesimpulan merupakan langkah analisis setelah

pengolahan data. Kesimpulan yang diambil mungkin masih terasa kabur

dan diragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi kesimpulan

tersebut dengan mencari data-data lain yang dapat mendukung

kesimpulan tersebut serta mengecek ulang data-data yang telah

diperoleh.

Keempat langkah dalam proses analisa data kualitatif tersebut

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana suatu langkah
29

merupakan hal yang harus dilakukan untuk menuju langkah selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bagan berikut:

Pengumpulan Data

2 3

Reduksi Data Penyajian Data

Verifikasi/Penarikan
Kesimpulan

Gambar 3.1 Langkah Analisis Penelitian Kualitatif

Keterangan :

: Langkah berikutnya

: Langkah berikutnya bisa kembali ke langkah sebelumnya

: Jika diperlukan

Dengan model analisis ini maka kegiatan selama penelitian harus

bergerak diantara empat sumbu kumparan itu, yaitu bolak balik diantara

kegiatan pengumpulan data, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.

Aktivitas yang dilakukan dengan proses itu komponen-komponen tersebut

akan didapat yang benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan

yang diteliti. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan

secara deskriptif, yaitu dengan jalan apa adanya sesuai dengan masalah

yang diteliti dan data yang diperoleh. Kemudian diambil kesimpulan dan
30

langkah tersebut tidak harus urut tetapi berhubungan terus menerus

sehingga membuat siklus.

1.9 Teknik Pemeriksaan keabsahan Data

Triangulasi pengujian kredibilitas diartikan sebagai upaya pengecekan

data dalam suatu penelitian dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data,

satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi

tanpa melakukan pengecekan kembali. Dalam penelitian ini digunakan tiga

triangulasi, (Muhadjir, 2017:124), adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sumber data yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah Petugas Bank Nagari Tapan dan

Nasabah Bank Nagari Tapan.

2. Triangulasi Metode

Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Jika data yang

dihasilkan berbeda maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut

kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan

data mana yang dianggap paling benar. Dalam triangulasi metode ini

peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3. Triangulasi waktu.

Waktu juga memengaruhi kredibilitas data. Dalam melakukan


31

pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik dalam waktu yang berbeda.

Hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya.

DAFTAR PUSTAKA

.
Agus Rusmana Ute Lies, Rully Khairul, (2019). Komunikasi Budaya Dan
Dokumentasi Kontemporer Bndung: Unpad Press
32

Ahmad Rafdi Qastari, (2016) Persaingan Usaha Kafe Dan Warung Kopi Di Kota
Watampone” (Makassar: Universitas Hasanuddin

Alfi Khoirunisa‟(2016) Persaingan Antar Pengusaha Roti Bakery Di Desa


Sonoageng Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Ditinjau Dari Etika
Bisnis Islam” Skripsi Kediri: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri STAIN.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ashmarita Suardi,Wa Ode Sitti Hafsah, 2019 Strategi Pengusaha Warung Kopi
Dalam Mempertahankan Eksistensinya Di Kota Kediri‟, Jurnal Sosial Dan
Budaya, Vol. 1 No. 3

Asri Amalia. 2020 Analisis Persaingan Usaha Warung Kopi Di Kecamatan


Prambon Kabupaten Sidoarjo, skripsi Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya

Christianto Irawan, 2014 Analisa Pengaruh Marketing Mix 7P Terhadap


Keputusan Pembelian Di Folks Coffe Shop and Tea House Surabaya’,
Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol 2 No 1 Desember

Firdayanti Abbas, 2015 Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen


Pada Home Industry Moshimoshi Cake Samarinda)‟, E-Jurnal Adbisnis, 3

Galih Candra Setiawan, 2018 persaingan Usaha Menurut Hukum Positif Dan
Hukum Studi Kasus Toko Pakaian Jalan Diponegoro Tulungagung Skripsi
Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri IAIN)

Hermansyah, 2009. Pokok Pokok Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia Jakarta:


kencana

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2017 „Peluang Usaha IKM Kopi

Moleong, Lexy. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja


Rosdakarya.

Noeng Muhadjir, (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:


Rakesarasin.

Sri Rejeki Hatono dkk, (2010) Kamus Hukum Ekonomi Bogor: Ghalia Indonesia,

Sri Tjodro Winarnom dan Darsono, (2019) Ekonomi Kopi Rakyat Robusta Di
Jawa Timur (Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : Alfabeta.


33

Vera Junian Bestari (2019). Perbandingan Warung Kopi Tradisional Versus


Modern (Sebuah Analisis Terhadap Konsep Responsif Gender) Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 4, Nomor 3: 1-12 September

Anda mungkin juga menyukai