Kuliah ke-15
Pendahuluan
Studi poskolonial disebut “posko” (pascakolonial)
Studi ini menawarkan perspektif baru dlm menganalisis
dominasi neg. Barat (superior) terhadap neg. Timur yg
diposisikan inferior yg tertindas
Studi poskolonial mencoba menganalisis posisi neg. Timur
akibat dominasi budaya Barat
Studi ini lahir pd paruh kedua abad ke-20 (relatif baru)
Secara definitive teori postcolonial lahir sesudah kebanyakan
Negara-negara terjajah memperoleh kemerdekaannya.
Teoretikusnya: Edward Said, Gayatri Cakravorty Spivak, Frantz
Fanon dan Homi K. Baba.
Edward Said
Mengemukakan konsep Orientalisme sebagai konsep
kunci poskolonial
Said berpendapat bahwa Barat tdk akan ada tanpa
ada Timur dan sebaliknya, dua kelompok tersebut
bersifat komplementer
Konsep Timur diciptakan oleh Barat yg diposisikan
sebagai dlm tempat yg lebih rendah, terbelakang,
irasional, tradisional dan militer sedangkan Barat
karakteristiknya sebagai dunia yg unggul progresif,
rasional dan sipil.
Theory poscolonial muncul sebagai oposisi dari teori kolonial, yang sering
diidentikkan dengan oposisi biner dari colonial atau oksidental. Oksidentalisme
(barat) sebagai ikon Negara colonial (penjajah), sedangkan oriental atau timur
sebagai Negara-negara yang dijajah (discolonisasi). Istilah orientalisme menurut
Edward Said dapat didefinisikan dengan tiga cara yang berbeda.
1) Memandan orientalisme sebagai mode atau paradigma berpikir epistemology
dihasilkan (dikonstruksi) oleh bentuk tertentu kekuasaan dan pengetahuan
colonial.
2) Orientalisme dapat juga dipahami sebagai gelar akademis untuk
menggambarkan serangkaian lembaga, disiplin dan kegiatan ilmiah terdapat
pada universitas barat yang peduli pada kajian masyarakat dan kebudayaan
masyarakat timur.
3) Melihat orientalisme sebagai lembaga resmi yang pada hakikatnya peduli pada
timur.
Menurut Said, orientalisme pada awalnya muncul
dalam kristianitas sebagai konsep penting misionaris
dan control mereka pada yang lain melalui
pengetahuan.
Suatu discoursus dimana konsep kepentingan,
kekuasaan dengan pengetahun melebur, pandangan
ini akhirnya meruntuhkan konsep epistimologi
pondasional (positipis) terutama tentang ilmu bebas
nilai. Orientalisme adalah kultur timur sebagai hal
yang kontras dengan kultur barat
Edward Said mengemukakan bahwa
hadirnya revolusi kesadaran yang luar
biasa dalam kesadaran kaum
perempuan, kaum minoritas, serta
golongan marjinal berpengaruh secara
langsung pada pemikiran mainstream di
seluruh dunia
Edward Said mengemukakan bahwa Orientalisme berkaitan dengan
tiga fenomena yang saling berkaitan