Anda di halaman 1dari 12

Filsafat

Ruwetisme
Mazhab Gedangan

Akpres Studie Grup


Eksistensialisme Adalah Humanisme (Jean
Paul Sartre)
• Sartre meyakini bahwa eksistensi manusia mendahului esensi
(makna) hidup. Manusia lahir dan memiliki kebebasan untuk
menentukan makna dan pilihan hidupnya
L'homme est condamné à être libre (manusia dikutuk untuk bebas) membuat manusia memiliki
kebebasan dalam menentukan esensinya namun saat menentukan kebebasan tersebut, manusia
diperhadapkan pada berbagai kemungkinan yang dapat dikerucutkan pada baik dan buruk yang
harus dipertanggung jawabkan oleh sang manusia.
Manusia adalah neraka bagi sesamanya membuat manusia harus mempertanggungjawabkan
kebebasannya agar tidak merugikan sesamanya
Mauvaise foi (Sikap tidak otentik) membuat manusia bersikap/menanggalkan kebebasannya untuk
berkompromi dalam sistem bermasyarakat seperti aturan, norma, hukum, agama dsb
Hilangya nilai kemanusiaan dalam perspektif
eksistensialisme
• Nilai kemanusiaan dalam perspektif eksistensialisme (Sartre) adalah
mahluk yang bebas namun kebebasan itu adalah kutukan yang dapat
menjadi neraka bagi sesamanya.
• Kasus seperti kekerasan, kriminalitas dsb merupakan bentuk disaat
manusia menjadi neraka bagi sesamanya karena tidak mampu
bertanggung jawab atas kebebasannya.
Dekontruksi (Derrida)
• Pemikiran ini menekankan pada tindakan oleh seseorang untuk
membongkar dan mempertanyakan sebuah objek atau hal yang
telah tersusun rapi, kompleks dan dianggap sebuah kebenaran.
• Dekontruksi bukan dekstruksi yang berarti menghancurkan yang
selama ini dianggap mapan namun dekontruksi adalah membuka
makna yang lain untuk membuka atau membangun makna baru
Dekontruksi Dalam Menulis Ulang Sejarah
• Penulisan narasi sejarah penuh akan kepentingan (ideologis, politik,
ekonomi, pendidikan dsb)
• Sejarah adalah ilmu yang bersifat subjektif (bukan eksak) sehingga
banyak sekali versi-versi dalam narasi sejarah
• Sejarah akan selalu mengalami dekontruksi dan rekontruksi karena
sejarawan membaca jejak yang bermacam-macam sesuai persepsi
mereka sendiri-sendiri.
• Narasi sejarah yang dibangun kerap kali bersifat merugikan beberapa
pihak
Contoh dekontruksi sejarah
• Menulis ulang sejarah G30s/PKI yang ditulis oleh rezim orba dan
berfungsi sebagai legitimasi kekuasaan orde baru. Orde baru
membangun mitos sejarah yang merugikan “mereka” .
• SNI jilid 6 yang narasi sejarah terlalu berpihak pada kepentingan rezim
orba.
• Gerakan sejarawan Indonesia (Sartono Kartodirjo, Muhammad Yamin
dll) dalam membangun historiografi Indonesia menggantikan
historiografi kolonial yang bersifat Eropasentris.
Rasio Komunikatif (Habermas)
• Perbincangan rasional antar manusia melalui argumentasi, diskusi,
serta musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama (konsensus)
tanpa adanya campur tangan dari pihak luar). Melalui perbincangan
ini tentu untuk mencapai konsensus, para subjek yang terlibat harus
menghilangkan dominasi satu sama lain sehingga dalam ruang diskusi
tidak ada dominasi.
Budaya Cangkruk’an Masyarakat Industrialis
• Faktor munculnya budaya cangkruk’an 1) Masyarakat mencari
suasana baru. 2) Minimnya ruang publik di kota yang dapat mewadahi
untuk bertemu, bertukar gagasan dan sekedar melepaskan penat.
• Melalui budaya cangkrukan, setiap warga mengidentifikasi diri secara
netral (tidak membawa stratifikasi sosial, jabatan yang melekat pada
dirinya), tanpa ada kekhawatiran ada perlakuan diskriminatif dan
ketidakdilan sosial
Post-Kolonialisme
• Postkolonial rancangan teoritis untuk mendekonstruksi pandangan
kaum kolonialis Barat (disebut dengan kaum orientalis) yang
merendahkan Timur atau masyarakat jajahannya (Negara dunia
ketiga).
• Postkolonial adalah melawan sisa-sisa dampak dari terjadinya
kolonialisme dalam pengetahuan termasuk pada sisi kultur.
• Mengubah mental inlander
Penulisan Sejarah
Pakai pendekatan dekontruksi
• Membangun historiografi yang Indonesiasentris guna menghilangkan
pengaruh historiografi kolonial yang Eropasentris
• Historiografi kolonial bertujuan untuk melegitimasi kekuasaan bangsa
kolonial di wilayah jajahan
Hegemoni
• Hegemoni merupakan konsep pemikiran yang digagas oleh Antonio
Gramsci, pemikiran ini apabila dipahami secara sederhana adalah
bentuk melegitimasi kekuasaan oleh penguasa kepada yang dikuasai
tanpa disadari entah itu oleh yang dikuasai atau dua pihak secara
tidak sadar.
• Penguasaan ini dilakukan bukan melalui kekerasan atau kebijakan
yang bersifat represif dan terang-terangan namun secara terstruktur
dan sistematis sehingga sulit untuk sadar bahwa telah dikuasai.
Hegemoni
• Negara ke Rakyat
• Doktrinasi ideologi (media massa, pendidikan)
• Hegemoni melalui pendidikan untuk menciptakan masyarakat yang tunduk
dan tidak melawan
• Melalui kebijakan atau undang-undang
• Pakai contoh orba lah lebih gampang
• Laki-laki vs Perempuan
• Beauty Industrial Complex
• Budaya patriarki (pembatasan gerak perempuan di ruang publik)

Anda mungkin juga menyukai